Chapter 7 - Kawan Baru

...- Kedai Makan Nyonya Mia -...

Di dalam sebuah ruangan yang cukup besar ini, terdapat setidaknya 20 meja dan 60 kursi di dalamnya.

2 gadis yang menawan terlihat berjalan kesana kemari sambil membawa nampan yang mengangkut beberapa gelas minuman.

Tak jarang juga Nyonya Mia sendiri yang keluar sambil membawakan menu masakan yang dibuatnya.

Canda dan tawa, semuanya terkumpul disini.

Di sebuah kedai yang menyatukan seluruh warga di desa yang terpencil ini.

"Buahahaha! Aku harus berterimakasih padamu Nona Muda. Tak kusangka kau bisa melawan 8 ekor Goblin sendirian!" Teriak pak tua Zack sambil meletakkan gelas kayu minumannya dengan keras di meja.

"Huehuehue.... Hanya keberuntungan saja. Lagipula Dimas membantuku cukup banyak disana." Balas wanita itu sambil malu-malu.

Mendengar hal itu, pak tua Zack terlihat sangat ragu. Bahkan kedua matanya mulai menyipit sambil memperhatikan sosok pria yang sangat meragukan itu.

"Apa? Kau pikir aku tak bisa bertarung?" Tanya Dimas kesal.

"Tidak.... Hanya saja tak ku sangka kau lebih lemah dari gadis ini...." Balas pak tua Zack dengan wajah yang terlihat sangat meremehkan.

Tapi Dimas membiarkannya berlalu begitu saja dan menikmati minumannya. Tanpa membalas sedikitpun.

Pada saat itulah, kepala desa yang bernama Owine itu. Di punggungnya terlihat seorang gadis kecil yang begitu bahagia.

"Nona muda, terimakasih telah menyelamatkan gadis ini. Aku akan berusaha untuk mencari tahu orangtuanya, tapi untuk sementara itu, dia akan kutitipkan pada Nyonya Mia." Ucap Kepala Desa yang telah cukup tua itu.

"Aku hanya menjalankan kewajibanku sebagai sesama manusia." Balas Gadis itu dengan senyuman yang lebar.

Semua orang pun terpana padanya karena aksi heroiknya itu.

"Whooaa! Kau luarbiasa sekali Nona muda!"

"Tak memperdulikan nyawamu, tapi kau langsung menerjang melawan 10 Goblin sendirian demi seorang gadis kecil."

"Jujur saja jika itu aku, mungkin aku telah melarikan diri sejak awal."

Deretan pujian pun terus menerus mengalir pada gadis itu. Sedangkan Dimas di sisi lain hanya terus meneguk minumannya, sambil sesekali melirik ke arah Gadis itu.

'Hmm.... Benar juga. Aku belum mengetahui namanya. Jika Ia sama-sama orang yang berasal dari bumi, mungkin saja....' Pikir Dimas di dalam hatinya.

Seakan semua orang memikirkan hal yang sama, kepala Desa Owine pun langsung menanyakannya.

"Jadi, Nona Muda. Apakah kau berkenan untuk memperkenalkan dirimu?" Tanya Kepala Desa itu sambil menurunkan gadis kecil yang ada di punggungnya.

Mendengar pertanyaan itu, Ia terlihat membuat senyuman yang lebar. Seakan-akan telah menantikannya.

Sambil mengangkat pedangnya yang masih berada di dalam sarungnya itu, wanita itu pun memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan, namaku adalah Reina. Seorang Ksatria pengembara yang berumur 19 tahun." Ucap Gadis itu sambil membuat pose yang keren.

'Plok! Plok! Plok!'

Rentetan tepuk tangan terdengar memeriahkan suasana yang ada di dalam kedai ini. Semua orang mulai mengagumi sosok yang bernama Reina itu.

"19 tahun tapi sudah menjadi Ksatria?"

"Bahkan Putraku saja sudah berumur 26 tahun dan masih belum bisa mengayunkan pedang dengan benar."

"Terlebih lagi, apa-apaan kekuatanmu itu? Kau yakin benar-benar masih berumur 19 tahun?"

"Menikahlah dengan putraku!"

Banyak sekali warga desa yang mengutarakan pendapat mereka tanpa sedikitpun rasa malu. Sedangkan Dimas? Ia masih terdiam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Kedua matanya terpaku pada sosok bernama Reina itu.

Pada saat ini, Reina terlihat begitu indah dan menawan. Bahkan seluruh perkataannya pun seakan bisa dipercaya.

Tapi ada satu hal yang mengganjal pikirannya.

'Dia tidak mengatakan bahwa Dewi mengirimnya sebagai pahlawan? Apakah dia sengaja? Atau hanya karena dia bodoh?' Pikir Dimas dalam hatinya sambil terus memperhatikan sosok Reina itu.

Reina yang terus menerus tertawa dan meneguk minuman yang disuguhkan oleh para warga desa itu terlihat begitu bahagia.

Sangat bahagia hingga membuat Dimas lupa, bahwa dunia ini hampir dikuasai oleh Raja Iblis Valkazar.

'Hah, kenapa aku memikirkan Raja Iblis itu? Lagipula itu bukan urusanku.' Pikir Dimas dalam hatinya sambil segera menghabiskan minuman yang ada di gelasnya.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Dimas pun segera berdiri dari tempat duduknya dan membayar minumannya hari ini yang seharga 8 buah koin perunggu.

Segera setelah itu, Ia bersiap untuk meninggalkan kedai makan ini.

Hingga tanpa Ia duga....

"Hah? Kemana Dimas berada? Apakah kalian melihatnya? Ah disana! Dimas! Tunggu aku! Aku ikut denganmu!" Teriak Reina yang segera mengejar sosok pria yang bagi sebagian besar orang begitu menyedihkan itu.

Dimas yang mendengar teriakan dan langkah kaki Reina yang begitu terburu-buru segera membalikkan badannya.

Terlihat sosok Reina yang berlari untuk mengejar dirinya yang bahkan hanya berjarak 12 meter itu.

"Hmm? Apa ada sesuatu yang kau inginkan dariku?" Tanya Dimas dengan wajah yang ramah. Ia tak ingin untuk merusak citranya di hadapan satu-satunya Gadis yang mau berbicara dengannya itu.

Reina sendiri terlihat malu-malu untuk menyampaikannya. Dan pada akhirnya Ia menyeret Dimas untuk keluar dari kedai itu.

Tak berhenti hanya di luar kedai, Reina menyeretnya ke sebuah gang kecil antara kedai makan Nyonya Mia dan sebuah gudang makanan.

Di bawah langit yang hanya diterangi oleh bulan sabit itu, Reina memojokkan Dimas dalam kegelapan.

"Oioioi! Tunggu dulu! Apa yang akan kau lakukan disini?! Kau tahu orang akan salah sangka dan semakin meremehkan ku bukan? Apakah itu tujuanmu?" Tanya Dimas dengan wajah yang panik.

Keringat dingin mulai mengalir deras di sekujur tubuhnya saat Reina semakin mendekatkan wajahnya.

Nafasnya yang lembut mulai terdengar. Suara yang begitu merdu bagi Dimas yang sama sekali tak pernah memiliki kesempatan untuk mendekati seorang Gadis seumur hidupnya.

Dan kini? Ia malah dipojokkan oleh seorang Gadis? Apakah harga dirinya bisa menerima semua itu?

Tentu saja tidak!

Tapi Ia juga takkan melepaskan kesempatan emas ini dengan berpura-pura bodoh seperti kebanyakan orang.

Dimas hanya memejamkan kedua matanya. Menanti sentuhan dari bibir lembut yang dimiliki oleh Reina.

Akan tetapi....

Ekspektasi memang selalu jauh dari realita.

"Dewi Silvie mengirimku untuk selalu mendukungmu di dunia ini. Semua itu demi menyelamatkan dunia ini dari tirani Raja Iblis Valkazar." Bisik Reina ke arah telinga Dimas.

Tubuhnya yang sebelumnya gemetar karena banyak perasaan yang bercampur aduk, kini segera berubah drastis. Hanya sebuah perasaan yang tersisa dalam dirinya.

'Sudah kuduga. Aku takkan memperoleh sesuatu yang sama seperti kisah-kisah di berbagai anime itu. Apa yang kupikirkan....' Ucap Dimas sambil segera membuka matanya.

Tapi pada saat Ia melakukan itu, Ia terlalu terkejut untuk melihat wajah Reina yang begitu cantik tepat berada di hadapannya.

Membuat jantungnya kembali berdegup kencang dan tubuhnya yang salah tingkah.

'Sreeeettt!!!'

Kakinya berusaha untuk mundur, menjauhi zona berbahaya itu sejauh mungkin. Tapi pikirannya lupa bahwa di belakangnya adalah sebuah dinding kayu.

Akhirnya, Dimas pun terpeleset dan mendorong Reina jatuh ke tanah.

'Bruuukk!'

Kini posisi telah berbalik 180 derajat, dengan Dimas yang berada di atas tubuh gadis itu. Membuat wajah keduanya mulai memerah dengan situasi ini.

"Bi-bisakah kau sedikit menjauh?" Ucap Reina dengan terpatah-patah.

"Te-tentu saja!"

Keduanya segera berdiri, dengan banyak tanah yang mengotori tubuh mereka.

Mata mereka berdua tak lagi mampu untuk melihat satu sama lain. Menyisakan hanya kesunyian di sebelah pesta besar yang sedang diadakan dalam bangunan yang ada di sebelah mereka.

Tapi tiba-tiba....

'Cuupp!!!'

Sebuah kecupan mengenai tepat di pipi kanannya.

Perbedaan tinggi tubuh mereka berdua tak terlalu jauh. Membuat hal itu sangat mudah untuk dilakukan.

Di saat Dimas hanya bisa membelalakkan kedua matanya, Reina pun berbicara.

"Ji-jika kau bekerja dengan baik.... Mungkin aku akan memberikanmu lebih dari itu...."

Hanya dengan kalimat sederhana seperti itu. Semangat yang telah lama mati di dalam diri Dimas segera bangkit.

Masa bodoh dengan Dewi.

Masa bodoh dengan Raja Iblis.

Saat ini, apa yang paling diinginkan olehnya, adalah untuk bisa lulus dari status singlenya.

Atau....

Setidaknya itulah yang ada di dalam pikirannya.

Terpopuler

Comments

mario82

mario82

semangat SDH ku ksh vote 1

2023-09-07

0

Semau Gue

Semau Gue

jejak

👣👣👣

2023-06-14

1

Hanachi

Hanachi

Ya ampyuuunnnnn ....

2022-11-07

0

lihat semua
Episodes
1 Arc 1 - Redemption
2 Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3 Chapter 2 - Bertahan Hidup
4 Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5 Chapter 4 - Pahlawan Baru
6 Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7 Chapter 6 - Kemenangan
8 Chapter 7 - Kawan Baru
9 Chapter 8 - Hari Baru
10 Chapter 9 - Tidak Mau
11 Chapter 10 - Berkat
12 Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13 Chapter 11 - Kemampuan Baru
14 Chapter 12 - Tambang Carthia
15 Chapter 13 - Emas!
16 Chapter 14 - Awal Mula
17 Chapter 15 - Kegelapan
18 Chapter 16 - Pergantian
19 Chapter 17 - Musim Dingin
20 Chapter 18 - Penjelasan
21 Chapter 19 - Awal Baru
22 Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23 Chapter 21 - Rencana
24 Chapter 22 - Balasan
25 Chapter 23 - Kenyataan
26 Chapter 24 - Keluar
27 Chapter 25 - Danau Aegis
28 Chapter 26 - Istirahat
29 Chapter 27 - Sisi Lain
30 Chapter 28 - Pekerjaan
31 Chapter 29 - Pijakan Pertama
32 Chapter 30 - Hasil
33 Chapter 31 - Petualang
34 Chapter 32 - Keseharian
35 Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36 Chapter 34 - Awal Perjalanan
37 Chapter 35 - Monster
38 Chapter 36 - Kenyataan
39 Chapter 37 - Bantuan
40 Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41 Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42 Chapter 40 - Pasar
43 Chapter 41 - Negosiasi
44 Chapter 42 - Persiapan
45 Chapter 43 - Pencatatan
46 Chapter 44 - Mencari Uang
47 Chapter 45 - Perkembangan
48 Chapter 46 - Tawaran
49 Chapter 47 - Pembicaraan
50 Chapter 48 - Kontrak
51 Chapter 48.5 - Sisi Lain
52 Chapter 49 - Kehidupan Baru
53 Chapter 50 - Misi Peramu
54 Chapter 51 - Berbisnis
55 Chapter 52 - Kegiatan
56 Chapter 53 - Surat
57 Chapter 54 - Garis Depan
58 Chapter 55 - Pekerjaan
59 Chapter 56 - Akademi Sihir
60 Chapter 57 - Kelas Sihir
61 Chapter 58 - Pasar Budak
62 Chapter 59 - Benang Takdir
63 Chapter 60 - Pencarian
64 Chapter 61 - Pertemuan
65 Chapter 62 - Kenyataan
66 Chapter 63 - Reuni
67 Chapter 64 - Lembaran Baru
68 Arc 2 - Nobility
69 Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70 Chapter 66 - Manajemen
71 Chapter 67 - Penglihatan
72 Chapter 68 - Sisi Lain
73 Chapter 69 - Panggilan
74 Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75 Chapter 71 - Perjalanan
76 Chapter 72 - Desa Rarth
77 Chapter 73 - Igor Sikorsky
78 Chapter 74 - Semangat Juang
79 Chapter 75 - Motif
80 Chapter 76 - Pesan
81 Chapter 77 - Kembali
82 Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83 Chapter 79 - Kedai Bulan
84 Chapter 80 - Kunjungan
85 Chapter 81 - Enchantment
86 Chapter 82 - Hasil
87 Chapter 83 - Rapat
88 Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89 Chapter 85 - Pertemuan
90 Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91 Chapter 87 - Pendaftaran
92 Chapter 88 - Promotor
93 Chapter 89 - Kenyataan
94 Chapter 90 - Pelajaran
95 Chapter 91 - Pertukaran
96 Chapter 92 - Senjata Sihir
97 Chapter 93 - Mark 1
98 Chapter 94 - Parade?
99 Chapter 95 - Penyergapan
100 Chapter 96 - Perburuan
101 Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102 Chapter 97 - Dua Sisi
103 Chapter 98 - Hasil Akhir
104 Chapter 99 - Pengorbanan
105 Chapter 100 - Revelation
106 Chapter 101 - Kelulusan
107 Chapter 102 - Kenyataan
108 Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109 Chapter 104 - Pengganti
110 Chapter 105 - Kebijakan Baru
111 Chapter 106 - Divisi Khusus
112 Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113 Chapter 108 - Serangan Dadakan
114 Chapter 109 - Pertempuran
115 Chapter 110 - Pembantaian
116 Chapter 111 - Kembali
117 Chapter 112 - Sisi Lain
118 Chapter 113 - Kepala Akademi
119 Chapter 114 - Pilihan
120 Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121 Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122 Chapter 117 - Masalah Besar
123 Chapter 118 - Raja Iblis
124 Chapter 119 - Saran
125 Chapter 120 - Saudari
126 Chapter 121 - Kecurigaan
127 Chapter 122 - Utusan
128 Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129 Chapter 124 - Keputusan
130 Chapter 125 - Kebenaran
131 Chapter 126 - Iblis
132 Chapter 127 - Kekacauan
133 Chapter 128 - Akhir
134 Epilog Arc 2
135 Arc 3 - Golden Age
136 Chapter 129 - Perkembangan
137 Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138 Chapter 131 - Krisis
139 Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140 Promosi
141 Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142 Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143 Chapter 135 - Phyrric Victory
144 Chapter 136 - Taste of Defeat
145 Chapter 137 - Kepulangan
146 Chapter 138 - Kabar
147 Chapter 139 - New Dawn
148 Chapter 140 - Agreement
149 Chapter 141 - Journey
150 Chapter 142 - Kebenaran
151 Chapter 143 - Encounter
152 Chapter 144 - Pengorbanan
153 Chapter 145 - Sisi Lain
154 Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155 Chapter 147 - Dua Pemikiran
156 Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157 Selfish Ending - A Peaceful World
158 Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159 Epilog Bagian 2 - Dunia Impian
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Arc 1 - Redemption
2
Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3
Chapter 2 - Bertahan Hidup
4
Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5
Chapter 4 - Pahlawan Baru
6
Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7
Chapter 6 - Kemenangan
8
Chapter 7 - Kawan Baru
9
Chapter 8 - Hari Baru
10
Chapter 9 - Tidak Mau
11
Chapter 10 - Berkat
12
Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13
Chapter 11 - Kemampuan Baru
14
Chapter 12 - Tambang Carthia
15
Chapter 13 - Emas!
16
Chapter 14 - Awal Mula
17
Chapter 15 - Kegelapan
18
Chapter 16 - Pergantian
19
Chapter 17 - Musim Dingin
20
Chapter 18 - Penjelasan
21
Chapter 19 - Awal Baru
22
Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23
Chapter 21 - Rencana
24
Chapter 22 - Balasan
25
Chapter 23 - Kenyataan
26
Chapter 24 - Keluar
27
Chapter 25 - Danau Aegis
28
Chapter 26 - Istirahat
29
Chapter 27 - Sisi Lain
30
Chapter 28 - Pekerjaan
31
Chapter 29 - Pijakan Pertama
32
Chapter 30 - Hasil
33
Chapter 31 - Petualang
34
Chapter 32 - Keseharian
35
Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36
Chapter 34 - Awal Perjalanan
37
Chapter 35 - Monster
38
Chapter 36 - Kenyataan
39
Chapter 37 - Bantuan
40
Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41
Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42
Chapter 40 - Pasar
43
Chapter 41 - Negosiasi
44
Chapter 42 - Persiapan
45
Chapter 43 - Pencatatan
46
Chapter 44 - Mencari Uang
47
Chapter 45 - Perkembangan
48
Chapter 46 - Tawaran
49
Chapter 47 - Pembicaraan
50
Chapter 48 - Kontrak
51
Chapter 48.5 - Sisi Lain
52
Chapter 49 - Kehidupan Baru
53
Chapter 50 - Misi Peramu
54
Chapter 51 - Berbisnis
55
Chapter 52 - Kegiatan
56
Chapter 53 - Surat
57
Chapter 54 - Garis Depan
58
Chapter 55 - Pekerjaan
59
Chapter 56 - Akademi Sihir
60
Chapter 57 - Kelas Sihir
61
Chapter 58 - Pasar Budak
62
Chapter 59 - Benang Takdir
63
Chapter 60 - Pencarian
64
Chapter 61 - Pertemuan
65
Chapter 62 - Kenyataan
66
Chapter 63 - Reuni
67
Chapter 64 - Lembaran Baru
68
Arc 2 - Nobility
69
Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70
Chapter 66 - Manajemen
71
Chapter 67 - Penglihatan
72
Chapter 68 - Sisi Lain
73
Chapter 69 - Panggilan
74
Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75
Chapter 71 - Perjalanan
76
Chapter 72 - Desa Rarth
77
Chapter 73 - Igor Sikorsky
78
Chapter 74 - Semangat Juang
79
Chapter 75 - Motif
80
Chapter 76 - Pesan
81
Chapter 77 - Kembali
82
Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83
Chapter 79 - Kedai Bulan
84
Chapter 80 - Kunjungan
85
Chapter 81 - Enchantment
86
Chapter 82 - Hasil
87
Chapter 83 - Rapat
88
Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89
Chapter 85 - Pertemuan
90
Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91
Chapter 87 - Pendaftaran
92
Chapter 88 - Promotor
93
Chapter 89 - Kenyataan
94
Chapter 90 - Pelajaran
95
Chapter 91 - Pertukaran
96
Chapter 92 - Senjata Sihir
97
Chapter 93 - Mark 1
98
Chapter 94 - Parade?
99
Chapter 95 - Penyergapan
100
Chapter 96 - Perburuan
101
Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102
Chapter 97 - Dua Sisi
103
Chapter 98 - Hasil Akhir
104
Chapter 99 - Pengorbanan
105
Chapter 100 - Revelation
106
Chapter 101 - Kelulusan
107
Chapter 102 - Kenyataan
108
Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109
Chapter 104 - Pengganti
110
Chapter 105 - Kebijakan Baru
111
Chapter 106 - Divisi Khusus
112
Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113
Chapter 108 - Serangan Dadakan
114
Chapter 109 - Pertempuran
115
Chapter 110 - Pembantaian
116
Chapter 111 - Kembali
117
Chapter 112 - Sisi Lain
118
Chapter 113 - Kepala Akademi
119
Chapter 114 - Pilihan
120
Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121
Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122
Chapter 117 - Masalah Besar
123
Chapter 118 - Raja Iblis
124
Chapter 119 - Saran
125
Chapter 120 - Saudari
126
Chapter 121 - Kecurigaan
127
Chapter 122 - Utusan
128
Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129
Chapter 124 - Keputusan
130
Chapter 125 - Kebenaran
131
Chapter 126 - Iblis
132
Chapter 127 - Kekacauan
133
Chapter 128 - Akhir
134
Epilog Arc 2
135
Arc 3 - Golden Age
136
Chapter 129 - Perkembangan
137
Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138
Chapter 131 - Krisis
139
Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140
Promosi
141
Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142
Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143
Chapter 135 - Phyrric Victory
144
Chapter 136 - Taste of Defeat
145
Chapter 137 - Kepulangan
146
Chapter 138 - Kabar
147
Chapter 139 - New Dawn
148
Chapter 140 - Agreement
149
Chapter 141 - Journey
150
Chapter 142 - Kebenaran
151
Chapter 143 - Encounter
152
Chapter 144 - Pengorbanan
153
Chapter 145 - Sisi Lain
154
Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155
Chapter 147 - Dua Pemikiran
156
Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157
Selfish Ending - A Peaceful World
158
Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159
Epilog Bagian 2 - Dunia Impian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!