"Sepertinya disini cocok." Seru An yang kini sedang berada diluar kamarnya. Ketika Jie pergi, An langsung bergegas untuk berlatih di tempat yang aman dari jangkauan semua orang (terutama Jie), lebih tepatnya ia sedang berada di dekat pohon tua bukit belakang yang dekat dengan tempat pertama kali ia sampai.
"Dia tidak mungkin mengikuti ku kan? kalau begitu kita mulai saja!" ujar An dengan penuh semangat, ia kemudian duduk bersila dibawah pohon besar nan rindang itu dengan nyamannya. Lantas An segera memusatkan pikiran untuk menyerap lebih banyak energi, agar ia bisa dengan cepat menuju ke tahap berikutnya. Tapi seperti kata orang, jangan melakukan sesuatu dengan terburu buru jika tidak ingin hasil yang mengecewakan.
Benar saja, baru sebentar ia bermeditasi, tiba tiba darah mengalir keluar dari mulutnya. "a-apa yang terjadi?!" batin An terkejut.
**
"bukankah tadi baik baik saja? kenapa sekarang muntah darah?" gumam ku seraya membersihkan sisa darah yang menempel. Sepertinya benar, aku terlalu terburu buru melakukan nya. Tapi bukankah lebih cepat lebih baik?
Kemudian aku memutuskan untuk bersandar dan istirahat sebentar sebelum melanjutkan latihan, "sepertinya memang harus mengulang dari nol lagi ya?" seru ku dengan menatap ke langit yang saat ini dipenuhi dengan sinar bulan.
Sudah kuduga, ini akan menjadi sangat menyenangkan. Aku lalu bangkit dan berjalan ke arah sebuah batu besar, dan dengan isengnya mencoba untuk memukul batu tersebut. Satu pukulan pun ku layangkan dan.. tidak terjadi ap-DUASH!
"Huh? apa apaan? padahal aku hanya berniat untuk membuat lobang pada batu itu, tapi kenapa hancur semua?" gumam ku dengan nada tak percaya, aku pun melihat lenganku yang sepertinya juga terlihat syok berat. Ternyata aku memang harus berlatih untuk mengendalikan Chi terlebih dahulu ya..
**
Sehabis itu, An berlatih untuk mengendalikan Chi didalam tubuhnya dan mencoba untuk meningkatkan ke tahap berikutnya kembali. Memang, beberapa kali ia gagal, sewaktu mencoba untuk menekan auranya ia akan memuntahkan banyak darah. Tapi gadis itu tetap tak menyerah dan terus mencoba sampai ia bisa melakukan nya.
Dan setelah berulang kali gagal, An pun berhasil meningkatkan Chi nya ke tahap 5 bagian dasar tepat sebelum ayam membangunkan semua orang.
"Huft.. Baiklah.. " saat ini An tengah berdiri di depan sebuah dinding batu besar nan tinggi menjulang, tempat yang akan menjadi saksi bahwa ia baru saja menyelesaikan tujuan pertamanya, begitulah yang ia pikirkan terhadap dinding itu.
An mulai memasang kuda kuda, dan langsung memukul dinding itu tanpa keraguan sedikit pun. "apa berhasil? " sewaktu ia menoleh, An terlihat sangat senang dan meregangkan tubuhnya dengan wajah kelelahan.
"baguslah.. sekarang aku mau tidur deh.." ujar An dengan sesekali menguap, sekarang matanya sudah tak bisa diajak berkompromi lagi, Ia kemudian pulang ke kedai dengan wajah penuh kepuasan.
Sesaat setelah An pergi, mendadak seseorang datang dan melihat bekas pukulan yang dilayangkan oleh An, orang itu menatap sekaligus memegang bekas pukulan yang berbentuk bulat sempurna dengan cahaya yang terlihat disisi ujung nya.
Mata orang itu melebar dan sudut bibirnya terangkat "sepertinya.. aku baru saja melihat kebangkitan seorang monster.. ya? aku tak sabar, menunggu perkembangan nya setelah ini.." ucap nya lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Karena lelah akibat berlatih semalaman, An kini sangat berharap untuk tidur di kamarnya sampai sore tiba. Tapi, keinginan nya itu hanyalah sebuah mimpi belaka. Saat ini, An tengah berada di situasi yang tak memungkinkan baginya untuk beristirahat.
"Kau! karena kau telah berani merebut posisiku, aku menantang mu bersaing denganku untuk menjadi penari utama malam ini!" Seru Jiao didepan banyak orang.
An yang super lelah hanya memandangi tingkah Jiao dengan wajah malas "tidak ah, kau saja yang menari nanti ya.." ujarnya seraya mengusap mata dan menguap.
Semua orang yang ada di sana mulai berbisik satu sama lain, mereka berpikir mereka telah melihat tontonan yang sangat langka, dimana seorang Jiao Yun yang terkenal sekarang sedang ditolak mentah mentah dalam segala artian.
Berkat itu, wajah Jiao Yun kini memerah seperti tomat karena penolakan tegas yang diberikan oleh An.
"beraninya dia!! dasar kurang ajar!" geram gadis itu dalam hati, rasanya ia mau langsung mencengkram rambut An dan memukulinya hingga tak bisa bangun lagi.
"dasar bocah tidak berguna! aku akan tunjukkan bahwa kau tidak ada apa apanya dibanding aku!"
Walau demikian, Jiao Yun tetap tenang dan memberikan senyuman terbaiknya, "kenapa kau menolak? bukankah harusnya kau bangga karena aku mengajakmu bertanding? itu berarti kau hampir setara denganku kan?" sindir gadis itu dengan bangga.
"bocah kenapa sih?! ini masih pagi tau! setidaknya biarkan aku istirahat sampai siang dong! terus apa, sebanding? dia mimpi ya?" batin An yang mengoceh tanpa henti.
Siapa juga yang suka jika waktu istirahat nya diganggu, apalagi gangguannya tidak berarti seperti ini. "kenapa aku harus melakukan nya? kau ingin melakukan nya kan kak? ya sudah kau saja sana. Lagipula tugasku hanya menggantikan mu karena kau tak bisa bergerak. Jika sudah sehat tak perlu lagi kan?" sahut An dengan lancar, hal ini membuat semua orang tercengang atas sikapnya yang benar benar berani.
Jika kalian dapat melihat nya, kalian dapat melihat bahwa tali kesabaran milik Jiao Yun kini putus tak tersisa.
"Dasar bocah tak berguna! padahal aku telah sabar denganmu!" seru Jiao Yun seraya mengeluarkan chi dari tangannya.
"dia bisa menggunakannya juga ya? kupikir dia hanyalah seorang nona muda yang manja."
An dengan sigap menghindari serangan kejutan itu tanpa menggunakan chi miliknya, karena ia tau bahwa akan bahaya jika kekuatan nya yang belum seberapa ini diketahui oleh orang banyak.
Alhasil, beberapa meja dan peralatan di kedai menjadi hancur akibat serangan dari Jiao Yun. Semua pelayan tampak ketakutan dan tengah sibuk mencari cara bagaimana mereka akan menjelaskan peristiwa ini. Namun, semua usaha itu hanya akan sia sia.
Jiao Yun kini masih menyerang An secara sembrono dan asal-asalan.
"kenapa dia seperti baru menguasai chi ya? dia bahkan menyerang ku dengan acak. " batin An seraya menghindari beberapa serangan.
"Kenapa kau hanya menghindar! ah.. aku lupa kau kan cuma orang biasa. Tak bisa melakukan ini kan? haha! dasar sampah! aku bahkan tak melihat sedikitpun chi mengalir di tubuhmu!" teriak Jiao Yun dengan lantang, An hanya diam dan tetap tak berniat untuk menyerang.
"untuk apa aku melakukan hal yang setengah setengah?" gumam An diikuti seringai jahat diwajahnya.
"lagipula aku tak perlu menggunakan chi ku hanya untuk orang sepertimu. "
"Dasar bocah sombong!" Jiao Yun lalu melompat dan memusatkan semua chi kedalam genggaman tangannya, ia kini memasang nafsu membunuh kepada An yang sedang menunggu dibawah, ia sempat heran dengan sikap An yang seolah tak akan menghindari serangannya kali ini.
"kenapa dia diam saja? yah, tak masalah. Itu memudahkan ku untuk membunuh nya menjadi lebih gampang."
Saat pukulan Jiao Yun hampir sampai pada targetnya, tiba tiba serangan itu terhenti karena seseorang menahan pukulan Jiao dengan tangannya.
"Nyo-nyonya Kaili?!" ucap Jiao Yun gagap, ia lalu sadar dan melirik ke arah An yang kini sedang terluka parah.
"apa apaan bocah itu?! padahal dia menghindari semua serangan ku dan tak terluka sedikitpun! " geram gadis itu dalam hati.
"Sudah melotot nya?" seru nyonya Kai dengan tatapan kesal di wajahnya.
...•...
...•...
...•...
...•...
...[ MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN KATA MAUPUN TANDA BACA! ]...
...[ TERIMA KASIH TELAH MEMBACA NOVEL INI ]...
...[ SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA<3 ]...
^^^@Thara_tta (๑'ᴗ')ゞ^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Ririn Santi
drama queen ketemu drama queen, seru....
2024-03-01
0