Chapter 9 - Tidak Mau

Beberapa minggu telah berlalu semenjak kehadiran Reina di desa ini. Sebuah angin yang segar bagi Dimas yang tak pernah kenal dengan seorang gadis. Apalagi yang secantik dirinya.

Hanya saja....

"Dimas! Saatnya berlatih! Mari persiapkan diri untuk...."

"Tidak mau. Aku akan menjawabnya sebanyak kau menanyakannya padaku. Tapi aku tak peduli dengan keinginan para Dewi itu." Balas Dimas dengan wajah yang sinis.

Kebahagiaannya karena Reina hanya berlangsung singkat, segera setelah dihadapkan sebuah kenyataan pahit. Yaitu sebuah kenyataan bahwa beberapa bulan lagi akan mulai memasuki musim dingin.

Dan menurut pernyataan dari pak tua Zack, termasuk beberapa orang yang lain....

Musim dingin di dunia ini adalah salah satu penyebab kematian yang terbesar, selain dari serangan para iblis.

Bagaimana tidak?

Suhu bisa menurun hingga -20°C atau lebih rendah lagi. Tak hanya itu, matahari hanya akan terlihat selama 2 atau 3 jam saja dalam sehari. Sedangkan sisanya akan berada dalam kegelapan malam.

Akan tetapi, Reina juga merupakan sosok yang keras kepala dan pantang menyerah. Semangatnya takkan luntur hanya dengan perkataan Dimas saja.

"Tolonglah.... Ayo, kita harus berlatih untuk mengalahkan Raja Iblis...." Rengek Reina sambil terus menarik tubuh Dimas.

"Menjijikkan sekali! Berhentilah merengek dan berlatihlah sendiri! Aku harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan makanan selama musim dingin!" Balas Dimas sambil terus berusaha berjalan menjauhi gadis itu.

Langkah kakinya semakin berat seiring dengan tubuh Reina yang berada di tanah.

Kedua tangan kecil yang halus itu terus menerus memegangi kaki kanan Dimas. Tak ada sedikitpun rencana untuk melepaskannya.

"Dimas.... Kita harus menyelamatkan dunia ini...."

Merasa kesal karena terus diganggu, akhirnya Dimas pun segera berhenti berjalan dan membalikkan badannya.

Seketika, wajah Reina kembali bersinar dengan cerah. Ia pun segera berdiri dan mengepalkan kedua tangannya.

"Hanya untuk memastikan saja. Apa yang telah dikatakan oleh Dewi busuk itu padamu?" Tanya Dimas dengan wajah yang sinis.

Reina yang memperoleh pertanyaan itu pun terlihat sedikit kebingungan. Tak tahu harus menjawab seperti apa.

Tapi bagi orang licik seperti Dimas, yang bahkan bisa mengakali dan membodohi beberapa petugas bank kredit....

"Terserah saja. Aku takkan membantumu jika kau juga tak bisa bekerjasama denganku. Ucapkanlah selamat tinggal pada misi bodohmu itu." Lanjut Dimas sambil segera membalikkan badannya.

Tentu saja, itu bukanlah perkataan yang sebenarnya. Melainkan hanya sebuah umpan untuk membuat lawan bicaranya terdesak.

Dan ketika mereka terdesak.... Biasanya hal yang luarbiasa akan terjadi.

Persis seperti apa yang telah diprediksi oleh Pria itu.

"Tunggu! Aku akan mengatakannya! Jika aku melakukannya, kau akan membantuku dalam misi ini kan?!" Teriak Reina dengan wajah yang terlihat begitu putus asa.

Tanpa menjawab, Dimas hanya sedikit menganggukkan kepalanya. Hanya satu kali saja.

Tapi itu sudah cukup untuk membuat gadis kecil di hadapannya merasa lega. Seakan harapan kembali muncul kepadanya.

"Baiklah.... Aku akan mengatakannya."

Reina tanpa ragu membocorkan semua isi dari rencana yang telah digelontorkan oleh Dewi Silvie kepadanya.

Tak ada sedikitpun detail yang terlewat.

Dimas di sisi lain juga sama sekali tak melewatkan satupun perkataan Reina. Apa yang terjadi saat ini, adalah sebuah rentetan informasi yang sangat penting.

Setidaknya untuk mengetahui mengenai sosok yang disebut sebagai Dewi itu sendiri.

Rencana yang diberikan oleh Silvie sangatlah sederhana. Yaitu untuk memperdaya Dimas dengan kecantikan dari Reina itu sendiri.

Karena Dimas sendiri adalah seorang perjaka yang sangat akut, bahkan bisa disebut sebagai salah satu ahli dalam bidang itu, Silvie berpikir bahwa memanfaatkan seorang gadis yang cantik akan cukup untuk membuat Dimas tergerak.

Dan sejujurnya rencana itu memang berhasil. Segera setelah Dimas memperoleh ciuman dari Reina, jantungnya berdegup kencang dan pikirannya mulai rusak. Seakan-akan mau untuk menuruti semua dari perkataan Reina.

Tapi semua itu luntur kembali beberapa saat kemudian. Alasannya? Tentu saja Dimas mencurigai mengenai hal ini.

Itu karena dia sendiri tahu, bahwa apapun yang terjadi, takkan ada seorang gadis yang mau dengannya. Hal itu telah dibuktikannya berkali-kali.

"Jadi pada intinya, Dewi sialan itu hanya ingin kau memperdaya diriku? Lalu melakukan apa yang mereka inginkan, yaitu mengalahkan raja iblis?" Tanya Dimas kembali untuk memastikan.

Reina pun mengangguk dengan sekuat tenaga berkali-kali.

"Itu benar! Jadi ayolah! Kita harus segera bersiap dan...."

"Untuk memastikan saja. Apakah kau tahu seberapa kuat raja iblis itu?" Tanya Dimas singkat.

Dan apa yang paling ditakutkan oleh Dimas pun terjadi tepat di hadapannya. Wajah dari gadis yang cantik dan menawan itu seketika luntur.

Kini ekspresi wajahnya menyerupai seekor kera yang kebingungan. Tak mampu memahami apa yang dimaksud oleh lawan bicaranya.

"Hmm? Entahlah. Tapi kita pasti akan menang bukan? Itu karena kekuatan kebaikan pasti akan memperoleh jalan un...."

"Kekuatan kebaikan itu telah dikalahkan setidaknya 3.000 kali." Balas Dimas singkat sambil memotong perkataan Reina.

"Eh? Apa maksudnya dengan itu?"

Mendengar pertanyaan yang sangat bodoh itu, Dimas segera membalikkan badannya dan kembali berjalan ke arah lahan gandumnya.

Dengan sikap yang tenang, Dimas pun menjawab pertanyaannya.

"Orang seperti kita berdua. Lebih dari 3.000 orang yang dipanggil sebagai pahlawan telah mati. Apakah Dewi mu tak mengatakan hal itu padamu?"

Dengan mengakhiri perkataannya, Dimas langsung pergi meninggalkan sosok gadis itu sendirian. Untuk menerima kenyataannya.

"Pahlawan.... 3.000 lebih?"

Reina pun tak lagi mampu untuk berkata-kata selain menjatuhkan tubuhnya ke tanah, dengan lutut sebagai tumpuannya.

......***......

...- Wilayah Surgawi -...

Cyrese terlihat sibuk memperhatikan sebuah cermin yang ada di hadapannya. Bukan untuk melihat pantulan dirinya sendiri. Melainkan untuk melihat apa yang sedang terjadi di dunia tingkat SS itu.

Sesekali, Ia melihat pahlawan lain yang sedang bertarung di garis depan. Mereka bersama dengan pasukan kesatuan umat manusia bertarung tanpa henti untuk menahan serbuan dari para iblis.

Setelah menggerakkan tangannya ke arah yang lain, Cyrese melihat pahlawan yang lain yang sedang sibuk melatih para prajurit Kerajaan. Tak hanya itu, beberapa pahlawan lain terlihat sedang bermain-main dengan banyak wanita.

Tapi gerakan tangannya seketika terhenti setelah sampai di satu orang tertentu. Yaitu Dimas itu sendiri.

Pahlawan yang satu ini, justru sedang sibuk untuk mencangkul lahan di sebuah desa terpencil.

Sebuah desa yang lokasinya sangat berjauhan dari invasi para Iblis. Bahkan dapat dikatakan bahwa lokasinya paling jauh dari serangan Iblis.

Itulah mengapa Cyrese menaruh harapan yang tinggi padanya. Tapi tak hanya itu saja.

"Dimas ya? Dengan sikapmu itu.... Aku sebenarnya memiliki harapan yang besar padamu. Tapi sayangnya aku tak bisa memberikanmu banyak kekuatan saat itu. Tapi kini, setelah pahlawan yang lain memburu cukup banyak Iblis...." Ucap Cyrese pada dirinya sendiri.

Tatapannya terlihat begitu tajam. Seakan memiliki suatu rencana tertentu.

Setelah beberapa saat memandangi sosok Pria terlemah yang dipanggilnya ke dunia lain itu....

"Kurasa aku akan memberikanmu berkat yang baru."

Bersamaan dengan kalimat itu, tubuh Cyrese terlihat secara perlahan mulai memudar dan menghilang.

Terpopuler

Comments

Apuila Jowo

Apuila Jowo

ahli dari para ahli-ahlinya jones

2024-11-09

0

Semau Gue

Semau Gue

jejak

👣👣👣

2023-06-25

2

Kerta Wijaya

Kerta Wijaya

🤟🤟

2022-05-01

1

lihat semua
Episodes
1 Arc 1 - Redemption
2 Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3 Chapter 2 - Bertahan Hidup
4 Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5 Chapter 4 - Pahlawan Baru
6 Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7 Chapter 6 - Kemenangan
8 Chapter 7 - Kawan Baru
9 Chapter 8 - Hari Baru
10 Chapter 9 - Tidak Mau
11 Chapter 10 - Berkat
12 Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13 Chapter 11 - Kemampuan Baru
14 Chapter 12 - Tambang Carthia
15 Chapter 13 - Emas!
16 Chapter 14 - Awal Mula
17 Chapter 15 - Kegelapan
18 Chapter 16 - Pergantian
19 Chapter 17 - Musim Dingin
20 Chapter 18 - Penjelasan
21 Chapter 19 - Awal Baru
22 Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23 Chapter 21 - Rencana
24 Chapter 22 - Balasan
25 Chapter 23 - Kenyataan
26 Chapter 24 - Keluar
27 Chapter 25 - Danau Aegis
28 Chapter 26 - Istirahat
29 Chapter 27 - Sisi Lain
30 Chapter 28 - Pekerjaan
31 Chapter 29 - Pijakan Pertama
32 Chapter 30 - Hasil
33 Chapter 31 - Petualang
34 Chapter 32 - Keseharian
35 Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36 Chapter 34 - Awal Perjalanan
37 Chapter 35 - Monster
38 Chapter 36 - Kenyataan
39 Chapter 37 - Bantuan
40 Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41 Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42 Chapter 40 - Pasar
43 Chapter 41 - Negosiasi
44 Chapter 42 - Persiapan
45 Chapter 43 - Pencatatan
46 Chapter 44 - Mencari Uang
47 Chapter 45 - Perkembangan
48 Chapter 46 - Tawaran
49 Chapter 47 - Pembicaraan
50 Chapter 48 - Kontrak
51 Chapter 48.5 - Sisi Lain
52 Chapter 49 - Kehidupan Baru
53 Chapter 50 - Misi Peramu
54 Chapter 51 - Berbisnis
55 Chapter 52 - Kegiatan
56 Chapter 53 - Surat
57 Chapter 54 - Garis Depan
58 Chapter 55 - Pekerjaan
59 Chapter 56 - Akademi Sihir
60 Chapter 57 - Kelas Sihir
61 Chapter 58 - Pasar Budak
62 Chapter 59 - Benang Takdir
63 Chapter 60 - Pencarian
64 Chapter 61 - Pertemuan
65 Chapter 62 - Kenyataan
66 Chapter 63 - Reuni
67 Chapter 64 - Lembaran Baru
68 Arc 2 - Nobility
69 Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70 Chapter 66 - Manajemen
71 Chapter 67 - Penglihatan
72 Chapter 68 - Sisi Lain
73 Chapter 69 - Panggilan
74 Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75 Chapter 71 - Perjalanan
76 Chapter 72 - Desa Rarth
77 Chapter 73 - Igor Sikorsky
78 Chapter 74 - Semangat Juang
79 Chapter 75 - Motif
80 Chapter 76 - Pesan
81 Chapter 77 - Kembali
82 Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83 Chapter 79 - Kedai Bulan
84 Chapter 80 - Kunjungan
85 Chapter 81 - Enchantment
86 Chapter 82 - Hasil
87 Chapter 83 - Rapat
88 Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89 Chapter 85 - Pertemuan
90 Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91 Chapter 87 - Pendaftaran
92 Chapter 88 - Promotor
93 Chapter 89 - Kenyataan
94 Chapter 90 - Pelajaran
95 Chapter 91 - Pertukaran
96 Chapter 92 - Senjata Sihir
97 Chapter 93 - Mark 1
98 Chapter 94 - Parade?
99 Chapter 95 - Penyergapan
100 Chapter 96 - Perburuan
101 Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102 Chapter 97 - Dua Sisi
103 Chapter 98 - Hasil Akhir
104 Chapter 99 - Pengorbanan
105 Chapter 100 - Revelation
106 Chapter 101 - Kelulusan
107 Chapter 102 - Kenyataan
108 Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109 Chapter 104 - Pengganti
110 Chapter 105 - Kebijakan Baru
111 Chapter 106 - Divisi Khusus
112 Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113 Chapter 108 - Serangan Dadakan
114 Chapter 109 - Pertempuran
115 Chapter 110 - Pembantaian
116 Chapter 111 - Kembali
117 Chapter 112 - Sisi Lain
118 Chapter 113 - Kepala Akademi
119 Chapter 114 - Pilihan
120 Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121 Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122 Chapter 117 - Masalah Besar
123 Chapter 118 - Raja Iblis
124 Chapter 119 - Saran
125 Chapter 120 - Saudari
126 Chapter 121 - Kecurigaan
127 Chapter 122 - Utusan
128 Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129 Chapter 124 - Keputusan
130 Chapter 125 - Kebenaran
131 Chapter 126 - Iblis
132 Chapter 127 - Kekacauan
133 Chapter 128 - Akhir
134 Epilog Arc 2
135 Arc 3 - Golden Age
136 Chapter 129 - Perkembangan
137 Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138 Chapter 131 - Krisis
139 Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140 Promosi
141 Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142 Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143 Chapter 135 - Phyrric Victory
144 Chapter 136 - Taste of Defeat
145 Chapter 137 - Kepulangan
146 Chapter 138 - Kabar
147 Chapter 139 - New Dawn
148 Chapter 140 - Agreement
149 Chapter 141 - Journey
150 Chapter 142 - Kebenaran
151 Chapter 143 - Encounter
152 Chapter 144 - Pengorbanan
153 Chapter 145 - Sisi Lain
154 Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155 Chapter 147 - Dua Pemikiran
156 Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157 Selfish Ending - A Peaceful World
158 Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159 Epilog Bagian 2 - Dunia Impian
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Arc 1 - Redemption
2
Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3
Chapter 2 - Bertahan Hidup
4
Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5
Chapter 4 - Pahlawan Baru
6
Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7
Chapter 6 - Kemenangan
8
Chapter 7 - Kawan Baru
9
Chapter 8 - Hari Baru
10
Chapter 9 - Tidak Mau
11
Chapter 10 - Berkat
12
Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13
Chapter 11 - Kemampuan Baru
14
Chapter 12 - Tambang Carthia
15
Chapter 13 - Emas!
16
Chapter 14 - Awal Mula
17
Chapter 15 - Kegelapan
18
Chapter 16 - Pergantian
19
Chapter 17 - Musim Dingin
20
Chapter 18 - Penjelasan
21
Chapter 19 - Awal Baru
22
Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23
Chapter 21 - Rencana
24
Chapter 22 - Balasan
25
Chapter 23 - Kenyataan
26
Chapter 24 - Keluar
27
Chapter 25 - Danau Aegis
28
Chapter 26 - Istirahat
29
Chapter 27 - Sisi Lain
30
Chapter 28 - Pekerjaan
31
Chapter 29 - Pijakan Pertama
32
Chapter 30 - Hasil
33
Chapter 31 - Petualang
34
Chapter 32 - Keseharian
35
Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36
Chapter 34 - Awal Perjalanan
37
Chapter 35 - Monster
38
Chapter 36 - Kenyataan
39
Chapter 37 - Bantuan
40
Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41
Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42
Chapter 40 - Pasar
43
Chapter 41 - Negosiasi
44
Chapter 42 - Persiapan
45
Chapter 43 - Pencatatan
46
Chapter 44 - Mencari Uang
47
Chapter 45 - Perkembangan
48
Chapter 46 - Tawaran
49
Chapter 47 - Pembicaraan
50
Chapter 48 - Kontrak
51
Chapter 48.5 - Sisi Lain
52
Chapter 49 - Kehidupan Baru
53
Chapter 50 - Misi Peramu
54
Chapter 51 - Berbisnis
55
Chapter 52 - Kegiatan
56
Chapter 53 - Surat
57
Chapter 54 - Garis Depan
58
Chapter 55 - Pekerjaan
59
Chapter 56 - Akademi Sihir
60
Chapter 57 - Kelas Sihir
61
Chapter 58 - Pasar Budak
62
Chapter 59 - Benang Takdir
63
Chapter 60 - Pencarian
64
Chapter 61 - Pertemuan
65
Chapter 62 - Kenyataan
66
Chapter 63 - Reuni
67
Chapter 64 - Lembaran Baru
68
Arc 2 - Nobility
69
Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70
Chapter 66 - Manajemen
71
Chapter 67 - Penglihatan
72
Chapter 68 - Sisi Lain
73
Chapter 69 - Panggilan
74
Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75
Chapter 71 - Perjalanan
76
Chapter 72 - Desa Rarth
77
Chapter 73 - Igor Sikorsky
78
Chapter 74 - Semangat Juang
79
Chapter 75 - Motif
80
Chapter 76 - Pesan
81
Chapter 77 - Kembali
82
Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83
Chapter 79 - Kedai Bulan
84
Chapter 80 - Kunjungan
85
Chapter 81 - Enchantment
86
Chapter 82 - Hasil
87
Chapter 83 - Rapat
88
Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89
Chapter 85 - Pertemuan
90
Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91
Chapter 87 - Pendaftaran
92
Chapter 88 - Promotor
93
Chapter 89 - Kenyataan
94
Chapter 90 - Pelajaran
95
Chapter 91 - Pertukaran
96
Chapter 92 - Senjata Sihir
97
Chapter 93 - Mark 1
98
Chapter 94 - Parade?
99
Chapter 95 - Penyergapan
100
Chapter 96 - Perburuan
101
Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102
Chapter 97 - Dua Sisi
103
Chapter 98 - Hasil Akhir
104
Chapter 99 - Pengorbanan
105
Chapter 100 - Revelation
106
Chapter 101 - Kelulusan
107
Chapter 102 - Kenyataan
108
Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109
Chapter 104 - Pengganti
110
Chapter 105 - Kebijakan Baru
111
Chapter 106 - Divisi Khusus
112
Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113
Chapter 108 - Serangan Dadakan
114
Chapter 109 - Pertempuran
115
Chapter 110 - Pembantaian
116
Chapter 111 - Kembali
117
Chapter 112 - Sisi Lain
118
Chapter 113 - Kepala Akademi
119
Chapter 114 - Pilihan
120
Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121
Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122
Chapter 117 - Masalah Besar
123
Chapter 118 - Raja Iblis
124
Chapter 119 - Saran
125
Chapter 120 - Saudari
126
Chapter 121 - Kecurigaan
127
Chapter 122 - Utusan
128
Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129
Chapter 124 - Keputusan
130
Chapter 125 - Kebenaran
131
Chapter 126 - Iblis
132
Chapter 127 - Kekacauan
133
Chapter 128 - Akhir
134
Epilog Arc 2
135
Arc 3 - Golden Age
136
Chapter 129 - Perkembangan
137
Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138
Chapter 131 - Krisis
139
Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140
Promosi
141
Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142
Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143
Chapter 135 - Phyrric Victory
144
Chapter 136 - Taste of Defeat
145
Chapter 137 - Kepulangan
146
Chapter 138 - Kabar
147
Chapter 139 - New Dawn
148
Chapter 140 - Agreement
149
Chapter 141 - Journey
150
Chapter 142 - Kebenaran
151
Chapter 143 - Encounter
152
Chapter 144 - Pengorbanan
153
Chapter 145 - Sisi Lain
154
Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155
Chapter 147 - Dua Pemikiran
156
Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157
Selfish Ending - A Peaceful World
158
Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159
Epilog Bagian 2 - Dunia Impian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!