Chapter 10 - Berkat

'Sruug! Sruugg!'

Dimas masih mencangkul sama seperti biasanya. Tak ada yang berbeda dari hari-hari yang sebelumnya. Pak tua Zack juga ada di sebelahnya.

Tapi entah kenapa, firasatnya merasakan akan ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi.

Dan itu benar terjadi.

Pandangannya yang sebelumnya adalah tanah dan ladang gandum, kini berubah drastis menjadi sebuah ruangan yang dipenuhi dengan kegelapan. Tapi kegelapan itu tak berlangsung lama.

Dengan cepat, cahaya dari banyak bintang-bintang menerangi tempat ini. Dan di ujung dari tempat itu....

'Tap! Tap!'

Sosok seorang wanita yang begitu anggun berjalan secara perlahan mendekati Dimas. Wanita itu memiliki rambut keemasan yang indah, dengan gaun putih yang tak kalah menawan.

Tanpa ragu, Dimas pun segera berbicara.

"Kupikir apa, ternyata Dewi sialan bernama Cyrese ya? Apakah aku mati karena suatu hal? Atau kau mencabut nyawaku karena aku tak bersiap-siap melawan raja iblis itu?"

Bukan kemarahan, melainkan sebuah senyuman yang lembut menjadi balasan dari Cyrese.

"Aku tahu bersikap ke-dewian padamu takkan berguna. Maka aku akan mengatakannya langsung padamu." Ucap Cyrese yang kini berada tepat dihadapan Pria itu.

Meski wajahnya terlihat tenang, tapi jantung Dimas berdegup cukup kencang. Pikirannya mempersiapkan diri untuk melakukan apapun yang diperlukan, membalas apa yang akan dilakukan oleh Dewi itu padanya.

Karena pengalamannya sebelumnya, kepercayaan Dimas kepada para Dewi itu menurun dengan sangat drastis. Akan tetapi, saat ini semua itu akan segera berubah.

Cyrese mengangkat 2 jarinya kepada Dimas sambil berkata.

"Dua ratus. Itu adalah poin yang akan kuberikan padamu saat ini. Jika kau bekerja dengan lebih baik lagi, mungkin aku akan memberikanmu lebih dari itu." Ucap Cyrese sambil tersenyum dengan lebar.

Seketika, kedua mata Dimas pun terbuka lebar setelah mendengar hal itu.

"Tunggu dulu?! Poin? Kenapa? Bukankah Dewi miskin sepertimu sudah kehabisan poinnya?!" Teriak Dimas kebingungan.

Meskipun memiliki kesabaran yang cukup tinggi, bahkan Cyrese sekalipun langsung merasa sangat kesal dengan apa yang dikatakan oleh Dimas.

Amarahnya pun memuncak dalam sekejap.

"Dewi miskin kau bilang?! Aku tak ingin mendengar kata miskin diucapkan oleh orang miskin yang hidupnya dipenuhi dengan hutang sepertimu!"

"Oh begitukah?! Lalu bagaimana denganmu sendiri?! Bergantung pada orang miskin ini?! Itu sudah membuktikan bahwa kau jauh lebih miskin dariku!" Balas Dimas kesal sambil menuding wajah Cyrese.

"Apa kau bilang?! Aku hanya menyelamatkanmu dari semua beban hutangmu! Kau seharusnya berterimakasih padaku!" Balas Cyrese yang juga sambil menuding wajah Dimas itu.

"Hah?! Jika aku ingin berterimakasih maka aku akan berterimakasih pada perampok yang telah membunuhku itu!"

Perdebatan antara mereka berdua terus berlanjut selama beberapa menit. Tak ada satu pun pihak yang mau mengalah, ataupun mengakui kebenaran dari yang lawan bicara mereka katakan.

Hingga akhirnya, Cyrese pun mengakhiri perdebatan itu secepat mungkin. Bukan karena Ia ingin kalah. Tapi....

"Gawat! Sudah berapa menit sekarang?! Biaya untuk memanggil jiwa pahlawan kemari cukup mahal! Cepatlah selesaikan urusan ini dan kembalilah bekerja!" Teriak Cyrese panik sambil mengeluarkan banyak kertas dari udara.

Kertas-kertas itu bertuliskan berbagai nama skill dan kemampuan yang memiliki harga dibawah 200 poin.

Setelah semua kertas itu terkumpul, Ia dengan segera memberikannya kepada Dimas.

Dimas yang sebelumnya merasa sangat kesal dan marah, kali ini terlihat cukup terkejut. Ia sama sekali tak menyangka bahwa Dewi yang dianggapnya hanya sebagai omong kosong itu akan benar-benar melakukannya.

Yaitu memberikannya sebuah berkat.

"Pilihlah sesuka hatimu dari semua itu. Batas maksimal yang bisa kau gunakan adalah 200 poin. Tak lebih. Dan waktumu untuk memilih hanya 3 menit lagi." Ucap Cyrese sambil menyilangkan kedua lengannya.

Dimas yang melihat hal itu hanya memasang wajah tak percaya. Tapi Ia juga tak berminat untuk menyia-nyiakan kesempatan ini.

Sekecil apapun itu tak masalah. Tak bisa dipungkiri bahwa Ia akan membutuhkan kemampuan dari Dewi ini untuk bisa bertahan hidup.

Berbeda dengan Reina, Dimas membaca seluruh kertas skill dan kemampuan itu dengan cepat. Lalu di dalam kepalanya, Ia membuat daftar peringkat sederhana. Memilah antara kemampuan yang berguna dan yang tidak berguna untuk jangka panjang.

Dimas memang merupakan orang yang miskin dan hidup dengan dikelilingi kesialan selama ini. Tapi itu tak mengubah kenyataan bahwa dulunya Ia adalah putra dari salah satu pengusaha sukses.

Pendidikan yang diperolehnya sangatlah tinggi, hingga membuat wawasan Pria itu begitu luas. Tak hanya itu, Ia juga mewarisi sifat cerdas dari ayahnya, dan sifat perhitungan dari ibunya.

Sifat yang seharusnya bisa membuatnya sebagai pengusaha sukses di dunia nyata. Tapi karena berbagai hal, kini Ia justru terdampar kemari.

Lebih dari itu, Dimas sendiri menyadari kemampuannya. Tak seperti orang lain yang menganggap apa yang dimilikinya sebagai 'bakat terpendam'

'Aku telah mengasah hidupku selama ini untuk itu. Oleh karena itu....' Pikir Dimas dalam hatinya sambil menarik sebuah kertas.

...- C Rank Skill -...

...- Keen Eyes -...

...Sebuah kemampuan untuk mempertajam penglihatan pemiliknya. Efek dapat ditingkatkan dengan penggunaan energi sihir....

...Harga : 180 poin...

Ia memilih kemampuan itu karena akan sangat membantunya dalam berbagai hal. Baik itu melakukan mata-mata, menilai suatu barang, hingga berbagai permasalahan lainnya.

Tak hanya itu, harganya sangat rendah untuk ukuran sebuah skill yang memiliki kegunaan yang besar. Dimas sendiri merasa keheranan dengan hal itu.

Tapi tak mau ambil pusing, Ia segera mengambilnya.

Sedangkan sisa 20 poin lainnya....

...- F Rank -...

...- Attribute Boost -...

...Vitality : + 2...

...Meningkatkan atribut dasar pada Vitality sebesar 2 poin. Meningkatkan kemampuan bertahan hidup baik dari lingkungan maupun serangan dalam jumlah yang sangat kecil....

Alasan dibalik pemilihan hal itu bukan hanya untuk menghabiskan seluruh poinnya. Tapi Dimas sendiri telah menyadarinya.

Meskipun dirinya terdidik dengan cukup baik mengenai ilmu pengetahuan, kemampuan fisiknya tak begitu bagus.

Satu-satunya alasan Ia bisa bertahan hidup di dunia modern itu adalah karena Ia selalu menggunakan kepalanya. Bahkan selama bertarung sekalipun.

Dan setelah melihat Reina yang mampu mengalahkan 8 dari 10 Goblin sendirian, bahkan sebagai seorang wanita, Dimas semakin menyadari hal itu.

Termasuk dirinya yang hanya bernilai sebesar satu kantung emas. Tak lain dan tak bukan, pasti karena kemampuan fisiknya yang terlalu rendah.

Sedangkan beberapa saat lagi, musim dingin akan segera tiba. Ia bahkan tak tahu apakah bisa bertahan hidup atau tidak.

Oleh karena itu....

"Aku memilih dua ini." Ucap Dimas setelah sekitar 90 detik memilah semua kertas yang ada di hadapannya.

Cyrese pun tersenyum tipis melihat hal itu. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang lebih dari Pria bernilai 200 poin itu.

"Kalau begitu, aku akan segera memberkatimu dengan kekuatan yang kau pilih ini." Ucap Cyrese sambil mengarahkan kedua tangannya kepada Dimas.

Seketika, cahaya kehijauan dan putih mulai memasuki tubuh Pria itu. Kekuatan baru yang dipilihnya pun langsung masuk dalam dirinya.

Dengan segera, penglihatannya menjadi lebih tajam walaupun baru saja memperoleh kemampuan itu.

Dan entah mengapa, tubuhnya terasa sedikit lebih bugar. Dimas pun tanpa sadar membuat senyuman sambil melihat kedua telapak tangannya.

Lingkaran sihir berwarna biru mulai muncul di tempat Dimas berdiri. Bersiap untuk mengirimkannya kembali ke dunia itu.

Tak seperti yang pertama, kini Dimas terlihat lebih tenang.

Sesaat sebelum Dimas terlempar kembali ke dunia itu, Cyrese memberikan sebuah pesan yang sangat penting.

"Jika kau terus bekerja dengan baik, maka aku akan memberikanmu lebih banyak poin." Ucap Cyrese sambil tersenyum.

"Asal kau tahu saja, aku tetap takkan mau melawan Raja Iblis yang berbahaya itu. Tapi.... Aku akan bekerja lebih keras mulai saat ini." Balas Dimas dengan wajah yang jauh lebih ramah daripada biasanya.

"Tak masalah bagiku. Selama kau, dan manusia lainnya masih hidup.... Aku sudah cukup senang dengan kerjamu. Apapun itu."

Bersamaan dengan kalimat itulah, kini Dimas kembali ke dalam tubuhnya yang sedang mencangkul itu.

"Oi! Bocah! Kau sudah mati?!" Teriak Zack yang ternyata terus menerus menampar wajah Dimas yang kini telah tergelatak di tanah itu.

"Pak tua sialan! Enyahlah dariku!"

Terpopuler

Comments

call me oni chan

call me oni chan

k

2024-06-24

1

Semau Gue

Semau Gue

jejak

👣👣👣

2023-06-26

2

Whats Shapt

Whats Shapt

cih terllu bnyk narasi

2022-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 Arc 1 - Redemption
2 Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3 Chapter 2 - Bertahan Hidup
4 Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5 Chapter 4 - Pahlawan Baru
6 Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7 Chapter 6 - Kemenangan
8 Chapter 7 - Kawan Baru
9 Chapter 8 - Hari Baru
10 Chapter 9 - Tidak Mau
11 Chapter 10 - Berkat
12 Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13 Chapter 11 - Kemampuan Baru
14 Chapter 12 - Tambang Carthia
15 Chapter 13 - Emas!
16 Chapter 14 - Awal Mula
17 Chapter 15 - Kegelapan
18 Chapter 16 - Pergantian
19 Chapter 17 - Musim Dingin
20 Chapter 18 - Penjelasan
21 Chapter 19 - Awal Baru
22 Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23 Chapter 21 - Rencana
24 Chapter 22 - Balasan
25 Chapter 23 - Kenyataan
26 Chapter 24 - Keluar
27 Chapter 25 - Danau Aegis
28 Chapter 26 - Istirahat
29 Chapter 27 - Sisi Lain
30 Chapter 28 - Pekerjaan
31 Chapter 29 - Pijakan Pertama
32 Chapter 30 - Hasil
33 Chapter 31 - Petualang
34 Chapter 32 - Keseharian
35 Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36 Chapter 34 - Awal Perjalanan
37 Chapter 35 - Monster
38 Chapter 36 - Kenyataan
39 Chapter 37 - Bantuan
40 Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41 Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42 Chapter 40 - Pasar
43 Chapter 41 - Negosiasi
44 Chapter 42 - Persiapan
45 Chapter 43 - Pencatatan
46 Chapter 44 - Mencari Uang
47 Chapter 45 - Perkembangan
48 Chapter 46 - Tawaran
49 Chapter 47 - Pembicaraan
50 Chapter 48 - Kontrak
51 Chapter 48.5 - Sisi Lain
52 Chapter 49 - Kehidupan Baru
53 Chapter 50 - Misi Peramu
54 Chapter 51 - Berbisnis
55 Chapter 52 - Kegiatan
56 Chapter 53 - Surat
57 Chapter 54 - Garis Depan
58 Chapter 55 - Pekerjaan
59 Chapter 56 - Akademi Sihir
60 Chapter 57 - Kelas Sihir
61 Chapter 58 - Pasar Budak
62 Chapter 59 - Benang Takdir
63 Chapter 60 - Pencarian
64 Chapter 61 - Pertemuan
65 Chapter 62 - Kenyataan
66 Chapter 63 - Reuni
67 Chapter 64 - Lembaran Baru
68 Arc 2 - Nobility
69 Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70 Chapter 66 - Manajemen
71 Chapter 67 - Penglihatan
72 Chapter 68 - Sisi Lain
73 Chapter 69 - Panggilan
74 Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75 Chapter 71 - Perjalanan
76 Chapter 72 - Desa Rarth
77 Chapter 73 - Igor Sikorsky
78 Chapter 74 - Semangat Juang
79 Chapter 75 - Motif
80 Chapter 76 - Pesan
81 Chapter 77 - Kembali
82 Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83 Chapter 79 - Kedai Bulan
84 Chapter 80 - Kunjungan
85 Chapter 81 - Enchantment
86 Chapter 82 - Hasil
87 Chapter 83 - Rapat
88 Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89 Chapter 85 - Pertemuan
90 Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91 Chapter 87 - Pendaftaran
92 Chapter 88 - Promotor
93 Chapter 89 - Kenyataan
94 Chapter 90 - Pelajaran
95 Chapter 91 - Pertukaran
96 Chapter 92 - Senjata Sihir
97 Chapter 93 - Mark 1
98 Chapter 94 - Parade?
99 Chapter 95 - Penyergapan
100 Chapter 96 - Perburuan
101 Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102 Chapter 97 - Dua Sisi
103 Chapter 98 - Hasil Akhir
104 Chapter 99 - Pengorbanan
105 Chapter 100 - Revelation
106 Chapter 101 - Kelulusan
107 Chapter 102 - Kenyataan
108 Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109 Chapter 104 - Pengganti
110 Chapter 105 - Kebijakan Baru
111 Chapter 106 - Divisi Khusus
112 Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113 Chapter 108 - Serangan Dadakan
114 Chapter 109 - Pertempuran
115 Chapter 110 - Pembantaian
116 Chapter 111 - Kembali
117 Chapter 112 - Sisi Lain
118 Chapter 113 - Kepala Akademi
119 Chapter 114 - Pilihan
120 Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121 Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122 Chapter 117 - Masalah Besar
123 Chapter 118 - Raja Iblis
124 Chapter 119 - Saran
125 Chapter 120 - Saudari
126 Chapter 121 - Kecurigaan
127 Chapter 122 - Utusan
128 Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129 Chapter 124 - Keputusan
130 Chapter 125 - Kebenaran
131 Chapter 126 - Iblis
132 Chapter 127 - Kekacauan
133 Chapter 128 - Akhir
134 Epilog Arc 2
135 Arc 3 - Golden Age
136 Chapter 129 - Perkembangan
137 Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138 Chapter 131 - Krisis
139 Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140 Promosi
141 Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142 Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143 Chapter 135 - Phyrric Victory
144 Chapter 136 - Taste of Defeat
145 Chapter 137 - Kepulangan
146 Chapter 138 - Kabar
147 Chapter 139 - New Dawn
148 Chapter 140 - Agreement
149 Chapter 141 - Journey
150 Chapter 142 - Kebenaran
151 Chapter 143 - Encounter
152 Chapter 144 - Pengorbanan
153 Chapter 145 - Sisi Lain
154 Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155 Chapter 147 - Dua Pemikiran
156 Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157 Selfish Ending - A Peaceful World
158 Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159 Epilog Bagian 2 - Dunia Impian
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Arc 1 - Redemption
2
Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3
Chapter 2 - Bertahan Hidup
4
Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5
Chapter 4 - Pahlawan Baru
6
Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7
Chapter 6 - Kemenangan
8
Chapter 7 - Kawan Baru
9
Chapter 8 - Hari Baru
10
Chapter 9 - Tidak Mau
11
Chapter 10 - Berkat
12
Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13
Chapter 11 - Kemampuan Baru
14
Chapter 12 - Tambang Carthia
15
Chapter 13 - Emas!
16
Chapter 14 - Awal Mula
17
Chapter 15 - Kegelapan
18
Chapter 16 - Pergantian
19
Chapter 17 - Musim Dingin
20
Chapter 18 - Penjelasan
21
Chapter 19 - Awal Baru
22
Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23
Chapter 21 - Rencana
24
Chapter 22 - Balasan
25
Chapter 23 - Kenyataan
26
Chapter 24 - Keluar
27
Chapter 25 - Danau Aegis
28
Chapter 26 - Istirahat
29
Chapter 27 - Sisi Lain
30
Chapter 28 - Pekerjaan
31
Chapter 29 - Pijakan Pertama
32
Chapter 30 - Hasil
33
Chapter 31 - Petualang
34
Chapter 32 - Keseharian
35
Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36
Chapter 34 - Awal Perjalanan
37
Chapter 35 - Monster
38
Chapter 36 - Kenyataan
39
Chapter 37 - Bantuan
40
Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41
Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42
Chapter 40 - Pasar
43
Chapter 41 - Negosiasi
44
Chapter 42 - Persiapan
45
Chapter 43 - Pencatatan
46
Chapter 44 - Mencari Uang
47
Chapter 45 - Perkembangan
48
Chapter 46 - Tawaran
49
Chapter 47 - Pembicaraan
50
Chapter 48 - Kontrak
51
Chapter 48.5 - Sisi Lain
52
Chapter 49 - Kehidupan Baru
53
Chapter 50 - Misi Peramu
54
Chapter 51 - Berbisnis
55
Chapter 52 - Kegiatan
56
Chapter 53 - Surat
57
Chapter 54 - Garis Depan
58
Chapter 55 - Pekerjaan
59
Chapter 56 - Akademi Sihir
60
Chapter 57 - Kelas Sihir
61
Chapter 58 - Pasar Budak
62
Chapter 59 - Benang Takdir
63
Chapter 60 - Pencarian
64
Chapter 61 - Pertemuan
65
Chapter 62 - Kenyataan
66
Chapter 63 - Reuni
67
Chapter 64 - Lembaran Baru
68
Arc 2 - Nobility
69
Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70
Chapter 66 - Manajemen
71
Chapter 67 - Penglihatan
72
Chapter 68 - Sisi Lain
73
Chapter 69 - Panggilan
74
Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75
Chapter 71 - Perjalanan
76
Chapter 72 - Desa Rarth
77
Chapter 73 - Igor Sikorsky
78
Chapter 74 - Semangat Juang
79
Chapter 75 - Motif
80
Chapter 76 - Pesan
81
Chapter 77 - Kembali
82
Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83
Chapter 79 - Kedai Bulan
84
Chapter 80 - Kunjungan
85
Chapter 81 - Enchantment
86
Chapter 82 - Hasil
87
Chapter 83 - Rapat
88
Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89
Chapter 85 - Pertemuan
90
Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91
Chapter 87 - Pendaftaran
92
Chapter 88 - Promotor
93
Chapter 89 - Kenyataan
94
Chapter 90 - Pelajaran
95
Chapter 91 - Pertukaran
96
Chapter 92 - Senjata Sihir
97
Chapter 93 - Mark 1
98
Chapter 94 - Parade?
99
Chapter 95 - Penyergapan
100
Chapter 96 - Perburuan
101
Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102
Chapter 97 - Dua Sisi
103
Chapter 98 - Hasil Akhir
104
Chapter 99 - Pengorbanan
105
Chapter 100 - Revelation
106
Chapter 101 - Kelulusan
107
Chapter 102 - Kenyataan
108
Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109
Chapter 104 - Pengganti
110
Chapter 105 - Kebijakan Baru
111
Chapter 106 - Divisi Khusus
112
Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113
Chapter 108 - Serangan Dadakan
114
Chapter 109 - Pertempuran
115
Chapter 110 - Pembantaian
116
Chapter 111 - Kembali
117
Chapter 112 - Sisi Lain
118
Chapter 113 - Kepala Akademi
119
Chapter 114 - Pilihan
120
Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121
Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122
Chapter 117 - Masalah Besar
123
Chapter 118 - Raja Iblis
124
Chapter 119 - Saran
125
Chapter 120 - Saudari
126
Chapter 121 - Kecurigaan
127
Chapter 122 - Utusan
128
Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129
Chapter 124 - Keputusan
130
Chapter 125 - Kebenaran
131
Chapter 126 - Iblis
132
Chapter 127 - Kekacauan
133
Chapter 128 - Akhir
134
Epilog Arc 2
135
Arc 3 - Golden Age
136
Chapter 129 - Perkembangan
137
Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138
Chapter 131 - Krisis
139
Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140
Promosi
141
Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142
Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143
Chapter 135 - Phyrric Victory
144
Chapter 136 - Taste of Defeat
145
Chapter 137 - Kepulangan
146
Chapter 138 - Kabar
147
Chapter 139 - New Dawn
148
Chapter 140 - Agreement
149
Chapter 141 - Journey
150
Chapter 142 - Kebenaran
151
Chapter 143 - Encounter
152
Chapter 144 - Pengorbanan
153
Chapter 145 - Sisi Lain
154
Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155
Chapter 147 - Dua Pemikiran
156
Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157
Selfish Ending - A Peaceful World
158
Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159
Epilog Bagian 2 - Dunia Impian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!