Ch.12 Bertengkar

"Sepertinya tempat ini cocok!" An berseru girang menatap pohon besar didepannya, jauh dari langit kamar yang jenuh.

Ketika Jie pergi, gadis itu langsung bergegas untuk berlatih di tempat yang aman, jauh dari jangkauan semua orang terutama sang senior.

Lebih tepatnya dia sedang berada di dekat sebuah pohon tua, yang terletak di bukit belakang dekat dengan tempat pertama kali ia sampai.

"Dia tidak mungkin mengikuti aku sampai sini kan? Kalau begitu, ayo mulai!" ujar An dengan penuh semangat.

Gadis itu kemudian duduk bersila di bawah pohon besar nan rindang dengan nyamannya. An segera memusatkan pikiran untuk menyerap lebih banyak energi, agar dia bisa dengan cepat menuju ke tahap berikutnya. Tapi seperti kata orang, jangan melakukan sesuatu dengan terburu-buru jika tidak ingin hasil yang mengecewakan.

Benar saja, baru sebentar dia bermeditasi, tiba-tiba darah mengalir keluar dari hidungnya.

"A--apa yang terjadi?" gumam An terkejut.

"Bukankah tadi baik-baik saja? Kenapa sekarang mimisan?" sambungnya seraya membersihkan sisa darah yang menempel.

Mungkin bagi otak gadis itu semakin cepat semakin baik, tapi tubuhnya menolak keras pernyataan itu.

An lalu memutuskan untuk beristirahat sejenak, dia bersandar di pohon besar itu sebelum melanjutkan latihan.

"Tampaknya memang harus mengulang dari nol lagi ya... " lirih An lesu menatap ke langit yang saat ini dipenuhi dengan sinar bulan.

Sepuluh menit berlalu dan gadis itu mulai kesal karena tak bisa melakukan apapun, An beranjak dari pohon itu dan mengarah ke sebuah batu besar yang tak jauh darinya.

Dia dengan asal memukul batu itu, pukulan pertama hanya menimbulkan sedikit retakan, gadis itu sempat bertanya-tanya kenapa hanya retakan?

An kembali memasang kuda-kuda dan melesatkan lagi tinjunya tepat pada tempat pertama dia memukul, batu itu lalu hancur. Seperti terkena bom, meledak menjadi butiran kecil, sangat cepat dan tak terlihat, pukulan itu terlalu liar dan asal.

"Apa? Padahal aku hanya berniat untuk membuat lobang pada batu itu, tapi kenapa jadi hancur total?" gumam An bingung.

Kemudian gadis itu menggaruk tengkuknya salah tingkah, ia lalu melihat lengan mungil itu, masih syok karena tak bisa membayangkan apa yang terjadi jika dia tak bisa mengendalikan kekuatannya.

"Ini lebih buruk dari yang kupikirkan... " gumam An lelah.

Setengah jam setelahnya, An kembali berlatih untuk mengendalikan chi dalam tubuhnya dan mencoba untuk meningkatkan ke tahap berikutnya.

Memang, beberapa kali dia gagal, sewaktu mencoba untuk menekan auranya dia akan mimisan, atau yang terburuk dia akan memuntahkan banyak darah. Tapi gadis itu tetap tak menyerah dan terus mencoba sampai bisa melakukannya.

Saat sudah berulang kali gagal, kegagalan yang tak dapat dihitung jumlahnya, An berhasil meningkatkan chi ke tahap lima, tepat sebelum ayam membangunkan semua orang.

"Baiklah, ayo coba... " ucap gadis itu agak ragu.

Lalu An berdiri di depan sebuah dinding batu besar yang tinggi menjulang, tempat yang akan menjadi saksi bahwa dia baru saja menyelesaikan tujuan pertamanya, begitulah yang ia pikirkan terhadap dinding itu.

An mulai memasang kuda-kuda, dan tanpa aba-aba memukul dinding itu tanpa keraguan sedikitpun.

"Huh, apa berhasil?" gumamnya yang tak berani melihat hasil pukulan itu.

Dia diam ditempat untuk beberapa saat, tangannya masih mengepal erat di udara.

Sewaktu ia menoleh, An terlihat sangat senang dan melompat kegirangan. Dia tersenyum puas dengan hasil itu, sambil merenggangkan tubuhnya yang sangat lelah.

"Sekarang aku mau tidur... " ujar An sembari sesekali menguap.

Sekarang matanya sudah tak bisa diajak berkompromi lagi, gadis itu kemudian pulang ke kedai dengan wajah mengantuk yang sangat bahagia.

Sesaat setelah An pergi, mendadak seseorang datang dan melihat bekas pukulan yang dilayangkan oleh An.

Orang itu menatap dan memegang bekas pukulan itu, ia melihatnya, lobang berbentuk bulat sempurna dengan cahaya yang terlihat di sisi ujungnya. Gadis itu berhasil membuat lobang diantara tebing batu.

Mata orang itu melebar dan sudut bibirnya terangkat.

"Sudah kuduga, akan ada hal menarik yang terjadi!" dia berseru lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Karena lelah akibat berlatih semalaman, An kini sangat berharap untuk tidur di kamarnya sampai sore tiba. Namun, keinginannya itu hanyalah sebuah mimpi belaka.

Saat ini, An tengah berada di situasi yang tak memungkinkan baginya untuk beristirahat.

"Kau! Karena kau telah berani merebut posisiku, aku menantangmu bersaing denganku untuk menjadi penari utama malam ini!" seru Jiao Yun di depan banyak orang.

An yang sudah super lelah memandangi tingkah Jiao dengan malas. Dia sesekali menguap dan segera mengusap kasar wajahnya untuk kembali bangkit.

"Tidak mau, kau saja yang menari nanti." ujar An sambil mencoba mempertahankan posisi tegak.

Semua orang yang ada di sana mulai berbisik satu sama lain, mereka berpikir mereka telah melihat tontonan yang sangat langka, dimana seorang Jiao Yun yang terkenal sekarang sedang ditolak mentah mentah dalam segala artian.

Berkat itu, wajah Jiao Yun kini merah padam seperti tomat, dia tak menyangka akan mendapat penolakan tegas oleh An.

"Beraninya kau mempermainkan aku!" geram Jiao pelan.

Jiao Yun terlihat mengepal tangan kesal, hanfu yang dia pakai tak dapat menutupi urat tangan yang terlihat dibaliknya, ia mau langsung mencengkram rambut gadis itu dan memukulinya hingga tak bisa bangun lagi.

Walau demikian, Jiao Yun tetap tenang dan memberikan senyuman terbaik.

"Kenapa kau menolak? Bukankah harusnya kau bangga karena aku mengajakmu bertanding? Itu berarti kau hampir setara denganku." sindir gadis itu dengan bangga.

"Apa yang salah dengan orang itu?! Ini masih pagi, aku ingin segera tidur, saat ini juga!" batin An mengoceh tanpa henti.

Siapa yang suka jika waktu istirahatnya diganggu, apalagi gangguannya tidak berarti seperti ini.

"Kenapa aku harus melakukannya? Kau sudah sehat kan Kak, lakukan tugasmu dengan baik. Lagipula tugasku hanya menggantikanmu karena kau tak bisa bergerak." sahut An kesal.

Semua orang tercengang atas sikap An yang dianggap sangat berani, dengan umurnya yang masih belia, dia bisa saja mati muda. Mereka tak tahu kalau gadis itu bahkan pernah merasakan kematian itu sekali.

Tak ada yang berani berbicara untuk beberapa menit, mereka terus menatap pertarungan sunyi yang sangat sengit dihadapan mereka.

Jiao Yun yang semula tertunduk menahan emosi kini naik pitam, matanya melotot dengan rahang yang menegang, urat wajahnya keluar dan wajah gadis itu memerah.

Semua orang dapat mendengarnya, suara tali kesabaran Jiao Yun yang setipis benang putus tak bersisa, mereka menelan ludah kasar tanpa berkedip sedikitpun.

"Dasar bocah tak berguna! Padahal aku telah sabar denganmu!" teriak Jiao Yun sambil melayangkan tinju penuh energi di tangannya.

"Aku tak menyangka kau bisa melakukannya, kupikir Kakak hanya nona muda jelek yang manja." ejek An santai.

"BERISIK KAU A*JING! DASAR BOCAH BAU KENCUR!" umpat Jiao Yun penuh kemarahan.

An dengan sigap menghindari serangan itu tanpa menggunakan chi miliknya, dia tahu bahwa akan berbahaya jika kekuatan yang tak seberapa ini diketahui oleh banyak orang.

An terkekeh melihat serangan asal serang yang dilakukan Jiao Yun, dia kembali meledak, "Apa kau sedang bermain Kak? Tak ada satupun seranganmu yang mengenai tubuhku."

Alhasil, beberapa meja dan peralatan di kedai menjadi hancur akibat serangan dari Jiao Yun.

Para pelayan tampak ketakutan, mereka berlarian menyelamatkan diri, ada juga beberapa dari mereka yang tengah sibuk mencari cara untuk menjelaskan kejadian ini pada atasan mereka. Namun, semua usaha itu hanya akan sia-sia.

Jiao Yun yang dikuasai kekesalan masih menyerang An secara sembrono dan membabi buta, dia tak lagi mempedulikan tanggapan orang lain serta segala perabotan yang hancur.

"Apa dia baru belajar juga? Serangannya sangat payah." pikir An sambil menghindari semua pukulan cinta Jiao Yun.

"Kenapa kau terus menghindar brengsek! Ah, aku lupa, kau kan cuma orang biasa. Tak bisa melakukan ini kan? Haha! Dasar sampah! Aku bahkan tak melihat sedikitpun chi mengalir di tubuhmu!" teriak Jiao Yun dengan lantang.

An hanya diam dan tetap tak berniat untuk menyerang, dia menatap kasian gadis itu sambil menghela nafas lelah.

"Untuk apa aku melakukan hal yang setengah setengah?" gumam An dengan seringai jahat diwajahnya.

"Aku tak perlu memakai kekuatanku untuk orang tak berotak seperti dirimu, kelas rendah." hina gadis itu pelan dan hanya bisa didengar oleh Jiao seorang.

"Keparat kau! Dasar bocah sombong!" Jiao Yun lalu melompat ke udara dan memusatkan semua chi ke dalam genggaman tangannya.

Kini dia memasang nafsu membunuh kepada An yang sedang menunggu di bawah dengan tenang, ia sempat heran dengan sikap An yang seolah tak akan menghindari serangannya kali ini.

"Mati saja kau!" Jiao berteriak keras, matanya seperti orang kecanduan yang kehabisan obat.

Saat pukulan Jiao Yun hampir sampai pada targetnya, tiba-tiba serangan itu terhenti karena seseorang menahan pukulan Jiao dengan tangannya.

"Nyo--Nyonya Kaili?!" ucap gadis itu gagap.

Dia lalu tersadar akan satu hal yang sedari tadi mengganjal hatinya, secara perlahan ia melirik ke arah An, matanya membulat sempurna kala melihat An kini sedang terluka parah.

"Apa yang terjadi?! Bukankah tadi dia menghindari semua seranganku, kenapa sekarang dia terluka parah begitu?!" batin Jiao Yun terperangah.

"Sudah melototnya, Nona Yun?!" seru nyonya Kai dengan tatapan kesal diwajahnya.

...•...

...•...

...•...

...•...

TERIMA KASIH BANYAK PADA PARA PEMBACA, NANTIKAN TERUS KELANJUTAN KISAH INI YAA!

Terpopuler

Comments

Ririn Santi

Ririn Santi

drama queen ketemu drama queen, seru....

2024-03-01

0

lihat semua
Episodes
1 Ch.1 Kristina Haelly
2 Ch.2 Ruby Room
3 Ch.3 Ledakan
4 Ch.4 Masa Lalu
5 Ch.5 Kekaisaran Barat
6 Ch.6 Kedai Wuca
7 Ch.7 An Si Penari Baru
8 Ch.8 Senior Jieru
9 Ch.9 Apakah Dia Teman?
10 Spesial Informasi
11 Ch.10 Pertemuan Pertama
12 Ch.11 Berlatih
13 Ch.12 Bertengkar
14 Ch.13 Madam Kaili
15 Ch.14 Topeng Kekaisaran
16 Ch.15 Malam Festival
17 Ch.16 Pengundian
18 Ch.17 Si Buaya Darat
19 Ch.18 Tiga Kemalangan
20 Ch.19 Tamu Tak Diundang
21 Ch.20 Dua Kepala
22 Ch.21 Monster Bungkuk
23 Ch.22 Boneka Hidup
24 Ch.23 Pasar Malam
25 Ch.24 Air Mancur
26 Ch.25 Lelang Boneka
27 Ch.26 Budak
28 Ch.27 Tawaran
29 Ch.28 Mata Penuh Tekad
30 Ch.29 Keluarga
31 Ch.30 kesepakatan
32 Ch.31 Pertemuan
33 Ch.32 Kembang Api
34 Ch.33 Ibukota
35 Ch.34 Rumah Baru
36 Ch.35 Ingatan
37 Ch.36 Pelayan Baru
38 Ch.37 Tuan Muda Kedua
39 Ch.38 Jalan jalan
40 Ch.39 Makan Malam
41 Ch.40 Makan Malam (2)
42 Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43 Ch.42 Lelang Hijau
44 Ch.43 Sang Dalang
45 Ch.44 Hadiah
46 Ch.45 Negosiasi
47 Ch.46 Rencana
48 Ch.47 Rencana (2)
49 Ch.48 Rencana (3)
50 Ch.49 Getaran
51 Ch.50 Penyelidikan
52 Ch.51 "Ayo Mulai!"
53 Ch.52 Kesatria Misterius
54 Ch.53 Pertemuan Segitiga
55 Ch.54 Pembebasan
56 Ch.55 Orang Yang Salah
57 Ch.56 Perjanjian
58 Ch.57 Bertemu Kembali
59 Ch.58 Dia Cantik!
60 Ch.59 Mimpi
61 Ch.60 Mimpi (2)
62 Ch.61 Penantian
63 Ch.62 Berita
64 Ch.63 Kabar
65 Ch.64 Teori Kelam
66 Ch. 65 Utusan Kaisar
67 Ch.66 Bertemunya Para Perwakilan!
68 Ch.67 Kejadian Tak Terduga
69 Ch.68 Di Uji!
70 Ch.69 Kakek Tua
71 Ch.70 Dia, Chyou Wu
72 Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73 Ch.72 Mata Merah
74 Ch.73 Satu Mata
75 Ch.74 Keberangkatan Menuju Utara
76 Ch.75 Kapal Terbang
77 Ch.76 Nona Niu Liu
78 Ch.77 Kabut Ilusi
79 Ch.78 Cambuk
80 Ch.79 Berburu
81 Ch.80 Melepas Segel
82 Ch.81 Suku Velma
83 Ch.82 Kontrak
84 Ch.83 Bunga Yang Gugur
85 Ch.84 Mendapatkan Kembali
86 Ch.85 Kelompok Terbentuk
87 Ch.86 Pingsan
88 Ch.87 Quilan Wuhan
89 Ch.88 Terbongkar
90 Ch.89 Bangkitnya Iblis
91 Ch.90 Monster Seutuhnya
92 Ch.91 Kemenangan
93 Ch.92 Mawar Hitam
94 Ch.93 Kencan
95 Ch.94 Manisan Mawar
96 Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97 Ch.96 Kunci Pengganti
98 Ch.97 Tangan Kanan Terbaik
99 Ch.98 Sumpah
100 Ch.99 Sabit Kristal
101 Ch.100 Myrax
102 Ch.101 Serigala atau Domba?
103 Ch.102 Dia Serigala!
104 Ch.103 Istirahat
105 Ch.104 Selamat Tinggal, Utara.
106 Ch.105 Teh Dingin
107 Ch.106 Menguping
108 107. Air Suci
109 108. Wanita Idaman
110 109. Mimpi Buruk
111 110. Gajah Emas
112 111. Peringatan
113 112. Janji
114 113. Emosi Berkecamuk
115 114. Tertangkap
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ch.1 Kristina Haelly
2
Ch.2 Ruby Room
3
Ch.3 Ledakan
4
Ch.4 Masa Lalu
5
Ch.5 Kekaisaran Barat
6
Ch.6 Kedai Wuca
7
Ch.7 An Si Penari Baru
8
Ch.8 Senior Jieru
9
Ch.9 Apakah Dia Teman?
10
Spesial Informasi
11
Ch.10 Pertemuan Pertama
12
Ch.11 Berlatih
13
Ch.12 Bertengkar
14
Ch.13 Madam Kaili
15
Ch.14 Topeng Kekaisaran
16
Ch.15 Malam Festival
17
Ch.16 Pengundian
18
Ch.17 Si Buaya Darat
19
Ch.18 Tiga Kemalangan
20
Ch.19 Tamu Tak Diundang
21
Ch.20 Dua Kepala
22
Ch.21 Monster Bungkuk
23
Ch.22 Boneka Hidup
24
Ch.23 Pasar Malam
25
Ch.24 Air Mancur
26
Ch.25 Lelang Boneka
27
Ch.26 Budak
28
Ch.27 Tawaran
29
Ch.28 Mata Penuh Tekad
30
Ch.29 Keluarga
31
Ch.30 kesepakatan
32
Ch.31 Pertemuan
33
Ch.32 Kembang Api
34
Ch.33 Ibukota
35
Ch.34 Rumah Baru
36
Ch.35 Ingatan
37
Ch.36 Pelayan Baru
38
Ch.37 Tuan Muda Kedua
39
Ch.38 Jalan jalan
40
Ch.39 Makan Malam
41
Ch.40 Makan Malam (2)
42
Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43
Ch.42 Lelang Hijau
44
Ch.43 Sang Dalang
45
Ch.44 Hadiah
46
Ch.45 Negosiasi
47
Ch.46 Rencana
48
Ch.47 Rencana (2)
49
Ch.48 Rencana (3)
50
Ch.49 Getaran
51
Ch.50 Penyelidikan
52
Ch.51 "Ayo Mulai!"
53
Ch.52 Kesatria Misterius
54
Ch.53 Pertemuan Segitiga
55
Ch.54 Pembebasan
56
Ch.55 Orang Yang Salah
57
Ch.56 Perjanjian
58
Ch.57 Bertemu Kembali
59
Ch.58 Dia Cantik!
60
Ch.59 Mimpi
61
Ch.60 Mimpi (2)
62
Ch.61 Penantian
63
Ch.62 Berita
64
Ch.63 Kabar
65
Ch.64 Teori Kelam
66
Ch. 65 Utusan Kaisar
67
Ch.66 Bertemunya Para Perwakilan!
68
Ch.67 Kejadian Tak Terduga
69
Ch.68 Di Uji!
70
Ch.69 Kakek Tua
71
Ch.70 Dia, Chyou Wu
72
Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73
Ch.72 Mata Merah
74
Ch.73 Satu Mata
75
Ch.74 Keberangkatan Menuju Utara
76
Ch.75 Kapal Terbang
77
Ch.76 Nona Niu Liu
78
Ch.77 Kabut Ilusi
79
Ch.78 Cambuk
80
Ch.79 Berburu
81
Ch.80 Melepas Segel
82
Ch.81 Suku Velma
83
Ch.82 Kontrak
84
Ch.83 Bunga Yang Gugur
85
Ch.84 Mendapatkan Kembali
86
Ch.85 Kelompok Terbentuk
87
Ch.86 Pingsan
88
Ch.87 Quilan Wuhan
89
Ch.88 Terbongkar
90
Ch.89 Bangkitnya Iblis
91
Ch.90 Monster Seutuhnya
92
Ch.91 Kemenangan
93
Ch.92 Mawar Hitam
94
Ch.93 Kencan
95
Ch.94 Manisan Mawar
96
Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97
Ch.96 Kunci Pengganti
98
Ch.97 Tangan Kanan Terbaik
99
Ch.98 Sumpah
100
Ch.99 Sabit Kristal
101
Ch.100 Myrax
102
Ch.101 Serigala atau Domba?
103
Ch.102 Dia Serigala!
104
Ch.103 Istirahat
105
Ch.104 Selamat Tinggal, Utara.
106
Ch.105 Teh Dingin
107
Ch.106 Menguping
108
107. Air Suci
109
108. Wanita Idaman
110
109. Mimpi Buruk
111
110. Gajah Emas
112
111. Peringatan
113
112. Janji
114
113. Emosi Berkecamuk
115
114. Tertangkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!