Ch.15 Malam Festival

"selamat datang Tuan Tuan!"

"silahkan masuk!"

"mari saya antar ke meja yang tersedia.."

Para pelayan kini tengah sibuk melayani setiap tamu yang datang, seluruh makanan pun tersedia di atas meja, tanpa terkecuali. Lampu lampu hias dan beberapa dekorasi kini juga tergantung menghiasi dinding dan sudut ruangan.

Diluar kedai pun semua orang tampak antusias menikmati malam ini, banyak kedai kecil tertata dengan rapi disepanjang jalan baik itu kedai makanan, aksesoris, bahkan topeng pun tersedia. Dan semua orang sangat senang atas hal itu, semua orang..

Di sisi lain, ketika yang lain bersenang senang di malam festival,

"dimana hiasan rambutnya?!"

"hei! cepat bawa lagi pemerah bibirnya!"

"apa ada yang lihat perona wajahnya?"

Benar, semua orang bahagia, kecuali seorang gadis yang telah lemas karena kehilangan seluruh energinya.

"sial.. kenapa aku memilih sembunyi disini ya? apa ku bunuh saja semuanya agar mereka diam?" gerutu gadis itu dalam hati.

"karena mereka ribut sekali, kepalaku jadi sakit. Rasanya benar benar menjengkelkan.." lanjut An masih menahan sakit kepalanya.

Ia lalu memejamkan mata dan mengerutkan keningnya, terdengar sangat jelas ditelinga An, suara suara pelayan yang mengoceh tanpa henti karena dirinya yang tengah mengerutkan kening.

"kak An! apa yang kakak lakukan? jangan menggerakkan wajah kakak begitu!"

"aduh kak.. dandanan mu rusak lagi ka-"

"berisik, tugas kalian hanyalah mendandani ku bukannya mengoceh dihadapan ku. Kalian hanya perlu menggunakan tangan kalian dan buat mulut kalian diam, bisa kan?" potong An dengan dingin.

Seusai ia berkata begitu, seisi ruangan menjadi sunyi dan para pelayan hanya diam dengan sesekali melirik satu sama lain, seakan berkata,

..."kenapa sekarang auranya jadi seperti orang lain ya?"...

..."padahal dulu ini anak cuma bocah biasa, dia juga seumuran sama kita."...

..."Sekarang auranya kayak kak Jiao, malah lebih menakutkan gak sih?"...

Beberapa saat setelah itu, An telah selesai didandani dan para senior akhirnya datang karena mereka telah selesai mengurus lantai satu, kini mereka akan bertukar tempat dengan para pelayan yang tadinya telah membantu An untuk berdandan. Tetapi, semua senior tampak heran melihat para juniornya yang dengan rapi berbaris keluar tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

"tumben sekali mereka tidak mengoceh?" ujar Nuan pada Jie.

"benar.. biasanya mereka akan menggerutu kalau kita telat atau kelamaan.. " Jie lalu melihat ke arah An yang kini tampak puas dengan sikap para pelayan itu.

"apa kau puas dengan dandanannya An?" tanya Jie seraya berjalan mendekat, diikuti Nuan dibelakang nya.

"ya, aku sangat puas."

"terlebih karena mereka telah menuruti perintahku."

"baguslah jika begitu, baiklah! ayo ganti baju sekarang!" seru Nuan dengan semangat membara.

"awas, jangan sampai kena dandanannya ya kak Nuan." An berseri seri.

Mereka kemudian memilih pakaian lalu membantu An untuk mengganti pakaiannya, Nuan, Jie dan yang lain tampak pelan dan berhati hati agar make up penari utama mereka malam ini tidak luntur sama sekali.

Setengah jam berlalu, An saat ini telah siap untuk menari di hadapan semua orang, tubuhnya yang berbalut dress putih disertai selendang dan aksesoris layaknya seorang bidadari kayangan, juga disertai wajahnya yang telah didandani dengan sangat sempurna.

Seluruh mata orang yang memandang gadis itu berbinar dibuatnya.

"ah! jangan lupa ini.. " Jie memberikan sebuah topeng rubah putih untuk melengkapi penampilan gadis itu malam ini.

"walau agak menutupi dandanannya, tetap cantik kok!" celetuk Nuan mengekor dibelakang Jie.

"iya.. aku pakai.." An menerima topeng itu dan langsung memakainya ditempat, Jie membeku sejenak sewaktu melihat penampilan An yang telah memakai topeng rubah pemberiannya.

'Ratu Huli Jing.. ' gumam Jie sangat pelan.

"ng? kau bilang apa kak?" Nuan mendekatkan telinganya ke wajah Jie.

"ah.. ti--tidak.. " balas Jie gagap.

"Ratu Huli Jing [Siluman Rubah]?" Batin An dengan menatap Jie dan Nuan bergantian, setelah melatih chi, pendengarannya menjadi lebih baik dari manusia biasa, itulah mengapa ia makin tak menyukai keramaian.

"kak! para tamu telah menunggu!" seru salah seorang pelayan dari balik tirai merah.

"ya! kami segera ke sana!"

Lantas Jie, Nuan beserta An keluar dan menuju ke tempat pertunjukan, karena Jie dan Nuan lah yang bertugas menjaga An malam ini, tak lupa mereka juga memakai sebuah topeng untuk menutupi wajah mereka.

"kenapa kalian pakai topeng juga?" Tanya An heran.

"bukankah sudah kukatakan? ini adalah tradisi yang tak boleh dilupakan oleh seluruh masyarakat Kekaisaran Heng."

"benar, sebagai tanda penghormatan juga kesopanan saja kok, lagipula jadi tambah cantik kan?" potong Nuan dengan memperlihatkan senyum manis di wajahnya.

"begitu ya.." An hanya menjawab datar

**

Sewaktu sedang berjalan, aku merasakan sebuah tekanan dari aura yang amat kuat. akibat rasa penasaran, aku pun mengamati sekeliling berharap dapat mengetahui sumber dari aura yang hebat itu tapi, hasilnya nihil.

Aku tak menemukan apapun, "sepertinya orang itu sangat kuat ya.."

Aku menjadi tambah bersemangat karena percaya telah menemukan seseorang yang sepertinya sangat hebat,

"aku harus segera menyelesaikan ini dan pergi mencari orang itu."

Tapi.. ini bukan lorong menuju aula kan? tidak mungkin mereka tersesat, mereka telah tinggal disini lebih lama dari aku.

"hei kak, bukankah kita akan ke aula utama lantai satu? kenapa malah pergi ke lantai dua? ini kan rumah bordil.." tanyaku pada Jie dan Nuan yang sepertinya baru mengingat sesuatu.

"astaga! kami lupa memberitahumu!" seru Jie syok.

"jadi.. kau tidak akan tampil di lantai satu malam ini.." Nuan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"lalu?"

"kau akan tampil didepan para petinggi malam ini, karena sebagian dari mereka adalah tamu khusus, kau harus bersikap sopan dan ramah ya. "

"apa?! kau tak bilang aku harus melayani om om tua!" kataku geram.

"kenapa mereka selalu tidak memberitahuku informasi penting seperti itu?! "

"te--tenanglah An.. walau memang kebanyakan pria tua, ada juga yang muda kok.." bujuk Nuan padaku, Jie hanya menghela nafas yang sangat panjang. Mungkin karena dia tau bahwa aku akan menolak jika mengetahui hal ini.

"bukan itu masalahnya kak! masalahnya kalian tak jujur padaku! kenapa kalian tidak memberitahukan itu sebelumnya? sewaktu kalian datang dan membantuku ganti baju?" jelas ku dengan kesal, bagaimana tidak kesal? aku seperti seorang anak kecil yang disuruh ini itu hanya untuk mendapatkan sebuah pujian.

"kami takut kau tak mau.." ucap Jie dengan menghindari kontak mata langsung denganku.

"a--apa kau marah An?" Nuan sepertinya khawatir jika aku menjadi enggan untuk tampil sekarang, memang. Sekarang aku benar benar enggan untuk melakukan hal bodoh itu!

"iya! aku marah! aku marah karena kalian tak jujur padaku dan selalu membodohi ku! apa aku terlalu seperti anak kecil dihadapan kalian?" sindir ku dengan kasar, aku tak bisa menahannya lagi, setelah hari pertama masuk, mereka hanya berbuat semau mereka saja!

Masuk ke kamarku tanpa izin, merencanakan hal lain dan memasukkan ku kedalam rencana itu tanpa sepengetahuan ku, bahkan memaksaku melakukan sesuatu sewaktu aku sedang beristirahat, ini sudah kelewatan.

Suasana lorong menjadi sunyi dan mencekam, Jie dan Nuan hanya saling tatap dan memasang muka tak enak.

"maafkan kami.. " lirih mereka secara bersamaan.

Apa ini? wajah mereka sekarang benar benar membuatku kesal, tapi.. aku tak bisa melakukan apapun, aku tak memiliki pengaruh, kekayaan, ataupun kekuatan seperti hal nya diriku dulu. Saat ini aku sedang berusaha untuk membangun semuanya dari nol lagi.

Jika aku pergi begitu saja dan dikeluarkan, bisa saja aku akan menjadi seorang pengemis di sekitar sini. Ah tidak tau deh! saat ini aku akan mencoba sabar dan melihat kondisinya, jika mereka masih memperlakukan ku seperti bocah ingusan, maka aku akan mencari tempat yang lebih baik dari ini.

"baiklah, tapi kakak harus ingat. Jangan pernah mengulangi hal yang sama untuk kedua kalinya. Aku bukanlah seorang anak kecil dan aku juga memiliki privasi."

Perkataan itu secara khusus ditujukan untukmu Jie.

Setelah itu, aku bisa melihat dengan jelas jika sudut bibir kedua orang ini mulai terangkat tinggi keatas.

"ya! aku janji!" seru mereka bersamaan lagi. Lalu kami meneruskan berjalan dan akhirnya sampai didepan sebuah pintu berbalutkan kilauan emas.

"kalau begitu, kita masuk?" Jie dan Nuan kini bersiap di samping untuk mendampingiku masuk kedalam.

"ayo!"

Pintu mulai terbuka dan, secara mengejutkan pemandangan yang hampir terlupakan bagiku telah muncul kembali dengan mudahnya di hadapanku. Pemandangan orang orang kikir nan angkuh yang duduk bersamaan dalam satu ruangan, menghirup udara yang sama akan membuat mereka memiliki sifat yang sama pula.

Benar saja, semasa kami berjalan untuk sampai ke tengah ruangan, sorot mata mereka tak henti hentinya menatap kami dengan nafsu yang membara, bisikan mereka pun juga tak ada yang bermanfaat, padahal sudah ada dua sampai tiga gadis muda telah duduk disekitar orang orang itu.

"menjijikan." itu adalah sebuah kata yang cocok untuk semua orang didalam ruangan ini. Walau begitu, Jie dan Nuan terlihat tampak profesional dalam menghadapi tatapan juga bisikan yang dilontarkan untuk mereka.

Jika aku sendiri sih, sudah ku congkel matanya dan ku potong lidahnya, tapi kalau aku melakukan itu, telah dipastikan aku akan dicari hingga ke seluruh Kekaisaran.

Yah, tidak semuanya begitu sih, ada beberapa orang yang duduk disudut yang sepertinya hanya ingin menikmati tarian ku saja. Dan aku bisa merasakan suatu aura yang kuat dari orang orang di sana.

"jadi mereka ya? para tamu khusus itu." aku sudah mendapatkan sasaran ku, jadi aku tak perlu memperhatikan para makhluk menjijikan itu kan? kalau begitu sisanya ku serahkan pada kalian ya kakakku tersayang~

**

"entah kenapa bulu kuduk ku berdiri." ucap Jie ngeri.

"kau benar kak, aku bisa merasakan bahwa dia menatap kita dengan menakutkan" Nuan tersenyum kecut.

..."Terima kasih saya ucapkan kepada para tamu terhormat kami malam ini!...

...Tanpa menunggu lebih lama lagi, kami persembahkan penari terbaik kami! An!"...

"tampaknya Jiao akan menggigit lidahnya sendiri jika mendengar perkataan itu." batin An dengan sudut bibirnya mencibir.

Alunan musik mulai terdengar di ruangan yang sunyi dan An mulai menampilkan tarian indahnya kepada para tamu spesial yang telah hadir pada malam itu.

...•...

...•...

...•...

...•...

...[ MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN KATA MAUPUN TANDA BACA! ]...

...[ TERIMA KASIH TELAH MEMBACA NOVEL INI ]...

...[ SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA<3 ]...

^^^@Thara_tta (๑'ᴗ')ゞ^^^

Episodes
1 Ch.1 Kristina Haelly
2 Ch.2 Ruby Room
3 Ch.3 Ledakan
4 Ch.4 Masa lalu
5 Ch.5 Dinasti yang Hilang
6 Ch.6 Kedai Wuca
7 Ch.7 An si Penari Baru
8 Ch.8 Senior yang Misterius
9 Ch.9 Seorang Informan
10 Ch. Spesial Informasi
11 Ch.10 Pertemuan Pertama
12 Ch.11 Berlatih
13 Ch.12 Bertengkar
14 Ch.13 Madam Kaili
15 Ch.14 Persiapan
16 Ch.15 Malam Festival
17 Ch.16 Pengundian
18 Ch.17 Keputusan yang Salah
19 Ch.18 Tiga Kemalangan
20 Ch.19 Seorang Tamu
21 Ch.20 Tangisan Sang Kakak
22 Ch.21 Si Pengendali Cuaca!
23 Ch.22 Topik Panas
24 Ch.23 Pasar Malam
25 Ch.24 Lelang
26 Ch.25 Lelang (2)
27 Ch.26 Budak
28 Ch.27 Tawaran
29 Ch.28 Tekad Kesatria!
30 Ch.29 Keluarga?
31 Ch.30 kesepakatan
32 Ch.31 Pertemuan
33 Ch.32 Kembang Api
34 Ch.33 Ibukota
35 Ch.34 Rumah Baru
36 Ch.35 Ingatan Masa Lalu
37 Ch.36 Pelayan Baru
38 Ch.37 Tuan Muda Kedua
39 Ch.38 Jalan jalan
40 Ch.39 Makan Malam
41 Ch.40 Makan Malam (2)
42 Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43 Ch.42 Lelang Hijau
44 Ch.43 Sang Dalang
45 Ch.44 Hadiah
46 Ch.45 Negosiasi
47 Ch.46 Rencana
48 Ch.47 Rencana (2)
49 Ch.48 Rencana (3)
50 Ch.49 Getaran
51 Ch.50 Penyelidikan
52 Ch.51 "Ayo mulai!"
53 Ch.52 Kesatria Misterius
54 Ch.53 Pertemuan segitiga
55 Ch.54 Pembebasan
56 Ch.55 Orang yang salah
57 Ch.56 Perjanjian
58 Ch.57 Bertemu kembali
59 Ch.58 Kejadian tak terduga
60 Ch.59 Mimpi
61 Ch.60 Mimpi (2)
62 Ch.61 Penantian
63 Ch.62 Berita
64 Ch.63 Kabar
65 Ch.64 Teori kelam
66 Ch. 65 Utusan kaisar
67 Ch.66 Bertemunya para perwakilan!
68 Ch.67 Kejadian tak terduga
69 Ch.68 Di uji!
70 Ch.69 Kakek tua
71 Ch.70 Dia, Chyou Wu
72 Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73 Ch.72 Mata Merah
74 Ch.73 Hampir Mati!
75 Ch.74 Keberangkatan menuju Utara
76 Ch.75 Kapal Terbang
77 Ch.76 Nona Niu Liu
78 Ch.77 Kembali?
79 Ch.78 Perseteruan
80 Ch.79 Berburu
81 Ch.80 Sosok Agung
82 Ch.81 Suku Velma
83 Ch.82 Kontrak
84 Ch.83 Para Monster Malang
85 Ch.84 Seorang Pria Kecil
86 Ch.85 Jaga Wilayah!
87 Ch.86 Jaga Wilayah! (2)
88 Ch.87 Quilan Wuhan
89 Ch.88 Terbongkar
90 Ch.89 Bangkitnya Iblis
91 Ch.90 Siapa dia?
92 Ch.91 Siapa dia? (2)
93 Ch.92 Siapa dia? (3)
94 Ch.93 Kencan
95 Ch.94 Manisan Mawar
96 Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97 Ch.96 Kunci Pengganti
98 Ch.97 Masa itu
99 Ch.98 Masa Itu (2)
100 Ch.99 Sabit Kristal
101 Ch.100 Myrax
102 Ch.101 Serigala atau Domba?
103 Ch.102 Dia Serigala!
104 103 Luka baru
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Ch.1 Kristina Haelly
2
Ch.2 Ruby Room
3
Ch.3 Ledakan
4
Ch.4 Masa lalu
5
Ch.5 Dinasti yang Hilang
6
Ch.6 Kedai Wuca
7
Ch.7 An si Penari Baru
8
Ch.8 Senior yang Misterius
9
Ch.9 Seorang Informan
10
Ch. Spesial Informasi
11
Ch.10 Pertemuan Pertama
12
Ch.11 Berlatih
13
Ch.12 Bertengkar
14
Ch.13 Madam Kaili
15
Ch.14 Persiapan
16
Ch.15 Malam Festival
17
Ch.16 Pengundian
18
Ch.17 Keputusan yang Salah
19
Ch.18 Tiga Kemalangan
20
Ch.19 Seorang Tamu
21
Ch.20 Tangisan Sang Kakak
22
Ch.21 Si Pengendali Cuaca!
23
Ch.22 Topik Panas
24
Ch.23 Pasar Malam
25
Ch.24 Lelang
26
Ch.25 Lelang (2)
27
Ch.26 Budak
28
Ch.27 Tawaran
29
Ch.28 Tekad Kesatria!
30
Ch.29 Keluarga?
31
Ch.30 kesepakatan
32
Ch.31 Pertemuan
33
Ch.32 Kembang Api
34
Ch.33 Ibukota
35
Ch.34 Rumah Baru
36
Ch.35 Ingatan Masa Lalu
37
Ch.36 Pelayan Baru
38
Ch.37 Tuan Muda Kedua
39
Ch.38 Jalan jalan
40
Ch.39 Makan Malam
41
Ch.40 Makan Malam (2)
42
Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43
Ch.42 Lelang Hijau
44
Ch.43 Sang Dalang
45
Ch.44 Hadiah
46
Ch.45 Negosiasi
47
Ch.46 Rencana
48
Ch.47 Rencana (2)
49
Ch.48 Rencana (3)
50
Ch.49 Getaran
51
Ch.50 Penyelidikan
52
Ch.51 "Ayo mulai!"
53
Ch.52 Kesatria Misterius
54
Ch.53 Pertemuan segitiga
55
Ch.54 Pembebasan
56
Ch.55 Orang yang salah
57
Ch.56 Perjanjian
58
Ch.57 Bertemu kembali
59
Ch.58 Kejadian tak terduga
60
Ch.59 Mimpi
61
Ch.60 Mimpi (2)
62
Ch.61 Penantian
63
Ch.62 Berita
64
Ch.63 Kabar
65
Ch.64 Teori kelam
66
Ch. 65 Utusan kaisar
67
Ch.66 Bertemunya para perwakilan!
68
Ch.67 Kejadian tak terduga
69
Ch.68 Di uji!
70
Ch.69 Kakek tua
71
Ch.70 Dia, Chyou Wu
72
Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73
Ch.72 Mata Merah
74
Ch.73 Hampir Mati!
75
Ch.74 Keberangkatan menuju Utara
76
Ch.75 Kapal Terbang
77
Ch.76 Nona Niu Liu
78
Ch.77 Kembali?
79
Ch.78 Perseteruan
80
Ch.79 Berburu
81
Ch.80 Sosok Agung
82
Ch.81 Suku Velma
83
Ch.82 Kontrak
84
Ch.83 Para Monster Malang
85
Ch.84 Seorang Pria Kecil
86
Ch.85 Jaga Wilayah!
87
Ch.86 Jaga Wilayah! (2)
88
Ch.87 Quilan Wuhan
89
Ch.88 Terbongkar
90
Ch.89 Bangkitnya Iblis
91
Ch.90 Siapa dia?
92
Ch.91 Siapa dia? (2)
93
Ch.92 Siapa dia? (3)
94
Ch.93 Kencan
95
Ch.94 Manisan Mawar
96
Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97
Ch.96 Kunci Pengganti
98
Ch.97 Masa itu
99
Ch.98 Masa Itu (2)
100
Ch.99 Sabit Kristal
101
Ch.100 Myrax
102
Ch.101 Serigala atau Domba?
103
Ch.102 Dia Serigala!
104
103 Luka baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!