Pembalut

Hari sudah Sore Refan beranjak dari kursi kebesarannya melangkah keluar, Hari ini benar benar melelahkan baginya, semua ia kerjakan sendiri sedangkan bosnya hanya mementingkan urusan pribadinya, bergonta-ganti pasangan tiap harinya.

Refan memasuki mobil mewahnya meninggalkan perusahaan menuju sebuah kafe dimana ia sudah membuat janji dengan sahabatnya.

Refan turun dan langsung menuju meja dimana para sahabatnya berkumpul.

"Hai bro udah lama nunggunya. " Sapa Refan saat sudah bergabung dengan mereka .

"Wih.. tambah gagah Aja Abang satu ini" seru Deni salah satu teman nya

" Tapi sayang tak ada perempuan yang nyangkut dihatinya" Cibir temannya yang lain.

Terdengar suara gelak tawa diantara mereka. Semua berkumpul hanya 3 orang teman laki-laki semua bersahabat sejak masih kuliah. salah satu diantaranya sudah berkeluarga.

Refan hanya mengamati sahabatnya itu, tanpa mau menyahut, Pikirannya saat ini hanya tertuju pada gadis yang sudah menunggunya di Apartemen nya.

"Ref. Kamu tidak berniat berhenti kerja dengan bos mu yang gila itu.?" Tanya Deni menatap kearah sahabatnya itu

"Entahlah tp Aku masih punya hutang Budi pada keluarganya, Aku tidak bisa berbuat apa-apa." Lirih Refan melemas.

"Sabar. kami siap membantumu jika kamu butuh sesuatu." Kata salah satu teman nya.

Refan hanya mengangguk kan kepalanya. Sembari menyeruput minumannya sampai habis setelah itu ia pamit, Refan benar benar sangat merindukan gadis itu saat ini.

******

Refan sampai di Apartemen jam sudah menunjukkan pukul 8 Malam, suasana sangat sepi ia celingukan mencari sosok gadis yang membuatnya hampir gila seharian ini Namun gadis itu tak Nampak di ruang tamu.

Refan melangkah kearah dapur mengambil Air minum di dalam kulkas dan langsung meneguknya. Pandangannya beralih pada meja makan yang tertutup tudung saji.

Refan membuka tudung saji itu. Sudut bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman. Lalu Refan melangkah ke kamarnya untuk membersihkan diri setelah itu barulah ia memanggil serin untuk makan malam.

Serin membuka pintu kamarnya saat Refan mengetuknya beberapa kali.

Deg..

Jantung Refan berdetak lebih kencang dari biasanya. Diam beberapa saat tatapan mereka bertemu dan dengan cepat serin mengalihkan pandangannya. Masih tersimpan jelas di dalam ingatan nya saat mereka berciuman tadi pagi baik serin maupun Refan Sama sama merasa canggung.

Mereka melangkah ke meja makan, serin terus menundukkan kepalanya ia sangat malu untuk menatap kearah Refan.

Mereka makan dalam diam. Tak ada pembicaraan diantara mereka, Baik Refan maupun serin mereka sama sama diam.

"Kak..."Panggil serin hampir tak bersuara, setelah selesai Makan malam mereka

Refan mengangkat kepalanya menatap kearah serin. Sembari Meneguk minuman dinginnya

"Iya. " Sahut Refan

" Saya mau pindah dari sini. Saya tidak mau merepotkan kak Refan lagi.

Deg..

Demi Apapun Refan tidak rela jika gadis didepannya ini pergi dari sini.

"Kenapa.! "Tanyanya setelah diam beberapa saat

" Maaf, kak. Saya ingin pergi kekampung halaman ibu saya." Lirih serin menundukkan kepalanya

Refan menggenggam tangan serin, hingga rona merah tercipta dari wajah serin.

"Tinggallah disini, kamu akan Aman tinggal disini." Ucapan Refan Membuat serin merasa terharu , terdengar isakkan kecil dari serin

"Kak. Ak.

" Jangan membantah, Tuan Leon tidak akan membiarkan mu lepas begitu saja. "ucap Refan

Diam beberapa saat, serin terlihat memikirkan perkataan pria didepan nya, perkataan Refan Ada benarnya, jika ia pergi suaminya akan mengejarnya dan itu sangat mudah baginya

*

*

*

*

Jam sudah menunjukkan pukul 10 Malam setelah makan Malam, mereka sama sama kembali kekamar Sudah Satu jam Refan mencoba menutup matanya Namun seolah bayangan serin menghantui pikirannya saat ini, membolak-balik kan tubuh nya Namun serin terus menghantui pikirannya

Refan kembali teringat Akan pertama kali bertemu dengan gadis ceria yang ia jumpai pertama kali disebuah panti Asuhan 1 Tahun lalu, yang tengah membagi bagikan sebuah mainan dan Makanan, gadis yang selalu menampakkan senyum cerianya.

" Aaaakh.."Teriak Refan frustasi Semakin ia paksa semakin rasa rindunya membelenggu jiwa nya malam ini.

"Gadis itu sudah tidur belum..??" Refan berperan dalam pikirannya sendiri hingga detik itu juga ia bangkit dari tidurnya kemudian berjalan menuju balkon kamarnya untuk mengurai rasa didalam dirinya yang Samakin ia tahan semakin tak terkendali akan perasaannya sendiri.

Lama berperan dalam pikirannya sendiri, Akhirnya Refan tak kuasa lagi ingin menemui gadis itu

Refan berjalan keluar dari kamarnya menuju dapur. Duduk bersandar dikursi meja makan dengan sebotol minuman dingin untuk mengurangi rasa panas yang ada didalam dirinya yang semenjak tadi sudah bergejolak.

Samar samar terdengar suara rintihan lemah menahan rasa sakit dari dalam kamar serin. Perlahan Refan bangkit dan menuju kamar gadis itu.

Tok..tok...tok..

Pintu terbuka, Serin berdiri diambang pintu dengan wajah meringis menahan Sakit, tangannya meremas perutnya.

"Kamu sakit.?" Tanya Refan yang terus menatap kearah gadis itu.

" Kak..Mm.." Serin terlihat ragu, terdiam beberapa saat untuk mencari kata yang tepat untuk meminta bantuan pria di depannya.

"Kamu butuh sesuatu.?" Tanya Refan kembali melihat keraguan di wajah gadis didepannya

"Kak..bisa minta tolong?" Serin tertunduk malu untuk menyampaikan maksudnya.

" Boleh

"Tolong belikan saya pembalut." Ucapnya dengan pelan nyaris tak bersuara

Diam tak menyahuti, karna Refan saat ini memutar otaknya untuk memahami yang di maksud gadis ini. Pasalnya ini pertama kalinya Refan mendengar kata pembalut

"Pembalut?" Ulang nya

" Saya lagi datang tamu bulanan, " lirih serin

" Dimana Saya akan mencari pembalut" tanya Refan dengan bodohnya meskipun tidak tau, Refan Akan berusaha mencarikannya.

"Mini market kak,

"Refan tak menyahut lagi ia lantas menyambar kunci mobilnya dan langsung meninggalkan serin yang masih berdiri diambang pintu.

15 menit Refan sampai di sebuah Minimarket dekat dengan Apartemen nya, ia kemudian masuk mencari keberadaan yang dimaksud serin tadi. "Pembalut" .

Refan celingukan mencari kesana kesini Namun ia tidak menemukan yang serin Maksud, sampai penjaga toko datang menghampiri Nya menanyakan keperluan nya karena sedari tadi Refan hanya mondar-mandir tak ada tujuan.

"Ada yang bisa saya bantu pak.?" Tanya penjaga toko

"Ah iya, kenapa aku sampai lupa bertanya., " Gerutu Refan "Saya mau pembalut" sahut Refan kemudian

" Istri Bapak biasa pake merk Apa.?

Alis Refan terangkat sebelah Mendengar perkataan perempuan didepannya." Istri ? " Gumam nya

Melihat pria didepan nya hanya diam penjaga toko itupun memangil manggil." Pak...

" Iya.

"Istri bapak mau merk Apa.? Ulangnya lagi

" Merk ?, Refan bengong sendiri tak tau harus menjawab apa, ia bahkan tidak menanyakan merk Apa yang biasa serin pakai

"Apa sajalah, kalau perlu semua merk saya Ambil. Cepat Ambilkan ! " Titahnya dengan tegas

Meskipun dalam keterkejutan nya pelayan toko itu pun mencarikan apa yang Refan mau, " Baru kali ini pembalut langsung di borong oleh seseorang, kira kira berapa lama ya istrinya datang bulan sampai harus membeli segitu banyaknya" penjaga toko itu terus berperan dalam pikirannya sendiri.

Refan kembali Dengan menenteng sebuah bungkusan yang sangat besar, ia masuk dan keapartennya dan langsung menuju kamar serin. Merasa tak ada sahutan Refan memberanikan dirinya untuk masuk.

"Serin... " Serunya saat melihat serin sudah meringkuk di atas tempat tidur sambil menahan rasa sakit diperut nya.

" kak..sakit.." lirih serin masih meringis merasakan sakit yang luar biasa

" Apa perlu kita ke dokter...?" Tanya Refan khawatir

Serin hanya menggelengkan kepalanya menatap kearah Refan .

"Apa yang harus saya lakukan untuk mengurangi rasa sakitnya." Tanya Refan tidak tega melihat serin meringis ke Sakitan.

Saya mau kekamar Mandi, tolong bantu saya kak Berdiri.

Refan terdiam ditempatnya, Antara ingin melangkah kearah serin Namun kakinya seakan kaku. Hingga beberapa detik kemudian tubuh serin sudah melayang diudara Refan sudah mengangkat tubuhnya.

Setengah jam berdiri diluar Menunggu serin dengan perasaan yang tak menentu.

Serin membuka pintu kamar mandi tanpa menunggu kata dari serin, Refan langsung mengangkatnya kembali ke ranjang kemudian membaringkannya.

"Tidurlah." Titah Refan seraya mengelus elus perut serin pelan. Entahlah saat ini baik Refan maupun serin hanya diam tak ada yang membuka suara

Terpopuler

Comments

Yuen

Yuen

Seharusnya tidak usah pakai tanda petik "

2022-03-22

0

Yuen

Yuen

Tanda petik di akhir dialognya kurang thor

2022-03-22

0

Mamah Afzar

Mamah Afzar

ah mulai baper deh

2022-03-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!