Ch.3 Ledakan

Acara tersebut dimulai dengan penuh kata sambutan oleh sang moderator, acara yang bisa dibilang relatif sederhana tapi terkesan glamor ini memiliki peraturan khusus.

"Sekali lagi saya ingatkan, para tamu sekalian wajib memakai apapun yang dapat menutup wajah kalian. Tentu kami tak akan memaksa, tapi ini kami lakukan untuk menyelamatkan diri kalian sendiri." sang moderator mengancam dengan menutup mulutnya menggunakan telunjuk, lalu tertawa.

"Menyelamatkan diri ya... Merahasiakan identitas memang hal utama bagi para penikmat acara ilegal, akan gawat jika tersebar secara global kan," Kristina kemudian memakai sebuah topeng rubah yang diberikan Hans dan segera mengambil tempat secara acak.

"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada para tamu sekalian yang telah datang untuk memeriahkan acara sederhana kami!" pria itu berseru lantang, menggemakan suaranya ke segala arah.

"Tanpa berlama-lama lagi, mari kita mulai acara yang telah lama kita tunggu ini!" lanjutnya bersemangat.

Lelang dimulai, dan sesuai dugaannya, wanita itu sama sekali tak menyukai acara jual beli.

"Sepertinya aku terlalu berekspektasi tinggi tentang lelang kali ini." protesnya, ia langsung berdiri dari tempat duduk dan bersiap untuk melangkah pergi.

Langkah Kristina terhenti sejenak ketika dia merasa bulu kuduknya merinding akan sesuatu, tetapi itu tak menghentikan niatnya untuk pergi dari lelang tersebut.

Baru saja dia sampai ke pintu keluar, langkahnya kembali terhenti karena dia mendengar sebuah bisikan yang terus diulang oleh seseorang, bisikan yang terus memintanya agar berbalik untuk melihat apa yang ada di belakang.

"Tuan... Maafkan aku... Tuan, kumohon jangan tinggalkan aku! Bawa aku bersamamu... " rintih bisikan itu berulangkali.

Suara berat nan sayup itu terus berbisik di telinganya, "Siapa?" gumam wanita itu keheranan.

Karena rasa penasaran yang tinggi ia menoleh dan kembali tercengang, sebab dia tak melihat orang yang mencurigakan. Melainkan hanya melihat sebuah topeng *Oni yang memiliki sebuah tanduk panjang berwarna emas tepat di tengah panggung, sebuah topeng yang disimpan dalam wadah kaca yang dikunci dengan rantai besi.

"Baiklah semuanya, Ini adalah barang terakhir yang akan menjadi penutup lelang pada hari ini! Sebuah topeng keramat dari Dinasti yang hilang! Terkejut bukan? Konon katanya, topeng ini memiliki pikiran tersendiri untuk memilih siapa yang berhak menjadi pemiliknya! Mari kita mulai penawaran harga dengan 50$!" jelas moderator dan segera memberi penawaran.

Para tamu berlomba-lomba memenangkan topeng itu, banyak yang memberi harga untuknya, mulai dari 100$ hingga 500$. Bahkan pria di atas panggung itu tak menyangka jika orang-orang itu akan tertarik dengan topeng yang sedang dipamerkan ini.

"Dasar para orang kaya gila, hanya karena topeng, mereka seperti akan bertengkar dan saling membunuh... " gumam sang moderator tertawa, wajahnya tampak tersenyum lebar melihat pertikaian itu.

"Eh? Kenapa... Aku bisa mendengar ucapannya?" racau Kristina bingung karena mendengar segala ucapan dari orang di sana, tak hanya teriakan mereka, gumaman dan bisikan mereka juga terdengar, bahkan suara mesin kapal terdengar jelas di kepalanya.

Kala itu dia tak terlalu memperhatikan, ia juga seolah terhipnotis dengan topeng yang ada di atas panggung itu, "Ahh... Aku harus mendapatkan topeng itu." gumam Kristina.

Tak lama setelah itu lampu tiba-tiba mati dengan sendirinya, para tamu mulai merasa panik dan ketakutan. Petugas kapal yang sedang berjaga merasa heran dan mencoba untuk menghidupkan kembali penerangan mereka.

Beberapa menit kemudian, lampu berhasil dinyalakan dan keributan kembali melanda.

"TOLONG! MODERATOR ITU DIBUNUH! MEREKA DIBUNUH!" seorang tamu yang berada di dekat panggung berteriak histeris, ada juga beberapa wanita kaya yang pingsan setelah melihat pemandangan mengerikan di depan mereka.

Kaca yang menjadi tempat disimpannya topeng itu pecah, rantainya terjatuh ke lantai bersama dengan pecahan kaca. Darah segar mengalir dari atas panggung, lantai emas panggung dihiasi beberapa anggota tubuh sang moderator juga para pelayannya, hal itu terjadi dengan sangat singkat, sayatan pada tubuh jasad itu terbilang rapi untuk pembunuhan yang terjadi secara tiba-tiba.

Sewaktu semua orang dilanda kepanikan, satu orang diantaranya menyadari bahwa topeng keramat itu telah hilang dari tempatnya dan berinisiatif untuk mencari topeng itu.

Beberapa menit kemudian, di haluan kapal yang menjadi pusat tontonan para tamu. Terlihat seorang pria yang sedang berdiri memandangi laut malam, dia memegang sebuah topeng ditangannya. Tubuh Pria itu mengeluarkan aroma darah yang amat pekat, bahkan semua orang enggan bertanya apa yang terjadi dengannya.

"Aku tak mengerti, apa pemerintah juga memerlukan sebuah topeng kuno untuk mengurus Negara?" sindir Kristina yang masih mengenakan topeng rubah sekaligus mengarahkan pistol ke arah pria itu.

"Hm, apa maksudmu? Selama ini pemerintah telah mengurus Negara dengan baik, mereka hanya butuh sedikit keseruan." jawab pria itu seraya memutar tubuh untuk melihat lawan bicaranya.

"Sudah lama kita tak bertemu ya... Teman kecilku?" lanjut pria itu tersenyum pahit.

Kristina mengerutkan keningnya, "Semua ucapanmu itu masih saja omong kosong Reihan. Aku sempat terkejut karena mengira kau telah berganti profesi menjadi seorang pelayan kapal." sindir wanita itu lagi.

"Hahaha! Aku melakukannya hanya untukmu Tina. Lalu, kau tak perlu berbicara formal denganku, aku bersyukur karena masih bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya..." ucap pria itu lirih.

Kristina tetap tak menjawab dan bersiap untuk menembak, "Buang topeng itu dan pergilah dari sini." balasnya geram.

"Bukankah... Aku yang harusnya mengatakan itu padamu?" gumam pria itu dingin.

Tiba-tiba sebuah belati melesat dan hampir mengenai wajah Kristina, untungnya dia dengan cepat menghindar dan serangan itu hanya mengenai topeng rubah miliknya. Dia lalu melepas topeng itu dan melemparnya ke lantai.

"Ini hanya akan menghalangi jarak pandangku." racau wanita itu bersemangat.

"Ah... Wajahmu masih tetap cantik seperti dulu Tina... " Reihan tertawa girang.

"Brengsek!" gerutu Kristina kesal.

"Maaf atas perlakuan anak buahku yang kurang ajar itu, tapi jika tak seperti ini kau tak akan mau memperlihatkan wajahmu padaku, kan?" jelas Reihan sambil berjalan menghampiri Kristina.

Ketika sudah berada di jarak yang dekat, dia merogoh sakunya dan memberikan sebuah sapu tangan pada gadis didepannya itu.

"Katakan saja apa yang kau mau, kau bisa saja membunuhku secara langsung jika kau ingin... Benar?" cetus Kristina tanpa menerima sapu tangan pemberian Reihan tersebut.

"Benar, dan asistenmu yang bodoh itu juga pasti akan langsung menembak kepalaku jika aku melakukannya... " bisik lelaki itu lalu memutar netranya malas.

Kristina merasa heran dan mulai mengamati sekitarnya, dia hanya melihat para tamu yang ketakutan dan beberapa agen yang sedang bersiap untuk menembak sembari menunggu perintah namun, pada saat wanita itu mendongak, dia melihat ada lima helikopter.

Jarak helikopter itu cukup memungkinkan untuk menembak semua orang di atas kapal seperti menembaki seekor semut, terlihat di helikopter paling depan seorang pria gagah yang tengah berusaha menahan emosi juga egonya untuk melakukan itu semua, Hans.

"Oh? Dasar orang-orang bodoh... " gumam Kristina lega dan agak terpukau, dia sangat mengerti tentang Hans, karena baginya Hans adalah orang yang keras kepala dan memiliki tempramen yang buruk.

"Bagaimana dia bisa menahan emosinya itu?" pikir Kristina masih terkesima.

"Tentu dia bisa melakukannya, karena di kapal ini ada orang yang berharga baginya." celetuk Reihan yang membuat wanita itu kembali memasang wajah sinis.

"Aku ulangi untuk yang terakhir kalinya, apa yang kau mau, Anjing pemerintah?" geram Kristina yang kini kembali menodongkan pistol ke arah kepala Lelaki itu.

"Baiklah jika kau memang ingin tahu, menyerahlah Tina, kau sudah melewati batasmu dengan membunuh orang-orang itu. Jika kau mau menyerahkan diri, aku yang akan menjelaskan semua yang telah kau perbuat. Kepada pemerintah, bahkan semua orang."

pinta Reihan pada Kristina dengan wajah memohon yang menyedihkan disertai dengan raut wajah bimbang.

"Bagaimana jika aku tak mau? Lagipula, menjelaskan? Bukankah pemerintah harus berterima kasih karena aku telah menjalankan semua kewajibanku dengan penuh suka cita?" sahut Kristina.

"Kau pikir mudah membunuh saingan politik yang sedang dalam masa hangatnya?" sambung wanita itu memanasi.

Reihan menghela nafas panjang dan kembali menatapnya lekat, "Kalau itu jalan yang kau pilih, maka dengan berat hati aku harus membawamu secara paksa."

Lelaki itu dengan cepat merebut pistol Kristina dan memukul bahunya. Serangan kejutan itu dengan mudah dibalas oleh Kristina yang langsung memukul perut bagian bawah Reihan, kemudian ia menekuk tangan lelaki itu ke belakang hingga terjatuh.

Terdengar juga Reihan yang meringis kesakitan karena gadis itu memelintir tangannya ke belakang. Kristina kembali menodongkan pistolnya ke kepala Reihan yang kini berada dibawahnya.

"Kau kalah." ucap Kristina bangga.

"Kau yakin? Tina, apa kau tahu, pemerintah sangat ingin membuatmu mati dengan cara apapun, walau harus mengorbankan nyawa orang lain." gumam pria itu sebelum akhirnya menyeringai puas.

"Apa maksudnya?" batin wanita itu berusaha untuk mencerna perkataan yang baru saja diucapkan oleh Reihan, sampai pada akhirnya ia menyadari sesuatu.

"Senang bisa mengenalmu, Kristina Haelly!" seru Reihan melotot tajam ke arah Kristina.

"KALIAN GILA!" geram Kristina tak percaya, dia menyadari bahwa para agen yang sedari tadi menunggu komando, bukanlah untuk menembakinya, melainkan untuk mati bersamanya.

"Bau mesiu... " gumam wanita itu merinding.

Di saat Kristina ingin berteriak sekuat tenaga kepada para anak buahnya untuk segera pergi dari atas kapal, tiba-tiba semua bom meledak.

Tepat sewaktu dia sedang berusaha menyelamatkan orang orangnya, dan karena hal itu, Kristina merasa jika dia menyeret semua orang untuk ikut mati bersama dengannya.

Mata wanita itu terpejam saat ledakan, semuanya terjadi dengan sangat cepat. Sekarang saja dia tak menyadari jika laut sudah menelan semuanya.

"Apa... Yang telah kulakukan?"

"Kenapa aku tak bisa menyelamatkan mereka?"

"Kenapa aku bisa menjadi lengah?"

Suara Kristina tak bisa keluar, ia menumpuk segelintir pertanyaan di kepalanya, apa yang terjadi? Bagaimana dengan orang-orangnya? Apa tak ada yang selamat? teriakan keputusasaan memenuhi pikirannya.

Pandangan Kristina mulai memudar, langit berawan yang sempat dia lihat menghilang saat laut menelannya perlahan. Kegelapan dan kesunyian juga ikut melahapnya, tubuhnya mati rasa sangking dinginnya.

Tangan kecil yang tak lagi lengkap itu mencoba menggapai bulan yang semakin pudar, perlahan darah menutup pandangannya. Saat ini dia terus berpikir, kenapa dia dilahirkan? Mengapa setiap jalannya dipenuhi petaka?

Mencoba bahagia lagi dan lagi, walau tahu semuanya akan gagal adalah pernyataan terakhir yang dia pikirkan.

"Apa yang harus kulakukan agar dunia mau menerimaku?" batin Kristina sambil memejamkan matanya.

Tanpa disadari oleh wanita itu, dia menerima kematian yang berada di depan mata. Tubuhnya jatuh semakin dalam dengan puing puing kapal dan beberapa jasad orang yang tak lagi lengkap seperti dirinya.

"Benar, kalau aku mati... Semua orang akan hidup dengan damai kan? Setelah dipikirkan lagi lebih baik mati di laut daripada mati didepan orang-orang munafik itu... " batinnya sambil mencoba membuka matanya sebentar.

Ketika Kristina hampir tak dapat melihat lagi, secercah sinar ungu kegelapan yang awalnya tak ada di sana terlihat, cahaya itu melintasi langit dengan cepat, cahayanya mengalahkan cahaya bulan yang semakin buram dimatanya.

"Apa itu?" wanita itu menatap cahayanya dengan cermat untuk terakhir kali, cantik. Itulah kata pertama dan terakhir yang cocok dengan cahaya ini.

*Oni : Makhluk jahat dan menakutkan yang dipercaya memiliki kekuatan supranatural, dalam kepercayaan Jepang.

TERIMA KASIH BANYAK PADA PARA PEMBACA, NANTIKAN TERUS KELANJUTAN KISAH INI YAA!

Terpopuler

Comments

Kienoy7

Kienoy7

awal yg bagus....lanjuuuut

2022-09-21

0

lihat semua
Episodes
1 Ch.1 Kristina Haelly
2 Ch.2 Ruby Room
3 Ch.3 Ledakan
4 Ch.4 Masa Lalu
5 Ch.5 Kekaisaran Barat
6 Ch.6 Kedai Wuca
7 Ch.7 An Si Penari Baru
8 Ch.8 Senior Jieru
9 Ch.9 Apakah Dia Teman?
10 Spesial Informasi
11 Ch.10 Pertemuan Pertama
12 Ch.11 Berlatih
13 Ch.12 Bertengkar
14 Ch.13 Madam Kaili
15 Ch.14 Topeng Kekaisaran
16 Ch.15 Malam Festival
17 Ch.16 Pengundian
18 Ch.17 Si Buaya Darat
19 Ch.18 Tiga Kemalangan
20 Ch.19 Tamu Tak Diundang
21 Ch.20 Dua Kepala
22 Ch.21 Monster Bungkuk
23 Ch.22 Boneka Hidup
24 Ch.23 Pasar Malam
25 Ch.24 Air Mancur
26 Ch.25 Lelang Boneka
27 Ch.26 Budak
28 Ch.27 Tawaran
29 Ch.28 Mata Penuh Tekad
30 Ch.29 Keluarga
31 Ch.30 kesepakatan
32 Ch.31 Pertemuan
33 Ch.32 Kembang Api
34 Ch.33 Ibukota
35 Ch.34 Rumah Baru
36 Ch.35 Ingatan
37 Ch.36 Pelayan Baru
38 Ch.37 Tuan Muda Kedua
39 Ch.38 Jalan jalan
40 Ch.39 Makan Malam
41 Ch.40 Makan Malam (2)
42 Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43 Ch.42 Lelang Hijau
44 Ch.43 Sang Dalang
45 Ch.44 Hadiah
46 Ch.45 Negosiasi
47 Ch.46 Rencana
48 Ch.47 Rencana (2)
49 Ch.48 Rencana (3)
50 Ch.49 Getaran
51 Ch.50 Penyelidikan
52 Ch.51 "Ayo Mulai!"
53 Ch.52 Kesatria Misterius
54 Ch.53 Pertemuan Segitiga
55 Ch.54 Pembebasan
56 Ch.55 Orang Yang Salah
57 Ch.56 Perjanjian
58 Ch.57 Bertemu Kembali
59 Ch.58 Dia Cantik!
60 Ch.59 Mimpi
61 Ch.60 Mimpi (2)
62 Ch.61 Penantian
63 Ch.62 Berita
64 Ch.63 Kabar
65 Ch.64 Teori Kelam
66 Ch. 65 Utusan Kaisar
67 Ch.66 Bertemunya Para Perwakilan!
68 Ch.67 Kejadian Tak Terduga
69 Ch.68 Di Uji!
70 Ch.69 Kakek Tua
71 Ch.70 Dia, Chyou Wu
72 Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73 Ch.72 Mata Merah
74 Ch.73 Satu Mata
75 Ch.74 Keberangkatan Menuju Utara
76 Ch.75 Kapal Terbang
77 Ch.76 Nona Niu Liu
78 Ch.77 Kabut Ilusi
79 Ch.78 Cambuk
80 Ch.79 Berburu
81 Ch.80 Melepas Segel
82 Ch.81 Suku Velma
83 Ch.82 Kontrak
84 Ch.83 Bunga Yang Gugur
85 Ch.84 Mendapatkan Kembali
86 Ch.85 Kelompok Terbentuk
87 Ch.86 Pingsan
88 Ch.87 Quilan Wuhan
89 Ch.88 Terbongkar
90 Ch.89 Bangkitnya Iblis
91 Ch.90 Monster Seutuhnya
92 Ch.91 Kemenangan
93 Ch.92 Mawar Hitam
94 Ch.93 Kencan
95 Ch.94 Manisan Mawar
96 Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97 Ch.96 Kunci Pengganti
98 Ch.97 Tangan Kanan Terbaik
99 Ch.98 Sumpah
100 Ch.99 Sabit Kristal
101 Ch.100 Myrax
102 Ch.101 Serigala atau Domba?
103 Ch.102 Dia Serigala!
104 Ch.103 Istirahat
105 Ch.104 Selamat Tinggal, Utara.
106 Ch.105 Teh Dingin
107 Ch.106 Menguping
108 107. Air Suci
109 108. Wanita Idaman
110 109. Mimpi Buruk
111 110. Gajah Emas
112 111. Peringatan
113 112. Janji
114 113. Emosi Berkecamuk
115 114. Tertangkap
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ch.1 Kristina Haelly
2
Ch.2 Ruby Room
3
Ch.3 Ledakan
4
Ch.4 Masa Lalu
5
Ch.5 Kekaisaran Barat
6
Ch.6 Kedai Wuca
7
Ch.7 An Si Penari Baru
8
Ch.8 Senior Jieru
9
Ch.9 Apakah Dia Teman?
10
Spesial Informasi
11
Ch.10 Pertemuan Pertama
12
Ch.11 Berlatih
13
Ch.12 Bertengkar
14
Ch.13 Madam Kaili
15
Ch.14 Topeng Kekaisaran
16
Ch.15 Malam Festival
17
Ch.16 Pengundian
18
Ch.17 Si Buaya Darat
19
Ch.18 Tiga Kemalangan
20
Ch.19 Tamu Tak Diundang
21
Ch.20 Dua Kepala
22
Ch.21 Monster Bungkuk
23
Ch.22 Boneka Hidup
24
Ch.23 Pasar Malam
25
Ch.24 Air Mancur
26
Ch.25 Lelang Boneka
27
Ch.26 Budak
28
Ch.27 Tawaran
29
Ch.28 Mata Penuh Tekad
30
Ch.29 Keluarga
31
Ch.30 kesepakatan
32
Ch.31 Pertemuan
33
Ch.32 Kembang Api
34
Ch.33 Ibukota
35
Ch.34 Rumah Baru
36
Ch.35 Ingatan
37
Ch.36 Pelayan Baru
38
Ch.37 Tuan Muda Kedua
39
Ch.38 Jalan jalan
40
Ch.39 Makan Malam
41
Ch.40 Makan Malam (2)
42
Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43
Ch.42 Lelang Hijau
44
Ch.43 Sang Dalang
45
Ch.44 Hadiah
46
Ch.45 Negosiasi
47
Ch.46 Rencana
48
Ch.47 Rencana (2)
49
Ch.48 Rencana (3)
50
Ch.49 Getaran
51
Ch.50 Penyelidikan
52
Ch.51 "Ayo Mulai!"
53
Ch.52 Kesatria Misterius
54
Ch.53 Pertemuan Segitiga
55
Ch.54 Pembebasan
56
Ch.55 Orang Yang Salah
57
Ch.56 Perjanjian
58
Ch.57 Bertemu Kembali
59
Ch.58 Dia Cantik!
60
Ch.59 Mimpi
61
Ch.60 Mimpi (2)
62
Ch.61 Penantian
63
Ch.62 Berita
64
Ch.63 Kabar
65
Ch.64 Teori Kelam
66
Ch. 65 Utusan Kaisar
67
Ch.66 Bertemunya Para Perwakilan!
68
Ch.67 Kejadian Tak Terduga
69
Ch.68 Di Uji!
70
Ch.69 Kakek Tua
71
Ch.70 Dia, Chyou Wu
72
Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73
Ch.72 Mata Merah
74
Ch.73 Satu Mata
75
Ch.74 Keberangkatan Menuju Utara
76
Ch.75 Kapal Terbang
77
Ch.76 Nona Niu Liu
78
Ch.77 Kabut Ilusi
79
Ch.78 Cambuk
80
Ch.79 Berburu
81
Ch.80 Melepas Segel
82
Ch.81 Suku Velma
83
Ch.82 Kontrak
84
Ch.83 Bunga Yang Gugur
85
Ch.84 Mendapatkan Kembali
86
Ch.85 Kelompok Terbentuk
87
Ch.86 Pingsan
88
Ch.87 Quilan Wuhan
89
Ch.88 Terbongkar
90
Ch.89 Bangkitnya Iblis
91
Ch.90 Monster Seutuhnya
92
Ch.91 Kemenangan
93
Ch.92 Mawar Hitam
94
Ch.93 Kencan
95
Ch.94 Manisan Mawar
96
Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97
Ch.96 Kunci Pengganti
98
Ch.97 Tangan Kanan Terbaik
99
Ch.98 Sumpah
100
Ch.99 Sabit Kristal
101
Ch.100 Myrax
102
Ch.101 Serigala atau Domba?
103
Ch.102 Dia Serigala!
104
Ch.103 Istirahat
105
Ch.104 Selamat Tinggal, Utara.
106
Ch.105 Teh Dingin
107
Ch.106 Menguping
108
107. Air Suci
109
108. Wanita Idaman
110
109. Mimpi Buruk
111
110. Gajah Emas
112
111. Peringatan
113
112. Janji
114
113. Emosi Berkecamuk
115
114. Tertangkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!