Ch.6 Kedai Wuca

"Setelah melihat semua orang ini aku jadi semakin yakin, bahwa aku sudah gila." begitulah yang sedari tadi dipikirkan oleh Kristina.

"Siapa namamu?" gadis itu bertanya dengan malas, dia mau langsung ke intinya, tapi sepertinya akan sedikit menyusahkan.

Gadis bermata putih keabu-abuan yang sedang bersimpuh dihadapannya itu menjawab, jelas sekali mulutnya sudah terbuka dan bicara, tapi ada satu hal yang sudah dilupakan oleh Kristina.

"Apa? Kau bilang apa?" tanyanya lagi pantang menyerah.

Gadis berambut cokelat itu juga sama tekadnya, dia terus mengoceh dengan bahasa yang sama sekali tak dipahami oleh Kristina.

"Gawat, aku lupa kalau aku tak mengetahui apapun tentang tempat ini!" gadis itu bergumam lirih menatap tanah.

Untuk beberapa menit ia menunduk dan merenungkan sesuatu, dia terus mencoba memutar otaknya. Namun, hasilnya tetap menuju jalan buntu.

"Apa yang harus kulakukan, aku tak mengerti sama sekali... " batinnya pasrah ingin berteriak dan menggila.

Kristina terus memikirkan cara agar dapat memahami perkataan gadis itu. Hingga tiba-tiba sekelebat ingatan bak roll film yang buram masuk ke dalam inti otaknya.

"Oh... Apa ini?" Kristina mengangkat kepalanya dan kembali bertanya pada gadis itu.

"Siapa, namamu?" tanya Kristina dengan penuh harapan agar gadis itu mengerti ucapannya.

"Na--namaku... Niu." gagap gadis yang ada dihadapannya itu sembari menelengkan kepalanya bingung.

"kenapa gadis hantu itu terlihat senang?" batin Niu heran.

"Aku berhasil!" seru Kristina dengan penuh kegembiraan, akhirnya dia dapat menginterogasi gadis yang ada dihadapannya ini tanpa hambatan sedikitpun.

"Ekhem! Baiklah, jadi Niu... Apa kau tahu dimana ini?" tanya gadis itu masih berbunga-bunga.

"Maaf? I--ini di Kota Chengse... " sahut gadis itu hati-hati.

"Apa? Wilayah mana itu?" Kristina kembali bertanya sembari mencoba mengingat jikalau ada peta tentang wilayah yang ia pijak sekarang.

"Padahal kau hantu, bagaimana bisa kau tak mengetahuinya? Tentu saja ini di Kekaisaran Heng bagian Barat!" seru gadis itu dengan penuh kebanggaan.

"Apa? Hantu? Aku?" batin Kristina sedikit kesal.

"Kekaisaran Heng, ada di mana Kekaisaran ini?" gumam Kristina.

"Kalau begitu aku akan tanya sekali lagi, lalu kau boleh pergi. Tahun berapa sekarang?" ucap gadis itu agak waspada.

"Mungkin sekitar tahun 1370, apa sekarang aku sudah boleh pergi?" gadis itu melirik Kristina yang kini hanya diam memandangi nya.

"Pergilah. Tapi kau harus ingat, tidak ada yang boleh tahu bahwa aku melakukan semua ini." ancamnya pada sosok mungil yang kini kembali menciut itu.

Niu pun mengangguk dan segera berlari meninggalkan Kristina yang masih diam di atas tumpukan orang-orang yang tadi bersamanya.

"1370 ya... Berarti Dinasti Ming. Namun, memangnya ada Kekaisaran yang bernama Heng?" sebuah perkataan kecil kini kembali hinggap ke ingatannya.

..."Saya mendapat kabar bahwa barang yang dilelang adalah hasil temuan dari Dinasti Timur yang hilang."...

"Ah... Aku sampai lupa karena perkataannya hampir tak ada yang benar, sekarang semuanya jelas sudah." batin Kristina seraya mengangguk anggukkan kepalanya.

"Bukankah dia bilang Dinasti Timur? Ini kan di Barat." ia merenung untuk sesaat, dan kembali berpikir bahwa itu adalah sesuatu yang bukan urusannya.

"Ya sudahlah, itu tak ada kaitannya denganku, apa sekarang jalan-jalan saja ya... " lanjutnya lalu turun dari tubuh para gadis dan kakek tua itu.

Walau telah berpindah kehidupan, dia seperti tidak menghiraukan apapun, apa karena ambisinya lebih besar dibandingkan dengan hatinya? Mungkin dia harus mulai memikirkannya sendiri sekarang.

"Apa sebelum pergi, aku harus mengganti pakaianku dulu?" Kristina mengendus endus baju yang dia kenakan, dan aromanya sangat tidak bersahabat.

"Aku seperti tak mandi selama setahun, baunya seperti obat kadaluwarsa! Apa karena sudah lama terkubur ya?" Kristina lalu membalikkan badan dan memandangi beberapa orang yang sedang pingsan dibelakangnya.

"Karena kalian telah membuatku repot, jadi tak masalah jika aku meminta tarif atas itu kan?" ucapnya dengan seringai jahat, ia lalu mendekati salah satu perempuan yang tergeletak dan segera mengambil pakaian yang dikenakan olehnya.

"Yosh! Ayo pergi!" Kristina menuruni bukit dengan melewati jalan setapak yang sepertinya dibuat oleh warga, entah apa alasan warga membuat jalan di sana, karena yang ada di bukit itu hanyalah hutan yang tak memiliki keistimewaan sama sekali.

Belum lima menit gadis itu pergi dari tempatnya, terlihat di atas sebuah pohon besar, seseorang sedang mengamati dengan tersenyum tipis, orang itu lalu mulai tertawa lantang di sana.

"Haha! Astaga, pemandangan yang amat jarang terjadi ya? Apa aku harus melaporkannya pada beliau?" gumam sosok itu memperhatikan Kristina yang mulai menghilang dari pandangannya.

"... Sepertinya tidak usah, lagipula seekor harimau kecil harus dibesarkan baru bisa membuat keributan bukan?" orang itu kemudian menghilang dengan cepat, seolah tak pernah ada orang di sana.

"Kupikir, ini hanyalah kota kecil, siapa yang menyangka bahwa ini adalah sebuah kota yang cukup besar." gumamnya takjub.

Ketika Kristina menuruni bukit, dia langsung disambut dengan kilauan lampion warna warni yang berada di setiap sudut kota.

"Wah, apakah ada festival disini? Kenapa semua orang terlihat sibuk?" ucap Kristina yang masih terpana memandangi lampion lampion itu.

"Jika di tempatku, sudah jarang terlihat lampion warna warni begini."

"Hei Anak muda! Kemarilah!" teriak seorang pria yang sedang menikmati minumannya.

Kristina lalu menghampiri pria itu dan pria itu menyuruhnya untuk duduk sebentar, "Nak, apa yang kau lakukan malam malam begini di bukit hah?" katanya dengan nada curiga.

"Tadi ada seorang kakek yang mengajakku pergi ke sana Paman, dia bilang akan memberiku uang jika ikut, tapi dia malah tertidur dan tidak memberiku uang sama sekali, jadi aku pulang saja." jelas Kristina panjang lebar.

"Aku harus ingat jika sekarang aku hanyalah gadis kecil yang tak tahu apa apa tentang kejahatan." pikirnya.

"Apa?! Pasti ini ulah orang yang suka pergi ke rumah bordil sialan itu." gerutunya dengan sesekali cegukan.

"Rumah bordil?" potong gadis itu.

"Iya, disini ada rumah bordil yang cukup terkenal sampai Ibukota, walau begitu karena di bagian bawahnya adalah kedai makan, banyak sekali pria pria sepertiku yang beralasan ingin ke sana untuk makan, padahal mau melihat para wanita di sana." lanjut paman itu berbelit belit.

"Mungkin karena efek mabuk jadi bicaranya aneh." tegas Kristina dalam hatinya.

"Ngomong-ngomong Paman, kenapa disini ramai sekali? Ini sudah larut, kan?" tanyanya penasaran.

"Oh kau tidak tahu? Tiga hari lagi akan ada festival untuk merayakan ulang tahun Kekaisaran."

"Begitu ya, kalau begitu aku izin pamit dulu ya Paman." ucap Kristina yang ingin cepat pergi dari sana.

"Ha? Oh ya, tapi kau harus hati-hati mulai sekarang ya, jangan langsung tergiur dengan sesuatu yang belum pasti!"

"Iya, terima kasih nasihatnya Paman," Kristina membungkukkan badannya dan berlari kecil meninggalkan pria itu.

Setelahnya gadis itu kembali berjalan dan sepertinya dia sangat menikmatinya, matanya terus melihat ke sana kemari seakan tak mau melewatkan satupun.

Lalu dia melihat sebuah keramaian di depan bangunan besar nan indah dan memiliki papan nama berlapis emas, yang bertulis [ Kedai Wuca ], karena penasaran ia mendekati kerumunan yang sedang berdesakan seakan menunggu sesuatu itu, dan bertanya pada salah satu pelanggan di sana.

"Permisi Paman, apa yang sedang terjadi disini?" tanyanya pada pria itu.

"Kami semua ingin melihat nona Jiao Yun menari! Tapi mereka malah menunda nunda terus!" jawab pria itu dengan nada kesal.

"Padahal kami sudah membayar mahal untuk melihat nona Jiao!" lanjut orang yang berada di samping pria itu.

"Oh, jadi karena itu kalian memenuhi ruas jalan begini?" gumam Kristina dengan nada mengejek.

"Hah? Kau bilang apa tadi?" balas pria yang sedang emosian disampingnya.

"Aku tak bilang apapun tuh? Kalau begitu semangat ya Paman sekalian!" Kristina langsung pergi ke kerumunan yang ada di depan, dan melihat para pelayan kedai yang tengah bersusah payah menenangkan para tamu yang sedang emosian ini.

"Maafkan kami Tuan, tapi nona Jiao sekarang sedang tak bisa menghibur kalian dulu... Tolong pengertian kalian semua." bujuk salah seorang pelayan wanita pada mereka.

"kami mohon jangan membuat kekacauan dan pergilah dari sini... " pinta pelayan lain ketakutan.

Mendengar ucapan para gadis pelayan itu, semua tamu makin menjadi jadi dan mengancam akan menghancurkan kedai bila si nona Jiao tidak keluar dan bicara langsung pada mereka.

"Kau pikir 100 Dang itu adalah harga yang murah?!" teriak seorang pria kesal.

"Dimana pemiliknya?! Kami ingin uang kami kembali!" sambung tamu lain yang juga ikut geram.

"Cepat bilang pada nona Jiao untuk bicara pada kami!" pinta beberapa tamu lain bersamaan.

Tidak lama setelah itu, satu orang pelayan maju ke depan dan angkat bicara terkait permasalahan yang terjadi sekarang.

"Kami mohon maaf apabila tamu sekalian ini marah karena pelayanan kami yang kurang sopan, akan tetapi penari kami saat ini sedang sakit. Jika kalian memaksakannya untuk menari, apa kalian mau melihatnya sekali saja?" jelas pelayan senior itu profesional.

"Luka pada kakinya bisa saja terbuka dan bisa mengakibatkan pengobatan nona Jiao menjadi lebih lama dari perkiraan." lanjut gadis pelayan itu kepada para tamunya.

"Ah, Kak Jieru! Syukurlah Kakak datang!" haru para pelayan yang sudah kelelahan.

"Untunglah Kakak datang, kami mohon tolong kami!" balas pelayan lain.

Sewaktu mendengar penjelasan dari Jieru, orang orang mulai menurunkan emosi mereka dan menjadi sedikit lebih tenang.

"Jadi, apa yang harus kami lakukan sekarang?" tanya salah satu tamu.

"Kami sekarang sedang berusaha mencari penari pengganti untuk menjadi hiburan sementara bagi para tamu yang telah membayar, karena sulit untuk mencari orang yang cocok, jadi kami harus memakan sedikit waktu untuk mencarinya." balasnya tenang.

"Apa syarat untuk menjadi penari pengganti itu?" tanya seorang gadis dari balik kerumunan.

Semua orang kini mencari sumber suara dan langsung melihat ke arah Kristina yang sedang mengangkat tangannya.

"Itu, tak ada hal khusus kok, yang terpenting dia memiliki bakat untuk menari dengan indah." sahut gadis bernama Jie pada Kristina.

"Apa yang gadis ini pikirkan? Dia kira dia akan menenangkan situasi jika bertanya hal seperti itu?" batin Jie bingung.

Kristina tersenyum dan kembali bertanya dengan santai, "Apa ada upahnya?"

Hal itu membuat beberapa pelayan merasa kesal atas sikapnya.

"Siapa sih bocah itu, padahal situasinya sedikit tenang sekarang, apa dia mau menambah masalah?" batin mereka kesal.

Jie sendiri tercengang atas pertanyaan yang dikatakan oleh Kristina, tetapi ia masih berusaha bersikap selayaknya senior yang bisa diandalkan.

"Tentu ada upahnya, tapi sepertinya kam---" belum sempat melanjutkan perkataannya, dia langsung dibuat terkejut kembali karena jawaban yang diberikan gadis itu.

"Kalau begitu aku saja, walau aku tak terlalu cantik, yang penting ada bakat kan?" sahut Kristina dengan aura percaya diri yang menyelimuti dirinya.

Mereka hanya terdiam melihat tingkah bocah yang entah muncul dari mana itu.

TERIMA KASIH BANYAK PADA PARA PEMBACA, NANTIKAN TERUS KELANJUTAN KISAH INI YAA!

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

kasih hadiah tonton iklan buat author.

2024-02-29

0

lihat semua
Episodes
1 Ch.1 Kristina Haelly
2 Ch.2 Ruby Room
3 Ch.3 Ledakan
4 Ch.4 Masa Lalu
5 Ch.5 Kekaisaran Barat
6 Ch.6 Kedai Wuca
7 Ch.7 An Si Penari Baru
8 Ch.8 Senior Jieru
9 Ch.9 Apakah Dia Teman?
10 Spesial Informasi
11 Ch.10 Pertemuan Pertama
12 Ch.11 Berlatih
13 Ch.12 Bertengkar
14 Ch.13 Madam Kaili
15 Ch.14 Topeng Kekaisaran
16 Ch.15 Malam Festival
17 Ch.16 Pengundian
18 Ch.17 Si Buaya Darat
19 Ch.18 Tiga Kemalangan
20 Ch.19 Tamu Tak Diundang
21 Ch.20 Dua Kepala
22 Ch.21 Monster Bungkuk
23 Ch.22 Boneka Hidup
24 Ch.23 Pasar Malam
25 Ch.24 Air Mancur
26 Ch.25 Lelang Boneka
27 Ch.26 Budak
28 Ch.27 Tawaran
29 Ch.28 Mata Penuh Tekad
30 Ch.29 Keluarga
31 Ch.30 kesepakatan
32 Ch.31 Pertemuan
33 Ch.32 Kembang Api
34 Ch.33 Ibukota
35 Ch.34 Rumah Baru
36 Ch.35 Ingatan
37 Ch.36 Pelayan Baru
38 Ch.37 Tuan Muda Kedua
39 Ch.38 Jalan jalan
40 Ch.39 Makan Malam
41 Ch.40 Makan Malam (2)
42 Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43 Ch.42 Lelang Hijau
44 Ch.43 Sang Dalang
45 Ch.44 Hadiah
46 Ch.45 Negosiasi
47 Ch.46 Rencana
48 Ch.47 Rencana (2)
49 Ch.48 Rencana (3)
50 Ch.49 Getaran
51 Ch.50 Penyelidikan
52 Ch.51 "Ayo Mulai!"
53 Ch.52 Kesatria Misterius
54 Ch.53 Pertemuan Segitiga
55 Ch.54 Pembebasan
56 Ch.55 Orang Yang Salah
57 Ch.56 Perjanjian
58 Ch.57 Bertemu Kembali
59 Ch.58 Dia Cantik!
60 Ch.59 Mimpi
61 Ch.60 Mimpi (2)
62 Ch.61 Penantian
63 Ch.62 Berita
64 Ch.63 Kabar
65 Ch.64 Teori Kelam
66 Ch. 65 Utusan Kaisar
67 Ch.66 Bertemunya Para Perwakilan!
68 Ch.67 Kejadian Tak Terduga
69 Ch.68 Di Uji!
70 Ch.69 Kakek Tua
71 Ch.70 Dia, Chyou Wu
72 Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73 Ch.72 Mata Merah
74 Ch.73 Satu Mata
75 Ch.74 Keberangkatan Menuju Utara
76 Ch.75 Kapal Terbang
77 Ch.76 Nona Niu Liu
78 Ch.77 Kabut Ilusi
79 Ch.78 Cambuk
80 Ch.79 Berburu
81 Ch.80 Melepas Segel
82 Ch.81 Suku Velma
83 Ch.82 Kontrak
84 Ch.83 Bunga Yang Gugur
85 Ch.84 Mendapatkan Kembali
86 Ch.85 Kelompok Terbentuk
87 Ch.86 Pingsan
88 Ch.87 Quilan Wuhan
89 Ch.88 Terbongkar
90 Ch.89 Bangkitnya Iblis
91 Ch.90 Monster Seutuhnya
92 Ch.91 Kemenangan
93 Ch.92 Mawar Hitam
94 Ch.93 Kencan
95 Ch.94 Manisan Mawar
96 Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97 Ch.96 Kunci Pengganti
98 Ch.97 Tangan Kanan Terbaik
99 Ch.98 Sumpah
100 Ch.99 Sabit Kristal
101 Ch.100 Myrax
102 Ch.101 Serigala atau Domba?
103 Ch.102 Dia Serigala!
104 Ch.103 Istirahat
105 Ch.104 Selamat Tinggal, Utara.
106 Ch.105 Teh Dingin
107 Ch.106 Menguping
108 107. Air Suci
109 108. Wanita Idaman
110 109. Mimpi Buruk
111 110. Gajah Emas
112 111. Peringatan
113 112. Janji
114 113. Emosi Berkecamuk
115 114. Tertangkap
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ch.1 Kristina Haelly
2
Ch.2 Ruby Room
3
Ch.3 Ledakan
4
Ch.4 Masa Lalu
5
Ch.5 Kekaisaran Barat
6
Ch.6 Kedai Wuca
7
Ch.7 An Si Penari Baru
8
Ch.8 Senior Jieru
9
Ch.9 Apakah Dia Teman?
10
Spesial Informasi
11
Ch.10 Pertemuan Pertama
12
Ch.11 Berlatih
13
Ch.12 Bertengkar
14
Ch.13 Madam Kaili
15
Ch.14 Topeng Kekaisaran
16
Ch.15 Malam Festival
17
Ch.16 Pengundian
18
Ch.17 Si Buaya Darat
19
Ch.18 Tiga Kemalangan
20
Ch.19 Tamu Tak Diundang
21
Ch.20 Dua Kepala
22
Ch.21 Monster Bungkuk
23
Ch.22 Boneka Hidup
24
Ch.23 Pasar Malam
25
Ch.24 Air Mancur
26
Ch.25 Lelang Boneka
27
Ch.26 Budak
28
Ch.27 Tawaran
29
Ch.28 Mata Penuh Tekad
30
Ch.29 Keluarga
31
Ch.30 kesepakatan
32
Ch.31 Pertemuan
33
Ch.32 Kembang Api
34
Ch.33 Ibukota
35
Ch.34 Rumah Baru
36
Ch.35 Ingatan
37
Ch.36 Pelayan Baru
38
Ch.37 Tuan Muda Kedua
39
Ch.38 Jalan jalan
40
Ch.39 Makan Malam
41
Ch.40 Makan Malam (2)
42
Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43
Ch.42 Lelang Hijau
44
Ch.43 Sang Dalang
45
Ch.44 Hadiah
46
Ch.45 Negosiasi
47
Ch.46 Rencana
48
Ch.47 Rencana (2)
49
Ch.48 Rencana (3)
50
Ch.49 Getaran
51
Ch.50 Penyelidikan
52
Ch.51 "Ayo Mulai!"
53
Ch.52 Kesatria Misterius
54
Ch.53 Pertemuan Segitiga
55
Ch.54 Pembebasan
56
Ch.55 Orang Yang Salah
57
Ch.56 Perjanjian
58
Ch.57 Bertemu Kembali
59
Ch.58 Dia Cantik!
60
Ch.59 Mimpi
61
Ch.60 Mimpi (2)
62
Ch.61 Penantian
63
Ch.62 Berita
64
Ch.63 Kabar
65
Ch.64 Teori Kelam
66
Ch. 65 Utusan Kaisar
67
Ch.66 Bertemunya Para Perwakilan!
68
Ch.67 Kejadian Tak Terduga
69
Ch.68 Di Uji!
70
Ch.69 Kakek Tua
71
Ch.70 Dia, Chyou Wu
72
Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73
Ch.72 Mata Merah
74
Ch.73 Satu Mata
75
Ch.74 Keberangkatan Menuju Utara
76
Ch.75 Kapal Terbang
77
Ch.76 Nona Niu Liu
78
Ch.77 Kabut Ilusi
79
Ch.78 Cambuk
80
Ch.79 Berburu
81
Ch.80 Melepas Segel
82
Ch.81 Suku Velma
83
Ch.82 Kontrak
84
Ch.83 Bunga Yang Gugur
85
Ch.84 Mendapatkan Kembali
86
Ch.85 Kelompok Terbentuk
87
Ch.86 Pingsan
88
Ch.87 Quilan Wuhan
89
Ch.88 Terbongkar
90
Ch.89 Bangkitnya Iblis
91
Ch.90 Monster Seutuhnya
92
Ch.91 Kemenangan
93
Ch.92 Mawar Hitam
94
Ch.93 Kencan
95
Ch.94 Manisan Mawar
96
Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97
Ch.96 Kunci Pengganti
98
Ch.97 Tangan Kanan Terbaik
99
Ch.98 Sumpah
100
Ch.99 Sabit Kristal
101
Ch.100 Myrax
102
Ch.101 Serigala atau Domba?
103
Ch.102 Dia Serigala!
104
Ch.103 Istirahat
105
Ch.104 Selamat Tinggal, Utara.
106
Ch.105 Teh Dingin
107
Ch.106 Menguping
108
107. Air Suci
109
108. Wanita Idaman
110
109. Mimpi Buruk
111
110. Gajah Emas
112
111. Peringatan
113
112. Janji
114
113. Emosi Berkecamuk
115
114. Tertangkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!