"Setelah melihat mereka, aku menjadi semakin yakin,bahwa aku telah berpindah dimensi." begitulah yang sedari tadi dipikirkan oleh Kristina,
"bagaimana kalau ku mulai saja?"
"Siapa namamu? " Kristina bertanya dengan malas, ia mau langsung ke intinya, tapi sepertinya akan sedikit menyusahkan.
" *** ***, ******** ******."
" huh? apa katamu? "
" *** *** ***!!"
" Sebenarnya dia bilang apa sih!? " geram Kristina, ia lalu menundukkan kepalanya dan mulai memanaskan otaknya kembali.
"ah.. gawat.. BAHASA APA YANG DIA GUNAKAN !?" jeritan batin Kristina kini menjadi jadi.
Bagaimana tidak? ini adalah salah satu masalah kecil yang nantinya bisa menjadi masalah besar, jika tidak segera diatasi.
"Apa yang harus kulakukan. aku tak mengerti sama sekali.. "
ia terus memikirkan cara agar dapat memahami perkataan gadis kuno itu. Hingga sekelebat ingatan yang samar masuk kedalam inti otaknya,
"hm? ini.. " Kristina mengangkat kepalanya dan kembali bertanya pada gadis itu.
"siapa namamu?" tanya Kristina dengan penuh harapan agar gadis itu mengerti ucapannya.
"Na-namaku.. Niu." sahut gadis yang ada dihadapannya itu sembari memiringkan kepala ke kanan karena bingung.
"kenapa hantu ini terlihat senang?"
"Akhirnya!!" batin Kristina dengan penuh kegembiraan, akhirnya ia dapat menginterogasi gadis kuno yang ada dihadapannya ini tanpa hambatan sedikitpun.
"Ya..yah, baik Niu, jadi.. dimana ini?"
"Kalau begini aku bisa langsung to the point dengan bocah ini kan?"
"eh? ini kan di kota Chengse.." sahut Gadis itu heran.
"Apa? wilayah mana itu?"
"padahal hantu kok tidak tau? tentu saja ini di Barat, Kekaisaran Heng!" seru gadis itu dengan nada penuh kebanggaan.
hantu?' batin Kristina sedikit kesal.
"Kekaisaran Heng, dimana pula itu?" gumam Kristina.
"kalau begitu aku akan tanya sekali lagi lalu kau boleh pergi. Tahun berapa, sekarang?"
"hm.. mungkin sekitar tahun 1370, apa sekarang aku sudah boleh pergi?" gadis muda itu melirik Kristina yang kini hanya diam memandangi nya.
"pergilah. Tapi kau harus ingat, tidak ada yang boleh tau bahwa aku melakukan semua ini." ancam nya pada sosok mungil yang kini kembali gemetar, gadis itu pun mengangguk dan segera berlari meninggalkan Kristina yang masih diam di tempat.
"1370 ya.. berarti dinasti Ming. Tapi.. memangnya ada Kekaisaran yang bernama Heng?" Sebuah perkataan kecil kini kembali hinggap ke ingatannya
..." Saya mendapat kabar bahwa barang yang dilelang adalah hasil temuan dari Dinasti Timur yang hilang. "...
"ah.. aku sampai lupa karena perkataannya hampir tak ada yang benar, sekarang semuanya jelas sudah." batin Kristina seraya mengangguk anggukkan kepalanya.
"tapi.. bukankah dia bilang Dinasti Timur? ini kan di barat." ia merenung untuk sesaat, dan kembali berpikir bahwa itu adalah sesuatu yang bukan urusannya.
"toh, itu tak ada kaitannya dengan ku. apakah sekarang jalan jalan saja? sekalian melihat tempat yang akan menjadi wilayah bermainku.."
Walau telah berpindah kehidupan, ia seperti tidak menghiraukan apapun, apa karena ambisi nya lebih besar dibandingkan dengan hatinya? mungkin ia harus mulai memikirkannya sendiri sekarang.
"apa..sebelum jalan jalan, aku harus mengganti pakaianku dulu?" Kristina mengendus endus baju yang ia kenakan, dan aromanya sangat tidak bersahabat.
"Euh! kenapa aromanya bau banget! seperti obat kadaluwarsa! apa karena sudah lama terkubur ya?" ia lalu membalikkan badan dan memandangi beberapa orang yang sedang pingsan dibelakang nya.
"karena kalian telah membuatku repot.. jadi tak masalah jika aku meminta tarif atas itu kan?" ia lalu mendekati salah satu perempuan yang tergeletak dan segera mengambil pakaian yang dikenakan olehnya.
...****************...
"Yosh! ayo pergi~" Kristina pun menuruni bukit dengan melewati jalan setapak yang sepertinya dibuat oleh warga, entah apa alasan warga membuat jalan di sana, karena yang ada di bukit itu hanyalah hutan yang tak memiliki keistimewaan sama sekali.
Belum lima menit Kristina pergi dari tempat itu, terlihat di atas sebuah pohon besar, seseorang yang sedang mengamati dengan tersenyum tipis, orang itu kemudian mulai tertawa terbahak bahak.
"Haha! astaga, pemandangan yang amat jarang terjadi ya? apa aku harus melaporkannya pada orang itu?"
"...sepertinya tidak usah, lagipula seekor Harimau kecil harus dibesarkan dan dididik dahulu baru bisa membuat keributan bukan?" orang itu kemudian menghilang dengan cepat, seolah tak pernah ada orang di sana.
"kupikir.. ini hanyalah kota kecil, siapa yang menyangka bahwa ini adalah sebuah kota yang cukup besar. " gumamnya takjub.
Ketika Kristina menuruni bukit, ia langsung disambut dengan kilauan lampion warna warni yang berada di setiap sudut kota.
"wah.. apakah ada festival disini? kenapa semua orang terlihat sibuk?" ucap Kristina yang masih terpana memandangi lampion lampion itu.
"jika di zaman ku, sudah jarang terlihat lampion warna warni begini."
"hei anak muda! kemari lah!" teriak seorang pria yang sedang menikmati minumannya. Kristina lalu menghampiri pria itu dan pria itu menyuruhnya untuk duduk sebentar,
"hei nak.. apa yang kau lakukan malam malam begini di bukit hah?" katanya dengan nada curiga.
"tadi ada seorang kakek kakek yang mengajakku pergi ke sana paman.. dia bilang akan memberiku uang jika ikut, tapi dia malah tertidur dan tidak memberiku uang sama sekali, jadi aku pulang saja." jelas Kristina panjang lebar.
"akankah menarik jika aku berpura pura seperti gadis yang polos ya?" batinnya seraya tersenyum.
"apa?! hah.. pasti ini ulah orang yang suka pergi ke rumah bordil sialan itu." gerutunya dengan sesekali cegukan.
"rumah bordil?"
"iya.. disini ada rumah bordil yang cukup terkenal sampai ibu kota, walau begitu karena di bagian bawahnya adalah kedai makan banyak sekali pria pria sepertiku yang beralasan ingin ke sana untuk makan, padahal mau melihat para wanita di sana." lanjut paman itu berbelit belit.
"mungkin karena efek mabuk jadi bicaranya aneh." tegas Kristina dalam hatinya.
"ngomong ngomong paman, kenapa disini ramai sekali? padahal ini sudah larut kan?" tanyanya penasaran.
"oh kau tidak tahu? tiga hari lagi kan akan ada festival untuk merayakan ulang tahun Kekaisaran."
"begitu ya.. kalau begitu aku izin pamit dulu ya paman." ucap Kristina yang ingin cepat cepat pergi dari sana.
"ha? oh ya ya.. tapi kau harus hati hati mulai sekarang ya, jangan langsung tergiur dengan sesuatu yang belum pasti"
"iya, Terima kasih nasihat nya paman.. "
"jadi maksudmu boleh tergiur jika barang yang dijanjikan pasti?"
Setelah itu Kristina kembali berjalan jalan dan sepertinya ia sangat menikmatinya, matanya terus melihat ke sana kemari seakan tak mau melewatkan satupun.
Lalu ia melihat sebuah keramaian didepan bangunan besar nan indah dan memiliki papan nama berlapis emas, yang bertulis [ Kedai Wuca ], karena penasaran ia mendekati kerumunan yang sedang berdesakan seakan menunggu sesuatu, dan bertanya pada salah satu orang di sana.
"permisi paman.. apa yang sedang terjadi disini? " serunya pada pria itu.
"kami semua ingin melihat nona Jiao Yun menari tapi mereka malah menunda nunda terus!" jawab pria itu dengan nada kesal.
"padahal kami sudah membayar mahal untuk melihat nona Jiao!" lanjut orang yang berada di samping pria itu.
"oh.. jadi karena itu kalian memenuhi ruas jalan begini?" gumam Kristina dengan nada mengejek.
"Hah? kau bilang apa tadi?" balas pria yang sedang emosian disampingnya.
"aku tak bilang apapun tuh? kalau begitu semangat ya paman paman." Kristina langsung pergi ke kerumunan yang ada di depan, dan melihat para pelayan kedai yang tengah bersusah payah menenangkan para tamu yang sedang emosian ini.
"Maaf kan kami tuan.. tapi nona Jiao sekarang sedang tak bisa menghibur kalian dulu.. "
"Beliau sedang mengalami sakit pada kakinya, dan menyulitkan beliau bergerak."
"kami mohon jangan membuat kekacauan dan pergilah dari sini.. "
Mendengar ucapan para gadis pelayan itu, semua tamu makin menjadi jadi dan mengancam akan menghancurkan kedai bila si nona Jiao tidak keluar dan bicara langsung pada mereka.
"kau pikir 100 Dang itu adalah harga yang murah?!"
"Dimana pemiliknya?! kami ingin uang kami kembali!"
"Cepat bilang pada nona Jiao untuk bicara pada kami!"
Tegas orang orang itu pada para pelayan kedai, tidak lama setelah itu satu orang pelayan angkat bicara terkait permasalahan yang terjadi sekarang,
"Kami mohon maaf apabila tuan tuan ini marah karena pelayanan kami yang kurang sopan, akan tetapi penari kami saat ini sedang mengalami sakit. Jika kalian memaksakan nya untuk menari, apa kalian mau melihat nya sekali saja?"
"luka pada kakinya bisa saja terbuka yang mengakibatkan pengobatan Nona Jiao menjadi lebih lama dari perkiraan." jelas gadis pelayan itu kepada para tamunya.
"ah, kak Jieru!"
"untunglah kakak cepat datang!"
Seru beberapa pelayan yang sepertinya bernafas lega melihat gadis bernama Jieru itu muncul di barisan depan.
Sewaktu mendengar penjelasan dari sang pelayan, orang orang mulai menurunkan emosi mereka dan menjadi sedikit lebih tenang,
"jadi.. apa yang harus kami lakukan sekarang?" tanya salah satu tamu itu.
"kami sekarang sedang berusaha mencari penari pengganti untuk menjadi hiburan sementara bagi para tamu yang telah membayar, karena sulit untuk mencari orang yang cocok, jadi kami harus memakan sedikit waktu untuk mencarinya."
"apa syarat untuk menjadi penari pengganti itu?"
Semua orang kini mencari sumber suara dan langsung melihat ke arah Kristina yang sedang mengangkat tangannya.
"yah.. tak ada hal khusus kok, yang terpenting dia memiliki bakat untuk menari dengan indah." sahut gadis bernama Jie itu pada Kristina.
"apa yang gadis ini pikirkan? dia kira dia akan menenangkan situasi jika bertanya hal seperti itu?" Batin Jie bingung.
Kristina tersenyum dan kembali bertanya,
"apa ada upahnya?" serunya dengan santai, hal itu membuat beberapa pelayan merasa kesal atas sikapnya
"siapa sih bocah itu, padahal situasinya sedikit tenang sekarang, apa dia mau menambah masalah?"
Jie pun tercengang atas pertanyaan yang dikatakan oleh Kristina, tetapi ia masih berusaha bersikap selayaknya senior yang bisa diandalkan, "tentu ada upahnya.. tapi sepertinya kam-" belum sempat melanjutkan perkataannya, ia langsung dibuat terkejut kembali karena jawaban yang diberikan gadis itu.
"kalau begitu aku saja. Walau aku tak terlalu cantik, yang penting ada bakat kan?" sahut Kristina dengan aura percaya diri yang menyelimuti dirinya, semua orangpun hanya terdiam melihat tingkah bocah yang entah muncul dari mana itu.
...[ MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN KATA MAUPUN TANDA BACA! ]...
...[ TERIMA KASIH TELAH MEMBACA NOVEL INI ]...
...[ SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA<3 ]...
^^^@Thara_tta (๑'ᴗ')ゞ^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
anggita
kasih hadiah tonton iklan buat author.
2024-02-29
0