"Hah? Apa maksudmu dengan itu?" Tanya Dimas dengan wajah yang terlihat kesal.
Tapi wanita yang ada di hadapannya hanya tersenyum sambil kembali duduk di kursi emasnya.
Setelah menjentikkan jarinya, pemandangan yang ada di sekitar tempat ini segera berubah. Membuat mereka berdua seakan-akan terbang di langit.
"Apa yang terjadi?!"
"Seharusnya kau sudah paham dengan situasi ini kan?" Tanya wanita itu tanpa kehilangan senyumannya.
Dimas dengan cepat berusaha untuk mencerna semuanya. Dari berbagai pengalaman dan pengetahuannya, termasuk berbagai literatur dari komik, novel dan anime selama masa hidupnya, Dimas akhirnya sadar.
"Jangan katakan kau adalah Dewi?!"
Wanita itu pun mengangguk seakan mengiyakan perkataan Dimas. Tanpa memberikan jawaban yang lebih lanjut.
"Lalu.... Jangan katakan bahwa aku harus mengalahkan raja iblis dan semacamnya?!" Teriak Dimas dengan wajah yang sedikit takut dan kesal.
Ia telah membayangkan betapa merepotkan nya kehidupannya di dunia baru itu jika itu adalah tugasnya. Belum lagi bahaya yang harus dihadapi.
Seakan mengetahui apa yang ada di dalam pikirannya, wanita yang mengaku sebagai Dewi itu pun menjawab.
"Tentu saja aku menaruh harapan besar bagi orang-orang sepertimu mengenai hal itu. Itulah mengapa aku mengirimkan kalian kesana." Jelas Dewi itu sambil membuka tudung putih di kepalanya.
Wajah yang begitu cantik dan menawan terlihat dengan jelas. Matanya yang berwarna emas itu terlihat begitu cocok dengan warna rambutnya.
Akan tetapi....
"Yah, meskipun.... Aku ragu bahwa orang sepertimu akan mampu melakukannya." Lanjut Dewi itu kini dengan senyuman yang terlihat mengejek.
Emosi dalam diri Dimas yang selalu terpendam kini meledak seketika setelah mendengar perkataan itu.
"Apa kau bilang?! Aku tidak mampu melakukannya?! Akan kutunjukkan bagaimana...."
"Setidaknya, dari 3000 lebih manusia yang terus kukirim ke sana sama sepertimu sejak 100 tahun yang lalu, kini hanya tersisa beberapa puluh orang saja." Jelas Dewi itu memotong perkataan Dimas.
Jantungnya seketika seakan berhenti berdetak. Ia tak lagi mampu berpikir dengan lurus. Penyebabnya tak lain adalah kenyataan yang mengerikan itu.
Ekspresi wajah Dimas yang sebelumnya penuh dengan kemarahan pun berubah drastis. Kini wajahnya hanya dipenuhi dengan ekspresi takut.
"Ya-yang benar saja.... Kau mengada-ngada bukan?" Tanya Dimas untuk memastikan.
Tapi pada saat itu juga, Dewi itu melakukan hal yang diluar dugaannya.
"Oi, Silvie! Berapa banyak pahlawan yang kau kirim kesana?" Tanya Dewi itu sambil mengarahkan wajahnya ke samping.
Seketika sosok seorang gadis dengan rambut kehijauan yang indah muncul entah darimana.
"Aku? Aku hanya mengirim sekitar 2000 pahlawan, tapi saat ini semuanya telah mati. Aku sedang sibuk untuk mencari kandidat pahlawan yang lain. Ah, kau menemukan kandidat yang baru?" Tanya wanita itu sambil berjalan secara perlahan ke arah Dewi itu.
"Ya begitulah. Tapi jujur saja kali ini calonnya cukup lemah."
"Kau serius? Lalu kenapa kau memanggilnya?" Tanya Silvie yang terkejut dengan pernyataannya.
"Bagaimana lagi, aku menghabiskan banyak poinku di pahlawan yang sebelumnya. Saat ini dia justru sibuk untuk mengumpulkan wanita. Benar-benar Pria sialan."
"Ah, yang sebelumnya itu ya. Pantas saja. Kau membuang terlalu banyak poinmu untuk memberinya dukungan awal, Cyrese." Balas Silvie sambil tertawa ringan.
Pembicaraan mereka pun terus berlanjut, mengabaikan Dimas yang saat ini sedang sangat kebingungan.
'Poin? Pahlawan sebelumnya? Dua ribu? Kalah?'
Pikirannya dipenuhi dengan tanda tanya terhadap situasi ini. Hingga akhirnya, Silvie mengingatkan Dewi bernama Cyrese ini.
"Ah, Cyrese.... Pahlawanmu...." Ucap Silvie sambil menunjuk ke arah Dimas yang hanya berdiri dengan mulut terbuka lebar dan mata yang setengah mati itu.
Yah, meskipun dia sudah benar-benar mati.
"Aaaah! Maafkan aku! Aku terlalu asyik berbicara dengan rekanku. Jadi bagaimana? Kau akan menerimanya kan? Iya kan?!" Ucap Cyrese dengan wajah yang semakin lama terlihat semakin menakutkan.
Dimas pun mengatur nafasnya sebaik mungkin. Berusaha untuk tersadar dari situasi yang sangat aneh ini.
"Lagipula aku terlihat tak bisa menolaknya. Baiklah, segera kirimkan aku kesana. Aku akan mendapat semacam bantuan kan? Ah, tapi apakah aku akan mengulang dari bayi? Jika bisa berikan keluarga yang...."
"Maaf. Tapi aku sudah tidak punya poin untuk melakukan itu." Balas Cyrese menyela perkataan Dimas.
Kali ini bukan tanda tanya, melainkan sedikit amarah. Emosi itu terlihat begitu jelas pada tatapan wajah Pria itu.
"Hah?! Katakan sekali lagi?!" Balas Dimas kesal.
"Sebenarnya.... Aku menghabiskan 200 poin untuk memanggilmu. Dan sisa poinku hanyalah 8, cukup untuk memberimu perlengkapan dasar setibanya disana...." Ucap Cyrese tanpa berani menatap mata Dimas. Ia terlihat sibuk memainkan dua jari telunjuknya untuk mengalihkan perhatian.
"200 poin? Apa itu? Apakah itu besar? Lalu perlengkapan dasar apa yang kau maksud?" Tanya Dimas penasaran.
Tapi sayangnya Cyrese enggan untuk menjawab. Memaksa Silvie untuk membisikkan kenyataan itu pada Dimas.
"Sebenarnya.... Itu adalah poin terendah yang pernah kudengar untuk memanggil seseorang dari dunia lain. Jika disetarakan, itu sama seperti memberikan sebuah skill tingkat D atau satu kantung kecil emas...." Bisik Silvie dengan wajah yang terlihat akan menangis kapan saja.
Mendengar kenyataan itu, Dimas pun mulai tersadar.
"Ja-jadi.... Aku bahkan lebih buruk daripada sebuah kantung emas kecil?" Tanya Dimas kembali pada Silvie.
Tak ingin menjawab, Silvie hanya menganggukkan kepalanya sambil mengusap sedikit air matanya.
"Yang benar saja?! Aku itu...."
Secara tiba-tiba, sebuah lingkaran sihir yang sebesar 7 meter lebih itu muncul di bawah pijakan kaki Dimas. Lingkaran sihir itu memiliki warna putih keemasan yang indah.
Secara perlahan, tirai cahaya mulai mengelilingi sisi terluar dari lingkaran sihir itu. Menjebak Dimas di dalamnya.
"Hei Dewi sialan! Apa yang kau lakukan! Aku tak ingin melakukannya! Kau dengar aku?! Raja Iblis atau apapun itu! Aku akan mengabaikannya! Tidak! Aku sendiri yang akan menghancurkan dunia itu jika kau memaksaku kesana!" Teriak Dimas sambil menggedor-gedor tirai cahaya yang jauh lebih keras daripada kaca itu.
Di samping tempat Dimas berdiri, muncul satu kantung kulit kecil yang berisi beberapa koin perunggu, serta sebuah pisau kecil.
Tak ada benda lainnya. Bahkan tak ada satu pun skill yang diberikan padanya.
"Wahai pahlawan manusia dari dunia lain, selamatkanlah dunia ini dari kekejaman Raja Iblis Valkazar. Seluruh dunia ini bergantung padamu." Ucap Cyrese yang memasang wajah seakan-akan memberikan berkah kepada Dimas.
Yang pada kenyataannya, Ia berusaha sekuat tenaga untuk menahan tawanya.
"Kau bercanda kan?! Jangan bergantung padaku! Kau dengar sendiri dari rekanmu kan?! Aku hanya seharga satu kantung emas! Maka dari itu lepaskan aku!" Teriak Dimas berusaha untuk tetap melawan. Tapi sebaik apapun Ia memukul, tirai cahaya itu hanya menjadi semakin terang dan tebal.
Di kejauhan, terlihat sosok Silvie yang seakan tak tega melihat dirinya. Meski begitu Ia tak mampu melakukan apapun.
Seakan kesialan masih belum cukup baginya....
"Dan jangan lupa, hasilkan banyak poin untukku." Ucap wanita bernama Cyrese yang mengaku sebagai Dewi itu.
"Tidak akan pernah!!!"
Dengan balasan terakhir itu, Dimas pun segera berpindah tempat. Pandangannya yang silau akan cahaya putih yang sangat terang, kini secara perlahan berubah.
Pemandangan Padang rumput yang cukup luas, serta jalan tanah yang tak terlalu lebar itu terlihat di hadapannya.
Tak lupa pohon kecil yang menaunginya dari panasnya matahari.
Di samping dirinya yang masih mengenakan baju kotak-kotak, celana jeans biru dan sepasang sepatu berwarna hitam putih itu, terlihat satu kantung kecil berisi puluhan koin perunggu. Termasuk juga sebuah pisau kecil dengan penutup kulit.
"Indah sekali.... Eh bukan begitu! Kenapa aku benar-benar dilempar kesini?!" Teriak Dimas dengan penuh kesal sambil membanting kantung uang itu.
Akhirnya, perjalanan Dimas di dunia lain pun dimulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Rob&son🤗
perutku sakit baca ini, banteeee🤣😂
2023-06-11
3
Semau Gue
jejak
👣👣👣
2023-06-07
1
Yustiar Dika
si dimas kayanya pernah punya masalah sama si author nih
2022-11-22
0