Chapter 11 - Kemampuan Baru

Dimas yang terbangun kembali di dunia Egalathia ini setelah memperoleh berkat Dewi, langsung merasakan efeknya.

Setidaknya, penglihatannya menjadi lebih tajam. Jika Ia fokus pada satu titik, Ia seakan-akan bisa melakukan zoom in dan mampu melihat di jarak yang lebih jauh. Tak hanya itu....

...[Gandum]...

...[Kualitas : Rendah]...

Itu adalah informasi dasar dari benda yang fokus Ia lihat selama beberapa saat. Meskipun informasinya terlalu sederhana, tapi hal itu sudah sangat cukup bagi Dimas.

'Kemampuan ini benar-benar berguna.... Kurasa jika seperti ini....' Pikir Dimas dalam hatinya.

"Oi bocah! Kenapa kau melihat tanaman sampai seperti itu? Kau sudah kehilangan akal karena pingsan barusan?" Tanya pak tua Zack pada Dimas.

Tanpa Diduga, Dimas justru tertawa puas setelah mendengar perkataan itu.

"Hahaha! Kau benar Zack! Aku sudah gila!" Balas Dimas sambil membuat wajah yang terlihat begitu menyeramkan tapi masih tersenyum dengan lebar.

Zack pun tak lagi membalasnya. Ia hanya mampu memalingkan wajahnya dari penampilan gila Dimas dan berpikir dalam hati.

'Aku hanya bermain-main tapi, ternyata dia benar-benar gila?!'

Segera setelah itu, Dimas melanjutkan pekerjaannya sambil terus mencoba kekuatan barunya. Pada siang hari, ketika Tina datang untuk membawakan makanan, Dimas mencoba untuk menggunakan kekuatannya pada hal lain.

...[Manusia]...

...[Kesehatan : Tinggi]...

'Hmm.... Jadi jika memperhatikan makhluk hidup lain, aku bisa melihat tingkat kesehatannya? Tapi informasi ini terlalu minim. Apakah ada kekuatan lain yang bisa menambah kedalaman informasinya?' Tanya Dimas dalam hatinya sendiri.

Tapi bagaimanapun, itu adalah sebuah kekuatan yang cukup besar bagi dirinya, yang selama hidup selalu mengandalkan akal dan kecerdasan.

Jika di bumi Ia memiliki kemampuan yang seperti ini, kemungkinan hidupnya akan berubah drastis dan menjadi inspektur pada suatu lembaga. Itu tak salah lagi. Meski hanya dengan informasi dasar seperti ini.

Tapi yang lalu memang telah berlalu. Dan tak ada apapun yang bisa dilakukan untuk mengubahnya.

Saat ini, Dimas kembali mencoba untuk memperhatikan benda lain.

Apa yang diperhatikannya adalah sebuah gelas kayu dengan teh hangat di dalamnya.

...[Teh]...

...[Kualitas : Rendah]...

'Mari kita lihat seberapa akurat kekuatan mata ini.' Pikir Dimas dalam hatinya sambil menyeruput teh itu.

Apa yang dirasakan pada lidahnya, nampaknya sangat selaras dengan apa yang dinilai oleh kekuatan matanya.

Teh yang baru saja diminum olehnya memiliki warna coklat muda. Aromanya pun baru tercium ketika mendekatkan hidung tepat di atas gelas kayu itu.

Sedangkan rasanya sendiri cukup hambar. Tak banyak rasa pahit dari teh yang dirasakan, tapi juga tak manis seakan tak ada gula yang ditambahkan.

Dengan kata lain....

'Mata ini benar.... Tehnya sendiri sebenarnya tak buruk. Lebih baik daripada air putih. Tapi sebagai teh, minuman ini memang memiliki kualitas yang rendah. Tapi tak terlalu rendah hingga aku harus memuntahkannya. Sekarang....' Pikir Dimas dalam hatinya.

Ia terus memperhatikan orang lain yang sedang makan. Mencari kesempatan untuk mencoba satu hal lagi yang baru. Yaitu merubah kualitas teh ini menjadi lebih baik atau lebih buruk, lalu memastikan apakah kekuatan matanya bisa merespon mengenai perubahan ini.

Lauk yang dihidangkan hari ini sama. Yaitu roti panggang dengan isi daging ayam dan bumbu saus. Setiap orang memiliki jatah sebanyak 2 buah roti. Dan semuanya berkumpul di gazebo ini untuk makan bersama.

Sedangkan Dimas, Ia menghadap ke arah yang berbeda agar orang lain tak bisa melihatnya.

Apa yang dilakukannya adalah memindahkan sebagian isian roti itu ke dalam teh yang tinggal sedikit di gelasnya. Apakah kualitasnya akan menurun atau naik, itulah yang ingin diketahui olehnya.

Dan ternyata, segera setelah isian daging ayam dan saus itu bercampur dengan teh....

...[Teh]...

...[Kualitas : Sampah]...

Senyuman yang lebar terlihat di wajah Dimas segera setelah mengetahui hal itu. Informasi itu muncul di sebelah gelas kayu berisi teh miliknya dengan huruf kecil yang berwarna kehijauan. Ditambah sebuah garis yang mengarah ke benda yang sedang diamati itu.

'Jackpot!' Teriak Dimas dalam hatinya. Ia sangat senang dengan kekuatan barunya ini. Dan tak menyangka akan memiliki efek sebagus ini.

Berbagai peluang dan kemungkinan segera terbuka lebar dengan adanya kekuatan ini. Banyak hal yang sebelumnya tak terpikirkan olehnya, saat ini seakan-akan segera memenuhi pikiran Dimas.

Tanpa ragu, Ia pun segera mengutarakannya kepada beberapa orang yang terkumpul di sini.

"Uh, aku memikirkan sesuatu beberapa saat ini. Tapi apakah ada sebuah tambang di dekat sini?" Tanya Dimas singkat.

Semua orang yang sedang makan pun segera terhenti. Tentu saja, itu karena pertanyaan yang diajukannya sangat aneh bagi orang-orang ini.

"Tambang? Kenapa? Kau ingin menambang?" Tanya pak tua Zack kebingungan.

Tina di sisi lain yang sedari tadi selalu tersenyum, kini terlihat kehilangan senyumannya dan mulai memiringkan kepalanya karena kebingungan.

"Ya begitulah." Balas Dimas singkat.

Sebelum menjawab, pak tua Zack terlihat memperhatikan sekelilingnya. Segera setelah beberapa orang terlihat menganggukkan kepala mereka, akhirnya Zack pun berbicara.

"Di sebelah Utara, kau bisa melihat gunung itu kan? Itu adalah Gunung Carthia. Letaknya tepat di selatan Crystal Lake. Di sana terdapat penambangan yang cukup besar dulunya, tapi saat ini telah ditinggalkan karena kemunculan monster dari bawah tanah." Jelas Zack dengan cukup panjang lebar.

Dimas yang mendengarnya pun hanya bisa merasa sedikit merinding.

"Monster? Monster apa itu?" Tanya Dimas penasaran.

"Sama seperti yang mengejar Reina beberapa waktu yang lalu. Goblin. Nampaknya lorong-lorong penambangan itu kini telah dijadikan sebagai sarang para Goblin.

Asal kau tahu saja, banyak korban jiwa yang telah berjatuhan karena berusaha mencari keberuntungan disana. Tapi jika kau cukup berani, mungkin kau akan memperoleh cukup banyak kekayaan." Jelas Zack sekali lagi.

Dimas terlihat menundukkan kepalanya, mengarah ke lantai kayu tempat istirahat ini.

Sedangkan beberapa orang yang lain terlihat melanjutkan makanannya karena memang telah kelaparan.

Setelah beberapa saat berpikir....

"Baiklah. Kurasa aku akan mencobanya. Aku melihat beberapa beliung di gudang, jadi aku terpikirkan mengenai hal ini. Dan juga, aku mungkin akan mengajak Reina kesana." Jawab Dimas dengan wajah yang seakan sudah siap atas semua konsekuensinya.

"Bocah. Tempat itu berbahaya. Kau yakin?" Tanya Zack sekali lagi.

Tapi jawaban yang Dimas berikan hanya membuat semua orang yang terkumpul disini terkejut. Bagaimana tidak?

"Tak masalah. Aku adalah orang yang ahli menghindari bahaya. Ditambah dengan bantuan kekuatan Reina, aku yakin bahwa kami berdua akan aman menambang disana.

Terlebih lagi, aku masih memikirkan mengenai musim dingin yang mematikan itu. Jika aku bisa memperoleh sedikit emas atau logam berharga lainnya, kurasa aku bisa pergi ke Kota dan membeli berbagai kebutuhan untuk Desa Canary ini." Jelas Dimas panjang lebar.

Seketika, mata semua orang yang ada di tempat ini mulai berbinar. Beberapa orang bahkan berhenti makan dan hanya bisa meneteskan air mata.

"Dimas.... Kau...."

Dan begitulah, perjalanan baru Dimas dimulai.

Terpopuler

Comments

Semau Gue

Semau Gue

jejak

👣👣👣

2023-06-27

2

Yustiar Dika

Yustiar Dika

semangat teruuusss😁😁

2022-11-23

0

Yustiar Dika

Yustiar Dika

udah kasih vote sama kopi thorr😁😁

2022-11-23

0

lihat semua
Episodes
1 Arc 1 - Redemption
2 Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3 Chapter 2 - Bertahan Hidup
4 Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5 Chapter 4 - Pahlawan Baru
6 Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7 Chapter 6 - Kemenangan
8 Chapter 7 - Kawan Baru
9 Chapter 8 - Hari Baru
10 Chapter 9 - Tidak Mau
11 Chapter 10 - Berkat
12 Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13 Chapter 11 - Kemampuan Baru
14 Chapter 12 - Tambang Carthia
15 Chapter 13 - Emas!
16 Chapter 14 - Awal Mula
17 Chapter 15 - Kegelapan
18 Chapter 16 - Pergantian
19 Chapter 17 - Musim Dingin
20 Chapter 18 - Penjelasan
21 Chapter 19 - Awal Baru
22 Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23 Chapter 21 - Rencana
24 Chapter 22 - Balasan
25 Chapter 23 - Kenyataan
26 Chapter 24 - Keluar
27 Chapter 25 - Danau Aegis
28 Chapter 26 - Istirahat
29 Chapter 27 - Sisi Lain
30 Chapter 28 - Pekerjaan
31 Chapter 29 - Pijakan Pertama
32 Chapter 30 - Hasil
33 Chapter 31 - Petualang
34 Chapter 32 - Keseharian
35 Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36 Chapter 34 - Awal Perjalanan
37 Chapter 35 - Monster
38 Chapter 36 - Kenyataan
39 Chapter 37 - Bantuan
40 Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41 Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42 Chapter 40 - Pasar
43 Chapter 41 - Negosiasi
44 Chapter 42 - Persiapan
45 Chapter 43 - Pencatatan
46 Chapter 44 - Mencari Uang
47 Chapter 45 - Perkembangan
48 Chapter 46 - Tawaran
49 Chapter 47 - Pembicaraan
50 Chapter 48 - Kontrak
51 Chapter 48.5 - Sisi Lain
52 Chapter 49 - Kehidupan Baru
53 Chapter 50 - Misi Peramu
54 Chapter 51 - Berbisnis
55 Chapter 52 - Kegiatan
56 Chapter 53 - Surat
57 Chapter 54 - Garis Depan
58 Chapter 55 - Pekerjaan
59 Chapter 56 - Akademi Sihir
60 Chapter 57 - Kelas Sihir
61 Chapter 58 - Pasar Budak
62 Chapter 59 - Benang Takdir
63 Chapter 60 - Pencarian
64 Chapter 61 - Pertemuan
65 Chapter 62 - Kenyataan
66 Chapter 63 - Reuni
67 Chapter 64 - Lembaran Baru
68 Arc 2 - Nobility
69 Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70 Chapter 66 - Manajemen
71 Chapter 67 - Penglihatan
72 Chapter 68 - Sisi Lain
73 Chapter 69 - Panggilan
74 Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75 Chapter 71 - Perjalanan
76 Chapter 72 - Desa Rarth
77 Chapter 73 - Igor Sikorsky
78 Chapter 74 - Semangat Juang
79 Chapter 75 - Motif
80 Chapter 76 - Pesan
81 Chapter 77 - Kembali
82 Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83 Chapter 79 - Kedai Bulan
84 Chapter 80 - Kunjungan
85 Chapter 81 - Enchantment
86 Chapter 82 - Hasil
87 Chapter 83 - Rapat
88 Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89 Chapter 85 - Pertemuan
90 Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91 Chapter 87 - Pendaftaran
92 Chapter 88 - Promotor
93 Chapter 89 - Kenyataan
94 Chapter 90 - Pelajaran
95 Chapter 91 - Pertukaran
96 Chapter 92 - Senjata Sihir
97 Chapter 93 - Mark 1
98 Chapter 94 - Parade?
99 Chapter 95 - Penyergapan
100 Chapter 96 - Perburuan
101 Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102 Chapter 97 - Dua Sisi
103 Chapter 98 - Hasil Akhir
104 Chapter 99 - Pengorbanan
105 Chapter 100 - Revelation
106 Chapter 101 - Kelulusan
107 Chapter 102 - Kenyataan
108 Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109 Chapter 104 - Pengganti
110 Chapter 105 - Kebijakan Baru
111 Chapter 106 - Divisi Khusus
112 Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113 Chapter 108 - Serangan Dadakan
114 Chapter 109 - Pertempuran
115 Chapter 110 - Pembantaian
116 Chapter 111 - Kembali
117 Chapter 112 - Sisi Lain
118 Chapter 113 - Kepala Akademi
119 Chapter 114 - Pilihan
120 Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121 Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122 Chapter 117 - Masalah Besar
123 Chapter 118 - Raja Iblis
124 Chapter 119 - Saran
125 Chapter 120 - Saudari
126 Chapter 121 - Kecurigaan
127 Chapter 122 - Utusan
128 Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129 Chapter 124 - Keputusan
130 Chapter 125 - Kebenaran
131 Chapter 126 - Iblis
132 Chapter 127 - Kekacauan
133 Chapter 128 - Akhir
134 Epilog Arc 2
135 Arc 3 - Golden Age
136 Chapter 129 - Perkembangan
137 Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138 Chapter 131 - Krisis
139 Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140 Promosi
141 Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142 Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143 Chapter 135 - Phyrric Victory
144 Chapter 136 - Taste of Defeat
145 Chapter 137 - Kepulangan
146 Chapter 138 - Kabar
147 Chapter 139 - New Dawn
148 Chapter 140 - Agreement
149 Chapter 141 - Journey
150 Chapter 142 - Kebenaran
151 Chapter 143 - Encounter
152 Chapter 144 - Pengorbanan
153 Chapter 145 - Sisi Lain
154 Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155 Chapter 147 - Dua Pemikiran
156 Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157 Selfish Ending - A Peaceful World
158 Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159 Epilog Bagian 2 - Dunia Impian
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Arc 1 - Redemption
2
Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3
Chapter 2 - Bertahan Hidup
4
Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5
Chapter 4 - Pahlawan Baru
6
Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7
Chapter 6 - Kemenangan
8
Chapter 7 - Kawan Baru
9
Chapter 8 - Hari Baru
10
Chapter 9 - Tidak Mau
11
Chapter 10 - Berkat
12
Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13
Chapter 11 - Kemampuan Baru
14
Chapter 12 - Tambang Carthia
15
Chapter 13 - Emas!
16
Chapter 14 - Awal Mula
17
Chapter 15 - Kegelapan
18
Chapter 16 - Pergantian
19
Chapter 17 - Musim Dingin
20
Chapter 18 - Penjelasan
21
Chapter 19 - Awal Baru
22
Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23
Chapter 21 - Rencana
24
Chapter 22 - Balasan
25
Chapter 23 - Kenyataan
26
Chapter 24 - Keluar
27
Chapter 25 - Danau Aegis
28
Chapter 26 - Istirahat
29
Chapter 27 - Sisi Lain
30
Chapter 28 - Pekerjaan
31
Chapter 29 - Pijakan Pertama
32
Chapter 30 - Hasil
33
Chapter 31 - Petualang
34
Chapter 32 - Keseharian
35
Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36
Chapter 34 - Awal Perjalanan
37
Chapter 35 - Monster
38
Chapter 36 - Kenyataan
39
Chapter 37 - Bantuan
40
Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41
Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42
Chapter 40 - Pasar
43
Chapter 41 - Negosiasi
44
Chapter 42 - Persiapan
45
Chapter 43 - Pencatatan
46
Chapter 44 - Mencari Uang
47
Chapter 45 - Perkembangan
48
Chapter 46 - Tawaran
49
Chapter 47 - Pembicaraan
50
Chapter 48 - Kontrak
51
Chapter 48.5 - Sisi Lain
52
Chapter 49 - Kehidupan Baru
53
Chapter 50 - Misi Peramu
54
Chapter 51 - Berbisnis
55
Chapter 52 - Kegiatan
56
Chapter 53 - Surat
57
Chapter 54 - Garis Depan
58
Chapter 55 - Pekerjaan
59
Chapter 56 - Akademi Sihir
60
Chapter 57 - Kelas Sihir
61
Chapter 58 - Pasar Budak
62
Chapter 59 - Benang Takdir
63
Chapter 60 - Pencarian
64
Chapter 61 - Pertemuan
65
Chapter 62 - Kenyataan
66
Chapter 63 - Reuni
67
Chapter 64 - Lembaran Baru
68
Arc 2 - Nobility
69
Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70
Chapter 66 - Manajemen
71
Chapter 67 - Penglihatan
72
Chapter 68 - Sisi Lain
73
Chapter 69 - Panggilan
74
Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75
Chapter 71 - Perjalanan
76
Chapter 72 - Desa Rarth
77
Chapter 73 - Igor Sikorsky
78
Chapter 74 - Semangat Juang
79
Chapter 75 - Motif
80
Chapter 76 - Pesan
81
Chapter 77 - Kembali
82
Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83
Chapter 79 - Kedai Bulan
84
Chapter 80 - Kunjungan
85
Chapter 81 - Enchantment
86
Chapter 82 - Hasil
87
Chapter 83 - Rapat
88
Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89
Chapter 85 - Pertemuan
90
Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91
Chapter 87 - Pendaftaran
92
Chapter 88 - Promotor
93
Chapter 89 - Kenyataan
94
Chapter 90 - Pelajaran
95
Chapter 91 - Pertukaran
96
Chapter 92 - Senjata Sihir
97
Chapter 93 - Mark 1
98
Chapter 94 - Parade?
99
Chapter 95 - Penyergapan
100
Chapter 96 - Perburuan
101
Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102
Chapter 97 - Dua Sisi
103
Chapter 98 - Hasil Akhir
104
Chapter 99 - Pengorbanan
105
Chapter 100 - Revelation
106
Chapter 101 - Kelulusan
107
Chapter 102 - Kenyataan
108
Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109
Chapter 104 - Pengganti
110
Chapter 105 - Kebijakan Baru
111
Chapter 106 - Divisi Khusus
112
Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113
Chapter 108 - Serangan Dadakan
114
Chapter 109 - Pertempuran
115
Chapter 110 - Pembantaian
116
Chapter 111 - Kembali
117
Chapter 112 - Sisi Lain
118
Chapter 113 - Kepala Akademi
119
Chapter 114 - Pilihan
120
Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121
Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122
Chapter 117 - Masalah Besar
123
Chapter 118 - Raja Iblis
124
Chapter 119 - Saran
125
Chapter 120 - Saudari
126
Chapter 121 - Kecurigaan
127
Chapter 122 - Utusan
128
Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129
Chapter 124 - Keputusan
130
Chapter 125 - Kebenaran
131
Chapter 126 - Iblis
132
Chapter 127 - Kekacauan
133
Chapter 128 - Akhir
134
Epilog Arc 2
135
Arc 3 - Golden Age
136
Chapter 129 - Perkembangan
137
Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138
Chapter 131 - Krisis
139
Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140
Promosi
141
Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142
Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143
Chapter 135 - Phyrric Victory
144
Chapter 136 - Taste of Defeat
145
Chapter 137 - Kepulangan
146
Chapter 138 - Kabar
147
Chapter 139 - New Dawn
148
Chapter 140 - Agreement
149
Chapter 141 - Journey
150
Chapter 142 - Kebenaran
151
Chapter 143 - Encounter
152
Chapter 144 - Pengorbanan
153
Chapter 145 - Sisi Lain
154
Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155
Chapter 147 - Dua Pemikiran
156
Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157
Selfish Ending - A Peaceful World
158
Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159
Epilog Bagian 2 - Dunia Impian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!