"Apa yang terjadi? "
"Wah apakah ada yang bertengkar? "
"bukankah itu.. kak Jiao dan si penari baru?!"
Kerumunan orang kini mulai memenuhi ruangan, mereka semua tampak menanti sebuah keributan yang memang seharusnya terjadi, "aku benar benar sial ya. Mulai dari tenggelam, diikuti, dan sekarang dilabrak?" curhat An dalam hatinya.
"inilah alasannya aku tak mau menarik perhatian." lanjut gadis itu seraya memasang wajah malas.
*Semua ini bermula dari 10 menit yang lalu--
Sama seperti hari sebelumnya, karena tugas An sebagai seorang penari hanya dilakukan dihari tertentu, gadis ini kini tak memiliki kerjaan dan membuat ia menjadi bosan. Karena tak ingin rasa bosan menghampiri nya, An pun berinisiatif untuk membantu para kakak pelayan yang kebetulan sedang mengalami masa sibuk mereka, ada banyak pelanggan pagi ini.
Ketika ia sedang sibuk membersihkan piring kotor di atas meja, seorang tamu tak diundang datang dan langsung menarik perhatian semua orang.
"oh? jadi kau anak baru itu?" seru nya dengan lantang, para pelayan dan beberapa tamu mulai berbisik karena tak berani ikut bicara.
"iya." sahut An dengan santai.
"siapa dia? kenapa logatnya menjengkelkan sekali." batin An seraya memasang senyum penuh tipuan miliknya.
Tamu tak diundang itu langsung mengerutkan kening dan memberi ekspresi tidak sukanya secara terang terangan, ia menatap An dari atas hingga ke bawah lalu mencemooh nya dengan tajam.
"Hah, Lihatlah dirimu. Apa kau pikir, kau sudah merasa hebat karena telah menggantikan aku selama satu malam?" cetus gadis itu.
"ah.. jadi kak Jiao ya?" bukannya merasa tersinggung, An malah tidak menggubris perkataan yang dikatakan oleh Jiao dan bersikap seperti biasa.
"jadi gadis ini yang "kakinya" tidak bisa digunakan itu? dasar ratu drama. Dia bahkan terlihat sangat sehat. Yah, tapi aku harus berterima kasih padanya, jika dia tak melakukan drama ini aku pasti tidak memiliki tempat sembunyi sekarang." batin An yang masih memancarkan senyuman mautnya.
Jiao yang melihat tingkah An, merasa geram dan mulai mengepalkan tangannya, semua orang dapat melihat dengan jelas bahwa sekarang ada banyak kerutan di wajah cantik milik Jiao tersebut.
"Apa kau benar benar tak punya malu?! tiba tiba datang dan mengambil pekerjaan orang lain! lalu menumpang pula! Jika kau punya malu harusnya tau diri dong!" teriak Jiao sampai sampai suaranya sekarang tengah bergema ke seluruh sudut ruangan. Salah seorang pelayan kini sedang bergegas memanggil Jie untuk menenangkan situasi.
"aku tak tau apa yang kakak bicarakan, tapi sepertinya kau salah paham. Aku tak mengambil pekerjaan mu, aku hanya "menggantikan" untuk sementara waktu. Bukankah kaki kakak sedang sakit dan tidak bisa bergerak dalam beberapa minggu?" jawab An dengan tenang.
"harusnya kau memukulku bodoh! jika hanya seperti ini aku tak akan mendapat uang kompensasi untuk wajahku yang ingin kau tinju bukan?" omelnya dalam hati. Dia benar benar ahli dalam kemampuan dua sifat berbeda.
Semua orang yang awalnya memihak Jiao kini berbalik ke pada An, mereka mulai meragukan kharisma dari bunga kota Chengse itu.
Jiao yang sadar bahwa banyak orang mulai menghilang dari pihaknya, sekarang sedang mencoba membuat kepalanya menjadi sedikit lebih dingin. Ia menarik nafas panjang lalu tersenyum.
"benarkah? jadi menurutmu aku salah paham ya? kurasa semua orang akan melakukan hal yang sama jika mereka baru bangun dari sakit dan mendapati pekerjaannya telah dicuri orang lain." sindir Jiao dengan halus, meski demikian hal itu tak mengubah fakta bahwa dia lah yang memancing keributan tersebut.
An menjadi semakin jengkel atas sikap Jiao yang terlalu banyak basa basi.
"kenapa tidak langsung pukul saja? ini hanya akan membuang waktuku. Inilah alasannya aku tak mau menarik perhatian." gumam An dengan wajah malas.
"Apa?! aku hanya menarik perhatian katamu?!" timpal Jiao yang kembali memanas.
*Setelah 10 menit berlalu--
"udah bodoh, tempramental, sekarang *tunarungu? kapan dia terakhir kali membersihkan telinganya?" protes An yang hampir saja tidak bisa menahan emosinya.
"dasar bocah sialan! beraninya dia menghinaku?!" Jiao yang saat ini sedang memuncak mulai mengangkat tangannya dan bersiap memukul wajah An.
"ini dia !" batin An senang, sayangnya pukulan itu tak pernah mendarat ke wajahnya karena Jie datang tepat waktu untuk menyelamatkan An yang akan diserang.
Sewaktu Jie datang, atmosfer di ruangan itu menjadi sangat menakutkan, tak ada yang berani membuka mulut di sana. Jie kemudian menepis tangan Jiao dan memandangnya dengan wajah menghina.
"Nyonya Kai ingin bicara denganmu." ucap Jie tegas, seperti menandakan
"tidak usah membantah dan ikuti saja."
Lantaran ditekan dengan aura Jie yang kuat, Jiao pun meninggalkan ruangan dengan perasaan kesal nan membara, diikuti dengan dayang setia nya yang saat ini sedang ketakutan.
"bukankah itu si Ying? " tanya An tanpa suara.
Jiao sempat menoleh sebelum menjauh dari kerumunan, tatapannya seakan mengatakan "awas saja kau An !"
Semua orang kini merasa lega karena perdebatan telah selesai, tapi tidak untuk satu orang. "kau baik baik saja An? dia tak melukai wajah mu kan?!" ucap Jie panik sembari memeriksa jikalau ada yang terluka.
"tak apa.. makasih ya kak Jie..ru. " jawab An lemas.
"Loh An? kau kenapa?? " seru Jie makin panik, dan hanya dibalas senyum tipis oleh An.
"Ini karena kau tau! akh..dana tambahan ku !!" jeritnya dalam hati. Saat ini, An tengah melihat kumpulan uang nya sedang terbang menuju langit biru yang cerah..
*Tunarungu : tunarungu artinya rusak pendengaran dan dianggap lebih baik, halus, sopan, dan formal dibandingkan dengan Tuli.
...•...
...•...
...•...
...•...
...[ MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN KATA MAUPUN TANDA BACA! ]...
...[ TERIMA KASIH TELAH MEMBACA NOVEL INI ]...
...[ SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA<3 ]...
^^^@Thara_tta (๑'ᴗ')ゞ^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Ririn Santi
dasar anak somplak, berharap dipukuli buat dpt 💰
2024-03-01
0
Kienoy7
rada bingung nich alurnya....
2022-09-21
0