Refan menemui tuan bisma setelah mendapat telpon darinya. Refan Melangkah masuk keruang private room di sebuah restoran mewah.
Refan duduk dihadapan Tuan Bisma Ayah Leon. Menatap lekat lelaki paruh baya didepannya yang sudah memberinya kehidupan yang layak sampai saat ini
Dengan menarik Nafasnya dalam-dalam tuan Bisma mencari kata yang tepat untuk mengatakan kebenaran yang sesungguhnya.
"Refan. "Panggilnya dengan suara tegas. Ia lalu menatap wajah Refan dengan seksama mengumpulkan keberaniannya untuk berkata jujur karna ia tau Pria didepannya tidak ingin mengungkit masa lalu nya yang suram.
Refan masih dalam diamnya menunggu kata yang ingin tuan Bisma katakan.
"Ayahmu sedang sakit dan ingin bertemu dengan mu." Ucap tuan Bisma pelan dan menunggu reaksi dari Refan.
Diam beberapa saat, Alisnya terangkat sebelah kemudian membalas tatapan pria paruh baya didepannya. Seolah mengatakan dari mana tuan Bisma tau Ayahnya.
"Dari mana Tuan tau Ayah ku." Akhirnya Refan pun menanyakan nya.
Pria paruh baya itu diam memikirkan kembali kata untuk Refan, takut jika Refan akan salah faham terhadap nya.
"Sebenarnya saya.." Tuan Bisma terlihat menjedah ucapannya masih belum berani mengeluarkan kata kata melihat raut wajah Refan yang sudah berubah.
"Sebenarnya Ayahmu lah yang membantumu selama ini mengeluarkan mu dari penjara membiayai kuliah mu sampai selesai S2. Saya hanya lah Pelantara, Saya dan Ayahmu bersahabat dia memintaku untuk menjagamu .Ayahmu yang melakukan semuanya, Dia yang melindungi mu selama ini. " Tutur Ayah Leon
Hening tak ada sahutan dari Refan, Pria itu Nampak memikirkan semuanya, Entahlah Apa yang dirasakan Refan saat ini.
" Bagaimana keadaannya sekarang." Akhirnya Refan menanyakan keadaan Ayahnya meskipun masih bersikap dingin.Namun ketahuilah sikap tenangnya Refan saat ini Ada rasa terkejut didalamnya yang hanya ia yang tau. ia tak menampakkan didepan Ayah Leon
"Ayahmu jatuh sakit saat mengetahui kejahatan istrinya. Dia sangat menyesal telah mengusirmu waktu itu." kata Tuan Bisma
Refan masih tak ada reaksi Apa apa. ia tidak tau harus berkata apa .
"Baiklah Aku ingin menemuinya tapi tidak sekarang." setelah mengatakan itu Refan kemudian meninggalkan Ayah Leon begitu saja Antara kecewa dan merasa di bohongi selama ini.
Refan berjalan tanpa arah tujuan ia terlihat seperti orang kebingungan setelah mendengar perkataan Ayah Leon, Refan mendadak jadi pendiam. Namun diamnya hanya memikirkan bagaimana caranya bersikap jika bertemu dengan Ayahnya Nanti.
Refan tak langsung pulang ia menemui sahabatnya Deni di perusahaannya. Saat ini Refan butuh seseorang untuk menenangkan pikirannya, ia tidak ingin membebani istrinya dengan masalah yang ia hadapi saat ini.
"Wajah kusut seperti itu, Kenapa.? Bukankah istrimu sudah kembali.? "Tanya Deni melihat raut wajah sahabatnya sedikit murung.
Hingga detik ini Refan belum berkata apa apa, Hanya diam seolah semua perkataan Ayah Leon masih terngiang di benaknya.
" Justru itu Aku kesini ingin menenangkan pikiran, Aku tidak mau jika serin tau masalah yang aku hadapi saat ini. " lirih Refan membuat sahabatnya mengerutkan keningnya "Masalah Apa yang Refan hadapi saat ini" Begitulah kira-kira pikiran Deni saat ini
" Kau punya Masalah??" Tanya Deni masih mengerutkan keningnya melihat keanehan terhadap sahabatnya.
"Aku tidak tau Den, harus bagaimana Antara percaya atau tidak Namun ini jelas memang terjadi." Lagi lagi Deni dibuat bingung Belum sepenuhnya mengerti situasi yang dialami Refan sahabatnya.
"Apa yang terjadi." Lagi lagi Deni bertanya rasa penasaran nya membuatnya menjadi kepo.
"Semua yang terjadi dalam kehidupan ku. Ada Campur tangan Ayah, Ayah yang sudah tega membuang ku seperti sampah jalanan
Diam tak ada sahutan dari Deni Namun Deni sudah dapat menyimpulkan jika Refan memiliki masalah dengan keluarga nya.
Deni menarik nafas panjang lalu ia menatap wajah sahabatnya. "Tak ada orang tua membiarkan Anaknya hidup dijalan sekalipun orang tua itu menampakkan kemarahannya terhadap Anaknya" Tutur Deni sedikit menasehati Refan
Refan mengusap wajahnya kasar, kemudian menundukkan kepalanya dengan tangan memegang kepalanya,
"Sekarang dia sudah terbaring sakit Aku harus Bagaimana." Lirih Refan merasa sangat bersalah terlebih menuduh Ayahnya sudah membuangnya selama ini.
"Kau temui dia, Disaat seperti ini Ayahmu hanya membutuhkan dukungan mu. Kamu satu satunya yang dia miliki selain Istrinya saat ini." Sahut Deni Mulai faham yang Refan hadapi
"Aku masih memikirkannya." Setelah mengatakan itu Refan bangkit dari duduknya kemudian pamit ke Deni. Refan tidak mau jika serin mengkhawatirkan nya.
*****
Begitu sampai dikediamannya, Refan langsung masuk dan menanyakan keberadaan istrinya Sama bik Num.
"Serin mana Bik. " tanya Refan saat bertemu dengan bik Num di ruang tamu.
" Ada den di kamar." Sahut Bik Num
" Baiklah Bik, Aku kekamar dulu, tolong siapkan Makan malam untuk kami.
" Baik den.!
Refan berjalan menuju kamar nya, ia sudah tak sabar ingin bertemu dengan istrinya, Rasa rindunya sudah menguasai dirinya saat ini padahal baru beberapa jam Mereka tidak bertemu.
Pintu terbuka ia melihat istrinya yang sedang menata rambutnya didepan cermin meja riasnya. Serin menoleh sembari mengembangkan senyumnya, Melihat suami berjalan menghampirinya.
Refan memeluk serin dari belakan mencium Aroma tubuh istrinya yang sudah menjadi candu baginya. Rasa damai yang ia rasakan saat ini. sejenak ia melupakan kegelisahan nya terhadap Ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Weweta Weta
biar bagaimana dia ayahmu,, kamu hadir di dunia karna adaxvseorang ayah
2024-02-01
0
Siti Homsatun
ayo temuilah ayah mu ,bagaimanapun jg dia tetep ayah mu
2022-03-17
0
Mamah Afzar
ayo temuai ayah mu,, sebelum semua ny terlambat
2022-03-09
0