...- Gunung Carthia -...
...- Selatan dari Crystal Lake -...
"Kenapa aku ikut denganmu?" Tanya Reina yang saat ini sedang berjalan sambil membawa sekarung penuh peralatan.
Dimas yang juga membawa hal yang sama, serta beberapa karung yang kosong terlihat tak acuh terhadap pertanyaan itu. Hanya saja Ia masih tetap menjawabnya.
"Kau ingin berlatih kan? Di dalam tambang itu akan ada banyak Goblin. Kau bisa berlatih disana daripada di desa." Balas Dimas dengan wajah yang datar. Seakan kebahagiaan yang Ia peroleh dari Reina sebelumnya telah hilang sepenuhnya.
"Eeeeh?! Goblin? Aku tidak mau!"
Reina terus menerus mengeluh sepanjang perjalanan. Tapi Dimas hanya mengabaikannya saja.
Sesampainya di pintu masuk area penambangan itu....
'Hmm.... Pagar kayu, beberapa pos penjaga dan juga katrol sederhana. Jadi begitu, benar-benar ditinggalkan ya?' Pikir Dimas dalam hatinya sambil segera memasuki tambang itu.
"Dimas.... Aku takut.... Kau akan melindungiku di dalam sana kan?" Tanya Reina dengan memasang wajah yang memelas.
Dimas yang merasa kesal dengan semua rengekan gadis itu pun segera menghentikan langkahnya.
"Kau memiliki kekuatan yang setidaknya 5 kali lipat dari diriku. Kenapa kau takut? Bukankah kau ingin melawan Raja Iblis?"
Hanya dengan kalimat itu, Reina pun terdiam.
Dimas di sisi lain terlihat membuka barang bawaannya. Ia mengambil tiga buah obor, sebotol minyak tanah, dan dua buah pedang pendek.
"Ini. Tinggalkan pedang besarmu itu dan gunakan ini." Ucap Dimas sambil melemparkan pedang pendek itu.
"Kenapa? Pedang besar ini akan jauh lebih kuat kau tahu?"
"Benar sekali. Sangat kuat hingga kau hanya bisa menyerang langit-langit dari tambang ini." Balas Dimas dengan sedikit meledeknya.
Reina yang memikirkan hal itu sesaat pun akhirnya tersadar. Bahwa pedangnya terlalu panjang dan besar hingga hampir mustahil digunakan di dalam goa yang entah seberapa sempit nantinya itu.
Segera setelah membagikan obor dan juga senjata itu, Dimas kembali mengambil sebuah alat yang tak lain adalah beliung. Kedua beliung itu dibawa olehnya bersamaan dengan sebuah karung kosong yang diikat di pinggang kirinya.
"Reina. Kita akan masuk. Persiapkan dirimu." Ucap Dimas yang telah menyalakan obornya itu.
Perlahan tapi pasti, kedua orang itu pun berjalan memasuki tambang yang telah lama ditinggalkan itu.
Terdapat rel dan juga troli di dalam goa ini. Yang menunjukkan bahwa sebelumnya tambang ini cukup besar. Tapi sayangnya, saat ini telah ditinggalkan begitu saja.
Terkadang mereka akan menjumpai tulang belulang dari para pekerja yang sebelumnya mati di dalam tambang ini. Reina yang melihat kondisi mereka yang kini telah dipenuhi dengan sarang laba-laba terlihat begitu ketakutan.
Satu-satunya cahaya yang menerangi mereka berdua adalah api dari obor yang ada di tangan kiri mereka.
Dimas terus menerus memperhatikan sekelilingnya. Memanfaatkan kekuatan matanya, Ia terus menilai batuan yang ada di sekitarnya.
...[Batu]...
...[Kualitas : Menengah]...
...[Bijih Besi]...
...[Kualitas : Rendah]...
Apapun yang ada di permukaan akan langsung terlihat oleh Dimas. Dalam hatinya, Ia merasa sangat senang dengan kekuatan yang sangat berguna ini.
Tapi di sisi lain Ia sadar.
'Kekuatan ini hanyalah tingkat C. Dengan kata lain, aku hanya bisa menilai apa yang ada di permukaan saja. Melewatkan semua peluang yang ada di baliknya.' Pikir Dimas dalam hatinya.
Beberapa puluh menit telah berlalu dengan mereka berdua yang terus berjalan semakin dalam.
Hanya saja....
'Sreeett....'
Reina terlihat merangkul tangan kanan Dimas dengan cukup erat. Berusaha memperoleh rasa iba dengan terus memasang wajah memelasnya.
"Dimas, kau akan melindungiku kan? Kalau kau mau, aku akan...."
Tapi bahkan sebelum Reina menyelesaikan perkataannya, Dimas dengan cepat memotongnya.
"Bisakah kau berhenti berakting seperti orang bodoh itu? Aku adalah ahlinya ketika mengetahui seorang gadis tidak menyukaiku. Dan kau terlihat persis seperti itu.
Sekarang jujur saja padaku. Kau hanya diminta oleh Dewi sialan itu untuk merayuku kan? Membuatku mau melawan Raja Iblis sialan itu? Lupakan saja. Aku takkan pernah melakukannya."
Perkataan Dimas itu dengan segera mematahkan raut wajah palsu Reina.
Kini, Reina hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang sebenarnya.
"Jadi.... Kau sudah tahu?" Tanya Reina dengan suara yang lirih.
"Tentu saja."
"Sejak kapan?" Tanya Reina kembali.
"Sejak kau memberikan ciuman omong kosong itu."
"Kenapa?"
"Karena takkan ada gadis yang benar-benar mau melakukannya padaku. Itu sudah merupakan fakta yang tak terbantahkan. Alasannya aku sendiri tahu, bahwa aku adalah pecundang terbesar yang bahkan hanya seharga 200 poin." Jelas Dimas dengan cukup panjang lebar.
Tapi tanpa disangka....
"Hiks...."
Reina justru terlihat menangis setelah semua penyamaran bodohnya itu terbongkar.
Melihat tangisan yang sebenarnya dari seorang gadis.
Dari segala hal, itu adalah yang paling tidak ingin dilihat oleh Dimas. Karena kali ini Ia tahu, bahwa Reina tak lagi mengenakan topengnya.
"Tunggu dulu.... Kenapa kau menangis?" Tanya Dimas yang segera mendekat ke arah Reina.
"Ba-bagaimana lagi.... De-Dewi Silvie, berkata.... A-aku bi-bisa kembali ke bu-bumi.... Ji-jika aku bi-bisa meyakinkanmu untuk melawan ra-raja Iblis itu...."
Pada saat itu Dimas tersadar mengenai betapa mengerikannya perkataan para Dewi.
'Mengirim seseorang yang telah tiada, untuk berbohong demi sebuah janji yang takkan terpenuhi....' Pikir Dimas dalam hatinya.
Kemarahan dalam dirinya memuncak. Semua itu karena ketidakadilan atas diri mereka berdua.
Secara sepihak dikirim ke dunia lain yang telah mirip seperti neraka. Kemudian secara sepihak pula dipaksa untuk melawan Raja Iblis yang bahkan telah membunuh ribuan pahlawan yang lain.
Dengan kata lain....
'Misi bunuh diri yang takkan pernah berhasil. Seperti itu kah keinginan para Dewi?'
Tanpa sadar, Dimas segera memeluk sosok gadis berambut pirang yang sedang menangis itu.
Tak ada satu patah kata pun diantara mereka berdua, di tengah cahaya obor yang menerangi tambang ini.
Dimas hanya menanti gadis itu untuk berhenti menangis.
'Apa yang orang-orang akan lakukan di keadaan seperti ini?' Tanya Dimas pada dirinya sendiri.
Sebelum sempat menjawabnya, Dimas telah bertindak dengan sendirinya.
"Kau tahu, Reina? Kita berdua harus menerima kenyataan bahwa diri kita telah mati di bumi. Tak peduli apapun yang terjadi, itulah kenyataannya. Dan satu-satunya alasan kenapa kita bisa sampai di tempat ini.
Mengharapkan hidup kembali di sana? Bahkan aku sendiri ragu jika para Dewi punya kekuatan yang sebesar itu. Tapi ada satu hal yang pasti."
Dimas terlihat berhenti berbicara sejenak sambil melihat ke arah kejauhan.
Reina yang masih penasaran dengan kelanjutan dari perkataannya, sedikit menghentikan tangisannya untuk melirik sosok Pria yang sedari tadi terus memeluknya dengan erat.
Wajahnya dipenuhi dengan tanda tanya. Tapi Dimas sendiri tak melihat wajah Reina yang saat ini.
Bukan karena apapun. Tapi Ia tak berani untuk melihat wajah seorang gadis yang sedang menangis.
Sambil terus berusaha memalingkan wajahnya, Dimas pun melanjutkan perkataannya.
"Aku akan menciptakan kehidupan yang nyaman untuk diriku sendiri di dunia ini. Entah bagaimanapun caranya. Reina.... Apakah kau mau ikut denganku?"
Apa yang ada di hadapannya, adalah sebuah pilihan yang cukup berat.
Di satu sisi, Ia memiliki harapan yang besar untuk bisa mengulangi kehidupannya kembali di bumi. Sesaat sebelum Ia menemui ajalnya.
Dan untuk itu, Ia harus menyelesaikan misi yang diberikan oleh Dewi Silvie kepadanya.
Tapi di sisi lain, Dimas menghadapkannya pada sebuah kenyataan yang takkan terbantahkan. Lalu mengajaknya untuk menghadapi kenyataan itu dan merubahnya menjadi sedikit lebih baik.
Tanpa sempat berpikir jernih....
"Aku ikut.... Tolong, bawa aku bersamamu...." Balas Reina yang dengan segera memeluk tubuh laki-laki berumur 23 tahun itu.
..._____________________________...
...[Author's Note]...
...Maaf saya ngilang semingguan ini, karena kena kopid. Ini masih batuk2 terus ga berenti2 tapi dah lumayan. ...
...Badan masih ringan, kadang dingin kadang panas. ...
...Mohon pengertiannya aja, selama saya masa pemulihan, up nya ga menentu. Sabar saja. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Semau Gue
jejak
👣👣👣
2023-07-01
2
AG Wira
Kopid nya juga Doyan Author yha, Ironis sekali 😑
2023-01-13
0
🗝️~>{β¤¢iW@}💨
hahha
2022-05-27
0