Semua orang yang ada di sana mulai berbisik setelah mendengarkan perkataan Kristina.
"Apa gadis itu bercanda? Dia?" ucap remeh salah satu pelayan.
"Hah sial, sepertinya uangku hanya akan terbuang sia-sia." salah seorang tamu pria ikut mengejek.
"Yang benar saja! Kami kemari untuk melihat pertunjukkan nona Jiao Yun! Bukan bocah yang entah dari mana ini!" sambung yang lain memanasi.
Semua tamu tampak protes dan mulai membuat kerusuhan kembali, tetapi Jie langsung memotong seluruh ucapan yang dilontarkan mereka, baik para pelayan ataupun para pelanggannya.
Dia pun mendekati Kristina dan menatap matanya dengan lekat dan bertanya, "Apa kau yakin kau bisa melakukannya?"
"Tentu, hanya menari kan?" balas Kristina dengan penuh percaya diri.
"Siapa namamu?" tanya Jie lagi.
"Namaku, An!" serunya bangga.
"Karena ini kehidupan baru, aku juga harus memiliki identitas baru kan?" pikir Kristina dalam hati.
"Dengar An, kalau kau tak bisa memuaskan para tamu, kau harus membayar denda dua kali lipat dari harga yang asli. Apa kau masih mau melanjutkannya?" lanjut Jie dengan sangat serius.
"Tentu saja, akan kulakukan. Tapi sebaliknya, kalau aku berhasil memuaskan para tamu kalian, kau harus membayarku empat kali lipat." sahut Kristina dengan santai, ucapan yang baru saja ia katakan itu disambut tidak ramah oleh semua orang, tak terkecuali para pelayan.
"Apa apaan gadis itu?! Dia baru saja meminta tawaran yang dua kali lipat lebih mahal!" teriak pelayan yang dari tadi emosi.
"Dasar gadis angkuh... " cemooh pelayan lain dari belakang.
Seakan tak mendengar gerutuan teman-temannya, Jie tersenyum ramah dan meminta teman pelayannya agar segera mempersiapkan perlengkapan penari untuk Kristina.
"Huhu, baiklah kalau begitu. Kau tak boleh berhenti di tengah ya, karena saat ini juga kontrak telah dibuat." ucap Jie tegas.
Kristina pun dibawa masuk ke sebuah ruang hias, dia didandani selayaknya seorang penari profesional.
Para tamu juga dipersilahkan masuk dan duduk ditempat yang telah dipersiapkan, sembari menunggu penari baru yang akan memuaskan mata mereka muncul.
"Wah, kupikir wajahku seperti apa, ternyata lumayan ya?" batin Kristina yang kagum dengan pantulan wajahnya di cermin.
Bagaimana tidak? Mata biru gelap bagaikan safir, rambut hitam panjang bersinar, bibir merah merona yang seksi, dipercantik dengan lekuk tubuh indahnya yang dibalut gaun berwarna zamrud yang berkilau nan mewah.
"Pantas saja mereka ingin membuatku membayar denda apabila acara ini tidak lancar, tapi sepertinya mereka yang akan melakukannya untukku." pikir Kristina dengan penuh tekad untuk menghasilkan uang.
Sewaktu gadis itu sedang memikirkan rencana jahat, tiba-tiba rasa nyeri muncul dari kaki sebelah kanannya.
"Ukh, sial, hal kecil begini tak akan menghalangiku mendapat bonus empat kali lipat itu!" pikir Kristina semangat.
Karena terlalu banyak memikirkan uang, dia sampai lupa dengan masalah utamanya. Bagaimana dia melakukan tarian yang akan disukai oleh orang-orang itu?
Belum sempat dia memikirkannya, Jie datang menghampiri gadis itu, "Apa kau sudah siap An?" katanya dengan nada menantang.
"Aku malah sudah bosan menunggu." sahut Kristina tak mau kalah, Jie terlihat senang dan bersemangat setelah mendengar tantangan gadis itu.
"Kau mau iringan musik seperti apa?" tanya Jie sebelum Kristina keluar dari ruangan yang dibatasi tirai merah.
"Terserah, aku akan mengikuti iringan musik apapun itu!" seru gadis itu penuh percaya diri, Jie pun mengangguk dan tirai merah yang membatasi ruangan dibuka.
Sosok gadis berparas cantik dan elegan kini berjalan ketengah ruangan, dikelilingi oleh para tamu yang telah tak sabar akan pertunjukan penari baru ini.
Irama musik mulai memenuhi ruangan dan semua orang tengah menunggu gerakan pertama dari penari di depan mereka.
Betapa terkejutnya mereka, sosok gadis itu kini mulai menari dengan sangat indah dan bebas, dia seperti berada di atas awan, seperti sangat menikmati Irama musik yang mengalir bagai air di telinganya.
Semua orang terpukau atas tarian yang dilakukan oleh Kristina, karena menurut mereka tidak mungkin gadis sepertinya dapat menari dengan indah seperti itu.
Setelah musik selesai dimainkan, tarian tersebut juga selesai diiringi dengan tepuk tangan dan sorakan yang meriah.
"Keren! Itu luar biasa Gadis muda!" puji beberapa tamu gembira.
"Itu tarian yang sangat mengagumkan! Kau juga cantik, hahaha!" ucap senang mereka semua.
Orang-orang bersorak kepada Kristina yang seperti baru tersadar dari lamunannya, "Apa, bagaimana itu bisa terjadi?!"
Walau begitu, dia tetap tersenyum kepada para tamu dan memutar badannya untuk kembali kedalam ruang hias, ketika Kristina masuk ke dalam, beberapa pelayan muncul di hadapannya dengan wajah bersinar terang.
"Woah! Kau hebat sekali Kak An! Itu tarian terindah yang pernah kulihat" seru kagum para pelayan padanya.
"Dia benar, tarian itu bahkan lebih indah dari milik kak Jiao!" sambung beberapa pelayan lain.
"Benarkah? Terima kasih, aku senang kalau kalian menyukainya... " sahut Kristina seraya menatap gadis gadis pelayan itu.
"Apa apaan ini? Belum juga satu jam sejak mereka terlihat kesal dan menolak kedatanganku, sekarang mereka seperti akan bersujud jika aku memintanya." gerutu gadis itu dalam hati.
Disaat Kristina tengah mengumpat tanpa suara, Jie datang sambil menepuk pundaknya, "Aku tak menyangka, ternyata kau hebat juga ya?" ujar Jie dengan penuh semangat.
"Tentu saja! Aku kan sudah bilang padamu." Kristina menampilkan senyum bisnisnya dengan bangga.
"Jangan lupakan upahku ya, Kak." balasnya pada gadis pelayan itu.
Jie menghela nafasnya karena sudah menduga, dia lalu memberikan sebuah tas kecil yang berisikan banyak Dang---Mata uang yang digunakan oleh rakyat Kekaisaran.
"Nyonya Kai sangat menyukai pertunjukanmu, jadi beliau memintaku untuk memberikan bonus ini padamu." jelas Jie senang.
Bukannya menunjukkan rasa terima kasih, Kristina malah terlihat kesal setelah mendengarkan ucapan Jie.
"Tunggu, apa maksudmu? Bonus? Aku mau uang mukaku!" rengek gadis itu pada seniornya.
"Hei! Jaga sikapmu itu! Harusnya kau mengucapkan terima kasih karena nyonya Kai memberimu bonus!" timpal salah satu pelayan yang memang terang terangan menunjukan bahwa ia tak suka atas kehadiran Kristina, bahkan dia sudah melakukannya sejak gadis itu berkata akan menggantikan Jiao Yun.
"Hentikan Ying! Jangan bicara sembarangan, kau yang seharusnya menjaga sikapmu di sini. Beraninya kau bicara tak sopan pada orang yang sudah menyelamatkan karier kedai kita?" pekik Jie kesal.
Pelayan bernama Ying tersebut langsung tersentak dan menundukkan kepalanya, dia bahkan tak mengucapkan ucapan maaf pada seniornya itu.
Jie lalu menatap Kristina kembali dan memegang pundaknya lagi, "Uang mukamu akan kami berikan setelah satu bulan kau kerja di sini, kau tak usah khawatir karena setiap melakukan pertunjukkan nyonya Kai akan memberimu bonus sebagai hadiah penari pengganti, bagaimana?" pinta Jie pada Kristina.
"Hah? Sialan, mereka menjebakku rupanya." batin gadis bermata safir itu kesal.
Gadis itu hanya diam sambil melipat kedua tangannya di dada, dia lalu kembali menatap mata calon seniornya itu dengan tajam, "Baiklah, tapi hanya sebulan ya." sahutnya dengan malas.
Sang senior terlihat amat senang dan memeluk Kristina erat, "Selamat datang di Kedai Wuca, An!" serunya.
Kristina yang sudah lama tak merasakan pelukan dari seseorang itu sempat dibuat kaget oleh Jie, ia tak menolak ataupun membalas pelukan itu dan hanya diam mematung.
"Ya sudah, hanya sebulan kok. Tempat ini juga sepertinya bagus untukku mencari informasi yang lebih banyak lagi... " ucap pasrah gadis itu seraya menganggukkan kepalanya.
Setelah pertunjukkan selesai, para tamu pulang dengan raut wajah yang terlihat senang dan puas, mereka seperti orang yang baru saja melihat bidadari dari kayangan. Para pelayan beserta Kristina kini sedang bersiap untuk beristirahat.
Karena rasa suka nyonya Kai kepada dirinya, dia mendapatkan perlakuan khusus berupa sebuah kamar pribadi tepat di samping kamar Jie.
Malam semakin larut hingga semua orang di Kota Chengse mulai menikmati bunga tidur mereka masing-masing.
Di saat yang sama, ketika semua orang sudah tertidur dengan lelap, seorang wanita yang berparas menawan baru saja memecahkan gelas, tepat di samping pelayannya.
"Apa katamu?!" teriak wanita itu penuh amarah.
Tampak ketakutan dari wajah pelayan itu, walau penuh dengan rasa takut, ia tetap bersujud di hadapan wanita yang ada didepannya, didengar dari nada bicaranya dia amat murka pada si pelayan.
"Bagaimana bisa itu terjadi?! Harusnya mereka lebih memohon agar aku bisa menuruti permintaan bodoh mereka kan?!" hardiknya kepada pelayan yang kini gemetar dan tertunduk ketakutan itu.
"Sa--saya mohon ampun Nona Jiao Yun, saya sungguh tidak tahu siapa gadis yang telah menghancurkan rencana Anda... " racau si pelayan gagap.
Bukannya merasa iba ataupun kasihan, Jiao Yun mendekati pelayan itu dan malah mencengkram dagunya dengan kuat.
"Lakukan apapun untuk menyingkirkan bocah sialan itu! Kau tak mau para adikmu aku jadikan makanan siluman kan?" ancamnya dengan nada serius.
Pelayan yang malang itu hanya bisa mengangguk dan langsung diusir keluar dari ruangan.
"ARGH! KURANG AJAR!" Jiao Yun mulai berteriak kembali dan membanting barang ke segala sudut ruangan.
Semua pelayan yang ada di kamarnya hanya bisa menutup mata mereka seakan telah hafal betul sifat dari nona ini.
"An, An... Beraninya kau ingin merebut posisiku?!" gumamnya.
Jendelanya tiba-tiba terbuka dan angin malam kini berhembus kencang di seluruh kamar Jiao Yun, seperti sedang memperlihatkan rasa emosionalnya kepada seluruh orang yang ada di sana.
...•...
...•...
...•...
...•...
...Note : Mulai chapter ke depan nama "Kristina" akan diubah menjadi "An" untuk kenyamanan pembaca....
TERIMA KASIH BANYAK PADA PARA PEMBACA, NANTIKAN TERUS KELANJUTAN KISAH INI YAA!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ririn Santi
kok gak tampak visualnya Thor?
2024-03-01
0
anggita
terus lanjut berkarya tulis, semoga novel nya sukses👌
2024-02-29
0