"Jadi ini yang namanya mati ya?" aku bergumul sendiri di ruang hampa yang gelap ini.
Setelah dipikir pikir sekarang aku tak bisa merasakan apapun, semua nya gelap, aku tak bisa melihat dengan jelas. Sewaktu semua pertanyaan terus bermunculan di kepalaku, pemandangan yang telah lama ku lupakan muncul dihadapan ku.
***
" bagaimana bisa kau tak menghasilkan apapun! kerjaannya hanya makan tidur makan tidur?! Kau hanya bisa menyusahkanku kau tau itu !" teriak seorang wanita yang menggunakan topi lebar menutup wajahnya.
Seorang lelaki kurus yang sedang duduk di atas kursi roda itu hanya bisa diam dan menatap sendu wanita didepannya yang sedang menghina dirinya.
Dalam kilas balik yang di lihat oleh Kristina, terlihat sepasang suami istri yang sedang bertengkar hebat di sebuah ruangan rumah sakit. Sang suami yang hanya diam menunduk di kursi rodanya sedangkan sang istri berdiri di hadapan suaminya dan terus menerus berteriak keras.
Ditatapnya juga seorang gadis kecil berumur delapan tahun sedang berdiri mengintip dari balik pintu luar ruanga, seluruh tubuh gadis itu gemetar seakan dia mengetahui apa yang sekarang terjadi.
"seandainya.. seandainya aku tak menikah dengan mu.. aku pasti tak akan dipermalukan didepan semua orang! didepan keluargaku! aku tak akan pernah dipermalukan oleh siapa pun!" teriak wanita itu berlinang air mata.
"Apa kau pikir.. aku juga menyukai kondisi ku yang sekarang?" lirih sang suami pada istrinya sembari melihat lantai.
"Ha. Jika kau memang tak menyukainya kenapa kau tak berusaha mengubahnya?!" wanita terus melotot dan melempar semua barang yang dilihatnya di sana.
"Jika aku melakukannya, biaya operasinya pasti akan sangat mahal. Dana keluarga kita sekarang tak akan sanggup menanggung nya, apa kau tak memikirkan masa depan Tina?" lirih pria itu seolah meminta belas kasih istrinya.
"Tak memikirkan?! aku selalu memikirkannya! dan itu adalah hal yang paling memuakkan didalam hidupku! apa kau tau rasanya memikirkan nasib seorang anak yang bahkan tidak kuinginkan?!" teriak wanita itu lagi tetap dengan wajah merah karena amarah.
Sang suami sangat terkejut dan juga sakit hati mendengar perkataan yang baru saja dikatakan oleh istrinya, tak terkecuali dengan anak perempuan yang sedari tadi menguping pembicaraan kedua orang tuanya.
"Kenapa kau berbicara seperti itu?! walau begitu dia tetap anak mu! anak kita! bagaimana bisa kau menyebutnya anak yang tak diinginkan?!" balas pria paruh baya itu kesal, hal ini membuat sang istri menjadi lebih marah lagi.
"Apa?! beraninya kau memakai nada tinggi padaku! padahal kau pasti sudah mati jika aku tak membiayai perawatan rumah sakitmu!" Karena emosi yang terus meluap, secara spontan si istri pun menampar pipi suaminya itu.
"PAPA! " gadis kecil yang sedari tadi mengintip, kini berlari sambil menangis ke arah ayahnya, dia memutar tubuh mungil yang gemetar itu dan menatap ibunya dengan penuh ketakutan.
"a.. aku mohon ibu.. jangan memukul papa lagi.." gagap gadis itu memaksakan keberanian untuk muncul.
Ibunya hanya diam, ia hanya menatap anak dan suaminya itu lalu pergi menuju pintu keluar. Sebelum keluar dia berhenti dan mematung selama beberapa menit " .. Jika kau merasa dirimu hebat, kau tak perlu bantuan ku lagi bukan?" gumam wanita itu lalu pergi.
Setelah kejadian itu, sang ibu memutuskan biaya perawatan ayahnya di rumah sakit. Setelah dua tahun, ibunya kini mengajukan permintaan cerai, dan tentu saja ayahnya menyetujui hal itu.
Mereka kemudian melakukan perawatan mandiri, namun, sangat disayangkan. Sang ayah bukannya menjadi lebih baik, malah menjadi semakin buruk. Kondisi yang awalnya masih bisa untuk duduk, kini hanya bisa berbaring di kasur dengan tidak berdaya.
Satu tahun pun berlalu, gadis kecil itu kini berumur 11 tahun, diusia nya yang masih muda ia bekerja di sebuah cafe untuk memenuhi kebutuhan ayahnya, seperti kata pepatah "waktu mengalir bagaikan air". Keadaan Sang ayah kini sangat memprihatinkan, ia tak lagi bisa bicara dan hanya tinggal menghitung hari untuk menunggu ajalnya, begitulah perkataan seorang dokter yang dulu pernah menjadi dokter pribadi keluarga itu.
Selang beberapa minggu kemudian, ayah gadis itu dikabarkan meninggal dunia. Gadis itu sangat hancur dan terpukul akan kejadian yang menimpa dirinya, tak ada lagi tempat ia bersandar, bercerita, ataupun mengadu. Tak ada satu orang pun keluarga yang datang ke pemakaman ataupun datang untuk mengajaknya tinggal bersama.
Hingga ia bertemu dengan seseorang yang mengubahnya untuk bisa menahan kejamnya dunia "Ikutlah dengan ku. Aku akan merawat mu dan membesarkan mu menjadi seseorang yang tak akan menerima kekejaman dari dunia ini. Tapi dengan syarat, kau harus membuang semua rasa iba, bahkan cinta yang ada dalam dirimu. Karena aku tak membutuhkan seseorang yang tidak berguna juga memiliki perasaan yang sia sia."
Gadis kecil yang pada waktu itu sangat memerlukan tempat untuk berlindung menerima ajakan orang itu " baik dokter.."
Dia kemudian menggandeng tangan orang itu dan melangkah ke jalan yang tak akan pernah dilewati oleh siapa pun, menjadi seorang Pembunuh profesional yang tak memiliki rasa belas kasih.
***
Kristina kini menutup mata, dan sewaktu membukanya kembali semua ingatan itu telah hilang dari hadapannya, "aku tak tau bahwa ada TV layar lebar di alam lain, apa para dewa suka menonton adegan kilas balik seseorang?"
Semua kini kembali menjadi sunyi, dan ia kembali tak melihat apapun. Tapi karena tak ingin hal tadi terulang kembali, ia pun berjalan ke depan berharap ada sebuah keajaiban muncul di hadapannya, rasa sakit akibat ledakan itupun menghilang seakan tubuhnya tak pernah mengalami hal itu.
Setelah lama berjalan ia masih tak menemukan apapun, sekarang Kristina telah pasrah akan takdir yang telah berada di depannya.
Tetapi hal yang tak disangka terjadi, sebuah cahaya keunguan kini berada dihadapannya dan semakin lama cahaya itu pun semakin besar, "A-Apa lagi itu?!" seru Kristina terkejut bukan main melihat cahaya besar itu bergerak dengan cepat menuju tempat dimana ia sekarang berada, ketika ia ingin menghindar, cahaya itu langsung masuk kedalam dirinya.
Cahaya ungu itu kini masuk dan menyatu dalam tubuh Kristina, tak lama kemudian keadaan menjadi gelap kembali. Namun, sekarang ia merasakan rasa sakit walau tak sebanding dengan sakit yang ia rasakan sebelumnya.
***
"Akh! apa.. kenapa sesak sekali disini? Apalagi perut bagian bawah ku terasa nyeri.." Tunggu dulu. Bukankah aku sudah mati? bagaimana aku bisa merasakan sakit?
apalagi pakaian ku kering, bukankah harusnya pakaian ku basah? apa tubuhku terbawa ombak dan sampai ke sebuah pulau? tapi.. tidak mungkin sebuah pulau sangat sempit seperti inikan?! ukurannya saja hanya muat buat tubuhku begini. Apa para penduduk setempat mengira aku ini mayat ya, makanya mereka berinisiatif untuk menguburkan ku? wah ini keterlaluan..
Yah, ada satu cara untuk memastikan semua ini, yaitu dengan memukul benda ini sampai aku bisa keluar dan memastikan apa yang terjadi!
***
...[ MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN KATA MAUPUN TANDA BACA, KARENA SAYA INI CUMA NPC SEMATA YANG MASIH BANYAK KEKURANGANNYA ^^]...
...[ THANK YOU FOR READING THIS STORY! ]...
...[ MINASAN,-JI NO SHŌ DE O AI SHIMASHOU! ]...
...@_tharazerow ★~(◠ω◕✿)...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Kienoy7
gassss
2022-09-21
0