Chapter 6 - Kemenangan

Tepat setelah Wanita itu membuat penampilan yang luarbiasa....

'Bruukk!'

"Eh?!"

6 ekor Goblin yang lain segera menendang dan menyerang Wanita itu. Mulai dari memukulinya dengan tongkat kayu, menusuknya dengan pisau, dan bahkan menginjak-injaknya.

"Ughhh! Tolong aku!" Teriak Wanita itu dengan kedua lengan yang berusaha melindungi wajahnya.

Sedangkan Dimas sendiri?

'Yang benar saja? Jadi orang ini hanyalah orang bodoh yang tak takut mati?' Pikir Dimas dalam dirinya sendiri sambil memasang wajah yang terlihat begitu jijik.

Tapi untungnya, perhatian dari 6 Goblin yang tersisa telah teralihkan. Memberikan Dimas cukup waktu untuk memberikan serangan balasan.

'Jleebbb!'

Dimas menusukkan pisau kecilnya tepat ke punggung salah satu Goblin itu. Membunuhnya seketika karena mengenai organ vitalnya.

"Kraaaaa!!!"

Kelima Goblin yang tersisa segera berbalik arah dan kini kembali mulai menargetkan Dimas.

'Jadi makhluk ini benar-benar bodoh ya?' Pikir Dimas dalam hatinya. Ia berpikir bahwa mereka mudah terprovokasi dan tak bisa berpikir dengan baik.

Padahal jika mereka membagi anggotanya menjadi dua, setengah untuk melawan Dimas dan setengah lagi untuk melawan wanita itu, keduanya mungkin takkan selamat.

Tapi karena mereka mudah terprovokasi seperti ini....

"Oi! Kau jangan tidur saja. Segera lakukan sesuatu lagi sebelum aku terbunuh!" Teriak Dimas yang mulai menggunakan jurus rahasianya, yaitu mengayunkan pisau ke segala arah secara acak. Membuat keenam Goblin itu merasa sedikit terintimidasi.

Mendengar teriakan itu, Wanita yang baru saja dijadikan bulan-bulanan oleh para Goblin itu pun kembali bangkit. Tangan kanannya telah memegang pedangnya dengan erat.

Tapi perbedaannya, kali ini wajahnya cukup babak belur dengan zirah kulit yang mulai robek di beberapa bagian. Termasuk juga darah yang mengalir secara perlahan pada beberapa bagian tubuhnya.

"Kuugghh.... Goblin sialan. Aku akan membunuh kalian semua." Ucap Wanita itu kini memegang pedang itu dengan kedua tangannya.

Kuda-kudanya telah siap. Siap untuk melayangkan tebasan yang paling kuat yang pernah dilakukan seumur hidupnya.

Segera setelah mengatur nafasnya, Wanita itu pun bergerak untuk menyelamatkan Dimas yang setiap detiknya semakin panik.

"Oi wanita sialan! Apalagi yang kau tunggu?!"

Bersamaan dengan teriakan itu....

'ZRAAAATTT!!!'

Sebuah tebasan yang sangat kuat berhasil dilayangkan oleh wanita itu. Menebas leher empat Goblin sekaligus.

'Truukk! Ttuukk!'

Empat kepala berjatuhan dan menggelinding di tanah. Tak berselang lama setelah itu, tubuh dari keempat Goblin itu pun mulai tersungkur.

"Kaaa...."

Kali ini, respon dari para Goblin sedikit berbeda. Mereka terlihat sedikit ketakutan karena tindakan dari dua manusia yang ada di hadapan mereka itu.

Tubuh mereka seakan mulai sulit untuk digerakkan. Bahkan kaki mereka tak lagi selaras dengan pikiran mereka.

Satu-satunya hal yang dipikirkan di kepala hijau mereka adalah untuk segera kabur dari tempat ini.

Akan tetapi....

"Hah.... Kalian benar-benar merepotkan sekali. Sekarang akan kutunjukkan, bagaimana caranya seorang laki-laki bertarung." Ucap Dimas sambil segera menyiapkan pisaunya.

Ia memasang kuda-kuda dengan tangan kiri di depan sedangkan tangan kanan yang membawa pisau di belakang. Tatapannya sangat fokus kepada seekor Goblin yang tepat berada di depan matanya.

Sementara itu, Wanita dengan tubuh yang penuh luka itu nampak memberikan tatapan yang sangat mengerikan.

"Makhluk kecil sialan.... Berani-beraninya kau melakukan ini padaku...." Ucap Wanita itu sambil berjalan secara perlahan ke arah Goblin yang satunya.

Ia menyeret pedangnya di tanah dan terus memberikan tatapan mata yang mengintimidasi.

Tak butuh waktu lama bagi mereka berdua untuk membunuh sisa Goblin yang telah terdiam karena rasa takut mereka itu.

Dan akhirnya....

Lahan pertanian yang baru saja akan digarap ini, memperoleh beberapa benda tambahan seperti darah dan juga mayat dari Goblin.

'Brukk!!'

"Hah! Melelahkan sekali! Aku bisa mengerjakan lahan ini seharian tapi apa-apaan dengan bertarung?!" Keluh Dimas pada dirinya sendiri sambil melemparkan tubuhnya ke tanah.

Di sisi lain, Wanita yang telah penuh luka itu juga tergeletak seakan kehabisan tenaganya.

"Dimas ya? Terimakasih atas bantuannya." Ucap Wanita itu sambil mengistirahatkan badannya. Meski begitu, luka yang ada di tubuhnya tetap terus berlanjut.

Darah secara perlahan mengalir dari sisi samping perutnya. Melewati zirah kulit yang telah robek itu.

Setelah mengamatinya sesaat, Dimas mulai merasa sedikit khawatir.

'Tunggu dulu! Apakah wanita yang ditakdirkan untuk menjadi penyelamat diriku dari status single ini akan mati disini?! Tidak! Aku takkan membiarkannya!' Teriak Dimas dalam hatinya sambil segera berdiri dari tidurnya.

Ia mendekat ke arah tubuh wanita itu yang seakan telah tak berdaya sama sekali.

"Dewi Silvie... maafkan diriku karena gagal melaksanakan tugas yang kau berikan... aku... nampaknya akan mati disini." Ucap wanita itu dengan suara yang semakin lama semakin lirih.

Tak hanya perutnya, bahu kirinya juga berdarah. Termasuk juga dengan kaki yang mulai membengkak karena banyaknya serangan dari Goblin itu.

Dimas yang melihat pemandangan ini pun tak bisa tinggal diam.

"Jangan berbicara seperti itu! Aku akan menyelamatkanmu! Aku berjanji!" Teriak Dimas yng kini mulai mengabaikan keinginan pribadinya.

Saat ini, apa yang ada di dalam pikirannya hanya satu. Yaitu untuk menyelamatkan wanita yang ada di hadapannya.

'Sreeeetttt!!!'

Dimas membuka pakaiannya dan merobeknya menjadi beberapa bagian yang cukup panjang. Setidaknya cukup untuk menutup lukanya sementara waktu.

Dimulai dari bahu wanita itu, Dimas membalut lukanya dengan baik.

Sedangkan untuk luka yang ada di kakinya, Dimas hanya melepaskan sepatu kulit dan pelindung kaki yang menempel di tubuh wanita itu. Setidaknya untuk mengurangi tekanan pada luka yang ada.

Dan yang terakhir luka di perutnya....

Dimas sendiri merasa sedikit ketakutan untuk melihat luka apa yang ada di balik zirah kulit itu. Ia sudah membayangkan banyaknya darah dan isi perut yang mungkin keluar.

Itu semua didasarkan atas tingkah dan sikap Wanita itu selama ini. Seakan-akan luka yang dideritanya begitu parah.

Tapi melihat wajah wanita itu yang setiap detiknya semakin lemas, Dimas pun memberanikan dirinya untuk membuka zirah kulit itu.

'Sreeett!'

Dimas memotong zirah kulit itu dengan pisaunya untuk memastikan dimana luka itu berada. Termasuk juga untuk segera mengobatinya.

Jantungnya berdegup kencang karena rasa takut yang ada di dalam hatinya. Tak hanya itu, jika memang benar wanita ini diutus oleh Dewi Silvie untuk membantunya....

'Apapun yang terjadi aku tak boleh membiarkannya mati.'

Tapi pada saat Dimas membuka matanya lebar-lebar untuk melihat luka yang diderita....

"Apa yang kau lakukan sekarang?! Apakah kau akan menggauliku di saat aku tak berdaya?!" Teriak wanita itu dengan keras sambil berusaha untuk menjauhi Dimas.

Tapi tak ada sedikitpun reaksi dari Pria itu.

Hanya sebuah tatapan datar yang penuh dengan kekecewaan. Atau mungkin kekesalan.

Bagaimana tidak?

"Oi.... Itu hanya luka gores biasa kan? Tak perlu untuk membuat heboh situasi ini...." Ucap Dimas sambil memberikan tatapan yang penuh dengan kekecewaan.

"Maaf saja! Tapi ini pertama kalinya bagiku terluka seperti ini!"

Dan akhirnya....

Sosok Heroine yang dinanti-nanti oleh Dimas, yang diharapkan mungkin akan menjadi pemecah masalah statusnya....

Nampaknya harus menunggu keajaiban yang lain.

Yang mungkin takkan pernah tiba.

Terpopuler

Comments

Pecinta MILF

Pecinta MILF

di GB kek goblin slayer

2023-10-13

1

Semau Gue

Semau Gue

jejak

👣👣👣

2023-06-14

1

Hanachi

Hanachi

kok bisa ya mikir ke situ ini dimas 😄

2022-11-07

0

lihat semua
Episodes
1 Arc 1 - Redemption
2 Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3 Chapter 2 - Bertahan Hidup
4 Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5 Chapter 4 - Pahlawan Baru
6 Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7 Chapter 6 - Kemenangan
8 Chapter 7 - Kawan Baru
9 Chapter 8 - Hari Baru
10 Chapter 9 - Tidak Mau
11 Chapter 10 - Berkat
12 Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13 Chapter 11 - Kemampuan Baru
14 Chapter 12 - Tambang Carthia
15 Chapter 13 - Emas!
16 Chapter 14 - Awal Mula
17 Chapter 15 - Kegelapan
18 Chapter 16 - Pergantian
19 Chapter 17 - Musim Dingin
20 Chapter 18 - Penjelasan
21 Chapter 19 - Awal Baru
22 Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23 Chapter 21 - Rencana
24 Chapter 22 - Balasan
25 Chapter 23 - Kenyataan
26 Chapter 24 - Keluar
27 Chapter 25 - Danau Aegis
28 Chapter 26 - Istirahat
29 Chapter 27 - Sisi Lain
30 Chapter 28 - Pekerjaan
31 Chapter 29 - Pijakan Pertama
32 Chapter 30 - Hasil
33 Chapter 31 - Petualang
34 Chapter 32 - Keseharian
35 Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36 Chapter 34 - Awal Perjalanan
37 Chapter 35 - Monster
38 Chapter 36 - Kenyataan
39 Chapter 37 - Bantuan
40 Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41 Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42 Chapter 40 - Pasar
43 Chapter 41 - Negosiasi
44 Chapter 42 - Persiapan
45 Chapter 43 - Pencatatan
46 Chapter 44 - Mencari Uang
47 Chapter 45 - Perkembangan
48 Chapter 46 - Tawaran
49 Chapter 47 - Pembicaraan
50 Chapter 48 - Kontrak
51 Chapter 48.5 - Sisi Lain
52 Chapter 49 - Kehidupan Baru
53 Chapter 50 - Misi Peramu
54 Chapter 51 - Berbisnis
55 Chapter 52 - Kegiatan
56 Chapter 53 - Surat
57 Chapter 54 - Garis Depan
58 Chapter 55 - Pekerjaan
59 Chapter 56 - Akademi Sihir
60 Chapter 57 - Kelas Sihir
61 Chapter 58 - Pasar Budak
62 Chapter 59 - Benang Takdir
63 Chapter 60 - Pencarian
64 Chapter 61 - Pertemuan
65 Chapter 62 - Kenyataan
66 Chapter 63 - Reuni
67 Chapter 64 - Lembaran Baru
68 Arc 2 - Nobility
69 Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70 Chapter 66 - Manajemen
71 Chapter 67 - Penglihatan
72 Chapter 68 - Sisi Lain
73 Chapter 69 - Panggilan
74 Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75 Chapter 71 - Perjalanan
76 Chapter 72 - Desa Rarth
77 Chapter 73 - Igor Sikorsky
78 Chapter 74 - Semangat Juang
79 Chapter 75 - Motif
80 Chapter 76 - Pesan
81 Chapter 77 - Kembali
82 Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83 Chapter 79 - Kedai Bulan
84 Chapter 80 - Kunjungan
85 Chapter 81 - Enchantment
86 Chapter 82 - Hasil
87 Chapter 83 - Rapat
88 Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89 Chapter 85 - Pertemuan
90 Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91 Chapter 87 - Pendaftaran
92 Chapter 88 - Promotor
93 Chapter 89 - Kenyataan
94 Chapter 90 - Pelajaran
95 Chapter 91 - Pertukaran
96 Chapter 92 - Senjata Sihir
97 Chapter 93 - Mark 1
98 Chapter 94 - Parade?
99 Chapter 95 - Penyergapan
100 Chapter 96 - Perburuan
101 Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102 Chapter 97 - Dua Sisi
103 Chapter 98 - Hasil Akhir
104 Chapter 99 - Pengorbanan
105 Chapter 100 - Revelation
106 Chapter 101 - Kelulusan
107 Chapter 102 - Kenyataan
108 Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109 Chapter 104 - Pengganti
110 Chapter 105 - Kebijakan Baru
111 Chapter 106 - Divisi Khusus
112 Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113 Chapter 108 - Serangan Dadakan
114 Chapter 109 - Pertempuran
115 Chapter 110 - Pembantaian
116 Chapter 111 - Kembali
117 Chapter 112 - Sisi Lain
118 Chapter 113 - Kepala Akademi
119 Chapter 114 - Pilihan
120 Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121 Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122 Chapter 117 - Masalah Besar
123 Chapter 118 - Raja Iblis
124 Chapter 119 - Saran
125 Chapter 120 - Saudari
126 Chapter 121 - Kecurigaan
127 Chapter 122 - Utusan
128 Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129 Chapter 124 - Keputusan
130 Chapter 125 - Kebenaran
131 Chapter 126 - Iblis
132 Chapter 127 - Kekacauan
133 Chapter 128 - Akhir
134 Epilog Arc 2
135 Arc 3 - Golden Age
136 Chapter 129 - Perkembangan
137 Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138 Chapter 131 - Krisis
139 Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140 Promosi
141 Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142 Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143 Chapter 135 - Phyrric Victory
144 Chapter 136 - Taste of Defeat
145 Chapter 137 - Kepulangan
146 Chapter 138 - Kabar
147 Chapter 139 - New Dawn
148 Chapter 140 - Agreement
149 Chapter 141 - Journey
150 Chapter 142 - Kebenaran
151 Chapter 143 - Encounter
152 Chapter 144 - Pengorbanan
153 Chapter 145 - Sisi Lain
154 Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155 Chapter 147 - Dua Pemikiran
156 Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157 Selfish Ending - A Peaceful World
158 Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159 Epilog Bagian 2 - Dunia Impian
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Arc 1 - Redemption
2
Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3
Chapter 2 - Bertahan Hidup
4
Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5
Chapter 4 - Pahlawan Baru
6
Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7
Chapter 6 - Kemenangan
8
Chapter 7 - Kawan Baru
9
Chapter 8 - Hari Baru
10
Chapter 9 - Tidak Mau
11
Chapter 10 - Berkat
12
Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13
Chapter 11 - Kemampuan Baru
14
Chapter 12 - Tambang Carthia
15
Chapter 13 - Emas!
16
Chapter 14 - Awal Mula
17
Chapter 15 - Kegelapan
18
Chapter 16 - Pergantian
19
Chapter 17 - Musim Dingin
20
Chapter 18 - Penjelasan
21
Chapter 19 - Awal Baru
22
Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23
Chapter 21 - Rencana
24
Chapter 22 - Balasan
25
Chapter 23 - Kenyataan
26
Chapter 24 - Keluar
27
Chapter 25 - Danau Aegis
28
Chapter 26 - Istirahat
29
Chapter 27 - Sisi Lain
30
Chapter 28 - Pekerjaan
31
Chapter 29 - Pijakan Pertama
32
Chapter 30 - Hasil
33
Chapter 31 - Petualang
34
Chapter 32 - Keseharian
35
Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36
Chapter 34 - Awal Perjalanan
37
Chapter 35 - Monster
38
Chapter 36 - Kenyataan
39
Chapter 37 - Bantuan
40
Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41
Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42
Chapter 40 - Pasar
43
Chapter 41 - Negosiasi
44
Chapter 42 - Persiapan
45
Chapter 43 - Pencatatan
46
Chapter 44 - Mencari Uang
47
Chapter 45 - Perkembangan
48
Chapter 46 - Tawaran
49
Chapter 47 - Pembicaraan
50
Chapter 48 - Kontrak
51
Chapter 48.5 - Sisi Lain
52
Chapter 49 - Kehidupan Baru
53
Chapter 50 - Misi Peramu
54
Chapter 51 - Berbisnis
55
Chapter 52 - Kegiatan
56
Chapter 53 - Surat
57
Chapter 54 - Garis Depan
58
Chapter 55 - Pekerjaan
59
Chapter 56 - Akademi Sihir
60
Chapter 57 - Kelas Sihir
61
Chapter 58 - Pasar Budak
62
Chapter 59 - Benang Takdir
63
Chapter 60 - Pencarian
64
Chapter 61 - Pertemuan
65
Chapter 62 - Kenyataan
66
Chapter 63 - Reuni
67
Chapter 64 - Lembaran Baru
68
Arc 2 - Nobility
69
Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70
Chapter 66 - Manajemen
71
Chapter 67 - Penglihatan
72
Chapter 68 - Sisi Lain
73
Chapter 69 - Panggilan
74
Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75
Chapter 71 - Perjalanan
76
Chapter 72 - Desa Rarth
77
Chapter 73 - Igor Sikorsky
78
Chapter 74 - Semangat Juang
79
Chapter 75 - Motif
80
Chapter 76 - Pesan
81
Chapter 77 - Kembali
82
Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83
Chapter 79 - Kedai Bulan
84
Chapter 80 - Kunjungan
85
Chapter 81 - Enchantment
86
Chapter 82 - Hasil
87
Chapter 83 - Rapat
88
Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89
Chapter 85 - Pertemuan
90
Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91
Chapter 87 - Pendaftaran
92
Chapter 88 - Promotor
93
Chapter 89 - Kenyataan
94
Chapter 90 - Pelajaran
95
Chapter 91 - Pertukaran
96
Chapter 92 - Senjata Sihir
97
Chapter 93 - Mark 1
98
Chapter 94 - Parade?
99
Chapter 95 - Penyergapan
100
Chapter 96 - Perburuan
101
Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102
Chapter 97 - Dua Sisi
103
Chapter 98 - Hasil Akhir
104
Chapter 99 - Pengorbanan
105
Chapter 100 - Revelation
106
Chapter 101 - Kelulusan
107
Chapter 102 - Kenyataan
108
Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109
Chapter 104 - Pengganti
110
Chapter 105 - Kebijakan Baru
111
Chapter 106 - Divisi Khusus
112
Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113
Chapter 108 - Serangan Dadakan
114
Chapter 109 - Pertempuran
115
Chapter 110 - Pembantaian
116
Chapter 111 - Kembali
117
Chapter 112 - Sisi Lain
118
Chapter 113 - Kepala Akademi
119
Chapter 114 - Pilihan
120
Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121
Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122
Chapter 117 - Masalah Besar
123
Chapter 118 - Raja Iblis
124
Chapter 119 - Saran
125
Chapter 120 - Saudari
126
Chapter 121 - Kecurigaan
127
Chapter 122 - Utusan
128
Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129
Chapter 124 - Keputusan
130
Chapter 125 - Kebenaran
131
Chapter 126 - Iblis
132
Chapter 127 - Kekacauan
133
Chapter 128 - Akhir
134
Epilog Arc 2
135
Arc 3 - Golden Age
136
Chapter 129 - Perkembangan
137
Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138
Chapter 131 - Krisis
139
Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140
Promosi
141
Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142
Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143
Chapter 135 - Phyrric Victory
144
Chapter 136 - Taste of Defeat
145
Chapter 137 - Kepulangan
146
Chapter 138 - Kabar
147
Chapter 139 - New Dawn
148
Chapter 140 - Agreement
149
Chapter 141 - Journey
150
Chapter 142 - Kebenaran
151
Chapter 143 - Encounter
152
Chapter 144 - Pengorbanan
153
Chapter 145 - Sisi Lain
154
Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155
Chapter 147 - Dua Pemikiran
156
Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157
Selfish Ending - A Peaceful World
158
Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159
Epilog Bagian 2 - Dunia Impian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!