Ch.9 Apakah Dia Teman?

An pernah berpikir, setelah kejadian malam itu Jieru tak akan menggangu dia lagi, tapi tampaknya dia salah, sang senior malah terus mengawasinya seharian penuh.

"Sialan, apa dia tak ada pekerjaan lain?" batin gadis itu merinding karena merasakan keberadaan Jie tak jauh dari tempatnya.

"Kau kenapa An, sakit?" tanya salah seorang senior yang saat ini sedang mengajaknya untuk berkeliling. Dia adalah Nuan, gadis itu berkata kalau berkeliling akan membuatnya lebih nyaman.

"Aku baik Kak Nuan, hanya kagum dengan lukisan yang sangat indah ini." elak An cepat.

Nuan terkekeh pelan mendengar jawaban adik barunya itu, wajahnya saat tersenyum sangat manis dan menenangkan, matanya menghilang dengan senyum yang terukir pada wajahnya.

"Kau merasakannya juga? Semua lukisan ini memiliki maknanya tersendiri, katanya nyonya Kai lah yang melukisnya, dia juga pintar meramal." ucap Nuan membanggakan tuannya.

An membalasnya dengan senyum kecil dan mereka melanjutkan perjalanan setenang mungkin, gadis itu melihat semuanya dengan seksama. Kedai Wuca ini ternyata lebih luas dari yang bisa dilihat di luar, satu lantai saja seperti mengelilingi stadion sepak bola.

Kedai ini memiliki tiga lantai, lantai satu dipakai untuk tempat makan, lantai dua adalah rumah bordil juga tempat berpesta, dan lantai tiga adalah tempat para pelayan beristirahat sekaligus ruang istirahat dari pemilik kedai.

Setiap lorong memiliki lukisannya tersendiri, kalau dihitung semua lukisan itu mencapai 25 buah, mungkin juga lebih dari itu.

Setelah berkeliling dan sampai di lantai ketiga, tepat di depan pintu kamar milik nyonya Kai.

An melihat sebuah lukisan yang menurutnya tidak biasa, sebuah lukisan yang memperlihatkan mata merah besar berada ditengah kekacauan, api menjalar di segala arah, manusia dilanda ketakutan dan keputusasaan. Di paling ujung bawah lukisan, terdapat seseorang yang memakai topeng memperhatikan orang-orang yang sedang ketakutan itu.

"Mata merah, yang disekelilingnya dipenuhi kobaran api dan, manusia bertopeng?" pikir An masih menatap lekat lukisan.

Tiba-tiba Nuan menepuk pundak gadis itu dan mengajaknya untuk pergi, "Ayo kembali, nanti kita dicari yang lain, sudah lihat semuanya kan?"

"Topeng itu tampak tak asing... " An mencoba mengingat sesuatu yang dia lupakan.

"Iya, terima kasih sudah mengajakku berkeliling Kak." ujar An senang dan melirik sekilas lukisan itu sebelum benar-benar pergi dari sana.

Kemudian, mereka kembali dan membantu yang lain untuk menyiapkan beberapa keperluan para tamu sampai sore hari tiba.

Beberapa jam berlalu, karena merasa tak punya pekerjaan yang bisa dilakukan lagi, An berinisiatif untuk masuk ke kamarnya dan beristirahat, dia sangat lelah dan berharap untuk tak diganggu oleh siapapun.

"Jadi, apa yang membuat Kak Jieru yang super sibuk ini lakukan di sini?" An bertanya sambil melipat kedua tangannya di dada, menatap lekat Jieru yang sedang bertamu di kamarnya.

"Aku tak punya kerjaan lagi, jadi aku memutuskan untuk ngobrol denganmu saja An, agar kita berdua menjadi lebih dekat." sahut Jie dengan wajah berseri.

Gadis itu merinding dibuatnya, otaknya terus mengatakan hal tak masuk akal setelah mendengar gurauan sang senior.

"Kak, aku tahu sifatku buruk, tapi aku masih berada di jalan yang benar kok." jawabnya seraya menatap jijik dan menjaga jarak dari Jieru.

Mata Jie membulat karena tahu apa yang dipikirkan oleh An, dia tertawa lantang hingga matanya berair.

"Apa yang kau pikiran bodoh? Tenang saja, aku hanya mau mengobrol." si senior menenangkan sembari memberikan setengah senyum.

An memikirkan hal lain, dan membuatnya menjadi lebih tenang. Saat itu juga Jie berkata padanya bahwa dia bisa saja membantu An mengenai informasi apapun yang gadis itu inginkan.

Ditatapnya mata Jieru sesaat, dengan niat ingin memastikan apakah ada kebohongan di sana. Tapi hasilnya bersih, An lalu berjalan mendekat ke arahnya.

"Apa yang kau inginkan? Kau tak mungkin melakukan ini tanpa imbalan bukan?" bisik An tepat di samping telinga Jie.

"Hati manusia tak bisa ditebak, kita adalah makhluk yang ingin saling diuntungkan. Karena itu, apa yang kau inginkan dari keinginanmu membantuku?" tanya gadis itu dengan kewaspadaan tinggi.

Jie terperangah takjub melihat sikap adiknya, sehingga ia tiba-tiba bergumam, "Ternyata benar ya... "

"Benar? Apa yang benar?" pikir An tambah curiga.

Untuk beberapa saat ruangan itu lenggang, hanya ada suara hewan malam disekitar mereka.

Lantas Jieru menatap An yang kini juga tengah menatapnya.

"Entahlah, aku tak menginginkan apapun. Yang jelas nyonya Kai hanya memintamu untuk tetap di sini selama satu bulan." jelas gadis itu tenang.

Mendengar itu An menaikkan sebelah alisnya, dirinya merasa tertantang dengan permintaan dari pemilik kedai, "Hoo, baiklah, hanya itu?"

"Tentu, aku akan sangat senang jika kau berguna untuk nyonya Kai." seru Jie dengan lantang

Pupil mata An bergetar sesaat, dia menutup mulutnya menggunakan sebelah tangan untuk menutupi senyum puasnya.

"Bagaimana aku tak menyadarinya? Anak ini, mirip dengan Hans. Dia terobsesi melakukan apapun untuk tuannya." batin An mundur dan bersandar di dinding ranjang.

"Tapi aku tak bisa langsung percaya dengan informasi yang kau berikan kan, Kak?" tanya gadis itu masih cengengesan sendiri.

Dengan masa lalunya yang pernah menjadi penjahat, dia tahu betul arti menusukkan pisau dari belakang. Pengkhianatan tiada tara yang dia terima memberinya banyak pengalaman, tak hanya pengkhianatan, An bahkan sering melakukan hal yang sama dengan para kolega dan tamu yang membutuhkan jasanya.

"Aku tahu kau akan bertanya, oleh sebab itu aku membawa ini," Jie lalu mengeluarkan sebuah bola kristal putih bersih dari telapak tangannya ke hadapan An.

"Bagaimana dia melakukan itu?! Apa itu sebuah trik sulap?" terka An kagum.

"Ini adalah kristal kejujuran. Salah satu benda pusaka berharga milik nyonya Kai, biasanya beliau menggunakan ini untuk membantu para pejabat meringankan dosanya." lanjut Jieru sambil mengedipkan satu matanya.

"Aku tidak terlalu yakin, tapi sepertinya benar." gumam An ragu.

Melihat keraguan gadis itu, Jie kemudian melakukan sesuatu pada bola kristal, ia memegang dan berbicara hal yang sangat tidak masuk akal.

"An, aku sebenarnya mencintaimu sejak pertama kita bertemu, aku ingin menciummu sekarang!" teriak gadis itu lantang.

An yang mendengar perkataan itu syok bukan main, terlihat bulu kuduknya berdiri dengan tegap.

"A--apa yang kau katakan?! Dasar gila!" gadis itu berseru seraya mengusap tangannya bergantian.

Puas melihat reaksi An, Jie nampak tertawa dengan sangat girang, "Nah, sekarang coba lihat bola kristalnya."

Kristal yang awalnya putih bersih, berubah menjadi hitam pekat. Ketika melihat hal yang tak biasa ini, An pun langsung percaya dengan gadis yang ada dihadapannya.

Mereka kemudian mengobrol sampai larut malam, tentu dengan suatu keuntungan di masing-masing pihak.

An yang mendapat informasi mengenai dunia barunya, serta Jie yang mendapatkan keuntungan untuk tuan yang disukainya.

Setelah selesai memberi tahu semua yang dibutuhkan oleh An, Jie pamit untuk kembali ke dalam kamarnya.

Beberapa menit setelah itu, di sebuah kamar lantai tiga, tempat yang paling disegani oleh para pelayan.

Saat dimana malam menjadi tambah gelap, terdengar suara ketukan dari pintu kamar miliknya, seorang wanita yang berada di sofa menyeringai dan menaruh rokoknya kembali ke asbak.

"Masuklah Cintaku." ucap wanita itu gembira.

Sewaktu pintu terbuka, terlihat seorang gadis yang langsung duduk bersimpuh dihadapan wanita itu.

"Jadi bagaimana? Apa kau telah mengerti?" tanya wanita itu pada gadis dihadapannya.

"Ya, Madam, maaf karena saya sempat meragukan Anda, dia gadis yang diluar ekspektasi saya." ungkap gadis dilantai sopan.

"Kalau begitu, jangan sampai membuat sedikitpun kesalahan sebelum tugas ini berakhir." perintah sang nyonya kepada gadis itu.

Dia lalu menyuruh sang gadis pergi dan kembali duduk dengan santai di sofa panjang miliknya, seakan sedang menanti sesuatu yang menarik di masa yang akan datang.

"Heum, akankah ada peristiwa menyenangkan setelah ini? Aku sangat tak sabar... " gumam sang madam dengan senyum penuh hasrat yang tersimpul diwajahnya.

...•...

...•...

...•...

...•...

TERIMA KASIH BANYAK PADA PARA PEMBACA, NANTIKAN TERUS KELANJUTAN KISAH INI YAA!

Terpopuler

Comments

Ririn Santi

Ririn Santi

jd jie hanya seorang matamata/Applaud/

2024-03-01

0

Kienoy7

Kienoy7

penuh teka teki....jadi penisirin...lanjuut

2022-09-21

0

lihat semua
Episodes
1 Ch.1 Kristina Haelly
2 Ch.2 Ruby Room
3 Ch.3 Ledakan
4 Ch.4 Masa Lalu
5 Ch.5 Kekaisaran Barat
6 Ch.6 Kedai Wuca
7 Ch.7 An Si Penari Baru
8 Ch.8 Senior Jieru
9 Ch.9 Apakah Dia Teman?
10 Spesial Informasi
11 Ch.10 Pertemuan Pertama
12 Ch.11 Berlatih
13 Ch.12 Bertengkar
14 Ch.13 Madam Kaili
15 Ch.14 Topeng Kekaisaran
16 Ch.15 Malam Festival
17 Ch.16 Pengundian
18 Ch.17 Si Buaya Darat
19 Ch.18 Tiga Kemalangan
20 Ch.19 Tamu Tak Diundang
21 Ch.20 Dua Kepala
22 Ch.21 Monster Bungkuk
23 Ch.22 Boneka Hidup
24 Ch.23 Pasar Malam
25 Ch.24 Air Mancur
26 Ch.25 Lelang Boneka
27 Ch.26 Budak
28 Ch.27 Tawaran
29 Ch.28 Mata Penuh Tekad
30 Ch.29 Keluarga
31 Ch.30 kesepakatan
32 Ch.31 Pertemuan
33 Ch.32 Kembang Api
34 Ch.33 Ibukota
35 Ch.34 Rumah Baru
36 Ch.35 Ingatan
37 Ch.36 Pelayan Baru
38 Ch.37 Tuan Muda Kedua
39 Ch.38 Jalan jalan
40 Ch.39 Makan Malam
41 Ch.40 Makan Malam (2)
42 Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43 Ch.42 Lelang Hijau
44 Ch.43 Sang Dalang
45 Ch.44 Hadiah
46 Ch.45 Negosiasi
47 Ch.46 Rencana
48 Ch.47 Rencana (2)
49 Ch.48 Rencana (3)
50 Ch.49 Getaran
51 Ch.50 Penyelidikan
52 Ch.51 "Ayo Mulai!"
53 Ch.52 Kesatria Misterius
54 Ch.53 Pertemuan Segitiga
55 Ch.54 Pembebasan
56 Ch.55 Orang Yang Salah
57 Ch.56 Perjanjian
58 Ch.57 Bertemu Kembali
59 Ch.58 Dia Cantik!
60 Ch.59 Mimpi
61 Ch.60 Mimpi (2)
62 Ch.61 Penantian
63 Ch.62 Berita
64 Ch.63 Kabar
65 Ch.64 Teori Kelam
66 Ch. 65 Utusan Kaisar
67 Ch.66 Bertemunya Para Perwakilan!
68 Ch.67 Kejadian Tak Terduga
69 Ch.68 Di Uji!
70 Ch.69 Kakek Tua
71 Ch.70 Dia, Chyou Wu
72 Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73 Ch.72 Mata Merah
74 Ch.73 Satu Mata
75 Ch.74 Keberangkatan Menuju Utara
76 Ch.75 Kapal Terbang
77 Ch.76 Nona Niu Liu
78 Ch.77 Kabut Ilusi
79 Ch.78 Cambuk
80 Ch.79 Berburu
81 Ch.80 Melepas Segel
82 Ch.81 Suku Velma
83 Ch.82 Kontrak
84 Ch.83 Bunga Yang Gugur
85 Ch.84 Mendapatkan Kembali
86 Ch.85 Kelompok Terbentuk
87 Ch.86 Pingsan
88 Ch.87 Quilan Wuhan
89 Ch.88 Terbongkar
90 Ch.89 Bangkitnya Iblis
91 Ch.90 Monster Seutuhnya
92 Ch.91 Kemenangan
93 Ch.92 Mawar Hitam
94 Ch.93 Kencan
95 Ch.94 Manisan Mawar
96 Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97 Ch.96 Kunci Pengganti
98 Ch.97 Tangan Kanan Terbaik
99 Ch.98 Sumpah
100 Ch.99 Sabit Kristal
101 Ch.100 Myrax
102 Ch.101 Serigala atau Domba?
103 Ch.102 Dia Serigala!
104 Ch.103 Istirahat
105 Ch.104 Selamat Tinggal, Utara.
106 Ch.105 Teh Dingin
107 Ch.106 Menguping
108 107. Air Suci
109 108. Wanita Idaman
110 109. Mimpi Buruk
111 110. Gajah Emas
112 111. Peringatan
113 112. Janji
114 113. Emosi Berkecamuk
115 114. Tertangkap
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ch.1 Kristina Haelly
2
Ch.2 Ruby Room
3
Ch.3 Ledakan
4
Ch.4 Masa Lalu
5
Ch.5 Kekaisaran Barat
6
Ch.6 Kedai Wuca
7
Ch.7 An Si Penari Baru
8
Ch.8 Senior Jieru
9
Ch.9 Apakah Dia Teman?
10
Spesial Informasi
11
Ch.10 Pertemuan Pertama
12
Ch.11 Berlatih
13
Ch.12 Bertengkar
14
Ch.13 Madam Kaili
15
Ch.14 Topeng Kekaisaran
16
Ch.15 Malam Festival
17
Ch.16 Pengundian
18
Ch.17 Si Buaya Darat
19
Ch.18 Tiga Kemalangan
20
Ch.19 Tamu Tak Diundang
21
Ch.20 Dua Kepala
22
Ch.21 Monster Bungkuk
23
Ch.22 Boneka Hidup
24
Ch.23 Pasar Malam
25
Ch.24 Air Mancur
26
Ch.25 Lelang Boneka
27
Ch.26 Budak
28
Ch.27 Tawaran
29
Ch.28 Mata Penuh Tekad
30
Ch.29 Keluarga
31
Ch.30 kesepakatan
32
Ch.31 Pertemuan
33
Ch.32 Kembang Api
34
Ch.33 Ibukota
35
Ch.34 Rumah Baru
36
Ch.35 Ingatan
37
Ch.36 Pelayan Baru
38
Ch.37 Tuan Muda Kedua
39
Ch.38 Jalan jalan
40
Ch.39 Makan Malam
41
Ch.40 Makan Malam (2)
42
Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43
Ch.42 Lelang Hijau
44
Ch.43 Sang Dalang
45
Ch.44 Hadiah
46
Ch.45 Negosiasi
47
Ch.46 Rencana
48
Ch.47 Rencana (2)
49
Ch.48 Rencana (3)
50
Ch.49 Getaran
51
Ch.50 Penyelidikan
52
Ch.51 "Ayo Mulai!"
53
Ch.52 Kesatria Misterius
54
Ch.53 Pertemuan Segitiga
55
Ch.54 Pembebasan
56
Ch.55 Orang Yang Salah
57
Ch.56 Perjanjian
58
Ch.57 Bertemu Kembali
59
Ch.58 Dia Cantik!
60
Ch.59 Mimpi
61
Ch.60 Mimpi (2)
62
Ch.61 Penantian
63
Ch.62 Berita
64
Ch.63 Kabar
65
Ch.64 Teori Kelam
66
Ch. 65 Utusan Kaisar
67
Ch.66 Bertemunya Para Perwakilan!
68
Ch.67 Kejadian Tak Terduga
69
Ch.68 Di Uji!
70
Ch.69 Kakek Tua
71
Ch.70 Dia, Chyou Wu
72
Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73
Ch.72 Mata Merah
74
Ch.73 Satu Mata
75
Ch.74 Keberangkatan Menuju Utara
76
Ch.75 Kapal Terbang
77
Ch.76 Nona Niu Liu
78
Ch.77 Kabut Ilusi
79
Ch.78 Cambuk
80
Ch.79 Berburu
81
Ch.80 Melepas Segel
82
Ch.81 Suku Velma
83
Ch.82 Kontrak
84
Ch.83 Bunga Yang Gugur
85
Ch.84 Mendapatkan Kembali
86
Ch.85 Kelompok Terbentuk
87
Ch.86 Pingsan
88
Ch.87 Quilan Wuhan
89
Ch.88 Terbongkar
90
Ch.89 Bangkitnya Iblis
91
Ch.90 Monster Seutuhnya
92
Ch.91 Kemenangan
93
Ch.92 Mawar Hitam
94
Ch.93 Kencan
95
Ch.94 Manisan Mawar
96
Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97
Ch.96 Kunci Pengganti
98
Ch.97 Tangan Kanan Terbaik
99
Ch.98 Sumpah
100
Ch.99 Sabit Kristal
101
Ch.100 Myrax
102
Ch.101 Serigala atau Domba?
103
Ch.102 Dia Serigala!
104
Ch.103 Istirahat
105
Ch.104 Selamat Tinggal, Utara.
106
Ch.105 Teh Dingin
107
Ch.106 Menguping
108
107. Air Suci
109
108. Wanita Idaman
110
109. Mimpi Buruk
111
110. Gajah Emas
112
111. Peringatan
113
112. Janji
114
113. Emosi Berkecamuk
115
114. Tertangkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!