Ch.8 Senior Jieru

Matahari kini mulai menjadi terik, terlihat banyak orang yang sedang beraktivitas dengan damainya, mereka berbincang dan tertawa seperti tak ada masalah apapun pada mereka.

Tak terkecuali dengan An juga Jie yang saat ini sedang pergi berbelanja, itu adalah hal wajar karena malam ini adalah malam festival. Namun, kedamaian itu tak tertuju pada beberapa orang.

"Brengsek! Dia gadis bodoh yang sudah tak tertolong lagi, kenapa dia membuat hidupku sengsara?!" gerutu An sambil memakan buah apel yang diberikan oleh Jie.

"Jika dia memang mau tampil, harusnya bilang dari awal! Tidak usah pura-pura sakit segala, dasar gadis aneh!" lanjutnya emosi.

Jie yang melihat sikap gadis itu hanya bisa diam dan menghela nafas panjang, dia berkata, "Iya, aku tahu kau kesal, aku juga begitu. Tapi kau tak boleh bicara sembarangan dengannya ya."

"Hah?! Kenapa aku tak boleh sembarangan bicara dengannya? Dia bukan seorang putri kaisar kan?!" sahut An geram.

Jie mengangguk pelan dan menjelaskan, "Dia adalah satu satunya pengendali cuaca di Kota Chengse, karena malam ini akan diadakan festival, tentu dia harus menahan dan menjaga emosinya agar festival berjalan lancar."

"Walaupun begitu, bukan berarti dia bisa mengganggu orang lain seenaknya Kak Jieru, itu tak bermoral." timpal gadis itu dengan wajah sinis.

Jie terdiam sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Tak ada pilihan lain, suasana di sana sudah sangat tak nyaman, sehingga membuat An ingin pergi dan menjauh untuk menenangkan diri.

"Sudahlah, aku mau cari angin dulu ya Kak," An segera berlari meninggalkan seniornya yang masih terpaku di tengah keramaian.

"Dia tak punya bakat merundung, harusnya lakukan yang benar agar aku mendapat kompensasi yang setimpal dong." gumamnya yang saat ini sedang melompati beberapa atap rumah warga untuk pergi ke tempat persembunyian.

Beberapa saat kemudian dia sampai di belakang bukit, tempat dimana gadis itu muncul untuk pertama kalinya.

An dengan sumringah berlari dan naik ke atas sebuah pohon tua yang masih berdiri dengan kokohnya, pemandangan kota terlihat sangat indah di sana, lautan awan terhampar luas di atasnya.

Gadis itu terus memikirkan hal yang diceritakan oleh para seniornya saat sebelum tidur tadi malam, bermula dari cerita saudagar terkenal yang membangkitkan meridian chi nya, tertangkapnya hewan roh tingkat rendah yang berkeliaran, dan beberapa kabar angin tentang adanya siluman, serta pengendali Myrax yang lahir tak lama ini.

"Aku jadi penasaran, apakah masih ada yang lebih menarik dari semua itu?" racau An sembari melihat langit yang tertutup awan.

Dia tersenyum kecil, lalu menutup matanya untuk kembali membayangkan kejadian yang selama tiga hari ini dia rasakan.

Tepat pada malam setelah pertunjukan pertama, semua pelayan kini mulai beristirahat, tak terkecuali dengan An.

Setelah pertunjukkan, dia sempat dijamu dengan makanan yang mewah dan amat banyak, sampai ia tak bisa menghabiskan semuanya.

Sekarang gadis itu sedang berada di atas ranjang barunya yang empuk dan memikirkan beberapa hal yang menurutnya agak aneh.

"Darimana datangnya ingatan itu ya? Meski itu adalah ingatan yang buram, tapi tetap saja sudah membantuku... " racau An.

Mengingat semua yang hampir saja menjadi masalah, malah terselesaikan dengan baik, seperti masalah bahasa dan juga tarian yang semula tak pernah dia ketahui.

"Apa pemilik tubuh ini yang melakukannya?" batinnya menerka-nerka.

Setelah dipikirkan lagi, tubuh barunya memang sangat aneh. Karena tubuh yang telah mati tak mungkin bisa melakukan semua ini.

"Luka yang didapat tubuh ini sudah hilang sepenuhnya, perasaannya juga, agak mengganggu... " lirih An karena merasakan jeritan kesedihan dari hatinya.

Seperti sudah lama mati, kulitnya sekarang sangat pucat, entah kenapa orang-orang tak ada yang menyadari, mungkin mereka berpikir jika warna kulitnya adalah bawaan, tak ada yang tak mungkin di tempat ini.

"Aku tak tahu apa terjadi denganmu, sampai sampai kau berakhir ditempat itu, tapi percayalah padaku, aku akan mencari penyebab kematianmu." gadis itu terkekeh memikirkan hal jahat.

Tidak lama setelah itu, suara ketukan muncul dari pintu kamarnya.

"An, kau sudah tidur?" terdengar suara Jie dari balik pintu tersebut.

"Iya." sahutnya tanpa melihat ke arah pintu sedikitpun.

Keadaan menjadi sunyi dan Jie kembali membuka suaranya.

"Kau bisa mengobrol saat tidur?" terdengar tawa kecil Jieru dari luar.

"Oh iya, aku lupa," An beranjak dari ranjang, segera ia membukakan pintu dengan wajahnya yang mengantuk dan malas.

"Ada apa Kak, ini sudah sangat larut kan?" tanya gadis itu pada Jieru yang sekarang sedang berdiri dihadapannya.

"Boleh aku masuk An?" pinta Jie tanpa mendengar gerutuan An.

Belum sempat dia menjawab, seniornya itu langsung masuk dan duduk di atas ranjang empuk miliknya.

"Kalau sudah bengongnya, cepat kemari, ada banyak yang ingin aku bicarakan." goda Jie pada An yang sedang berusaha mengendalikan emosinya.

Hanya anggukkan yang bisa diberikan oleh An, karena dia sudah menuangkan semua gerutuan di hatinya.

"Apa hal ini sangat mendesak sampai kau harus mengganggu waktu tidurku Kak?" An bertanya sambil bersandar ditembok yang bersebrangan dengan ranjang.

Jieru tersenyum kecil seraya berkata, "Kalau begitu aku tak perlu basa basi, An kau ini siapa?"

Jantung An seolah berhenti berdetak untuk sesaat, ia sempat bingung ingin menjawab apa karena pertanyaan tak masuk akal itu.

"A--apa? Maksud Kakak?" tanya An agak gugup.

"Warna jiwa milikmu sangat berbanding terbalik dengan ragamu." ungkap Jieru serius, menatap An dengan waspada.

An tersenyum lebar dan kembali bertanya, "Memangnya apa yang Kak Jieru lihat?"

Jieru tersentak, ia heran dengan sikap gadis yang tak dapat ditebak itu. Karena menurutnya, wajah An sekarang seperti seorang buron yang bisa membunuhnya kapan saja.

"Wa--warna jiwamu, sangat gelap. Dan itu berbanding terbalik dengan ragamu yang bersinar terang, meski sekarang cahayanya perlahan pudar... " Jieru menjelaskan dengan tatapan penuh selidik.

"Baiklah, jika aku menceritakannya apa Kakak akan mempercayaiku? Apa aku bisa percaya, kau tak akan mengumbar segala rahasiaku?" An memastikan.

Sang senior sedikit terperangah untuk beberapa saat sebelum menganggukkan kepalanya.

Karena itulah, An mulai menceritakan asal usulnya pada Jieru, tentu saja dengan banyak bumbu di setiap kata yang dilontarkan. Logikanya, tak mungkin kita bisa mempercayai orang yang baru ditemui beberapa jam lalu bukan?

Seperti yang sudah diduga, ketika cerita ilusi An selesai, Jie berusaha mengontrol ekspresinya, sepertinya dia tak mau membuat gadis itu tersinggung karena tidak terlalu mempercayainya.

Siapa juga yang akan percaya mendengar cerita bodoh dari orang yang baru saja dikenal?

"Jadi, kau adalah seorang siswi yang mati akibat tabrakan, dan jiwamu masuk ke tubuh ini. Lalu secara tak sengaja, kau hidup kembali di Dinasti Ming, begitu?" tanya Jieru berbelit sangking syoknya.

"Iya, kau mendengarkan dengan baik Kak." jawab An cepat.

Gadis itu tertawa kencang dipikirannya sebab berhasil mengelabui sang senior, tak bisa dibayangkan kalau Jieru mempercayai cerita takhayul yang biasa dibuat oleh remaja labil.

"Sungguh, malang sekali... " lirih senior itu saat tengah memandangi An dengan rasa iba.

Seketika senyum yang telah dia pertahankan jatuh tergelincir ke bawah. Dan sejak malam itu, An sadar bahwa seniornya ini sangat bodoh dalam menilai seseorang.

"Tak seharusnya dia percaya dengan cerita bodoh itu kan? Apa harusnya aku jadi aktor saja? Tampaknya aktingku membuatnya luluh dan menjadi gila." pikir An merasakan bakat terpendam yang harus dikubur dalam dirinya.

TERIMA KASIH BANYAK PADA PARA PEMBACA, NANTIKAN TERUS KELANJUTAN KISAH INI YAA!

Terpopuler

Comments

Ririn Santi

Ririn Santi

an...an...harusnya kamu senang klu kamu punya bakat penipu hahaha....

2024-03-01

0

lihat semua
Episodes
1 Ch.1 Kristina Haelly
2 Ch.2 Ruby Room
3 Ch.3 Ledakan
4 Ch.4 Masa Lalu
5 Ch.5 Kekaisaran Barat
6 Ch.6 Kedai Wuca
7 Ch.7 An Si Penari Baru
8 Ch.8 Senior Jieru
9 Ch.9 Apakah Dia Teman?
10 Spesial Informasi
11 Ch.10 Pertemuan Pertama
12 Ch.11 Berlatih
13 Ch.12 Bertengkar
14 Ch.13 Madam Kaili
15 Ch.14 Topeng Kekaisaran
16 Ch.15 Malam Festival
17 Ch.16 Pengundian
18 Ch.17 Si Buaya Darat
19 Ch.18 Tiga Kemalangan
20 Ch.19 Tamu Tak Diundang
21 Ch.20 Dua Kepala
22 Ch.21 Monster Bungkuk
23 Ch.22 Boneka Hidup
24 Ch.23 Pasar Malam
25 Ch.24 Air Mancur
26 Ch.25 Lelang Boneka
27 Ch.26 Budak
28 Ch.27 Tawaran
29 Ch.28 Mata Penuh Tekad
30 Ch.29 Keluarga
31 Ch.30 kesepakatan
32 Ch.31 Pertemuan
33 Ch.32 Kembang Api
34 Ch.33 Ibukota
35 Ch.34 Rumah Baru
36 Ch.35 Ingatan
37 Ch.36 Pelayan Baru
38 Ch.37 Tuan Muda Kedua
39 Ch.38 Jalan jalan
40 Ch.39 Makan Malam
41 Ch.40 Makan Malam (2)
42 Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43 Ch.42 Lelang Hijau
44 Ch.43 Sang Dalang
45 Ch.44 Hadiah
46 Ch.45 Negosiasi
47 Ch.46 Rencana
48 Ch.47 Rencana (2)
49 Ch.48 Rencana (3)
50 Ch.49 Getaran
51 Ch.50 Penyelidikan
52 Ch.51 "Ayo Mulai!"
53 Ch.52 Kesatria Misterius
54 Ch.53 Pertemuan Segitiga
55 Ch.54 Pembebasan
56 Ch.55 Orang Yang Salah
57 Ch.56 Perjanjian
58 Ch.57 Bertemu Kembali
59 Ch.58 Dia Cantik!
60 Ch.59 Mimpi
61 Ch.60 Mimpi (2)
62 Ch.61 Penantian
63 Ch.62 Berita
64 Ch.63 Kabar
65 Ch.64 Teori Kelam
66 Ch. 65 Utusan Kaisar
67 Ch.66 Bertemunya Para Perwakilan!
68 Ch.67 Kejadian Tak Terduga
69 Ch.68 Di Uji!
70 Ch.69 Kakek Tua
71 Ch.70 Dia, Chyou Wu
72 Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73 Ch.72 Mata Merah
74 Ch.73 Satu Mata
75 Ch.74 Keberangkatan Menuju Utara
76 Ch.75 Kapal Terbang
77 Ch.76 Nona Niu Liu
78 Ch.77 Kabut Ilusi
79 Ch.78 Cambuk
80 Ch.79 Berburu
81 Ch.80 Melepas Segel
82 Ch.81 Suku Velma
83 Ch.82 Kontrak
84 Ch.83 Bunga Yang Gugur
85 Ch.84 Mendapatkan Kembali
86 Ch.85 Kelompok Terbentuk
87 Ch.86 Pingsan
88 Ch.87 Quilan Wuhan
89 Ch.88 Terbongkar
90 Ch.89 Bangkitnya Iblis
91 Ch.90 Monster Seutuhnya
92 Ch.91 Kemenangan
93 Ch.92 Mawar Hitam
94 Ch.93 Kencan
95 Ch.94 Manisan Mawar
96 Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97 Ch.96 Kunci Pengganti
98 Ch.97 Tangan Kanan Terbaik
99 Ch.98 Sumpah
100 Ch.99 Sabit Kristal
101 Ch.100 Myrax
102 Ch.101 Serigala atau Domba?
103 Ch.102 Dia Serigala!
104 Ch.103 Istirahat
105 Ch.104 Selamat Tinggal, Utara.
106 Ch.105 Teh Dingin
107 Ch.106 Menguping
108 107. Air Suci
109 108. Wanita Idaman
110 109. Mimpi Buruk
111 110. Gajah Emas
112 111. Peringatan
113 112. Janji
114 113. Emosi Berkecamuk
115 114. Tertangkap
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ch.1 Kristina Haelly
2
Ch.2 Ruby Room
3
Ch.3 Ledakan
4
Ch.4 Masa Lalu
5
Ch.5 Kekaisaran Barat
6
Ch.6 Kedai Wuca
7
Ch.7 An Si Penari Baru
8
Ch.8 Senior Jieru
9
Ch.9 Apakah Dia Teman?
10
Spesial Informasi
11
Ch.10 Pertemuan Pertama
12
Ch.11 Berlatih
13
Ch.12 Bertengkar
14
Ch.13 Madam Kaili
15
Ch.14 Topeng Kekaisaran
16
Ch.15 Malam Festival
17
Ch.16 Pengundian
18
Ch.17 Si Buaya Darat
19
Ch.18 Tiga Kemalangan
20
Ch.19 Tamu Tak Diundang
21
Ch.20 Dua Kepala
22
Ch.21 Monster Bungkuk
23
Ch.22 Boneka Hidup
24
Ch.23 Pasar Malam
25
Ch.24 Air Mancur
26
Ch.25 Lelang Boneka
27
Ch.26 Budak
28
Ch.27 Tawaran
29
Ch.28 Mata Penuh Tekad
30
Ch.29 Keluarga
31
Ch.30 kesepakatan
32
Ch.31 Pertemuan
33
Ch.32 Kembang Api
34
Ch.33 Ibukota
35
Ch.34 Rumah Baru
36
Ch.35 Ingatan
37
Ch.36 Pelayan Baru
38
Ch.37 Tuan Muda Kedua
39
Ch.38 Jalan jalan
40
Ch.39 Makan Malam
41
Ch.40 Makan Malam (2)
42
Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43
Ch.42 Lelang Hijau
44
Ch.43 Sang Dalang
45
Ch.44 Hadiah
46
Ch.45 Negosiasi
47
Ch.46 Rencana
48
Ch.47 Rencana (2)
49
Ch.48 Rencana (3)
50
Ch.49 Getaran
51
Ch.50 Penyelidikan
52
Ch.51 "Ayo Mulai!"
53
Ch.52 Kesatria Misterius
54
Ch.53 Pertemuan Segitiga
55
Ch.54 Pembebasan
56
Ch.55 Orang Yang Salah
57
Ch.56 Perjanjian
58
Ch.57 Bertemu Kembali
59
Ch.58 Dia Cantik!
60
Ch.59 Mimpi
61
Ch.60 Mimpi (2)
62
Ch.61 Penantian
63
Ch.62 Berita
64
Ch.63 Kabar
65
Ch.64 Teori Kelam
66
Ch. 65 Utusan Kaisar
67
Ch.66 Bertemunya Para Perwakilan!
68
Ch.67 Kejadian Tak Terduga
69
Ch.68 Di Uji!
70
Ch.69 Kakek Tua
71
Ch.70 Dia, Chyou Wu
72
Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73
Ch.72 Mata Merah
74
Ch.73 Satu Mata
75
Ch.74 Keberangkatan Menuju Utara
76
Ch.75 Kapal Terbang
77
Ch.76 Nona Niu Liu
78
Ch.77 Kabut Ilusi
79
Ch.78 Cambuk
80
Ch.79 Berburu
81
Ch.80 Melepas Segel
82
Ch.81 Suku Velma
83
Ch.82 Kontrak
84
Ch.83 Bunga Yang Gugur
85
Ch.84 Mendapatkan Kembali
86
Ch.85 Kelompok Terbentuk
87
Ch.86 Pingsan
88
Ch.87 Quilan Wuhan
89
Ch.88 Terbongkar
90
Ch.89 Bangkitnya Iblis
91
Ch.90 Monster Seutuhnya
92
Ch.91 Kemenangan
93
Ch.92 Mawar Hitam
94
Ch.93 Kencan
95
Ch.94 Manisan Mawar
96
Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97
Ch.96 Kunci Pengganti
98
Ch.97 Tangan Kanan Terbaik
99
Ch.98 Sumpah
100
Ch.99 Sabit Kristal
101
Ch.100 Myrax
102
Ch.101 Serigala atau Domba?
103
Ch.102 Dia Serigala!
104
Ch.103 Istirahat
105
Ch.104 Selamat Tinggal, Utara.
106
Ch.105 Teh Dingin
107
Ch.106 Menguping
108
107. Air Suci
109
108. Wanita Idaman
110
109. Mimpi Buruk
111
110. Gajah Emas
112
111. Peringatan
113
112. Janji
114
113. Emosi Berkecamuk
115
114. Tertangkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!