Ch.18 Tiga Kemalangan

Meski awalnya An tak setuju dengan penawaran pria itu, dia tetap melakukannya.

"Gawat, apa karena ini tubuh baru? Tubuh ini hanya bertindak sendiri!" An merasa tak nyaman.

"Hm... Rambut pria ini bagus juga." pikir gadis itu saat menyentuh rambut hitam panjang sang tamu dan mulai memainkannya, banyak tatapan iri yang ditujukan para tamu kepada si pria beruntung ini.

"Apa yang boleh saya lakukan pada rambut Anda?" ucap An seraya menggulung rambut lelaki itu. Meski awalnya ia menolak dengan tegas, lama kelamaan, An mulai menikmatinya.

"Kau boleh melakukan apapun, lakukan apa yang kau suka agar sihir itu menghilang." ejek lelaki itu sambil menuangkan arak ke gelas.

"Aku benci perkataannya barusan. Tak bisakah aku membunuhnya? Setidaknya menjahit mulut pria ini?" batin An menatap pria itu tajam.

Karena terlalu geram dengan perlakuan laki-laki itu, tanpa An sadari, dia mencengkram rambut sang tamu dengan kuat.

"Akh! Ja--jangan ditarik!" rintih pria itu kesakitan.

Sontak An terkejut dan segera melepas cengkraman tangannya,

"Ma--maafkan Tuan! Saya, saya sungguh tak sengaja! Saya tak ada niatan buruk kok!" An berseru panik.

Karena mengatakannya dengan menunduk, gadis itu tidak melihat senyuman tipis yang terukir di wajah tamunya.

"Imutnya, aku jadi makin ingin mengerjainya... " batin pria itu senang.

"Ah, tidak apa, hanya sakit sedikit kok." sahut sang tamu santai.

"Ta--tapi, saya merasa bersalah telah melakukan hal tidak sopan itu... "

"Bagaimana jika kau mengadu hal yang tidak tidak pada nenek tua itu?! Bisa jadi bayaranku akan terbang menghilang!" batin An geram.

"Kalau begitu, kau tinggal menebusnya kan?" sang tamu memberi ide dengan riang.

"Hm? Apa katanya?" batin An takut salah dengar.

An mendongakkan kepalanya dan dia baru bisa melihat dengan jelas, bahwa ia telah ditipu mentah mentah oleh seorang makhluk yang sangat menyebalkan.

"Sial, apa sekarang aku sedang ditipu? Ditipu hingga dua kali? SUDAH CUKUP!" sebuah bom besar meledak di kepala An, asapnya kini mulai terbang mengepul ke udara.

"Tentu, bagaimana saya bisa menebusnya?" balas An tersenyum paksa.

"Aku ingin memukulnya, sekali saja. Benar-benar sekali saja... " gadis itu membatin sambil mengepalkan tangannya kuat.

Saat ini An sedang berusaha untuk mengontrol penuh tubuhnya agar tidak bergerak di luar kendali, dia bisa kena masalah jika memukul seorang tamu, apalagi seorang tamu khusus.

"Tata rambutku hingga aku puas. Dan, bagaimana kalau kita bermain tiga pertanyaan?" seru lelaki itu dengan membentuk tangannya seperti huruf V.

"Baiklah... " An berusaha sekuat mungkin untuk menahan senyum manisnya, percayalah, bahwa hal itu tidaklah mudah.

Gadis itu lalu kembali ke belakang sang tamu dan mulai menata rambutnya, dia mengepang rambut tamu itu menjadi sangat indah.

"Kalau begitu apa pertanyaan pertama Anda?" cetus An sinis.

"Sabar dulu dong, hm... " lelaki itu berpura-pura tengah berpikir keras.

"Ah! Apa hal yang kau suka?" sambung lelaki itu semangat.

"Saya... Suka kembang api? Iya, saya suka kembang api." sahut An asal sambil memainkan rambut pria itu.

"Kalau begitu sekarang saya yang bertanya!" An tampak antusias dengan permainannya.

"Siapa nama Anda?"

"... Namaku Lun." sahut pria itu lembut.

An menaikkan alisnya heran, dia tak menyangka jawaban sang tamu akan sesingkat itu, "Apa Anda mempermainkan saya, tak ada marga atau nama lain?"

"Untuk saat ini, aku hanya bisa memberitahu itu pada Nona rubah, tapi suatu saat nanti, akan aku beritahu lebih banyak lagi." Lun melirik An seraya tersenyum hangat.

"Pertanyaanmu tinggal satu ya Nona, gunakan sebaik mungkin!" entah kenapa muncul sepasang tanduk dan ekor pada Lun.

"I--itu curang Tuan... " geram An kesal.

"Tidak, tidak! Itu pintar, bukan curang." Lun mengangkat kedua bahunya dan bersenandung ria.

"Sekarang giliranku lagi, apa hobimu Nona?" tanya Lun terkekeh melihat bibir An yang cemberut.

"Membunuh orang... " An bergumam pelan.

"A--apa?" Lun terkejut mendengar itu keluar dari mulut gadis dibelakangnya.

An tertawa pelan melihat reaksi Lun, "Tentu saja menari Tuan, hal itu sudah jelas bukan? Dan nampaknya Anda juga telah kehabisan stok pertanyaan ya."

"Hah... Sepertinya keberuntunganku sudah habis. Kalau begitu apa pertanyaanmu Nona kecil?" Lun menghela nafas panjang dan tertawa pahit.

"Kenapa Anda membelokkan lemparan gelang saya?"

Tak ada balasan dari Lun, pria itu seakan tidak mendengar pertanyaan yang diajukan oleh An.

"Tuan? Apa Anda mendengar saya?" gadis itu mengguncang pelan tubuh Lun yang tiba-tiba membatu.

"Ah, maaf, aku sedikit terkejut karena kau tahu hal itu, bagaimana kau tahu?" Lun bertanya balik.

"Tentu saja saya tahu, sangat jelas saya melemparkan gelang itu ke kanan. Dan entah mengapa gelang itu malah ada pada Anda yang berada di sebelah kiri." An melepas sebentar ikatannya dan mencari karet lain.

"Tidak masuk akal jika gelang saya berpindah sendiri kan?" sambung An tanpa menyebutkan bahwa ia dapat menggunakan chi.

"Hahaha! Nalurimu sungguh mengagumkan!" Lun tertawa hingga air matanya menetes.

"... Itu bukanlah jawaban yang saya inginkan."

Suasana menjadi hening, Lun kemudian meneguk arak yang ada di gelasnya dan meletakkan gelas kosongnya kembali ke meja.

"Aku cukup tertarik denganmu, aku berpikir jika aku mengambil gelang itu, aku dapat mengobrol denganmu." jelas Lun singkat.

"Anda kekanak-kanakan, Anda itu tamu khusus kami, Tuan bisa meminta saya untuk melayani Anda setelah saya melayani tamu lain, benarkan?" ucap An bingung.

"Sayangnya aku tak suka menjadi yang kedua." balas Lun dingin.

"Baiklah, lakukan apapun agar Anda senang." An menghela nafasnya lelah menanggapi lelaki itu.

"Kau mengejekku Nona rubah?"

An tersentak karena tak menyangka Lun mengetahui gelagatnya, dia segera mengganti topik dengan menunjukkan hasil karyanya pada lelaki itu.

"Ba--bagaimana Tuan? Rambut Anda menjadi tambah lebih indah bukan?" tanya An sambil tertawa canggung.

Beberapa menit telah berlalu, rambut hitam mempesona milik Lun kini tertata menjadi sangat indah. Lun mengeluarkan sebuah cermin melalui jentikan jarinya dan melihat hasil jemari gadis itu.

"Hm... Kau melakukannya dengan rapi, bagaimana kau melakukannya?" tanya pria itu terpesona.

"Dengan sihir Tuan!" goda An merasa bangga atas hasil karyanya.

"Menghilangkan sihir dengan sihir ya?" ejek Lun sembari tertawa.

"Saya mohon hentikan, saya tidak bisa menjamin apa yang akan saya lakukan jika Anda mengatakan hal itu sekali lagi." ancam gadis itu benar-benar murka.

Lun terlihat bingung ketika An mengatakannya sambil tersenyum, senyuman yang sangat menakutkan. Untunglah topeng itu tidak memperlihatkan seluruh wajahnya sekarang.

Ketika An sedang menuangkan arak di gelas Lun, Jiao Yun masuk ke ruangan dengan tatapan tajam yang langsung mengarah kepadanya.

Seperti Chang ji¹ kebanyakan, Jiao Yun memasuki ruangan dengan sangat meriah, gaun mewah yang menawan, riasan tebal yang tak terkalahkan, juga beberapa pelayan yang setia menemaninya di manapun, kapanpun itu.

Raut wajah para tamu yang awalnya muram, kini kembali menjadi ceria dan bersemangat. Mereka seolah berpikir tak ada rotan, akar pun jadi, pemikiran bagus untuk para sampah masyarakat. Ya, itu adalah hal bagus.

Hal itu menjadi bukti, jika mereka para lalat, masih bisa menggunakan otaknya dengan cukup baik.

An tak mempedulikan tatapan itu dan langsung bangkit dari tempatnya, entah karena bodoh atau tidak mengerti keadaan, Lun memegangi tangan An agar gadis itu tidak meninggalkannya sendirian.

"Mau kemana kau? Bukankah Nona masih harus menjagaku di sini?" rengek pria itu manja.

"Ini sudah larut Tuan Lun, saya juga manusia yang butuh istirahat."

"Tapi kau kan tidak boleh pergi sebelum aku merasa puas?" tanya Lun heran.

"Bukankah Anda telah merasa puas?" balas An sembari menunjuk hasil kerjanya.

Lun diam sejenak, terlintas dalam ingatannya jika dia sendiri menjanjikan kepuasan saat An telah selesai menata rambutnya.

"Ha... Kau licik sekali ya, seperti rubah yang menempel di wajahmu." Lun merengutkan bibirnya cemberut. Tentu saja mau tidak mau dia harus membiarkan An pergi, karena itu adalah sebuah kesepakatan.

Beberapa menit kemudian, pria itu melepas perlahan tangan kecil An walaupun ia enggan melakukannya.

"Hei, bisakah kita bertemu lagi nanti, Nona rubah?" Lun menatap An dengan penuh harapan.

"Jika Anda beruntung, maka itu akan terjadi." An memberi hormat, dan mulai berjalan keluar dari kerumunan lalat yang saat ini mengabaikannya.

Tahu alasannya? Karena mereka berpikir telah mendapat boneka yang lebih patuh jika dirayu dengan uang.

Saat ingin keluar dari sana, An berpapasan dengan Jiao Yun. Gadis itu mendekati An sambil mencengkram pundaknya dengan kuat.

"Kau lihat? Kau tidak ada apa apanya dariku di depan para tamu, bahkan mereka lebih memilihku dibanding dirimu, Bocah kencur... " Jiao Yun berbisik.

"Benarkah? Kalau begitu buktikan, apa kau bisa melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan?" An tersenyum mengejek membalas gadis itu.

"Dia pasti sudah melihatku mengobrol bersama Lun, melihat sifatnya, dia akan mencoba untuk melakukan hal yang sama." monolog An dengan sudut bibirnya terangkat.

"Ternyata kau berguna juga ya, tuan penipu." lanjut An bersorak gembira atas hasil kerja keras menahan emosinya.

"Kalau begitu selamat berjuang, Gadis manja." bisik An seraya melepas tangan Jiao Yun dari pundaknya.

Tampak wajah Jiao Yun menjadi merah padam, walau dia tak membalas perkataan An, tatapannya yang membara menunjukkan jika dia akan melakukan seperti yang diharapkan oleh An, Jiao Yun menjadi amat panas setelah mendengar perkataan saingannya itu.

#Chang ji¹ : kata lain dari pelacur, awalnya kata ini berarti wanita seni yang bekerja menari dan menyanyi, tapi kemudian berubah menjadi wanita penghibur yang biasa disebut pelacur.

...•...

...•...

...•...

...•...

TERIMA KASIH BANYAK PADA PARA PEMBACA, NANTIKAN TERUS KELANJUTAN KISAH INI YAA!

Episodes
1 Ch.1 Kristina Haelly
2 Ch.2 Ruby Room
3 Ch.3 Ledakan
4 Ch.4 Masa Lalu
5 Ch.5 Kekaisaran Barat
6 Ch.6 Kedai Wuca
7 Ch.7 An Si Penari Baru
8 Ch.8 Senior Jieru
9 Ch.9 Apakah Dia Teman?
10 Spesial Informasi
11 Ch.10 Pertemuan Pertama
12 Ch.11 Berlatih
13 Ch.12 Bertengkar
14 Ch.13 Madam Kaili
15 Ch.14 Topeng Kekaisaran
16 Ch.15 Malam Festival
17 Ch.16 Pengundian
18 Ch.17 Si Buaya Darat
19 Ch.18 Tiga Kemalangan
20 Ch.19 Tamu Tak Diundang
21 Ch.20 Dua Kepala
22 Ch.21 Monster Bungkuk
23 Ch.22 Boneka Hidup
24 Ch.23 Pasar Malam
25 Ch.24 Air Mancur
26 Ch.25 Lelang Boneka
27 Ch.26 Budak
28 Ch.27 Tawaran
29 Ch.28 Mata Penuh Tekad
30 Ch.29 Keluarga
31 Ch.30 kesepakatan
32 Ch.31 Pertemuan
33 Ch.32 Kembang Api
34 Ch.33 Ibukota
35 Ch.34 Rumah Baru
36 Ch.35 Ingatan
37 Ch.36 Pelayan Baru
38 Ch.37 Tuan Muda Kedua
39 Ch.38 Jalan jalan
40 Ch.39 Makan Malam
41 Ch.40 Makan Malam (2)
42 Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43 Ch.42 Lelang Hijau
44 Ch.43 Sang Dalang
45 Ch.44 Hadiah
46 Ch.45 Negosiasi
47 Ch.46 Rencana
48 Ch.47 Rencana (2)
49 Ch.48 Rencana (3)
50 Ch.49 Getaran
51 Ch.50 Penyelidikan
52 Ch.51 "Ayo Mulai!"
53 Ch.52 Kesatria Misterius
54 Ch.53 Pertemuan Segitiga
55 Ch.54 Pembebasan
56 Ch.55 Orang Yang Salah
57 Ch.56 Perjanjian
58 Ch.57 Bertemu Kembali
59 Ch.58 Dia Cantik!
60 Ch.59 Mimpi
61 Ch.60 Mimpi (2)
62 Ch.61 Penantian
63 Ch.62 Berita
64 Ch.63 Kabar
65 Ch.64 Teori Kelam
66 Ch. 65 Utusan Kaisar
67 Ch.66 Bertemunya Para Perwakilan!
68 Ch.67 Kejadian Tak Terduga
69 Ch.68 Di Uji!
70 Ch.69 Kakek Tua
71 Ch.70 Dia, Chyou Wu
72 Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73 Ch.72 Mata Merah
74 Ch.73 Satu Mata
75 Ch.74 Keberangkatan Menuju Utara
76 Ch.75 Kapal Terbang
77 Ch.76 Nona Niu Liu
78 Ch.77 Kabut Ilusi
79 Ch.78 Cambuk
80 Ch.79 Berburu
81 Ch.80 Melepas Segel
82 Ch.81 Suku Velma
83 Ch.82 Kontrak
84 Ch.83 Bunga Yang Gugur
85 Ch.84 Mendapatkan Kembali
86 Ch.85 Kelompok Terbentuk
87 Ch.86 Pingsan
88 Ch.87 Quilan Wuhan
89 Ch.88 Terbongkar
90 Ch.89 Bangkitnya Iblis
91 Ch.90 Monster Seutuhnya
92 Ch.91 Kemenangan
93 Ch.92 Mawar Hitam
94 Ch.93 Kencan
95 Ch.94 Manisan Mawar
96 Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97 Ch.96 Kunci Pengganti
98 Ch.97 Tangan Kanan Terbaik
99 Ch.98 Sumpah
100 Ch.99 Sabit Kristal
101 Ch.100 Myrax
102 Ch.101 Serigala atau Domba?
103 Ch.102 Dia Serigala!
104 Ch.103 Istirahat
105 Ch.104 Selamat Tinggal, Utara.
106 Ch.105 Teh Dingin
107 Ch.106 Menguping
108 107. Air Suci
109 108. Wanita Idaman
110 109. Mimpi Buruk
111 110. Gajah Emas
112 111. Peringatan
113 112. Janji
114 113. Emosi Berkecamuk
115 114. Tertangkap
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ch.1 Kristina Haelly
2
Ch.2 Ruby Room
3
Ch.3 Ledakan
4
Ch.4 Masa Lalu
5
Ch.5 Kekaisaran Barat
6
Ch.6 Kedai Wuca
7
Ch.7 An Si Penari Baru
8
Ch.8 Senior Jieru
9
Ch.9 Apakah Dia Teman?
10
Spesial Informasi
11
Ch.10 Pertemuan Pertama
12
Ch.11 Berlatih
13
Ch.12 Bertengkar
14
Ch.13 Madam Kaili
15
Ch.14 Topeng Kekaisaran
16
Ch.15 Malam Festival
17
Ch.16 Pengundian
18
Ch.17 Si Buaya Darat
19
Ch.18 Tiga Kemalangan
20
Ch.19 Tamu Tak Diundang
21
Ch.20 Dua Kepala
22
Ch.21 Monster Bungkuk
23
Ch.22 Boneka Hidup
24
Ch.23 Pasar Malam
25
Ch.24 Air Mancur
26
Ch.25 Lelang Boneka
27
Ch.26 Budak
28
Ch.27 Tawaran
29
Ch.28 Mata Penuh Tekad
30
Ch.29 Keluarga
31
Ch.30 kesepakatan
32
Ch.31 Pertemuan
33
Ch.32 Kembang Api
34
Ch.33 Ibukota
35
Ch.34 Rumah Baru
36
Ch.35 Ingatan
37
Ch.36 Pelayan Baru
38
Ch.37 Tuan Muda Kedua
39
Ch.38 Jalan jalan
40
Ch.39 Makan Malam
41
Ch.40 Makan Malam (2)
42
Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43
Ch.42 Lelang Hijau
44
Ch.43 Sang Dalang
45
Ch.44 Hadiah
46
Ch.45 Negosiasi
47
Ch.46 Rencana
48
Ch.47 Rencana (2)
49
Ch.48 Rencana (3)
50
Ch.49 Getaran
51
Ch.50 Penyelidikan
52
Ch.51 "Ayo Mulai!"
53
Ch.52 Kesatria Misterius
54
Ch.53 Pertemuan Segitiga
55
Ch.54 Pembebasan
56
Ch.55 Orang Yang Salah
57
Ch.56 Perjanjian
58
Ch.57 Bertemu Kembali
59
Ch.58 Dia Cantik!
60
Ch.59 Mimpi
61
Ch.60 Mimpi (2)
62
Ch.61 Penantian
63
Ch.62 Berita
64
Ch.63 Kabar
65
Ch.64 Teori Kelam
66
Ch. 65 Utusan Kaisar
67
Ch.66 Bertemunya Para Perwakilan!
68
Ch.67 Kejadian Tak Terduga
69
Ch.68 Di Uji!
70
Ch.69 Kakek Tua
71
Ch.70 Dia, Chyou Wu
72
Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73
Ch.72 Mata Merah
74
Ch.73 Satu Mata
75
Ch.74 Keberangkatan Menuju Utara
76
Ch.75 Kapal Terbang
77
Ch.76 Nona Niu Liu
78
Ch.77 Kabut Ilusi
79
Ch.78 Cambuk
80
Ch.79 Berburu
81
Ch.80 Melepas Segel
82
Ch.81 Suku Velma
83
Ch.82 Kontrak
84
Ch.83 Bunga Yang Gugur
85
Ch.84 Mendapatkan Kembali
86
Ch.85 Kelompok Terbentuk
87
Ch.86 Pingsan
88
Ch.87 Quilan Wuhan
89
Ch.88 Terbongkar
90
Ch.89 Bangkitnya Iblis
91
Ch.90 Monster Seutuhnya
92
Ch.91 Kemenangan
93
Ch.92 Mawar Hitam
94
Ch.93 Kencan
95
Ch.94 Manisan Mawar
96
Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97
Ch.96 Kunci Pengganti
98
Ch.97 Tangan Kanan Terbaik
99
Ch.98 Sumpah
100
Ch.99 Sabit Kristal
101
Ch.100 Myrax
102
Ch.101 Serigala atau Domba?
103
Ch.102 Dia Serigala!
104
Ch.103 Istirahat
105
Ch.104 Selamat Tinggal, Utara.
106
Ch.105 Teh Dingin
107
Ch.106 Menguping
108
107. Air Suci
109
108. Wanita Idaman
110
109. Mimpi Buruk
111
110. Gajah Emas
112
111. Peringatan
113
112. Janji
114
113. Emosi Berkecamuk
115
114. Tertangkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!