Matahari kini mulai menjadi terik, terlihat banyak orang yang sedang beraktivitas dengan damainya, tak terkecuali denganku dan juga Jie yang saat ini sedang pergi berbelanja, itu adalah hal wajar karena malam ini adalah malam festival. Tapi.. kedamaian itu tak tertuju padaku.
"Menyebalkan! jika dia bersikeras untuk tampil ya tampil saja! lagian siapa juga yang mau repot repot menari seperti itu?!" gerutu ku sambil memakan buah apel yang diberikan oleh Jie, "Jika dia memang mau tampil, harusnya bilang dari awal dong! tidak usah pura pura sakit segala! dasar gadis aneh"
Jie yang melihat tingkahku kini hanya diam dan mulai menarik nafas panjang, "iya.. aku tau kau kesal, aku juga begitu. Tapi kau tak boleh bicara sembarangan dengannya ya." ucap Jie kepadaku yang sedari tadi hanya mengumpat dan terus mengumpat.
"Apa?! kenapa aku tak boleh sembarangan bicara dengannya? apa hanya karena dia itu orang yang bisa mengendalikan cuaca?!" sahutku dengan kesal, Jie mengangguk pelan dan itu membuatku menjadi semakin kesal.
"Aku sudah bilang padamu kan? dia adalah satu satunya pengendali cuaca terbaik di kota Chengse.. karena malam ini akan diadakan festival, tentu dia harus menahan dan menjaga emosi nya agar menjadi lebih baik" jelas Jie panjang lebar seraya memasang wajah bersalah, mungkin ia merasa tidak enak karena ialah yang membawaku ke masalah ini
"walau itu berarti mengusik hidup orang lain?" timpal ku dengan wajah sinis.
Jie pun hanya bisa diam dan aku memutuskan untuk berkeliling menenangkan kepalaku sebelum kembali ke Kedai "aku mau cari angin dulu kak." ujarku pada Jie. Belum sempat ia menjawab perkataan itu, aku pun langsung pergi meninggalkannya yang masih diam di dalam kerumunan.
"Jika dia memang ingin mengganggu ku.. harus nya jangan setengah setengah dong! kan jadi tak seru ! dasar amatiran. " batin An yang saat ini sedang melompati beberapa atap rumah warga untuk pergi ke tempat persembunyian rahasianya.
Ketika ia telah sampai, An langsung berlari dan naik ke atas sebuah pohon tua yang kini masih berdiri dengan kokohnya. "sudah kuduga tempat ini memang di penuhi hal hal yang menarik, mulai dari chi, hewan roh, monster, siluman, bahkan Pengendali energi alam. Aku jadi penasaran, apakah masih ada yang lebih menarik dari semua ini?" katanya sembari melihat ke langit yang dipenuhi gumpalan awan, ia pun tersenyum dan mulai menutup matanya untuk kembali mengingat kejadian yang selama tiga hari ini ia rasakan.
*[ Malam setelah pertunjukkan ]
Ketika pertunjukkan berakhir, semua pelayan kini mulai beristirahat, tak terkecuali dengan An. Setelah pertunjukkan, ia sempat dijamu dengan makanan yang mewah dan amat banyak, sampai sampai ia tak bisa menghabiskan semuanya. Kini ia sedang berada di atas ranjang empuknya dan memikirkan beberapa hal yang menurutnya agak ganjil.
"darimana datangnya ingatan ingatan itu ya? walau itu adalah ingatan yang buram, tapi tetap saja sudah membantuku.." kata gadis itu, mengingat semua yang hampir saja menjadi masalah, malah terselesaikan dengan baik, seperti masalah bahasa dan juga tarian tadi.
"apa pemilik tubuh ini yang melakukannya?" batin An. Setelah dipikir pikir, tubuh barunya memang sangat aneh.
"Walau tubuh ini sempat terluka, sekarang malah menjadi baik baik saja. Apalagi tubuh ini seakan memiliki penyesalan yang amat dalam." Ia juga baru menyadari bahwa tercium aroma kapur yang kuat dari dirinya, jika dilihat dari dekat pun, terlihat sangat jelas bahwa ini adalah tubuh mayat. Bagaimana tidak kulitnya sangat pucat.
"Aku tak tau apa terjadi denganmu, sampai sampai kau berakhir seperti itu. Tapi, percayalah padaku bahwa aku akan mencari tau penyebab kematian mu, dan akan membalas semua orang yang terlibat atas itu." bisik An dengan penuh tekad, tanpa ia sadari sebuah cahaya putih mulai keluar dari dalam tubuhnya dan hilang bersama dengan angin malam.
Tidak lama setelah itu, suara ketukan pun muncul dari pintu kamarnya, "An.. kamu sudah tidur?" terdengar suara Jie dari balik pintu tersebut.
"iya." sahut An tanpa melihat ke arah pintu sedikitpun, keadaan menjadi sunyi dan Jie kembali membuka suaranya.
"jika sudah tidur, kok masih dijawab? "
"ah. benar juga " ia lalu bangkit, dan segera membukakan pintu dengan raut wajah malas, "ada apa sih kak?" tanya An pada gadis yang sekarang sedang berdiri di hadapannya.
"boleh aku masuk An?" ucap Jie seakan menulikan telinganya.
"kenapa dia bebal sekali?"
belum sempat An menjawab, Jie pun langsung masuk dan duduk di atas ranjang empuk miliknya.
"kalau sudah bengong nya, cepat kemari~" goda Jie pada gadis yang kini sedang berusaha mengendalikan emosinya.
"Iya."
sabar An.. sabar..
"Ini sudah malam loh kak, kakak mau apa sih?" ucap An yang saat ini sedang duduk di lantai, Jie yang mendengar itu hanya diam dan akhirnya memulai pembicaraan.
"kalau begitu aku tak perlu basa basi, An kau ini siapa? "
**
"hah? maksud kakak bagaimana? " aku tak tau apa yang dia pikirkan, apa dia sadar bahwa aku adalah orang asing ? katanya kalau kita berpindah tubuh, jiwa kita tak akan sama dengan raga yang saat ini kita isi, seperti halnya dengan kaleng roti yang berisi kerupuk nasi. Tapi itu tidak mungkin kan?
"Warna jiwa mu sangat berbanding terbalik dengan ragamu." sahut Jie dengan nada serius.
Hm, sudah kuduga dia menyadarinya ya, kalau begitu aku tak bisa mengelak lagi kan? sepertinya senior juga bisa dipercaya, dan ini akan memudahkan ku untuk mendapat informasi berguna.
Aku hanya tersenyum dan kembali bertanya "memangnya apa yang kakak lihat?"
"Warna jiwamu.. sangat gelap. Dan itu sungguh berbanding terbalik dengan ragamu yang terang." lanjut nya tanpa sedikit pun keraguan
"Jika.. aku menceritakan nya apa kakak akan mempercayai ku? apa kakak akan merahasiakan semua ini walau kita baru saja bertemu?" ketika aku berkata seperti itu, Jie tampak seperti terkejut dan menganggukkan kepalanya. Karena itulah, aku mulai menceritakan asal usul ku padanya. Tentu saja dengan banyak bumbu di setiap kata yang ku lontarkan, mana mungkin aku mengatakan bahwa aku adalah mantan seorang penjahat bukan?
Seperti yang kuduga, Jie sekarang sedang berusaha mengontrol ekspresi nya, sepertinya ia tak mau membuatku tersinggung karena tidak terlalu percaya akan ceritaku. Siapa juga yang akan percaya mendengar cerita absurd dari orang yang baru saja dikenal.
"Jadi.. kau adalah seorang siswi yang mati akibat tabrakan, dan jiwamu terpental ke tubuh ini. Dan secara tak sengaja hidup kembali di dinasti Ming begitu?" tanya nya dengan berbelit belit.
"iya" jawab ku dengan cepat.
"Sungguh, malang sekali.. " lirih Jie yang saat ini tengah memandangi ku dengan wajah penuh rasa iba.
"Lah? dia percaya toh. " seketika senyum yang telah ku pertahankan sejak tadi pun kini mulai tergelincir ke bawah, dan sejak malam itu, aku menjadi sadar bahwa seniorku ini benar benar bodoh dalam mempercayai sesuatu.
"ah.. seharusnya dia tak langsung percaya dong?!"
...•...
...•...
...•...
...•...
...[ MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN KATA MAUPUN TANDA BACA! ]...
...[ TERIMA KASIH TELAH MEMBACA NOVEL INI ]...
...[ SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA<3 ]...
^^^@Thara_tta (๑'ᴗ')ゞ^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Ririn Santi
an...an...harusnya kamu senang klu kamu punya bakat penipu hahaha....
2024-03-01
0