"selamat datang Tuan Tuan!"
"silahkan masuk!"
"mari saya antar ke meja yang tersedia.."
Para pelayan kini tengah sibuk melayani setiap tamu yang datang, seluruh makanan pun tersedia di atas meja, tanpa terkecuali. Lampu lampu hias dan beberapa dekorasi kini juga tergantung menghiasi dinding dan sudut ruangan.
Diluar kedai pun semua orang tampak antusias menikmati malam ini, banyak kedai kecil tertata dengan rapi disepanjang jalan baik itu kedai makanan, aksesoris, bahkan topeng pun tersedia. Dan semua orang sangat senang atas hal itu, semua orang..
Di sisi lain, ketika yang lain bersenang senang di malam festival,
"dimana hiasan rambutnya?!"
"hei! cepat bawa lagi pemerah bibirnya!"
"apa ada yang lihat perona wajahnya?"
Benar, semua orang bahagia, kecuali seorang gadis yang telah lemas karena kehilangan seluruh energinya.
"sial.. kenapa aku memilih sembunyi disini ya? apa ku bunuh saja semuanya agar mereka diam?" gerutu gadis itu dalam hati.
"karena mereka ribut sekali, kepalaku jadi sakit. Rasanya benar benar menjengkelkan.." lanjut An masih menahan sakit kepalanya.
Ia lalu memejamkan mata dan mengerutkan keningnya, terdengar sangat jelas ditelinga An, suara suara pelayan yang mengoceh tanpa henti karena dirinya yang tengah mengerutkan kening.
"kak An! apa yang kakak lakukan? jangan menggerakkan wajah kakak begitu!"
"aduh kak.. dandanan mu rusak lagi ka-"
"berisik, tugas kalian hanyalah mendandani ku bukannya mengoceh dihadapan ku. Kalian hanya perlu menggunakan tangan kalian dan buat mulut kalian diam, bisa kan?" potong An dengan dingin.
Seusai ia berkata begitu, seisi ruangan menjadi sunyi dan para pelayan hanya diam dengan sesekali melirik satu sama lain, seakan berkata,
..."kenapa sekarang auranya jadi seperti orang lain ya?"...
..."padahal dulu ini anak cuma bocah biasa, dia juga seumuran sama kita."...
..."Sekarang auranya kayak kak Jiao, malah lebih menakutkan gak sih?"...
Beberapa saat setelah itu, An telah selesai didandani dan para senior akhirnya datang karena mereka telah selesai mengurus lantai satu, kini mereka akan bertukar tempat dengan para pelayan yang tadinya telah membantu An untuk berdandan. Tetapi, semua senior tampak heran melihat para juniornya yang dengan rapi berbaris keluar tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
"tumben sekali mereka tidak mengoceh?" ujar Nuan pada Jie.
"benar.. biasanya mereka akan menggerutu kalau kita telat atau kelamaan.. " Jie lalu melihat ke arah An yang kini tampak puas dengan sikap para pelayan itu.
"apa kau puas dengan dandanannya An?" tanya Jie seraya berjalan mendekat, diikuti Nuan dibelakang nya.
"ya, aku sangat puas."
"terlebih karena mereka telah menuruti perintahku."
"baguslah jika begitu, baiklah! ayo ganti baju sekarang!" seru Nuan dengan semangat membara.
"awas, jangan sampai kena dandanannya ya kak Nuan." An berseri seri.
Mereka kemudian memilih pakaian lalu membantu An untuk mengganti pakaiannya, Nuan, Jie dan yang lain tampak pelan dan berhati hati agar make up penari utama mereka malam ini tidak luntur sama sekali.
Setengah jam berlalu, An saat ini telah siap untuk menari di hadapan semua orang, tubuhnya yang berbalut dress putih disertai selendang dan aksesoris layaknya seorang bidadari kayangan, juga disertai wajahnya yang telah didandani dengan sangat sempurna.
Seluruh mata orang yang memandang gadis itu berbinar dibuatnya.
"ah! jangan lupa ini.. " Jie memberikan sebuah topeng rubah putih untuk melengkapi penampilan gadis itu malam ini.
"walau agak menutupi dandanannya, tetap cantik kok!" celetuk Nuan mengekor dibelakang Jie.
"iya.. aku pakai.." An menerima topeng itu dan langsung memakainya ditempat, Jie membeku sejenak sewaktu melihat penampilan An yang telah memakai topeng rubah pemberiannya.
'Ratu Huli Jing.. ' gumam Jie sangat pelan.
"ng? kau bilang apa kak?" Nuan mendekatkan telinganya ke wajah Jie.
"ah.. ti--tidak.. " balas Jie gagap.
"Ratu Huli Jing [Siluman Rubah]?" Batin An dengan menatap Jie dan Nuan bergantian, setelah melatih chi, pendengarannya menjadi lebih baik dari manusia biasa, itulah mengapa ia makin tak menyukai keramaian.
"kak! para tamu telah menunggu!" seru salah seorang pelayan dari balik tirai merah.
"ya! kami segera ke sana!"
Lantas Jie, Nuan beserta An keluar dan menuju ke tempat pertunjukan, karena Jie dan Nuan lah yang bertugas menjaga An malam ini, tak lupa mereka juga memakai sebuah topeng untuk menutupi wajah mereka.
"kenapa kalian pakai topeng juga?" Tanya An heran.
"bukankah sudah kukatakan? ini adalah tradisi yang tak boleh dilupakan oleh seluruh masyarakat Kekaisaran Heng."
"benar, sebagai tanda penghormatan juga kesopanan saja kok, lagipula jadi tambah cantik kan?" potong Nuan dengan memperlihatkan senyum manis di wajahnya.
"begitu ya.." An hanya menjawab datar
**
Sewaktu sedang berjalan, aku merasakan sebuah tekanan dari aura yang amat kuat. akibat rasa penasaran, aku pun mengamati sekeliling berharap dapat mengetahui sumber dari aura yang hebat itu tapi, hasilnya nihil.
Aku tak menemukan apapun, "sepertinya orang itu sangat kuat ya.."
Aku menjadi tambah bersemangat karena percaya telah menemukan seseorang yang sepertinya sangat hebat,
"aku harus segera menyelesaikan ini dan pergi mencari orang itu."
Tapi.. ini bukan lorong menuju aula kan? tidak mungkin mereka tersesat, mereka telah tinggal disini lebih lama dari aku.
"hei kak, bukankah kita akan ke aula utama lantai satu? kenapa malah pergi ke lantai dua? ini kan rumah bordil.." tanyaku pada Jie dan Nuan yang sepertinya baru mengingat sesuatu.
"astaga! kami lupa memberitahumu!" seru Jie syok.
"jadi.. kau tidak akan tampil di lantai satu malam ini.." Nuan menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"lalu?"
"kau akan tampil didepan para petinggi malam ini, karena sebagian dari mereka adalah tamu khusus, kau harus bersikap sopan dan ramah ya. "
"apa?! kau tak bilang aku harus melayani om om tua!" kataku geram.
"kenapa mereka selalu tidak memberitahuku informasi penting seperti itu?! "
"te--tenanglah An.. walau memang kebanyakan pria tua, ada juga yang muda kok.." bujuk Nuan padaku, Jie hanya menghela nafas yang sangat panjang. Mungkin karena dia tau bahwa aku akan menolak jika mengetahui hal ini.
"bukan itu masalahnya kak! masalahnya kalian tak jujur padaku! kenapa kalian tidak memberitahukan itu sebelumnya? sewaktu kalian datang dan membantuku ganti baju?" jelas ku dengan kesal, bagaimana tidak kesal? aku seperti seorang anak kecil yang disuruh ini itu hanya untuk mendapatkan sebuah pujian.
"kami takut kau tak mau.." ucap Jie dengan menghindari kontak mata langsung denganku.
"a--apa kau marah An?" Nuan sepertinya khawatir jika aku menjadi enggan untuk tampil sekarang, memang. Sekarang aku benar benar enggan untuk melakukan hal bodoh itu!
"iya! aku marah! aku marah karena kalian tak jujur padaku dan selalu membodohi ku! apa aku terlalu seperti anak kecil dihadapan kalian?" sindir ku dengan kasar, aku tak bisa menahannya lagi, setelah hari pertama masuk, mereka hanya berbuat semau mereka saja!
Masuk ke kamarku tanpa izin, merencanakan hal lain dan memasukkan ku kedalam rencana itu tanpa sepengetahuan ku, bahkan memaksaku melakukan sesuatu sewaktu aku sedang beristirahat, ini sudah kelewatan.
Suasana lorong menjadi sunyi dan mencekam, Jie dan Nuan hanya saling tatap dan memasang muka tak enak.
"maafkan kami.. " lirih mereka secara bersamaan.
Apa ini? wajah mereka sekarang benar benar membuatku kesal, tapi.. aku tak bisa melakukan apapun, aku tak memiliki pengaruh, kekayaan, ataupun kekuatan seperti hal nya diriku dulu. Saat ini aku sedang berusaha untuk membangun semuanya dari nol lagi.
Jika aku pergi begitu saja dan dikeluarkan, bisa saja aku akan menjadi seorang pengemis di sekitar sini. Ah tidak tau deh! saat ini aku akan mencoba sabar dan melihat kondisinya, jika mereka masih memperlakukan ku seperti bocah ingusan, maka aku akan mencari tempat yang lebih baik dari ini.
"baiklah, tapi kakak harus ingat. Jangan pernah mengulangi hal yang sama untuk kedua kalinya. Aku bukanlah seorang anak kecil dan aku juga memiliki privasi."
Perkataan itu secara khusus ditujukan untukmu Jie.
Setelah itu, aku bisa melihat dengan jelas jika sudut bibir kedua orang ini mulai terangkat tinggi keatas.
"ya! aku janji!" seru mereka bersamaan lagi. Lalu kami meneruskan berjalan dan akhirnya sampai didepan sebuah pintu berbalutkan kilauan emas.
"kalau begitu, kita masuk?" Jie dan Nuan kini bersiap di samping untuk mendampingiku masuk kedalam.
"ayo!"
Pintu mulai terbuka dan, secara mengejutkan pemandangan yang hampir terlupakan bagiku telah muncul kembali dengan mudahnya di hadapanku. Pemandangan orang orang kikir nan angkuh yang duduk bersamaan dalam satu ruangan, menghirup udara yang sama akan membuat mereka memiliki sifat yang sama pula.
Benar saja, semasa kami berjalan untuk sampai ke tengah ruangan, sorot mata mereka tak henti hentinya menatap kami dengan nafsu yang membara, bisikan mereka pun juga tak ada yang bermanfaat, padahal sudah ada dua sampai tiga gadis muda telah duduk disekitar orang orang itu.
"menjijikan." itu adalah sebuah kata yang cocok untuk semua orang didalam ruangan ini. Walau begitu, Jie dan Nuan terlihat tampak profesional dalam menghadapi tatapan juga bisikan yang dilontarkan untuk mereka.
Jika aku sendiri sih, sudah ku congkel matanya dan ku potong lidahnya, tapi kalau aku melakukan itu, telah dipastikan aku akan dicari hingga ke seluruh Kekaisaran.
Yah, tidak semuanya begitu sih, ada beberapa orang yang duduk disudut yang sepertinya hanya ingin menikmati tarian ku saja. Dan aku bisa merasakan suatu aura yang kuat dari orang orang di sana.
"jadi mereka ya? para tamu khusus itu." aku sudah mendapatkan sasaran ku, jadi aku tak perlu memperhatikan para makhluk menjijikan itu kan? kalau begitu sisanya ku serahkan pada kalian ya kakakku tersayang~
**
"entah kenapa bulu kuduk ku berdiri." ucap Jie ngeri.
"kau benar kak, aku bisa merasakan bahwa dia menatap kita dengan menakutkan" Nuan tersenyum kecut.
..."Terima kasih saya ucapkan kepada para tamu terhormat kami malam ini!...
...Tanpa menunggu lebih lama lagi, kami persembahkan penari terbaik kami! An!"...
"tampaknya Jiao akan menggigit lidahnya sendiri jika mendengar perkataan itu." batin An dengan sudut bibirnya mencibir.
Alunan musik mulai terdengar di ruangan yang sunyi dan An mulai menampilkan tarian indahnya kepada para tamu spesial yang telah hadir pada malam itu.
...•...
...•...
...•...
...•...
...[ MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN KATA MAUPUN TANDA BACA! ]...
...[ TERIMA KASIH TELAH MEMBACA NOVEL INI ]...
...[ SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA<3 ]...
^^^@Thara_tta (๑'ᴗ')ゞ^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments