Dasar penghianat

Kedatangan mereka disambut hangat oleh ibu panti yang sudah Akrab dengan serin.

Mereka menyalami ibu panti kemudian melangkah masuk dan langsung duduk di sofa ruang tamu setelah ibu panti mempersilahkan mereka.

"Nak Refan kok bisa barengan dengan serin kesini ?" Ibu romlah sedikit heran melihat kedua orang didepannya.

Refan tersenyum melirik sekilas istrinya seraya menggenggam tangan serin, " Sekarang kami sudah jadi suami istri Bu" kata Refan

Ibu romlah tercengang menatap mereka berdua di pikiran bagaimana mereka dipertemukan...

Masih diam beberapa saat, hingga ibu romlah tersenyum kearah mereka, Ibu doakan semoga kalian sakinah mawadah warohmah. "Ucap ibu romlah tulus

"Amin."Ucap Mereka serempak

" Ini ada sedikit untuk Anak anak disini Bu." Refan menyodorkan sebuah Amplop berisi uang

"Nak Refan biasanya tiap bulan baru ngasih uang ke ibu, tapi ini belum genap satu bulan. Uang kemaren saja belum habis untuk keperluan Anak anak di panti ini." Tutur ibu romlah merasa tidak enak selalu merepotkan Refan.

****

Mereka kembali ke Apartemen saat menjelang sore dengan menggandeng tangan, mereka melangkah ke unit Apartemen nya yang ada di lantai 20.

Begitu keluar dari lif Langkahnya terhenti Matanya membulat sempurna tercengang menatap kearah pria berbadan tinggi berdiri tepat didepan pintu Apartemennya, jangan lupakan kilat Matanya memancarkan kemarahan begitu besar. lidah Nya Kelu tak mampu berkata apa-apa keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuh serin.

Kepingan ingatan berputar kembali dimana ia disiksa oleh pria didepannya itu, ia lalu melepas genggaman tangan suaminya mundur beberapa langkah,

Rasa takut terlukis diwajahnya. sesaat Akal sehatnya mendadak hilang diam tak bersuara. Refan tak gentar sedikitpun ia terus menggenggam tangan serin perlahan menghampiri Leon

Bruk..

"Aaaakh..." Jerit serin saat pukulan mendarat di wajah Refan hingga sudut bibir nya mengeluarkan darah segar

"Bajingan." Umpat Leon murka

Leon terus memukul nya dengan membabi-buta membuat serin jadi ketakutan, seluruh tubuhnya kembali bergetar hebat.

"Dasar penghianat.! berani kamu menentang ku. Rasakan ini. "Teriak Leon Saat akan melayangkan pukulan lagi sontak serin berteriak.

"Jangaaan...!!!! Teriak serin memeluk erat Suaminya hingga pukulan mengenai kepalanya detik itu juga ia tak sadarkan diri.

" Sayang..hey...bangun.. "Refan terus menggoyangkan tubuh serin Namun tak ada pergerakan sedikitpun membuat Refan panik luar biasa.

Ia Melangkah masuk ke Apartemennya dengan membopong tubuh istrinya tak peduli dengan Leon saat ini. Yang hanya dipikirannya saat ini hanya Istrinya.

Refan membaringkan tubuh istrinya diatas ranjang kemudian membuka sedikit kancing bajunya, Refan mengambil minyak kayu putih yang ada di dalam tas serin kemudian menempelkan di hidung Nya.

Tak peduli rasa sakit yang ia rasakan akibat pukulan Leon, yang Refan khawatir kan saat ini istrinya bisa siuman

"Sayang."Panggilnya lagi

Perlahan mata serin mengerjab pandangannya mengelilingi tiap sudut ruangan, hingga matanya tertuju kepada suaminya yang kini duduk ditepi ranjang sambil menunggu nya.

"Kak..." Panggil serin nyaris tak bersuara

" Sayang kamu sudah sadar?"

" Kamu minum dulu. Refan menyodorkan segelas air putih untuk serin Namun diluar dugaan serin malah memeluk suaminya dengan erat Menangis sekencang-kencangnya.

Refan hanya diam mengusap kepala istrinya,ia tahu betul perasaan serin saat ini terlalu syok melihat kemurkaan Leon.

"Sudah ya, Aku tidak Apa apa ." Refan berusaha menenangkan istrinya

"Kak Aku takut jika dia kembali lagi" lirih serin yang tangisnya mulai reda hanya menyusahkan sesegukan.

"Kamu jangan takut Aku akan melindungi mu . Dia tidak akan berbuat apa apa." Lagi lagi Refan menenangkan istrinya.

Serin melepas pelukannya dan menatap kearah Suaminya yang masih tersenyum meskipun wajah sudah lebam.

Serin mencium. Setiap sudut wajah yang kena pukulan oleh Leon tadi.

"Kalau tau akan mendapat ciuman begini, Aku suruh saja tuan Leon memukul di bagian ini." Goda Refan sambil menunjuk bibirnya.

"Kak.."Rajuk serin manja

"Refan tertawa kecil melihat tingkah lucu istrinya baginya akan sangat menyenangkan jika berhasil menggoda istri kecilnya itu.

*

*

*

*

*

Beberapa hari kemudian semenjak kejadian itu Refan sudah tidak bekerja lagi di perusahaan Leon, Ia di pecat dengan tidak hormat Namun tak membuat Refan Menyesal, Selama bekerja sebagai Asisten pribadi. Refan sudah Memiliki banyak usaha sendiri yang sudah memiliki cabang kemana mana

Saat ini Refan berada di perusahaan sahabatnya, ia tidak langsung pulang tidak ingin jika Istrinya tau masalah yang dihadapinya saat ini.

" Lalu Apa yang ingin kamu lakukan sekarang?. " Pertanyaan sahabatnya membuat Refan jadi bungkam diam tak tau harus berbuat apa apa, ia sendiri tidak tau harus Bagaimana Sekaran.

Refan terlihat mengusap wajahnya kasar. Bukan masalah pemecatannya yang membuatnya frustasi saat ini, ia belum tau bagaimana cara menjelaskan ke istrinya Agar tidak merasa bersalah karna biar bagaimanapun serin Akan menyalahkan dirinya Atas pemecatan ini.

"Aku tau Apa yang kamu rasakan saat ini tidak mudah bagimu Namun kamu harus jujur kepada istrimu. " Ujar Deni sahabatnya

Hingga suara dering telepon terdengar dari ponsel Refan ia pun segera mengangkatnya.

"Hallo.."Sapa Refan sedikit malas

".....

"Apa...!!!" Teriak Refan, dengan mata membulat sempurna, tercengang ditempatnya hingga beberapa detik ia pun tersadar dan menatap sahabatnya itu dengan tatapan sendu

"Ada apa..?" Tanya Deni saat sambungan telpon Refan terputus.

"Kafe yang ada di kota xx sedang ada masalah." Keluh Refan tambah frustasi

"Aku yakin ini ulah bos mu yang gila itu" kesal Deni menatap kearah Refan

"Aku harus kesana Tapi.."Refan menjedah ucapanya Ada rasa tak tega meninggalkan istrinya seorang diri di Apartemen nya.

Seolah tau keraguan dari sahabatnya Deni pun menyahut." Istrimu boleh tinggal dikediaman ku. Untuk sementara waktu, Sinta juga tidak Ada temannya." Ucap Deni

"Terimakasih Den." Lirih Refan merasa legah meninggalkan istrinya untuk sementara waktu.

Refan kembali setelah urusannya dengan Deni selesai, Refan masuk ke Apartemen nya melangkah kearah dapur, mulutnya melengkung membentuk senyuman ketika melihat istrinya sedang berkutat di dapur.

Langkah Refan pelan sambil mengendap endap Memeluk tubuh serin dari belakang.

"Aaaakh.."Pekik serin terlonjak kaget reflek serin memukul kepala Refan dengan spatula.

"AW..."Ringis Refan memegang kepalanya karna sakit

"Kak.." Rengek serin manja

Refan kembali memeluk istrinya dengan erat, Saat ini Refan hanya takut jika ia berpisah dengan istrinya Tak peduli dengan semuanya. ia bahkan rela kehilangan segalanya .

Melihat raut wajah Suaminya yang tak seperti biasanya, Serin melepas pelukannya kemudian menatap wajah suaminya dengan lekat Membuat Refan mengalihkan pandangannya ke arah lain

"Ada apa hm...??" Tanya serin dengan menyentuh kedua pipi suaminya dengan kedua tangannya, Menatap Manik mata seolah mencari kegelisahan Suaminya.

Refan tersenyum dan membawa istrinya kemeja makan mendudukkan serin di kursi sembari menggenggam tangan Istrinya.

"Besok Aku harus ke kota xx !" Lirih Refan merasa tidak tega melihat istrinya

Serin tersenyum tulus Matanya memancarkan sinar kebahagiaan, tak ingin membebani suaminya Ia kemudian Menyuruh Suaminya pergi.

"Pergilah Aku baik baik saja disini.!" Serin membalas genggaman tangan suaminya..

*

*

*

*

*

Jangan lupa dukungannya, like, komentnya 🙏🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Weweta Weta

Weweta Weta

ulah bos Leon

2024-01-31

0

siti homsatun

siti homsatun

pasti ini semua ulah mantan suami Serin

2023-09-14

0

siti homsatun

siti homsatun

sekarang,,typo

2023-09-14

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!