Chapter 16 - Pergantian

Lebih dari 8 Minggu telah berlalu semenjak Dimas dilemparkan secara paksa untuk bekerja di tambang ini.

Atau lebih tepatnya, yaitu sebuah tambang yang telah mengering dan tak lagi memiliki banyak hal, bahkan bijih besi sekalipun.

Di tempat seperti itulah puluhan orang dipekerjakan secara paksa. Mengais sisa-sisa emas yang mungkin masih tertinggal untuk memperkaya sosok seorang bangsawan yaitu Baron Gilbert.

Dimas yang memiliki kemampuan dari Dewi memiliki sedikit peluang untuk menemukan beberapa butiran emas.

Tapi bagi yang tak mampu....

"Tidak! Aku akan bekerja lebih baik lagi! Kumohon beri aku kesempatan!"

Mereka akan ditarik secara paksa oleh beberapa prajurit entah kemana. Tapi ada satu hal yang pasti. Yaitu mereka tak pernah lagi kembali.

Tak hanya itu, mereka yang tak kunjung menemukan apapun yang berharga, akan memperoleh jatah makanan yang semakin hari semakin sedikit.

Seolah sampah sekalipun terlalu berharga untuk mereka.

Akibatnya, kematian terus menerus terjadi setiap hari. Beberapa orang akan tiba-tiba terjatuh saat sedang bekerja. Mati karena kelaparan.

Sebuah pemandangan yang kini menjadi hal yang biasa bagi Dimas.

Beruntunglah bagi dirinya karena mampu menemukan beberapa butiran emas. Membuatnya mampu memperoleh makanan yang sedikit lebih layak, yaitu sisa makanan para bangsawan yang dibuang.

Setidaknya.... Jumlahnya cukup untuk membuatnya tak merasa kelaparan. Meskipun rasanya sendiri.... Sebenarnya setara dengan sampah karena itu memanglah barang buangan.

Setiap satu Minggu sekali, akan ada kiriman orang-orang baru yang disini disebut sebagai 'pekerja' oleh para Prajurit dan juga bangsawan.

Sama seperti hari ini....

"Semuanya! Baron Gilbert telah menambah tenaga kerja untuk kalian! Kali ini, 12 orang pekerja baru akan bergabung dengan kalian! Ajari cara mereka bekerja dan perlakukanlah dengan baik!" Teriak salah seorang prajurit sambil memaksa masuk 12 orang itu ke dalam tambang.

Kakinya terikat oleh rantai besi yang memiliki pemberat. Mencegah mereka untuk melarikan diri dari tempat ini.

Hal yang sama juga dilakukan pada 'pekerja' yang lama. Termasuk Dimas.

"Selamat datang. Biasakanlah untuk menghemat tenagamu dan bekerja dengan baik, dengan begitu mungkin kau bisa selamat selama beberapa bulan." Ucap salah seorang 'pekerja' yang sudah tua itu.

Di sisi lain, Dimas hanya menatap orang-orang baru itu dengan tatapan mata yang kosong.

Dirinya telah terlalu terbiasa melihat kekejaman dan kematian saat ini.

Baik itu hukuman cambuk, pukulan, atau bahkan pembunuhan secara langsung oleh para prajurit jika ada orang yang mencoba untuk kabur atau memberontak.

Saat ini, Dimas telah kehilangan sebagian besar dari rasa kemanusiaan pada dirinya. Membuatnya berpikir.

'Aah.... Orang baru. Kali ini akan berapa lama mereka bertahan?'

Dimas tak lagi peduli. Apa yang dipikirkannya hanyalah keselamatan dirinya sendiri.

Dan begitulah, pekerjaan mereka berlanjut. Sebuah pekerjaan untuk menukar nyawa dengan beberapa butir emas demi sang bangsawan.

......***......

...- Desa Canary -...

Semenjak kejadian perampokan itu, Reina telah kabur dan kembali ke Desa Canary. Harapan terbesarnya adalah menanti Dimas kembali setelah meloloskan diri.

Tapi hari itu tak kunjung datang.

Ia terus menghabiskan hari-harinya dengan berlatih berpedang, berharap akan berguna bagi Dimas ketika Ia kembali.

Reina terus menanti kembalinya Dimas di bagian terluar Desa.

Akan tetapi....

"Reina.... Kurasa kau harus segera menerima kenyataan. Bukankah kau sendiri yang bilang bahwa kau melihat Dimas dipukul dengan kuat pada bagian belakang kepalanya sesaat sebelum kau kabur? Aku yakin bahwa saat ini...." Ucap sang Kepala Desa kepada gadis itu.

Bukan sebuah kata-kata. Tapi hanyalah air mata yang mampu diberikan oleh Reina sebagai balasan.

"Tidak mungkin.... Dia adalah orang yang cerdas. Tidak mungkin dia akan.... Kenapa.... Kenapa aku saat itu malah meninggalkannya?"

Melihat respon yang sama untuk kesekian puluh kalinya, sang Kepala Desa hanya menggelengkan kepalanya sebelum pergi meninggalkan Reina sendirian.

Memeluk pedang besarnya yang selalu Ia gunakan untuk berlatih itu.

"Dewi.... Kenapa kau diam saja? Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak menolong kami?"

Reina menangis hingga tengah malam. Menyesali kelemahannya sendiri pada saat itu.

Tapi berbeda dengan sebelumnya, kali ini Ia telah menemukan jawaban dari pertanyaannya selama ini.

Jika Dimas tak kunjung kembali, maka Ia hanya perlu mencarinya.

Itu benar. Jawabannya sangatlah sederhana. Tapi untuk itu, Reina membutuhkan kekuatan yang besar. Cukup besar untuk setidaknya melindungi dirinya sendiri. Dan kelak.... Melindungi orang lain.

Tanpa sepengetahuan siapapun di desa itu....

Reina telah pergi meninggalkan Desa Canary untuk memulai kembali kisah hidupnya.

Dengan tujuan utama yaitu untuk mencari keberadaan satu-satunya rekan yang berasal dari dunia yang sama, Dimas.

Dan tujuan kedua yaitu untuk memperkuat dirinya sendiri.

Kali ini....

Ia akan berusaha keras untuk tidak membuat kesalahan yang sama seperti sebelumnya.

Dan begitulah....

Reina menghilang tanpa jejak. Tak seorang pun kini mengetahui keberadaan dirinya.

......***......

Hari telah berganti menjadi Minggu.

Minggu telah berganti menjadi Bulan.

Dan kini, Dimas menghadapi masa terburuknya setelah bekerja sebagai buruk paksa selama lebih dari beberapa bulan.

Bukan karena Ia memperoleh masalah pada pekerjaannya. Tidak.... Bukan itu masalahnya.

Dimas saat ini sudah jauh lebih pandai, bahkan dengan sengaja menyisakan butiran emas yang ditemukannya di kedalaman tambang untuk esok hari jika Ia tak menemukan yang baru.

Dengan kata lain, pekerjaan dan makanannya sendiri sudah terjamin berkat ketrampilannya.

Bukan juga karena Ia merasa takut atas hukuman yang mungkin mengenainya.

Sebagai salah satu penghasil emas terbaik, Dimas memperoleh perlakuan yang cukup baik dari para Prajurit dan bangsawan. Kini setidaknya, Ia memperoleh sisa makanan yang lebih layak dan lebih banyak.

Bahkan Ia tak lagi menerima hukuman dalam bentuk apapun.

Tak hanya itu, Ia juga sudah sangat terbiasa dengan pemandangan mengerikan yang dilihatnya selama ini.

Kematian, penyiksaan, dan berbagai kesengsaraan lainnya.

Seakan-akan hatinya telah mati dan tak lagi menaruh emosi di dalamnya.

Akan tetapi....

Masalah terbesar saat ini adalah....

Datangnya musim dingin.

Suhu menurun dengan sangat drastis, bahkan dibawah titik beku air. Jika seseorang tak segera menghabiskan minumannya, maka air di dalam gelas itu akan segera membeku setelah beberapa menit dibiarkan.

Tak hanya itu, makanan juga menjadi jauh lebih langka.

Sampah yang biasanya dilemparkan oleh para prajurit sebagai makanan para 'pekerja' kini tak lagi datang. Seakan-akan para bangsawan dan prajurit tak lagi menyisakan makanannya.

Hal yang sama juga dialami oleh Dimas. Meski bekerja dengan baik, makanan yang diperolehnya makin hari makin sedikit.

Dan tak jarang Ia harus memakan hanya tulang belulang dari berbagai hewan.

Meski situasi benar-benar ekstrim dimana sebagian besar orang akan mengurung diri mereka sendiri di dalam rumah selama 3 bulan lebih, para 'pekerja' ini masih tetap dipaksa untuk bekerja bahkan tanpa alas kaki.

Akibatnya....

'Bruuukk!'

"Jacob! Jacob! Kau tidak apa?!" Teriak seorang pria yang tak lain adalah teman dekat pria yang baru saja jatuh itu.

Tak ada balasan dari tubuh yang mulai mendingin itu.

Dan beberapa pekerja lain yang ada di sekitarnya, hanya mampu memberikan tatapan kosong seakan itu adalah kejadian sehari-hari sama seperti biasanya.

Tentu saja, mereka telah bertahan selama ini sedangkan Jacob dan rekannya baru saja datang beberapa Minggu yang lalu.

Di tengah suasana seperti itu....

"Dia sudah mati. Tinggalkan saja dan kembali bekerja. Setidaknya, di bagian dalam tambang ini sedikit lebih hangat." Ucap seorang Pria tanpa membuat ekspresi sedikitpun.

Pria itu tak lain adalah Dimas itu sendiri, yang kini telah memiliki hati yang tak kalah dingin dengan musim dingin ini.

Terpopuler

Comments

Semau Gue

Semau Gue

jejak

👣👣👣

2023-08-08

1

Whats Shapt

Whats Shapt

knpa MC nya gk Op² ??
padhl udg di chp 16

2022-12-23

0

nagekeo komputer

nagekeo komputer

li

2022-07-20

1

lihat semua
Episodes
1 Arc 1 - Redemption
2 Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3 Chapter 2 - Bertahan Hidup
4 Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5 Chapter 4 - Pahlawan Baru
6 Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7 Chapter 6 - Kemenangan
8 Chapter 7 - Kawan Baru
9 Chapter 8 - Hari Baru
10 Chapter 9 - Tidak Mau
11 Chapter 10 - Berkat
12 Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13 Chapter 11 - Kemampuan Baru
14 Chapter 12 - Tambang Carthia
15 Chapter 13 - Emas!
16 Chapter 14 - Awal Mula
17 Chapter 15 - Kegelapan
18 Chapter 16 - Pergantian
19 Chapter 17 - Musim Dingin
20 Chapter 18 - Penjelasan
21 Chapter 19 - Awal Baru
22 Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23 Chapter 21 - Rencana
24 Chapter 22 - Balasan
25 Chapter 23 - Kenyataan
26 Chapter 24 - Keluar
27 Chapter 25 - Danau Aegis
28 Chapter 26 - Istirahat
29 Chapter 27 - Sisi Lain
30 Chapter 28 - Pekerjaan
31 Chapter 29 - Pijakan Pertama
32 Chapter 30 - Hasil
33 Chapter 31 - Petualang
34 Chapter 32 - Keseharian
35 Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36 Chapter 34 - Awal Perjalanan
37 Chapter 35 - Monster
38 Chapter 36 - Kenyataan
39 Chapter 37 - Bantuan
40 Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41 Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42 Chapter 40 - Pasar
43 Chapter 41 - Negosiasi
44 Chapter 42 - Persiapan
45 Chapter 43 - Pencatatan
46 Chapter 44 - Mencari Uang
47 Chapter 45 - Perkembangan
48 Chapter 46 - Tawaran
49 Chapter 47 - Pembicaraan
50 Chapter 48 - Kontrak
51 Chapter 48.5 - Sisi Lain
52 Chapter 49 - Kehidupan Baru
53 Chapter 50 - Misi Peramu
54 Chapter 51 - Berbisnis
55 Chapter 52 - Kegiatan
56 Chapter 53 - Surat
57 Chapter 54 - Garis Depan
58 Chapter 55 - Pekerjaan
59 Chapter 56 - Akademi Sihir
60 Chapter 57 - Kelas Sihir
61 Chapter 58 - Pasar Budak
62 Chapter 59 - Benang Takdir
63 Chapter 60 - Pencarian
64 Chapter 61 - Pertemuan
65 Chapter 62 - Kenyataan
66 Chapter 63 - Reuni
67 Chapter 64 - Lembaran Baru
68 Arc 2 - Nobility
69 Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70 Chapter 66 - Manajemen
71 Chapter 67 - Penglihatan
72 Chapter 68 - Sisi Lain
73 Chapter 69 - Panggilan
74 Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75 Chapter 71 - Perjalanan
76 Chapter 72 - Desa Rarth
77 Chapter 73 - Igor Sikorsky
78 Chapter 74 - Semangat Juang
79 Chapter 75 - Motif
80 Chapter 76 - Pesan
81 Chapter 77 - Kembali
82 Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83 Chapter 79 - Kedai Bulan
84 Chapter 80 - Kunjungan
85 Chapter 81 - Enchantment
86 Chapter 82 - Hasil
87 Chapter 83 - Rapat
88 Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89 Chapter 85 - Pertemuan
90 Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91 Chapter 87 - Pendaftaran
92 Chapter 88 - Promotor
93 Chapter 89 - Kenyataan
94 Chapter 90 - Pelajaran
95 Chapter 91 - Pertukaran
96 Chapter 92 - Senjata Sihir
97 Chapter 93 - Mark 1
98 Chapter 94 - Parade?
99 Chapter 95 - Penyergapan
100 Chapter 96 - Perburuan
101 Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102 Chapter 97 - Dua Sisi
103 Chapter 98 - Hasil Akhir
104 Chapter 99 - Pengorbanan
105 Chapter 100 - Revelation
106 Chapter 101 - Kelulusan
107 Chapter 102 - Kenyataan
108 Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109 Chapter 104 - Pengganti
110 Chapter 105 - Kebijakan Baru
111 Chapter 106 - Divisi Khusus
112 Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113 Chapter 108 - Serangan Dadakan
114 Chapter 109 - Pertempuran
115 Chapter 110 - Pembantaian
116 Chapter 111 - Kembali
117 Chapter 112 - Sisi Lain
118 Chapter 113 - Kepala Akademi
119 Chapter 114 - Pilihan
120 Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121 Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122 Chapter 117 - Masalah Besar
123 Chapter 118 - Raja Iblis
124 Chapter 119 - Saran
125 Chapter 120 - Saudari
126 Chapter 121 - Kecurigaan
127 Chapter 122 - Utusan
128 Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129 Chapter 124 - Keputusan
130 Chapter 125 - Kebenaran
131 Chapter 126 - Iblis
132 Chapter 127 - Kekacauan
133 Chapter 128 - Akhir
134 Epilog Arc 2
135 Arc 3 - Golden Age
136 Chapter 129 - Perkembangan
137 Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138 Chapter 131 - Krisis
139 Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140 Promosi
141 Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142 Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143 Chapter 135 - Phyrric Victory
144 Chapter 136 - Taste of Defeat
145 Chapter 137 - Kepulangan
146 Chapter 138 - Kabar
147 Chapter 139 - New Dawn
148 Chapter 140 - Agreement
149 Chapter 141 - Journey
150 Chapter 142 - Kebenaran
151 Chapter 143 - Encounter
152 Chapter 144 - Pengorbanan
153 Chapter 145 - Sisi Lain
154 Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155 Chapter 147 - Dua Pemikiran
156 Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157 Selfish Ending - A Peaceful World
158 Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159 Epilog Bagian 2 - Dunia Impian
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Arc 1 - Redemption
2
Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3
Chapter 2 - Bertahan Hidup
4
Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5
Chapter 4 - Pahlawan Baru
6
Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7
Chapter 6 - Kemenangan
8
Chapter 7 - Kawan Baru
9
Chapter 8 - Hari Baru
10
Chapter 9 - Tidak Mau
11
Chapter 10 - Berkat
12
Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13
Chapter 11 - Kemampuan Baru
14
Chapter 12 - Tambang Carthia
15
Chapter 13 - Emas!
16
Chapter 14 - Awal Mula
17
Chapter 15 - Kegelapan
18
Chapter 16 - Pergantian
19
Chapter 17 - Musim Dingin
20
Chapter 18 - Penjelasan
21
Chapter 19 - Awal Baru
22
Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23
Chapter 21 - Rencana
24
Chapter 22 - Balasan
25
Chapter 23 - Kenyataan
26
Chapter 24 - Keluar
27
Chapter 25 - Danau Aegis
28
Chapter 26 - Istirahat
29
Chapter 27 - Sisi Lain
30
Chapter 28 - Pekerjaan
31
Chapter 29 - Pijakan Pertama
32
Chapter 30 - Hasil
33
Chapter 31 - Petualang
34
Chapter 32 - Keseharian
35
Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36
Chapter 34 - Awal Perjalanan
37
Chapter 35 - Monster
38
Chapter 36 - Kenyataan
39
Chapter 37 - Bantuan
40
Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41
Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42
Chapter 40 - Pasar
43
Chapter 41 - Negosiasi
44
Chapter 42 - Persiapan
45
Chapter 43 - Pencatatan
46
Chapter 44 - Mencari Uang
47
Chapter 45 - Perkembangan
48
Chapter 46 - Tawaran
49
Chapter 47 - Pembicaraan
50
Chapter 48 - Kontrak
51
Chapter 48.5 - Sisi Lain
52
Chapter 49 - Kehidupan Baru
53
Chapter 50 - Misi Peramu
54
Chapter 51 - Berbisnis
55
Chapter 52 - Kegiatan
56
Chapter 53 - Surat
57
Chapter 54 - Garis Depan
58
Chapter 55 - Pekerjaan
59
Chapter 56 - Akademi Sihir
60
Chapter 57 - Kelas Sihir
61
Chapter 58 - Pasar Budak
62
Chapter 59 - Benang Takdir
63
Chapter 60 - Pencarian
64
Chapter 61 - Pertemuan
65
Chapter 62 - Kenyataan
66
Chapter 63 - Reuni
67
Chapter 64 - Lembaran Baru
68
Arc 2 - Nobility
69
Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70
Chapter 66 - Manajemen
71
Chapter 67 - Penglihatan
72
Chapter 68 - Sisi Lain
73
Chapter 69 - Panggilan
74
Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75
Chapter 71 - Perjalanan
76
Chapter 72 - Desa Rarth
77
Chapter 73 - Igor Sikorsky
78
Chapter 74 - Semangat Juang
79
Chapter 75 - Motif
80
Chapter 76 - Pesan
81
Chapter 77 - Kembali
82
Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83
Chapter 79 - Kedai Bulan
84
Chapter 80 - Kunjungan
85
Chapter 81 - Enchantment
86
Chapter 82 - Hasil
87
Chapter 83 - Rapat
88
Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89
Chapter 85 - Pertemuan
90
Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91
Chapter 87 - Pendaftaran
92
Chapter 88 - Promotor
93
Chapter 89 - Kenyataan
94
Chapter 90 - Pelajaran
95
Chapter 91 - Pertukaran
96
Chapter 92 - Senjata Sihir
97
Chapter 93 - Mark 1
98
Chapter 94 - Parade?
99
Chapter 95 - Penyergapan
100
Chapter 96 - Perburuan
101
Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102
Chapter 97 - Dua Sisi
103
Chapter 98 - Hasil Akhir
104
Chapter 99 - Pengorbanan
105
Chapter 100 - Revelation
106
Chapter 101 - Kelulusan
107
Chapter 102 - Kenyataan
108
Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109
Chapter 104 - Pengganti
110
Chapter 105 - Kebijakan Baru
111
Chapter 106 - Divisi Khusus
112
Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113
Chapter 108 - Serangan Dadakan
114
Chapter 109 - Pertempuran
115
Chapter 110 - Pembantaian
116
Chapter 111 - Kembali
117
Chapter 112 - Sisi Lain
118
Chapter 113 - Kepala Akademi
119
Chapter 114 - Pilihan
120
Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121
Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122
Chapter 117 - Masalah Besar
123
Chapter 118 - Raja Iblis
124
Chapter 119 - Saran
125
Chapter 120 - Saudari
126
Chapter 121 - Kecurigaan
127
Chapter 122 - Utusan
128
Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129
Chapter 124 - Keputusan
130
Chapter 125 - Kebenaran
131
Chapter 126 - Iblis
132
Chapter 127 - Kekacauan
133
Chapter 128 - Akhir
134
Epilog Arc 2
135
Arc 3 - Golden Age
136
Chapter 129 - Perkembangan
137
Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138
Chapter 131 - Krisis
139
Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140
Promosi
141
Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142
Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143
Chapter 135 - Phyrric Victory
144
Chapter 136 - Taste of Defeat
145
Chapter 137 - Kepulangan
146
Chapter 138 - Kabar
147
Chapter 139 - New Dawn
148
Chapter 140 - Agreement
149
Chapter 141 - Journey
150
Chapter 142 - Kebenaran
151
Chapter 143 - Encounter
152
Chapter 144 - Pengorbanan
153
Chapter 145 - Sisi Lain
154
Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155
Chapter 147 - Dua Pemikiran
156
Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157
Selfish Ending - A Peaceful World
158
Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159
Epilog Bagian 2 - Dunia Impian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!