...- Kedai Makan Nyonya Mia -...
Di dalam sebuah ruangan yang cukup besar ini, terdapat setidaknya 20 meja dan 60 kursi di dalamnya.
2 gadis yang menawan terlihat berjalan kesana kemari sambil membawa nampan yang mengangkut beberapa gelas minuman.
Tak jarang juga Nyonya Mia sendiri yang keluar sambil membawakan menu masakan yang dibuatnya.
Canda dan tawa, semuanya terkumpul disini.
Di sebuah kedai yang menyatukan seluruh warga di desa yang terpencil ini.
"Buahahaha! Aku harus berterimakasih padamu Nona Muda. Tak kusangka kau bisa melawan 8 ekor Goblin sendirian!" Teriak pak tua Zack sambil meletakkan gelas kayu minumannya dengan keras di meja.
"Huehuehue.... Hanya keberuntungan saja. Lagipula Dimas membantuku cukup banyak disana." Balas wanita itu sambil malu-malu.
Mendengar hal itu, pak tua Zack terlihat sangat ragu. Bahkan kedua matanya mulai menyipit sambil memperhatikan sosok pria yang sangat meragukan itu.
"Apa? Kau pikir aku tak bisa bertarung?" Tanya Dimas kesal.
"Tidak.... Hanya saja tak ku sangka kau lebih lemah dari gadis ini...." Balas pak tua Zack dengan wajah yang terlihat sangat meremehkan.
Tapi Dimas membiarkannya berlalu begitu saja dan menikmati minumannya. Tanpa membalas sedikitpun.
Pada saat itulah, kepala desa yang bernama Owine itu. Di punggungnya terlihat seorang gadis kecil yang begitu bahagia.
"Nona muda, terimakasih telah menyelamatkan gadis ini. Aku akan berusaha untuk mencari tahu orangtuanya, tapi untuk sementara itu, dia akan kutitipkan pada Nyonya Mia." Ucap Kepala Desa yang telah cukup tua itu.
"Aku hanya menjalankan kewajibanku sebagai sesama manusia." Balas Gadis itu dengan senyuman yang lebar.
Semua orang pun terpana padanya karena aksi heroiknya itu.
"Whooaa! Kau luarbiasa sekali Nona muda!"
"Tak memperdulikan nyawamu, tapi kau langsung menerjang melawan 10 Goblin sendirian demi seorang gadis kecil."
"Jujur saja jika itu aku, mungkin aku telah melarikan diri sejak awal."
Deretan pujian pun terus menerus mengalir pada gadis itu. Sedangkan Dimas di sisi lain hanya terus meneguk minumannya, sambil sesekali melirik ke arah Gadis itu.
'Hmm.... Benar juga. Aku belum mengetahui namanya. Jika Ia sama-sama orang yang berasal dari bumi, mungkin saja....' Pikir Dimas di dalam hatinya.
Seakan semua orang memikirkan hal yang sama, kepala Desa Owine pun langsung menanyakannya.
"Jadi, Nona Muda. Apakah kau berkenan untuk memperkenalkan dirimu?" Tanya Kepala Desa itu sambil menurunkan gadis kecil yang ada di punggungnya.
Mendengar pertanyaan itu, Ia terlihat membuat senyuman yang lebar. Seakan-akan telah menantikannya.
Sambil mengangkat pedangnya yang masih berada di dalam sarungnya itu, wanita itu pun memperkenalkan dirinya.
"Perkenalkan, namaku adalah Reina. Seorang Ksatria pengembara yang berumur 19 tahun." Ucap Gadis itu sambil membuat pose yang keren.
'Plok! Plok! Plok!'
Rentetan tepuk tangan terdengar memeriahkan suasana yang ada di dalam kedai ini. Semua orang mulai mengagumi sosok yang bernama Reina itu.
"19 tahun tapi sudah menjadi Ksatria?"
"Bahkan Putraku saja sudah berumur 26 tahun dan masih belum bisa mengayunkan pedang dengan benar."
"Terlebih lagi, apa-apaan kekuatanmu itu? Kau yakin benar-benar masih berumur 19 tahun?"
"Menikahlah dengan putraku!"
Banyak sekali warga desa yang mengutarakan pendapat mereka tanpa sedikitpun rasa malu. Sedangkan Dimas? Ia masih terdiam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Kedua matanya terpaku pada sosok bernama Reina itu.
Pada saat ini, Reina terlihat begitu indah dan menawan. Bahkan seluruh perkataannya pun seakan bisa dipercaya.
Tapi ada satu hal yang mengganjal pikirannya.
'Dia tidak mengatakan bahwa Dewi mengirimnya sebagai pahlawan? Apakah dia sengaja? Atau hanya karena dia bodoh?' Pikir Dimas dalam hatinya sambil terus memperhatikan sosok Reina itu.
Reina yang terus menerus tertawa dan meneguk minuman yang disuguhkan oleh para warga desa itu terlihat begitu bahagia.
Sangat bahagia hingga membuat Dimas lupa, bahwa dunia ini hampir dikuasai oleh Raja Iblis Valkazar.
'Hah, kenapa aku memikirkan Raja Iblis itu? Lagipula itu bukan urusanku.' Pikir Dimas dalam hatinya sambil segera menghabiskan minuman yang ada di gelasnya.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Dimas pun segera berdiri dari tempat duduknya dan membayar minumannya hari ini yang seharga 8 buah koin perunggu.
Segera setelah itu, Ia bersiap untuk meninggalkan kedai makan ini.
Hingga tanpa Ia duga....
"Hah? Kemana Dimas berada? Apakah kalian melihatnya? Ah disana! Dimas! Tunggu aku! Aku ikut denganmu!" Teriak Reina yang segera mengejar sosok pria yang bagi sebagian besar orang begitu menyedihkan itu.
Dimas yang mendengar teriakan dan langkah kaki Reina yang begitu terburu-buru segera membalikkan badannya.
Terlihat sosok Reina yang berlari untuk mengejar dirinya yang bahkan hanya berjarak 12 meter itu.
"Hmm? Apa ada sesuatu yang kau inginkan dariku?" Tanya Dimas dengan wajah yang ramah. Ia tak ingin untuk merusak citranya di hadapan satu-satunya Gadis yang mau berbicara dengannya itu.
Reina sendiri terlihat malu-malu untuk menyampaikannya. Dan pada akhirnya Ia menyeret Dimas untuk keluar dari kedai itu.
Tak berhenti hanya di luar kedai, Reina menyeretnya ke sebuah gang kecil antara kedai makan Nyonya Mia dan sebuah gudang makanan.
Di bawah langit yang hanya diterangi oleh bulan sabit itu, Reina memojokkan Dimas dalam kegelapan.
"Oioioi! Tunggu dulu! Apa yang akan kau lakukan disini?! Kau tahu orang akan salah sangka dan semakin meremehkan ku bukan? Apakah itu tujuanmu?" Tanya Dimas dengan wajah yang panik.
Keringat dingin mulai mengalir deras di sekujur tubuhnya saat Reina semakin mendekatkan wajahnya.
Nafasnya yang lembut mulai terdengar. Suara yang begitu merdu bagi Dimas yang sama sekali tak pernah memiliki kesempatan untuk mendekati seorang Gadis seumur hidupnya.
Dan kini? Ia malah dipojokkan oleh seorang Gadis? Apakah harga dirinya bisa menerima semua itu?
Tentu saja tidak!
Tapi Ia juga takkan melepaskan kesempatan emas ini dengan berpura-pura bodoh seperti kebanyakan orang.
Dimas hanya memejamkan kedua matanya. Menanti sentuhan dari bibir lembut yang dimiliki oleh Reina.
Akan tetapi....
Ekspektasi memang selalu jauh dari realita.
"Dewi Silvie mengirimku untuk selalu mendukungmu di dunia ini. Semua itu demi menyelamatkan dunia ini dari tirani Raja Iblis Valkazar." Bisik Reina ke arah telinga Dimas.
Tubuhnya yang sebelumnya gemetar karena banyak perasaan yang bercampur aduk, kini segera berubah drastis. Hanya sebuah perasaan yang tersisa dalam dirinya.
'Sudah kuduga. Aku takkan memperoleh sesuatu yang sama seperti kisah-kisah di berbagai anime itu. Apa yang kupikirkan....' Ucap Dimas sambil segera membuka matanya.
Tapi pada saat Ia melakukan itu, Ia terlalu terkejut untuk melihat wajah Reina yang begitu cantik tepat berada di hadapannya.
Membuat jantungnya kembali berdegup kencang dan tubuhnya yang salah tingkah.
'Sreeeettt!!!'
Kakinya berusaha untuk mundur, menjauhi zona berbahaya itu sejauh mungkin. Tapi pikirannya lupa bahwa di belakangnya adalah sebuah dinding kayu.
Akhirnya, Dimas pun terpeleset dan mendorong Reina jatuh ke tanah.
'Bruuukk!'
Kini posisi telah berbalik 180 derajat, dengan Dimas yang berada di atas tubuh gadis itu. Membuat wajah keduanya mulai memerah dengan situasi ini.
"Bi-bisakah kau sedikit menjauh?" Ucap Reina dengan terpatah-patah.
"Te-tentu saja!"
Keduanya segera berdiri, dengan banyak tanah yang mengotori tubuh mereka.
Mata mereka berdua tak lagi mampu untuk melihat satu sama lain. Menyisakan hanya kesunyian di sebelah pesta besar yang sedang diadakan dalam bangunan yang ada di sebelah mereka.
Tapi tiba-tiba....
'Cuupp!!!'
Sebuah kecupan mengenai tepat di pipi kanannya.
Perbedaan tinggi tubuh mereka berdua tak terlalu jauh. Membuat hal itu sangat mudah untuk dilakukan.
Di saat Dimas hanya bisa membelalakkan kedua matanya, Reina pun berbicara.
"Ji-jika kau bekerja dengan baik.... Mungkin aku akan memberikanmu lebih dari itu...."
Hanya dengan kalimat sederhana seperti itu. Semangat yang telah lama mati di dalam diri Dimas segera bangkit.
Masa bodoh dengan Dewi.
Masa bodoh dengan Raja Iblis.
Saat ini, apa yang paling diinginkan olehnya, adalah untuk bisa lulus dari status singlenya.
Atau....
Setidaknya itulah yang ada di dalam pikirannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
mario82
semangat SDH ku ksh vote 1
2023-09-07
0
Semau Gue
jejak
👣👣👣
2023-06-14
1
Hanachi
Ya ampyuuunnnnn ....
2022-11-07
0