Chapter 14 - Awal Mula

Saat ini, situasi sedang dalam keadaan yang paling buruk. Mungkin yang pernah dialami oleh Dimas sepanjang hidupnya.

Bagaimana tidak, Ia bersama dengan Reina, saat ini sedang berdiri di tengah jalan. Dan apa yang ada di hadapan mereka, adalah segerombolan perampok yang telah mengepung mereka berdua.

Tak ada jalan lari. Sedangkan untuk keselamatan? Tak ada yang bisa menjaminnya.

Hanya saja....

"Yoo, pengembara yang baik hati dan tidak sombong. Kalian tahu ada pajak untuk jalanan ini kan?" Ucap sang ketua perampok itu. Ia memiliki penampilan yang cukup mengerikan dengan salah satu mata yang ditutup oleh kain hitam.

Dimas dan juga Reina yang mendengar itu hanya bisa terdiam. Tubuh mereka tak tahu harus merespon seperti apa terhadap kejadian ini.

'Sialan.... Ini buruk! Sangat buruk!'

Itulah satu-satunya kalimat yang muncul di dalam pikiran Dimas.

Bukan soal harta. Ia mau saja menyerahkan seluruh kepemilikannya saat ini juga tanpa ragu. Itu karena Ia bisa mencari emas lagi setelah ini.

Akan tetapi, apa yang menjadi beban pikirannya hanya satu.

Yaitu sebuah kenyataan bahwa Reina bersama dengan dirinya.

Atau lebih tepatnya.... Ia adalah satu-satunya gadis yang ada di kerumunan ini. Dan itu, takkan berakhir dengan baik mengingat orang-orang seperti mereka.

Dengan sigap, Dimas pun segera melepaskan tasnya dan mengeluarkan satu dari dua kantung kecil berisi butiran-butiran emas itu.

"Baiklah, aku akan membayarnya. Apakah ini sudah cukup?" Ucap Dimas sambil memberikan kantung emas itu kepada sang ketua perampok.

Reina di sisi lain hanya bisa waspada sesuai dengan bisikan Dimas untuk tetap tenang.

Ia mungkin cukup kuat untuk melawan 10 Goblin sendirian saat ini. Akan tetapi melawan 18 manusia yang terlatih dan memiliki perlengkapan tempur yang lengkap....

Dimas sangat yakin bahwa Reina dan dirinya pasti akan kalah telak.

"Hmm...."

Sang ketua perampok itu hanya terdiam sambil mengamati isi dari kantung berisi emas itu. Senyuman yang lebar seketika muncul di wajahnya.

"Hoho..... Bocah, dimana kau menemukan ini?" Tanya sang perampok dengan wajah yang mengerikan.

Dimas yang melihat itu hanya bisa berpikir mengenai jawaban terbaik yang bisa diberikannya saat ini. Sebuah jawaban yang tak boleh sedikitpun membuat lawan bicaranya semakin berbahaya.

Dan untuk itu....

"Sungai Therian. Aku memungut pasir emas itu disana." Balas Dimas yang tentu saja memberikan jawaban bohong untuk menjauhkan kelompok perampok ini dari Desa Canary.

"Sungai Therian ya.... Menarik. Baiklah, kau bisa lewat. Sekarang...." Ucap sang ketua perampok itu sambil memperhatikan sosok Reina.

Tubuhnya mulai gemetar ketakutan dengan tatapan para penjahat itu.

Sementara itu, Dimas sendiri telah melewati barisan para perampok itu. Sendirian.

"Tunggu dulu, bukankah urusan kita sudah beres? Biarkan rekanku juga lewat." Ucap Dimas berusaha untuk membebaskan Reina dari kerumunan para perampok itu.

Sang ketua perampok pun membalik badannya dengan senyuman yang sangat lebar.

"Urusan kita telah selesai, bocah. Tapi sayangnya kami takkan melepaskan mangsa sebagus ini. Maaf saja ya."

Dengan balasan itu saja, Dimas telah tahu bahwa Reina takkan dilepaskan begitu saja. Kemungkinan terburuk, Reina bahkan akan memperoleh nasib buruk untuk sisa hidupnya.

Oleh karena itu....

'Sreeett! Jlebbb!'

Dimas tanpa ragu menarik pisau kecilnya dan melemparkannya tepat ke mata kanan sang Ketua perampok.

"Gyaaaaahhh!!!"

Darah mulai mengalir bersamaan dengan teriakan sang ketua perampok itu ketika mata terakhirnya kini juga ikut tiada.

Tanpa menyia-nyiakan sedikitpun kesempatan....

"Reina! Pergilah dari sini! Secepat mungkin!" Teriak Dimas sambil menarik sebuah pisau kecil dan pedang pendek. Mempersiapkan dirinya untuk kematian.

Reina yang mendengar hal itu terlihat kebingungan.

Tangan kanannya telah siap untuk menarik pedang besarnya dan pergi membantu Dimas. Akan tetapi....

Hatinya berkata lain. Ia jujur merasa sangat ketakutan dengan situasi ini.

"Apa yang kau lakukan! Cepat lari!" Teriak Dimas sekali lagi.

Kedua tangannya terlihat sibuk melawan beberapa perampok yang mulai menyerangnya. Sementara itu, sang ketua perampok hanya bisa terus memegangi mata kanannya yang terkena tusukan pisau.

Kini, dirinya telah sepenuhnya buta. Beberapa perampok lain terlihat membantu sang ketua untuk berdiri.

Segera setelah mendengar teriakan dari Dimas itu, Reina tanpa ragu segera mengikuti instingnya. Ia membalikkan badannya dan berlari sekuat tenaga. Dengan wajah yang terus menatap ke tanah dan kedua mata yang tertutup rapat.

Ia sama sekali tak tega untuk meninggalkan Dimas sendirian. Tapi hati kecilnya terus menerus berbicara.

'Dimas akan baik-baik saja. Dia adalah orang yang cerdas.'

Kalimat itulah yang terus menerus Reina putar ulang di dalam pikirannya. Meyakinkan dirinya sendiri bahwa Dimas akan baik-baik saja sementara Ia kabur meninggalkannya.

Dan pemandangan itulah yang menjadi penglihatan terakhir Dimas.

Ketika Ia melihat sosok seorang gadis yang masih berumur 19 tahun itu kabur, dengan rambut pirang yang bergerak kesana kemari....

Dimas terlihat tersenyum puas.

'Dengan begini.... Setidaknya Reina tak akan....'

'Brruuukk!'

Sebuah pukulan yang sangat kuat mengenai bagian belakang kepalanya. Membuat Dimas kehilangan kesadarannya seketika.

Tapi itu tak masalah.

Nampaknya, Ia memang sudah siap untuk mati dalam situasi ini. Sekali lagi.... Untuk seorang gadis asing yang tak dikenalnya.

......***......

Kegelapan mulai menghilang ketika cahaya mulai memasuki mata Pria itu.

Kesadarannya masih sedikit tertinggal. Meski begitu, Ia berusaha untuk mengumpulkan informasi mengenai kondisinya.

"Huh.... Dimana aku?" Tanya Pria yang kini hanya mengenakan pakaian kain tipis berwarna coklat itu. Ia tak lain adalah Dimas.

Setelah melihat sekeliling selama beberapa saat, Dimas menyadari bahwa dirinya berada di dalam sebuah kereta kuda bersama dengan puluhan orang lain dengan pakaian yang serupa.

Hanya saja....

Kereta kuda itu tertutup oleh kerangka besi yang cukup banyak dan tebal. Menyerupai keberadaan sebuah penjara.

"Bocah, kau sudah sadar?" Ucap seorang Pria tua dengan rambut yang telah memutih itu.

"Aku tahu ini berat bagimu, tapi terimalah kehidupan barumu." Sambung Pria lain yang memiliki jenggot yang cukup panjang.

Sambil mengumpulkan kesadarannya yang tersisa, Dimas terus menganalisis mengenai kondisinya saat ini.

Tak hanya kereta kuda yang ditumpanginya, tapi di sekelilingnya juga terdapat kereta kuda yang lainnya dengan kondisi yang sama, membentuk sebuah rombongan yang cukup panjang.

Tepatnya yaitu sebanyak 10 kereta kuda yang tiap kereta membawa puluhan orang didalamnya dengan kondisi yang mengenaskan.

Beberapa kali Ia melihat orang yang berada di luar kereta kuda itu memberikan cambukan.

Hanya dengan itu saja, Dimas telah menyadarinya.

Tapi Ia masih tak ingin mempercayai keadaan ini. Sebuah keadaan....

"Bekerjalah dengan baik. Jika kau beruntung, kau akan hidup selama beberapa tahun." Tambah seorang Pria tua yang memiliki tatapan mata yang kosong. Seakan Ia telah lama mati di dalam dirinya.

Saat Dimas mengalihkan pandangannya ke orang lain, tepatnya seorang pemuda yang mungkin masih berumur 20 tahun....

"Tidak.... Ini tidak mungkin.... Tolong siapapun lepaskan aku! Aku tak ingin menjadi budak! To...."

'Braakkk!'

Penjaga yang ada diluar langsung menusukkan tongkat kayu tepat di wajahnya. Membuatnya terluka cukup parah.

Itu benar....

Saat ini, Dimas sedang berada dalam rombongan kereta budak. Yang entah akan membawanya kemana.

'Yang benar saja? Aku akan berakhir seperti ini?!'

Terpopuler

Comments

Semau Gue

Semau Gue

jejak

👣👣👣

2023-07-26

2

Whats Shapt

Whats Shapt

kenpa MC msih goblok tolol gk punya kekutan ????
pdhl udh chp 14 msa mc naif mllu

2022-12-23

0

🗝️~>{β¤¢iW@}💨

🗝️~>{β¤¢iW@}💨

hahaha

2022-05-27

0

lihat semua
Episodes
1 Arc 1 - Redemption
2 Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3 Chapter 2 - Bertahan Hidup
4 Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5 Chapter 4 - Pahlawan Baru
6 Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7 Chapter 6 - Kemenangan
8 Chapter 7 - Kawan Baru
9 Chapter 8 - Hari Baru
10 Chapter 9 - Tidak Mau
11 Chapter 10 - Berkat
12 Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13 Chapter 11 - Kemampuan Baru
14 Chapter 12 - Tambang Carthia
15 Chapter 13 - Emas!
16 Chapter 14 - Awal Mula
17 Chapter 15 - Kegelapan
18 Chapter 16 - Pergantian
19 Chapter 17 - Musim Dingin
20 Chapter 18 - Penjelasan
21 Chapter 19 - Awal Baru
22 Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23 Chapter 21 - Rencana
24 Chapter 22 - Balasan
25 Chapter 23 - Kenyataan
26 Chapter 24 - Keluar
27 Chapter 25 - Danau Aegis
28 Chapter 26 - Istirahat
29 Chapter 27 - Sisi Lain
30 Chapter 28 - Pekerjaan
31 Chapter 29 - Pijakan Pertama
32 Chapter 30 - Hasil
33 Chapter 31 - Petualang
34 Chapter 32 - Keseharian
35 Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36 Chapter 34 - Awal Perjalanan
37 Chapter 35 - Monster
38 Chapter 36 - Kenyataan
39 Chapter 37 - Bantuan
40 Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41 Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42 Chapter 40 - Pasar
43 Chapter 41 - Negosiasi
44 Chapter 42 - Persiapan
45 Chapter 43 - Pencatatan
46 Chapter 44 - Mencari Uang
47 Chapter 45 - Perkembangan
48 Chapter 46 - Tawaran
49 Chapter 47 - Pembicaraan
50 Chapter 48 - Kontrak
51 Chapter 48.5 - Sisi Lain
52 Chapter 49 - Kehidupan Baru
53 Chapter 50 - Misi Peramu
54 Chapter 51 - Berbisnis
55 Chapter 52 - Kegiatan
56 Chapter 53 - Surat
57 Chapter 54 - Garis Depan
58 Chapter 55 - Pekerjaan
59 Chapter 56 - Akademi Sihir
60 Chapter 57 - Kelas Sihir
61 Chapter 58 - Pasar Budak
62 Chapter 59 - Benang Takdir
63 Chapter 60 - Pencarian
64 Chapter 61 - Pertemuan
65 Chapter 62 - Kenyataan
66 Chapter 63 - Reuni
67 Chapter 64 - Lembaran Baru
68 Arc 2 - Nobility
69 Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70 Chapter 66 - Manajemen
71 Chapter 67 - Penglihatan
72 Chapter 68 - Sisi Lain
73 Chapter 69 - Panggilan
74 Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75 Chapter 71 - Perjalanan
76 Chapter 72 - Desa Rarth
77 Chapter 73 - Igor Sikorsky
78 Chapter 74 - Semangat Juang
79 Chapter 75 - Motif
80 Chapter 76 - Pesan
81 Chapter 77 - Kembali
82 Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83 Chapter 79 - Kedai Bulan
84 Chapter 80 - Kunjungan
85 Chapter 81 - Enchantment
86 Chapter 82 - Hasil
87 Chapter 83 - Rapat
88 Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89 Chapter 85 - Pertemuan
90 Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91 Chapter 87 - Pendaftaran
92 Chapter 88 - Promotor
93 Chapter 89 - Kenyataan
94 Chapter 90 - Pelajaran
95 Chapter 91 - Pertukaran
96 Chapter 92 - Senjata Sihir
97 Chapter 93 - Mark 1
98 Chapter 94 - Parade?
99 Chapter 95 - Penyergapan
100 Chapter 96 - Perburuan
101 Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102 Chapter 97 - Dua Sisi
103 Chapter 98 - Hasil Akhir
104 Chapter 99 - Pengorbanan
105 Chapter 100 - Revelation
106 Chapter 101 - Kelulusan
107 Chapter 102 - Kenyataan
108 Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109 Chapter 104 - Pengganti
110 Chapter 105 - Kebijakan Baru
111 Chapter 106 - Divisi Khusus
112 Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113 Chapter 108 - Serangan Dadakan
114 Chapter 109 - Pertempuran
115 Chapter 110 - Pembantaian
116 Chapter 111 - Kembali
117 Chapter 112 - Sisi Lain
118 Chapter 113 - Kepala Akademi
119 Chapter 114 - Pilihan
120 Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121 Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122 Chapter 117 - Masalah Besar
123 Chapter 118 - Raja Iblis
124 Chapter 119 - Saran
125 Chapter 120 - Saudari
126 Chapter 121 - Kecurigaan
127 Chapter 122 - Utusan
128 Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129 Chapter 124 - Keputusan
130 Chapter 125 - Kebenaran
131 Chapter 126 - Iblis
132 Chapter 127 - Kekacauan
133 Chapter 128 - Akhir
134 Epilog Arc 2
135 Arc 3 - Golden Age
136 Chapter 129 - Perkembangan
137 Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138 Chapter 131 - Krisis
139 Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140 Promosi
141 Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142 Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143 Chapter 135 - Phyrric Victory
144 Chapter 136 - Taste of Defeat
145 Chapter 137 - Kepulangan
146 Chapter 138 - Kabar
147 Chapter 139 - New Dawn
148 Chapter 140 - Agreement
149 Chapter 141 - Journey
150 Chapter 142 - Kebenaran
151 Chapter 143 - Encounter
152 Chapter 144 - Pengorbanan
153 Chapter 145 - Sisi Lain
154 Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155 Chapter 147 - Dua Pemikiran
156 Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157 Selfish Ending - A Peaceful World
158 Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159 Epilog Bagian 2 - Dunia Impian
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Arc 1 - Redemption
2
Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3
Chapter 2 - Bertahan Hidup
4
Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5
Chapter 4 - Pahlawan Baru
6
Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7
Chapter 6 - Kemenangan
8
Chapter 7 - Kawan Baru
9
Chapter 8 - Hari Baru
10
Chapter 9 - Tidak Mau
11
Chapter 10 - Berkat
12
Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13
Chapter 11 - Kemampuan Baru
14
Chapter 12 - Tambang Carthia
15
Chapter 13 - Emas!
16
Chapter 14 - Awal Mula
17
Chapter 15 - Kegelapan
18
Chapter 16 - Pergantian
19
Chapter 17 - Musim Dingin
20
Chapter 18 - Penjelasan
21
Chapter 19 - Awal Baru
22
Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23
Chapter 21 - Rencana
24
Chapter 22 - Balasan
25
Chapter 23 - Kenyataan
26
Chapter 24 - Keluar
27
Chapter 25 - Danau Aegis
28
Chapter 26 - Istirahat
29
Chapter 27 - Sisi Lain
30
Chapter 28 - Pekerjaan
31
Chapter 29 - Pijakan Pertama
32
Chapter 30 - Hasil
33
Chapter 31 - Petualang
34
Chapter 32 - Keseharian
35
Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36
Chapter 34 - Awal Perjalanan
37
Chapter 35 - Monster
38
Chapter 36 - Kenyataan
39
Chapter 37 - Bantuan
40
Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41
Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42
Chapter 40 - Pasar
43
Chapter 41 - Negosiasi
44
Chapter 42 - Persiapan
45
Chapter 43 - Pencatatan
46
Chapter 44 - Mencari Uang
47
Chapter 45 - Perkembangan
48
Chapter 46 - Tawaran
49
Chapter 47 - Pembicaraan
50
Chapter 48 - Kontrak
51
Chapter 48.5 - Sisi Lain
52
Chapter 49 - Kehidupan Baru
53
Chapter 50 - Misi Peramu
54
Chapter 51 - Berbisnis
55
Chapter 52 - Kegiatan
56
Chapter 53 - Surat
57
Chapter 54 - Garis Depan
58
Chapter 55 - Pekerjaan
59
Chapter 56 - Akademi Sihir
60
Chapter 57 - Kelas Sihir
61
Chapter 58 - Pasar Budak
62
Chapter 59 - Benang Takdir
63
Chapter 60 - Pencarian
64
Chapter 61 - Pertemuan
65
Chapter 62 - Kenyataan
66
Chapter 63 - Reuni
67
Chapter 64 - Lembaran Baru
68
Arc 2 - Nobility
69
Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70
Chapter 66 - Manajemen
71
Chapter 67 - Penglihatan
72
Chapter 68 - Sisi Lain
73
Chapter 69 - Panggilan
74
Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75
Chapter 71 - Perjalanan
76
Chapter 72 - Desa Rarth
77
Chapter 73 - Igor Sikorsky
78
Chapter 74 - Semangat Juang
79
Chapter 75 - Motif
80
Chapter 76 - Pesan
81
Chapter 77 - Kembali
82
Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83
Chapter 79 - Kedai Bulan
84
Chapter 80 - Kunjungan
85
Chapter 81 - Enchantment
86
Chapter 82 - Hasil
87
Chapter 83 - Rapat
88
Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89
Chapter 85 - Pertemuan
90
Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91
Chapter 87 - Pendaftaran
92
Chapter 88 - Promotor
93
Chapter 89 - Kenyataan
94
Chapter 90 - Pelajaran
95
Chapter 91 - Pertukaran
96
Chapter 92 - Senjata Sihir
97
Chapter 93 - Mark 1
98
Chapter 94 - Parade?
99
Chapter 95 - Penyergapan
100
Chapter 96 - Perburuan
101
Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102
Chapter 97 - Dua Sisi
103
Chapter 98 - Hasil Akhir
104
Chapter 99 - Pengorbanan
105
Chapter 100 - Revelation
106
Chapter 101 - Kelulusan
107
Chapter 102 - Kenyataan
108
Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109
Chapter 104 - Pengganti
110
Chapter 105 - Kebijakan Baru
111
Chapter 106 - Divisi Khusus
112
Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113
Chapter 108 - Serangan Dadakan
114
Chapter 109 - Pertempuran
115
Chapter 110 - Pembantaian
116
Chapter 111 - Kembali
117
Chapter 112 - Sisi Lain
118
Chapter 113 - Kepala Akademi
119
Chapter 114 - Pilihan
120
Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121
Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122
Chapter 117 - Masalah Besar
123
Chapter 118 - Raja Iblis
124
Chapter 119 - Saran
125
Chapter 120 - Saudari
126
Chapter 121 - Kecurigaan
127
Chapter 122 - Utusan
128
Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129
Chapter 124 - Keputusan
130
Chapter 125 - Kebenaran
131
Chapter 126 - Iblis
132
Chapter 127 - Kekacauan
133
Chapter 128 - Akhir
134
Epilog Arc 2
135
Arc 3 - Golden Age
136
Chapter 129 - Perkembangan
137
Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138
Chapter 131 - Krisis
139
Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140
Promosi
141
Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142
Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143
Chapter 135 - Phyrric Victory
144
Chapter 136 - Taste of Defeat
145
Chapter 137 - Kepulangan
146
Chapter 138 - Kabar
147
Chapter 139 - New Dawn
148
Chapter 140 - Agreement
149
Chapter 141 - Journey
150
Chapter 142 - Kebenaran
151
Chapter 143 - Encounter
152
Chapter 144 - Pengorbanan
153
Chapter 145 - Sisi Lain
154
Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155
Chapter 147 - Dua Pemikiran
156
Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157
Selfish Ending - A Peaceful World
158
Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159
Epilog Bagian 2 - Dunia Impian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!