Ch.2 Ruby Room

Beberapa saat kemudian, di pelabuhan. Tempat banyaknya lampu yang bersinar pada sepanjang ruas jalan, boks barang dimana-mana, teriakan demi teriakan yang menggema di segala penjuru.

"Hoi kau! Cepat bawa barangnya!" perintah salah seorang pedagang kesal.

"Silahkan tunjukkan tiket Anda Nyonya... " ramah seorang penerima tamu di kapal mewah yang berlabuh.

"Persetan dengan mereka! Pekerjaan ini sangat melelahkan." gerutu para buruh angkut yang sudah kelelahan.

Semua orang masih sibuk beraktivitas pada malam itu, karena kebanyakan orang di sana berprofesi sebagai nelayan dan pedagang.

"Mereka ini... Apa mereka tak bisa membedakan antara siang dan malam?" batin Kristina mengoceh karena suara riuh di sekitarnya.

Sewaktu dia sedang melamun dan menahan sakit kepalanya, seorang pria mabuk tiba-tiba menabrak wanita itu dan membuat keributan.

"Dasar brengsek! Kau bisa jalan tidak?! Pakai matamu dengan benar bodoh!" teriak pria itu dengan wajah merah kehilangan akal, tampak dia sangat mabuk. Dan tentu saja itu membuat Kristina menjadi tambah kesal.

Dia mendekati pria itu, menunduk dan mengulurkan tangan padanya, senyum manis terlihat jelas di wajah gadis itu, "Anda baik baik saja? Maaf karena saya telah menabrak Anda Tuan." tuturnya ramah dan sopan.

Kristina bukanlah orang yang akan membuat keributan hanya karena masalah kecil, lain cerita jika orang itu sudah kelewat batas.

Bukannya menjawab atau pun menggapai tangan wanita itu, si pria mabuk ini malah berlari tunggang langgang seakan telah melihat setan.

"Apa apaan tukang mabuk itu? Dia hanya bisa merusak nama tempat ini." bisik salah satu pedagang yang lewat.

"Pria mabuk bodoh, hahaha!" ejek yang lainnya menyambung.

Orang-orang yang melihat kejadian itu hanya berkomentar dengan pendapatnya sendiri, mereka meyakini mereka benar karena sudah melihat kejadian itu secara langsung. Namun, apakah mereka merasakannya secara langsung juga?

Memang bantuan yang diberikan Kristina adalah hal biasa dimata orang lain, tapi tidak dimata pria mabuk itu.

"Hm... Bodohnya... " gumam Kristina berdecak kesal, ia tak menghiraukan komentar yang didapatkannya, hanya berjalan ke depan sampai akhirnya tiba didepan sebuah kapal megah nan indah, kapal itu adalah kapal impian bagi semua orang.

"Mana tiketnya? Jika kau tak punya tiket cepat pergi! Ada banyak orang yang menunggu giliran." kata seorang awak kapal yang bertugas untuk menjaga pintu depan, wanita itu pun memberikan sebuah tiket merah yang ia dapatkan dari Hans.

Mulut pria itu ternganga sesaat sangking terkejutnya. Sikapnya pun langsung berubah menjadi berbeda, ramah dan sangat sopan, "Mari Tuan, silahkan masuk... Maaf apabila perilaku saya kurang menyenangkan, selamat bersenang-senang."

Karena sudah merasa lelah, Kristina hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan menaiki kapal. Sewaktu dia baru ingin melangkah masuk, terdengar keributan yang ricuh dari luar.

"Ya ampun mayat! Ada mayat!" teriak salah seorang nenek pedagang histeris.

"Ugh... Menjijikkan, cepat panggil petugas keamanan kemari!" sambung seorang pejalan kaki yang merasa terganggu.

Mereka beramai-ramai berkerumun pada jasad pria di sebuah kardus yang entah muncul dari mana itu. Mereka mencemooh dan mengejeknya secara terang-terangan, jasad yang menyedihkan dan mengenaskan, seorang pria yang termutilasi dan kehilangan lidahnya.

Mulutnya ternganga dengan darah yang mengalir dari sisa potongan lidahnya. Kristina hanya melirik sekilas, dan ia mengerutkan alisnya karena dia paham betul siapa yang telah melakukan hal tidak waras ini.

"Apa apaan semua emas itu? Kurasa ini hasil mereka menaikkan pajak beberapa bulan yang lalu." itulah kesan pertama yang dirasakan oleh wanita itu.

Dia berpikir, bagaimana bisa mereka membuang buang uang untuk melapisi kapal dengan emas?

"Aku harap kapal ini tenggelam karena kelebihan beban... " gumamnya asal bicara dengan suara serak khas pria.

Pelayan yang ada di dekat Kristina terkekeh kecil, ia berusaha menahan tawanya, tapi dia terlambat karena wanita itu sudah memperhatikannya sejak masuk.

"Ah... Ma--maafkan saya Tuan... Desainnya memang telah dirancang sedemikian rupa untuk menyenangkan para tamu luar," pelayan itu menundukkan kepalanya sopan.

Tak ada respon apapun, hanya keheningan yang ada disekitar mereka, sangat berbanding terbalik dengan fakta bahwa para tamu sedang bergembira.

"Mari, silahkan ikuti saya Tuan, tempat untuk tamu khusus berada tidak jauh dari sini... " bisik si pelayan.

Memang perjalanan yang sangat singkat, hanya dengan waktu lima menit mereka telah sampai di depan sebuah ruangan kecil, terlihat seperti gudang dari luar, di dalamnya hanya ada beberapa buah sapu dan kain pel.

Sang pelayan memasuki ruangan itu terlebih dulu dan bergegas mencari sesuatu di dinding, benar saja, ruangan itu ternyata adalah sebuah lift.

"Silahkan Tuan... " ajak pelayan itu, setelah Kristina masuk, dia menggosok dinding dan ruangan itu tertutup sembari berjalan ke bawah.

"Lift ini sengaja didesain agar tidak terlalu menarik perhatian pengunjung lain, jadi mohon maaf apabila Anda tidak merasa nyaman." jelas pelayan itu tanpa diminta.

"Setelah kupikir lagi, suaranya terdengar tak asing bagiku." batin Kristina lalu mengangguk.

"Tak masalah, lagipula itu bukan hal yang harus dipedulikan, kau tak perlu berbicara jika aku tidak bertanya padamu." ujar wanita itu angkuh.

Si pelayan hanya dapat tersenyum dan menganggukkan kepalanya mendengar perkataan Kristina.

"Sudah berapa lama kau bekerja disini?" tanya perempuan itu tiba-tiba.

"Hm, sekitar tiga tahun Tuan." sahut si pelayan sambil menampilkan senyum bisnis andalannya.

Ketika mendengar pernyataan itu, tak ada lagi keraguan di wajah Kristina, kemudian dia segera menaikkan sebelah alisnya dan berkata, "Begitu ya? Pasti berat kerja ringan seperti ini jika sudah terbiasa melakukan pekerjaan kasar... "

Kristina menunjuk kapalan yang ada di tangan pria itu karena tampaknya sang pelayan bingung dengan maksud perkataannya.

"Oh, iya. Anda sangat benar." balas pria itu tak suka.

Setelah beberapa menit berlalu, lift pun berhenti dan terbuka.

Terlihat ruangan yang lebih indah daripada ruangan yang berada di atas, tempat termegah di kapal Ruby, Ruby Room tempat dimana para tamu khusus berpesta dan menghamburkan uang mereka.

Hukum yang berlaku disini ialah, "Hargamu bergantung dengan jumlah hartamu."

Ketika Kristina hendak melangkah keluar dari lift, ia tiba-tiba berhenti dan berbicara dengan suara kecil yang nyaris tak bisa didengar, "Kau tahu? Aku sepertinya mengenal seseorang yang sangat mirip seperti dirimu."

Tidak ada jawaban, yang terdengar hanyalah pintu lift yang menutup dan naik ke atas.

Walaupun begitu, wanita itu sudah tahu dengan jelas reaksi apa yang dia dapatkan, dan pada waktu yang sama acara yang telah dinanti para tamu akhirnya dimulai.

"Selamat malam para hadirin sekalian, dan saya ucapkan selamat datang di Ruby Room tercinta kami!" sapa seorang moderator dari panggung dengan pencahayaan satu lampu.

TERIMA KASIH BANYAK PADA PARA PEMBACA, NANTIKAN TERUS KELANJUTAN KISAH INI YAA!

Terpopuler

Comments

vio~~~~

vio~~~~

dari tadi aku heran si kristina kan cewek kok dipanggil tuan si bukan nona, apa dia nyamar jadi laki2..🤔

2024-04-14

1

lihat semua
Episodes
1 Ch.1 Kristina Haelly
2 Ch.2 Ruby Room
3 Ch.3 Ledakan
4 Ch.4 Masa Lalu
5 Ch.5 Kekaisaran Barat
6 Ch.6 Kedai Wuca
7 Ch.7 An Si Penari Baru
8 Ch.8 Senior Jieru
9 Ch.9 Apakah Dia Teman?
10 Spesial Informasi
11 Ch.10 Pertemuan Pertama
12 Ch.11 Berlatih
13 Ch.12 Bertengkar
14 Ch.13 Madam Kaili
15 Ch.14 Topeng Kekaisaran
16 Ch.15 Malam Festival
17 Ch.16 Pengundian
18 Ch.17 Si Buaya Darat
19 Ch.18 Tiga Kemalangan
20 Ch.19 Tamu Tak Diundang
21 Ch.20 Dua Kepala
22 Ch.21 Monster Bungkuk
23 Ch.22 Boneka Hidup
24 Ch.23 Pasar Malam
25 Ch.24 Air Mancur
26 Ch.25 Lelang Boneka
27 Ch.26 Budak
28 Ch.27 Tawaran
29 Ch.28 Mata Penuh Tekad
30 Ch.29 Keluarga
31 Ch.30 kesepakatan
32 Ch.31 Pertemuan
33 Ch.32 Kembang Api
34 Ch.33 Ibukota
35 Ch.34 Rumah Baru
36 Ch.35 Ingatan
37 Ch.36 Pelayan Baru
38 Ch.37 Tuan Muda Kedua
39 Ch.38 Jalan jalan
40 Ch.39 Makan Malam
41 Ch.40 Makan Malam (2)
42 Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43 Ch.42 Lelang Hijau
44 Ch.43 Sang Dalang
45 Ch.44 Hadiah
46 Ch.45 Negosiasi
47 Ch.46 Rencana
48 Ch.47 Rencana (2)
49 Ch.48 Rencana (3)
50 Ch.49 Getaran
51 Ch.50 Penyelidikan
52 Ch.51 "Ayo Mulai!"
53 Ch.52 Kesatria Misterius
54 Ch.53 Pertemuan Segitiga
55 Ch.54 Pembebasan
56 Ch.55 Orang Yang Salah
57 Ch.56 Perjanjian
58 Ch.57 Bertemu Kembali
59 Ch.58 Dia Cantik!
60 Ch.59 Mimpi
61 Ch.60 Mimpi (2)
62 Ch.61 Penantian
63 Ch.62 Berita
64 Ch.63 Kabar
65 Ch.64 Teori Kelam
66 Ch. 65 Utusan Kaisar
67 Ch.66 Bertemunya Para Perwakilan!
68 Ch.67 Kejadian Tak Terduga
69 Ch.68 Di Uji!
70 Ch.69 Kakek Tua
71 Ch.70 Dia, Chyou Wu
72 Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73 Ch.72 Mata Merah
74 Ch.73 Satu Mata
75 Ch.74 Keberangkatan Menuju Utara
76 Ch.75 Kapal Terbang
77 Ch.76 Nona Niu Liu
78 Ch.77 Kabut Ilusi
79 Ch.78 Cambuk
80 Ch.79 Berburu
81 Ch.80 Melepas Segel
82 Ch.81 Suku Velma
83 Ch.82 Kontrak
84 Ch.83 Bunga Yang Gugur
85 Ch.84 Mendapatkan Kembali
86 Ch.85 Kelompok Terbentuk
87 Ch.86 Pingsan
88 Ch.87 Quilan Wuhan
89 Ch.88 Terbongkar
90 Ch.89 Bangkitnya Iblis
91 Ch.90 Monster Seutuhnya
92 Ch.91 Kemenangan
93 Ch.92 Mawar Hitam
94 Ch.93 Kencan
95 Ch.94 Manisan Mawar
96 Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97 Ch.96 Kunci Pengganti
98 Ch.97 Tangan Kanan Terbaik
99 Ch.98 Sumpah
100 Ch.99 Sabit Kristal
101 Ch.100 Myrax
102 Ch.101 Serigala atau Domba?
103 Ch.102 Dia Serigala!
104 Ch.103 Istirahat
105 Ch.104 Selamat Tinggal, Utara.
106 Ch.105 Teh Dingin
107 Ch.106 Menguping
108 107. Air Suci
109 108. Wanita Idaman
110 109. Mimpi Buruk
111 110. Gajah Emas
112 111. Peringatan
113 112. Janji
114 113. Emosi Berkecamuk
115 114. Tertangkap
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ch.1 Kristina Haelly
2
Ch.2 Ruby Room
3
Ch.3 Ledakan
4
Ch.4 Masa Lalu
5
Ch.5 Kekaisaran Barat
6
Ch.6 Kedai Wuca
7
Ch.7 An Si Penari Baru
8
Ch.8 Senior Jieru
9
Ch.9 Apakah Dia Teman?
10
Spesial Informasi
11
Ch.10 Pertemuan Pertama
12
Ch.11 Berlatih
13
Ch.12 Bertengkar
14
Ch.13 Madam Kaili
15
Ch.14 Topeng Kekaisaran
16
Ch.15 Malam Festival
17
Ch.16 Pengundian
18
Ch.17 Si Buaya Darat
19
Ch.18 Tiga Kemalangan
20
Ch.19 Tamu Tak Diundang
21
Ch.20 Dua Kepala
22
Ch.21 Monster Bungkuk
23
Ch.22 Boneka Hidup
24
Ch.23 Pasar Malam
25
Ch.24 Air Mancur
26
Ch.25 Lelang Boneka
27
Ch.26 Budak
28
Ch.27 Tawaran
29
Ch.28 Mata Penuh Tekad
30
Ch.29 Keluarga
31
Ch.30 kesepakatan
32
Ch.31 Pertemuan
33
Ch.32 Kembang Api
34
Ch.33 Ibukota
35
Ch.34 Rumah Baru
36
Ch.35 Ingatan
37
Ch.36 Pelayan Baru
38
Ch.37 Tuan Muda Kedua
39
Ch.38 Jalan jalan
40
Ch.39 Makan Malam
41
Ch.40 Makan Malam (2)
42
Ch.41 Pasar Gelap Ibukota
43
Ch.42 Lelang Hijau
44
Ch.43 Sang Dalang
45
Ch.44 Hadiah
46
Ch.45 Negosiasi
47
Ch.46 Rencana
48
Ch.47 Rencana (2)
49
Ch.48 Rencana (3)
50
Ch.49 Getaran
51
Ch.50 Penyelidikan
52
Ch.51 "Ayo Mulai!"
53
Ch.52 Kesatria Misterius
54
Ch.53 Pertemuan Segitiga
55
Ch.54 Pembebasan
56
Ch.55 Orang Yang Salah
57
Ch.56 Perjanjian
58
Ch.57 Bertemu Kembali
59
Ch.58 Dia Cantik!
60
Ch.59 Mimpi
61
Ch.60 Mimpi (2)
62
Ch.61 Penantian
63
Ch.62 Berita
64
Ch.63 Kabar
65
Ch.64 Teori Kelam
66
Ch. 65 Utusan Kaisar
67
Ch.66 Bertemunya Para Perwakilan!
68
Ch.67 Kejadian Tak Terduga
69
Ch.68 Di Uji!
70
Ch.69 Kakek Tua
71
Ch.70 Dia, Chyou Wu
72
Ch.71 Kerusuhan (END SEASON 1)
73
Ch.72 Mata Merah
74
Ch.73 Satu Mata
75
Ch.74 Keberangkatan Menuju Utara
76
Ch.75 Kapal Terbang
77
Ch.76 Nona Niu Liu
78
Ch.77 Kabut Ilusi
79
Ch.78 Cambuk
80
Ch.79 Berburu
81
Ch.80 Melepas Segel
82
Ch.81 Suku Velma
83
Ch.82 Kontrak
84
Ch.83 Bunga Yang Gugur
85
Ch.84 Mendapatkan Kembali
86
Ch.85 Kelompok Terbentuk
87
Ch.86 Pingsan
88
Ch.87 Quilan Wuhan
89
Ch.88 Terbongkar
90
Ch.89 Bangkitnya Iblis
91
Ch.90 Monster Seutuhnya
92
Ch.91 Kemenangan
93
Ch.92 Mawar Hitam
94
Ch.93 Kencan
95
Ch.94 Manisan Mawar
96
Ch.95 Peipei Sang Dwarf!
97
Ch.96 Kunci Pengganti
98
Ch.97 Tangan Kanan Terbaik
99
Ch.98 Sumpah
100
Ch.99 Sabit Kristal
101
Ch.100 Myrax
102
Ch.101 Serigala atau Domba?
103
Ch.102 Dia Serigala!
104
Ch.103 Istirahat
105
Ch.104 Selamat Tinggal, Utara.
106
Ch.105 Teh Dingin
107
Ch.106 Menguping
108
107. Air Suci
109
108. Wanita Idaman
110
109. Mimpi Buruk
111
110. Gajah Emas
112
111. Peringatan
113
112. Janji
114
113. Emosi Berkecamuk
115
114. Tertangkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!