Chapter 15 - Kegelapan

...- Kota Veratha -...

...- Sebelah Selatan Pegunungan Rustfell -...

Rombongan kereta yang berisi dengan banyak budak itu pun melewati gerbang kota dengan sangat mudah.

Tak ada satu pun pertanyaan dari para penjaga Kota. Semua itu terjadi sesaat setelah salah seorang yang mengenakan pakaian mewah menunjukkan suatu kartu.

Hanya dengan itu, maka Ia bebas melakukan apapun dengan kumpulan manusia yang ada di dalam kandang besi ini.

'Menjijikkan sekali. Begini kah dunia lain? Bukankah seharusnya manusia bersatu melawan Raja Iblis?' Pikir Dimas dalam hatinya.

Tapi pemikirannya itu bahkan tak bisa disetarakan seperti sebuah kerikil.

Tak ada seorang pun yang peduli.

Kereta kuda itu pun terus bergerak. Membawa semua orang itu ke suatu tempat. Yaitu sebuah bangunan yang cukup besar dan luas dengan banyak sekali orang.

Apa yang ada dalam pandangan Dimas saat ini....

'Ctaakk!'

"Cepat bergerak! Jangan buat aku rugi!" Teriak seorang Pria dengan badan yang cukup besar. Tangan kanannya tak ada henti-hentinya untuk memukul cambuk itu ke arah para budak.

Seluruh budak pun dikeluarkan dari dalam kandang besi itu.

Satu demi satu. Semuanya berbaris dengan rapi di hadapan tembok bangunan ini. Bersamaan dengan itu, beberapa orang terlihat mengalungkan papan kayu dengan nomor di tiap tubuh semua orang.

Termasuk Dimas.

"Tidak! Aku tidak ingi...."

'Cltaaakkk!!!'

Pukulan cambuk yang sangat kuat dan keras segera mengenai sosok seorang Pria yang berusaha untuk kabur itu. Bahkan meskipun kakinya terikat oleh rantai yang cukup berat.

'Bruuukk!'

Tak kuasa menahan rasa sakit dari cambuk itu, Pria itu pun terjatuh ke tanah. Sang 'pemilik' para budak ini pun segera berjalan mendekat.

Ia mengangkat kepala Pria itu dengan cukup kasar sambil berbicara.

"Katakan.... Kau akan bekerja untukku atau kau mau mati? Aku bisa dengan mudah mengantarkan kematianmu kepada mereka. Kau tahu? Mereka sangat suka dengan daging manusia." Ucap Pria yang mengenakan pakaian mahal itu sambil mengarahkan pandangannya ke kawanan anjing penjaga.

Apa yang dimaksudkan olehnya sangat jelas. Meski begitu....

Pria yang ada di hadapannya nampaknya tak begitu peduli. Atau mungkin, Ia tahu bahwa masa depannya sudah berakhir sejak rantai itu merenggut kebebasannya.

"Lepaskan aku! Atau aku akan...."

'Zraaassshh!'

Tanpa ragu, Pria yang nampaknya merupakan pemilik para budak itu pun menusukkan pisaunya ke arah lehernya. Membuatnya menerima luka yang cukup fatal.

Tak berhenti disana, Ia juga menusukkannya beberapa kali di kedua kakinya. Segera setelah itu....

"Lemparkan dia. Setidaknya harganya cukup murah untuk menjadi makanan mereka." Ucap Pria itu sambil berdiri dan kembali ke tempat teduh.

Beberapa orang penjaga pun segera mengangkat tubuh Pria yang tak lagi berdaya itu. Kemudian melemparkannya ke arah kawanan anjing penjaga yang terlihat begitu kelaparan itu.

Apa yang terjadi berikutnya....

'Yang benar saja?! Orang-orang ini serius?!' Teriak Dimas dalam hatinya sambil melihat pemandangan yang mengerikan itu.

Ia telah sepenuhnya sadar mengenai posisinya saat ini. Tapi Ia sama sekali tak menyangka bahwa status 'budak' akan seburuk ini di dunia ini.

Bahkan Dimas masih membayangkan kemewahan seperti hak asasi manusia sebelumnya. Tapi sekarang, semua itu luntur. Apa yang tersisa di dalam pikirannya adalah bagaimana caranya untuk bertahan hidup di tengah semua ini.

Setelah kejadian yang mengerikan itu, tak ada satu orang pun yang berani melawan. Apalagi untuk memberontak dan berusaha kabur.

Semuanya hanya terdiam menatap tanah dan menuruti seluruh perintah mereka.

Pada akhirnya, sejumlah 82 budak yang semuanya adalah laki-laki itu dibariskan dengan rapi. Termasuk dengan nomor yang menggantung di leher mereka.

"Kerja bagus semuanya. Sekarang, persilakan para tamu untuk masuk." Ucap sang pemilik itu dengan tenang sambil duduk di sebuah kursi di tempat yang teduh.

Sementara itu, Dimas beserta orang yang lain hanya bisa berdiri dan berbaris dengan rapi di tanah lapang, tepat di bawah terik matahari.

Beberapa saat berlalu....

Penjaga yang mengenakan perlengkapan tempur itu terlihat membukakan gerbang di tempat ini.

Dari balik gerbang itu, terlihat beberapa orang dengan pakaian yang terlihat cukup mewah. Menganggap satu atau dua dari mereka adalah bangsawan mungkin saja benar.

Tapi pertanyaan yang ada di dalam diri Dimas hanya satu.

'Kenapa orang-orang kaya seperti mereka kemari?'

Meskipun, pertanyaannya itu segera terjawab. Tak membutuhkan waktu lama, sang pemilik tempat ini pun berdiri dan menyambut para tamunya.

"Selamat datang, Tuan-Tuan dan Nyonya-Nyonya sekalian. Kali ini, kami akan menawarkan beberapa barang yang cukup menarik. Sebuah tenaga kerja yang akan membantu kalian melakukan apapun yang kalian butuhkan.

Tanpa perlu berbasa-basi lebih lama lagi, mari kita segera mulai pelelangannya." Ucap sang pemilik tempat ini sambil membuat wajah yang begitu ramah. Lengkap dengan senyuman yang lebar.

Mendengar kalimat itu, pikiran Dimas seakan mengalami korsleting. Tak mampu lagi bekerja baik.

'Barang? Lelang? Jadi semua ini....'

Itulah yang terakhir kali ada di dalam pikirannya.

Waktu pun terus berlalu dengan pikirannya yang kian lama semakin kosong. Apa yang ada di hadapannya berlalu begitu cepat.

Sesekali, Ia melihat beberapa orang kaya itu mengangkat tangannya sambil menyebutkan angka.

Angka yang dimaksud adalah jumlah dari 'barang' yang ingin mereka beli dan harga yang mereka tawarkan.

Pelelangan yang berlangsung selama beberapa puluh menit itu pun hanya terasa sekejap bagi Dimas segera setelah pukulan cambuk mengenai punggungnya.

"Cepat bergerak! Apa yang kau lakukan?! Tuan barumu telah menanti!"

Tanpa bisa menjawab, Ia hanya berjalan mengikuti arahan yang ada.

Bersama dengan dirinya adalah sosok 8 pemuda lain yang berjalan mengikuti seorang bangsawan dengan setelan jas berwarna keunguan yang indah.

Sesaat sebelum kembali menaiki kereta kuda, bangsawan itu membalik badannya. Memperlihatkan parasnya yang begitu tampan dengan kacamata itu.

Ia memberikan 'sambutan hangat' dengan senyumannya yang terlihat begitu mengerikan itu.

"Selamat datang semuanya. Mulai sekarang, aku, Baron Gilbert, akan menjadi Tuan dari kalian semua. Tenang saja, kalian akan bekerja di lingkungan yang baik dan memperoleh makanan yang cukup."

Dimas yang telah mulai kehilangan kepercayaannya terhadap manusia lainnya terlihat sama sekali tidak peduli dengan perkataannya.

Tatapannya masih terlihat kosong setelah berbagai kejadian barusan. Dan kini, Ia telah dihadapkan pada hal baru.

Yang Ia sendiri sangat yakin....

Bahwa apapun yang dikatakan oleh 'ular' di hadapannya itu hanyalah kebohongan.

"Jika kalian bekerja dengan baik, aku akan menjamin kehidupan kalian." Lanjut Bangsawan bernama Gilbert itu dengan senyumannya.

Beberapa orang terlihat percaya pada perkataannya, dan seakan melihat harapan baru.

Tapi pada kenyataannya.... Setelah mereka sampai di tempat kerja....

Sama seperti apa yang dipikirkan oleh Dimas sebelumnya.

Lingkungan kerja yang baik?

Makanan yang terjamin?

Barang mewah seperti apa itu?

Bahkan istirahat sekalipun merupakan sebuah kemewahan bagi mereka semua yang kali ini....

Harus bekerja lebih dari 20 jam sehari di dalam sebuah tambang.

Makanan yang diberikan kepada mereka hampir menyerupai makanan ternak. Dimana puluhan orang akan berebut sesaat setelah makanan menyerupai bubur yang menjijikkan itu dilemparkan ke tanah.

Dimas yang terbiasa hidup dengan lingkungan yang baik tentu saja terkejut dengan situasi ini.

Perutnya berteriak kelaparan. Tangan kanannya yang membawa beliung itu tak lagi memiliki tenaga untuk mengayunkannya.

'Haruskah.... Aku ikut berebut makanan? Tidak.... Hanya itu saja, setidaknya aku takkan melakukannya. Jika aku kembali menemukan sebuah butiran emas di tambang yang kering ini, aku akan memperoleh satu mangkuk sisa makanan yang layak.'

Itulah pikiran yang ada dalam diri Dimas.

Yang kini....

Sedikit demi sedikit....

Mulai kehilangan arti dari kata 'manusiawi' di dalam dirinya.

Terpopuler

Comments

Semau Gue

Semau Gue

jejak

👣👣👣

2023-07-26

2

Whats Shapt

Whats Shapt

kpn op ny tuh mc ????

lama² pembaca anda kabur semua thor klo kyk gni tros pdhl udh chp 15 loh....!!!!

2022-12-23

0

Kang Nyimak

Kang Nyimak

ya gimna, ya walaupun dia gk op cuma jangan terlalu sial nasib nya lah thor

2022-05-23

0

lihat semua
Episodes
1 Arc 1 - Redemption
2 Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3 Chapter 2 - Bertahan Hidup
4 Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5 Chapter 4 - Pahlawan Baru
6 Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7 Chapter 6 - Kemenangan
8 Chapter 7 - Kawan Baru
9 Chapter 8 - Hari Baru
10 Chapter 9 - Tidak Mau
11 Chapter 10 - Berkat
12 Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13 Chapter 11 - Kemampuan Baru
14 Chapter 12 - Tambang Carthia
15 Chapter 13 - Emas!
16 Chapter 14 - Awal Mula
17 Chapter 15 - Kegelapan
18 Chapter 16 - Pergantian
19 Chapter 17 - Musim Dingin
20 Chapter 18 - Penjelasan
21 Chapter 19 - Awal Baru
22 Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23 Chapter 21 - Rencana
24 Chapter 22 - Balasan
25 Chapter 23 - Kenyataan
26 Chapter 24 - Keluar
27 Chapter 25 - Danau Aegis
28 Chapter 26 - Istirahat
29 Chapter 27 - Sisi Lain
30 Chapter 28 - Pekerjaan
31 Chapter 29 - Pijakan Pertama
32 Chapter 30 - Hasil
33 Chapter 31 - Petualang
34 Chapter 32 - Keseharian
35 Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36 Chapter 34 - Awal Perjalanan
37 Chapter 35 - Monster
38 Chapter 36 - Kenyataan
39 Chapter 37 - Bantuan
40 Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41 Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42 Chapter 40 - Pasar
43 Chapter 41 - Negosiasi
44 Chapter 42 - Persiapan
45 Chapter 43 - Pencatatan
46 Chapter 44 - Mencari Uang
47 Chapter 45 - Perkembangan
48 Chapter 46 - Tawaran
49 Chapter 47 - Pembicaraan
50 Chapter 48 - Kontrak
51 Chapter 48.5 - Sisi Lain
52 Chapter 49 - Kehidupan Baru
53 Chapter 50 - Misi Peramu
54 Chapter 51 - Berbisnis
55 Chapter 52 - Kegiatan
56 Chapter 53 - Surat
57 Chapter 54 - Garis Depan
58 Chapter 55 - Pekerjaan
59 Chapter 56 - Akademi Sihir
60 Chapter 57 - Kelas Sihir
61 Chapter 58 - Pasar Budak
62 Chapter 59 - Benang Takdir
63 Chapter 60 - Pencarian
64 Chapter 61 - Pertemuan
65 Chapter 62 - Kenyataan
66 Chapter 63 - Reuni
67 Chapter 64 - Lembaran Baru
68 Arc 2 - Nobility
69 Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70 Chapter 66 - Manajemen
71 Chapter 67 - Penglihatan
72 Chapter 68 - Sisi Lain
73 Chapter 69 - Panggilan
74 Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75 Chapter 71 - Perjalanan
76 Chapter 72 - Desa Rarth
77 Chapter 73 - Igor Sikorsky
78 Chapter 74 - Semangat Juang
79 Chapter 75 - Motif
80 Chapter 76 - Pesan
81 Chapter 77 - Kembali
82 Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83 Chapter 79 - Kedai Bulan
84 Chapter 80 - Kunjungan
85 Chapter 81 - Enchantment
86 Chapter 82 - Hasil
87 Chapter 83 - Rapat
88 Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89 Chapter 85 - Pertemuan
90 Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91 Chapter 87 - Pendaftaran
92 Chapter 88 - Promotor
93 Chapter 89 - Kenyataan
94 Chapter 90 - Pelajaran
95 Chapter 91 - Pertukaran
96 Chapter 92 - Senjata Sihir
97 Chapter 93 - Mark 1
98 Chapter 94 - Parade?
99 Chapter 95 - Penyergapan
100 Chapter 96 - Perburuan
101 Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102 Chapter 97 - Dua Sisi
103 Chapter 98 - Hasil Akhir
104 Chapter 99 - Pengorbanan
105 Chapter 100 - Revelation
106 Chapter 101 - Kelulusan
107 Chapter 102 - Kenyataan
108 Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109 Chapter 104 - Pengganti
110 Chapter 105 - Kebijakan Baru
111 Chapter 106 - Divisi Khusus
112 Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113 Chapter 108 - Serangan Dadakan
114 Chapter 109 - Pertempuran
115 Chapter 110 - Pembantaian
116 Chapter 111 - Kembali
117 Chapter 112 - Sisi Lain
118 Chapter 113 - Kepala Akademi
119 Chapter 114 - Pilihan
120 Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121 Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122 Chapter 117 - Masalah Besar
123 Chapter 118 - Raja Iblis
124 Chapter 119 - Saran
125 Chapter 120 - Saudari
126 Chapter 121 - Kecurigaan
127 Chapter 122 - Utusan
128 Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129 Chapter 124 - Keputusan
130 Chapter 125 - Kebenaran
131 Chapter 126 - Iblis
132 Chapter 127 - Kekacauan
133 Chapter 128 - Akhir
134 Epilog Arc 2
135 Arc 3 - Golden Age
136 Chapter 129 - Perkembangan
137 Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138 Chapter 131 - Krisis
139 Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140 Promosi
141 Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142 Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143 Chapter 135 - Phyrric Victory
144 Chapter 136 - Taste of Defeat
145 Chapter 137 - Kepulangan
146 Chapter 138 - Kabar
147 Chapter 139 - New Dawn
148 Chapter 140 - Agreement
149 Chapter 141 - Journey
150 Chapter 142 - Kebenaran
151 Chapter 143 - Encounter
152 Chapter 144 - Pengorbanan
153 Chapter 145 - Sisi Lain
154 Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155 Chapter 147 - Dua Pemikiran
156 Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157 Selfish Ending - A Peaceful World
158 Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159 Epilog Bagian 2 - Dunia Impian
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Arc 1 - Redemption
2
Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3
Chapter 2 - Bertahan Hidup
4
Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5
Chapter 4 - Pahlawan Baru
6
Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7
Chapter 6 - Kemenangan
8
Chapter 7 - Kawan Baru
9
Chapter 8 - Hari Baru
10
Chapter 9 - Tidak Mau
11
Chapter 10 - Berkat
12
Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13
Chapter 11 - Kemampuan Baru
14
Chapter 12 - Tambang Carthia
15
Chapter 13 - Emas!
16
Chapter 14 - Awal Mula
17
Chapter 15 - Kegelapan
18
Chapter 16 - Pergantian
19
Chapter 17 - Musim Dingin
20
Chapter 18 - Penjelasan
21
Chapter 19 - Awal Baru
22
Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23
Chapter 21 - Rencana
24
Chapter 22 - Balasan
25
Chapter 23 - Kenyataan
26
Chapter 24 - Keluar
27
Chapter 25 - Danau Aegis
28
Chapter 26 - Istirahat
29
Chapter 27 - Sisi Lain
30
Chapter 28 - Pekerjaan
31
Chapter 29 - Pijakan Pertama
32
Chapter 30 - Hasil
33
Chapter 31 - Petualang
34
Chapter 32 - Keseharian
35
Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36
Chapter 34 - Awal Perjalanan
37
Chapter 35 - Monster
38
Chapter 36 - Kenyataan
39
Chapter 37 - Bantuan
40
Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41
Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42
Chapter 40 - Pasar
43
Chapter 41 - Negosiasi
44
Chapter 42 - Persiapan
45
Chapter 43 - Pencatatan
46
Chapter 44 - Mencari Uang
47
Chapter 45 - Perkembangan
48
Chapter 46 - Tawaran
49
Chapter 47 - Pembicaraan
50
Chapter 48 - Kontrak
51
Chapter 48.5 - Sisi Lain
52
Chapter 49 - Kehidupan Baru
53
Chapter 50 - Misi Peramu
54
Chapter 51 - Berbisnis
55
Chapter 52 - Kegiatan
56
Chapter 53 - Surat
57
Chapter 54 - Garis Depan
58
Chapter 55 - Pekerjaan
59
Chapter 56 - Akademi Sihir
60
Chapter 57 - Kelas Sihir
61
Chapter 58 - Pasar Budak
62
Chapter 59 - Benang Takdir
63
Chapter 60 - Pencarian
64
Chapter 61 - Pertemuan
65
Chapter 62 - Kenyataan
66
Chapter 63 - Reuni
67
Chapter 64 - Lembaran Baru
68
Arc 2 - Nobility
69
Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70
Chapter 66 - Manajemen
71
Chapter 67 - Penglihatan
72
Chapter 68 - Sisi Lain
73
Chapter 69 - Panggilan
74
Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75
Chapter 71 - Perjalanan
76
Chapter 72 - Desa Rarth
77
Chapter 73 - Igor Sikorsky
78
Chapter 74 - Semangat Juang
79
Chapter 75 - Motif
80
Chapter 76 - Pesan
81
Chapter 77 - Kembali
82
Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83
Chapter 79 - Kedai Bulan
84
Chapter 80 - Kunjungan
85
Chapter 81 - Enchantment
86
Chapter 82 - Hasil
87
Chapter 83 - Rapat
88
Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89
Chapter 85 - Pertemuan
90
Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91
Chapter 87 - Pendaftaran
92
Chapter 88 - Promotor
93
Chapter 89 - Kenyataan
94
Chapter 90 - Pelajaran
95
Chapter 91 - Pertukaran
96
Chapter 92 - Senjata Sihir
97
Chapter 93 - Mark 1
98
Chapter 94 - Parade?
99
Chapter 95 - Penyergapan
100
Chapter 96 - Perburuan
101
Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102
Chapter 97 - Dua Sisi
103
Chapter 98 - Hasil Akhir
104
Chapter 99 - Pengorbanan
105
Chapter 100 - Revelation
106
Chapter 101 - Kelulusan
107
Chapter 102 - Kenyataan
108
Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109
Chapter 104 - Pengganti
110
Chapter 105 - Kebijakan Baru
111
Chapter 106 - Divisi Khusus
112
Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113
Chapter 108 - Serangan Dadakan
114
Chapter 109 - Pertempuran
115
Chapter 110 - Pembantaian
116
Chapter 111 - Kembali
117
Chapter 112 - Sisi Lain
118
Chapter 113 - Kepala Akademi
119
Chapter 114 - Pilihan
120
Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121
Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122
Chapter 117 - Masalah Besar
123
Chapter 118 - Raja Iblis
124
Chapter 119 - Saran
125
Chapter 120 - Saudari
126
Chapter 121 - Kecurigaan
127
Chapter 122 - Utusan
128
Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129
Chapter 124 - Keputusan
130
Chapter 125 - Kebenaran
131
Chapter 126 - Iblis
132
Chapter 127 - Kekacauan
133
Chapter 128 - Akhir
134
Epilog Arc 2
135
Arc 3 - Golden Age
136
Chapter 129 - Perkembangan
137
Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138
Chapter 131 - Krisis
139
Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140
Promosi
141
Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142
Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143
Chapter 135 - Phyrric Victory
144
Chapter 136 - Taste of Defeat
145
Chapter 137 - Kepulangan
146
Chapter 138 - Kabar
147
Chapter 139 - New Dawn
148
Chapter 140 - Agreement
149
Chapter 141 - Journey
150
Chapter 142 - Kebenaran
151
Chapter 143 - Encounter
152
Chapter 144 - Pengorbanan
153
Chapter 145 - Sisi Lain
154
Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155
Chapter 147 - Dua Pemikiran
156
Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157
Selfish Ending - A Peaceful World
158
Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159
Epilog Bagian 2 - Dunia Impian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!