Chapter 3 - Kehidupan Di Desa

'Prruukk! Prruukk!'

Suara ayunan cangkul yang mengenai tanah itu terdengar begitu merdu. Tetesan keringat terus menerus mengalir dari tubuh Dimas. Sesekali, Ia meletakkan cangkulnya untuk mengusap keningnya dengan selembar handuk.

"Phuaah.... Lelah sekali. Tidak! Kenapa aku malah menjadi buruh di dunia lain?!" Teriak Dimas yang ekspresinya seketika berubah drastis.

Petani yang ada di sebelahnya pun bertanya-tanya kepadanya.

"Nak? Kau masih sehat?"

"Apa?! Sekarang petani akan menganggapku gila?!"

"Kau terlihat seperti itu...." Balas Petani itu sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali. Membuat hati Dimas tertusuk cukup dalam.

Pada saat itu, seseorang datang ke tengah lahan pertanian ini. Lebih tepatnya seorang gadis muda yang mengenakan pakaian kain tipis berwarna kecoklatan.

Kedua tangannya nampak sibuk membawa sebuah keranjang besar yang berisi banyak bungkusan.

"Waktunya makan siang...." Ucap Gadis itu dengan wajah yang ceria.

Seketika seluruh petani yang masih bekerja segera meletakkan peralatan mereka ke tanah. Senyuman lega dan bahagia terlihat di wajah semua orang.

"Aah, sudah siang ya?"

"Pantas saja aku merasa kelaparan."

"Dik Tina, apa yang ibumu buatkan kali ini?"

Beberapa pertanyaan pun dilontarkan oleh para petani itu.

Tina, putri termuda dari Nyonya Mia. Penginapan yang sekaligus merupakan kedai miliknya itu memang menjadi pusat dari banyak kegiatan di desa itu.

Putri tertuanya sendiri bekerja untuk menjaga penginapan, sedangkan adik laki-lakinya bekerja di kedai makanan yang ada di lantai pertama.

Sedangkan Tina? Karena Ia masih cukup muda, Mia belum memberikan banyak beban kepadanya selain membawakan makanan untuk para petani yang ada.

"Kali ini, Ibuku membuat roti isi daging. Untuk yang bagian kiri memiliki rasa pedas, sedangkan di bagian kanan lebih manis." Jelas Tina dengan senyuman yang seakan tak pernah hilang dari wajahnya.

Dimas di sisi lain hanya bisa bengong. Pikirannya seakan hilang ditelan bumi. Tubuhnya sama sekali tak bergerak sedangkan tatapan matanya terkunci pada gadis yang begitu cantik dan menawan itu.

"Oi! Bocah! Apakah kau tidak ingin makan? Kemarilah dan mari kita makan bersama!" Ucap salah satu petani yang berada di pertengahan umur 40 tahunnya itu.

Teriakan itu pun segera menyadarkan Dimas dengan segera.

"Tentu saja aku ingin makan!" Balas Dimas sambil segera berlari ke arah kerumunan orang yang berteduh di suatu gazebo yang cukup besar itu.

Segera setelah membagikan makanan, Tina segera pamit untuk mengantarkan makanan di tempat lain.

"Kalau begitu, aku akan segera membawakan makanan untuk mereka yang ada di Timur. Semangat bekerja semuanya!" Ucap Tina dengan senyuman yang begitu lebar.

Rambutnya yang berwarna kecoklatan, serta topi jerami bundar yang ada di kepalanya membuatnya terlihat begitu menawan.

Tangan kanannya terlihat melambai ke arah para petani termasuk Dimas itu beristirahat. Sedangkan tangan kirinya membawa keranjang yang kini telah kosong itu.

Dengan langkah kaki yang ringan, sambil sesekali melompat, Tina terlihat begitu bahagia dari kejauhan.

"Siapa yang menyangka gadis kecil itu telah tumbuh menjadi sosok yang begitu ceria...."

"Kau benar. Bahkan senyumannya saja bisa membuat siapapun melupakan rasa lelah mereka."

"Sayang sekali putraku masih berumur 10 tahun. Jika tidak aku akan segera meminta Nyonya Mia untuk menyetujui pernikahan mereka berdua."

"Hahaha! Kau benar, lagipula sebentar lagi Tina akan berusia 18 tahun bukan?"

Obrolan ringan antara orang-orang tua itu terus berlanjut sambil memakan roti isi daging ayam dengan bumbu saus yang kental itu.

Sementara itu, Dimas hanya terdiam dan memakan secara perlahan.

'Entah kenapa aku jadi teringat mengenai pasangan yang terakhir kali kulihat itu. Apakah mereka selamat? Bukankah perampok itu sudah kabur?' Pikir Dimas dalam hatinya.

Ia memang sudah menerima bahwa nasibnya mungkin akan selalu lajang untuk selamanya. Tapi setidaknya, Ia tak ingin nyawa yang telah diserahkannya berakhir sia-sia.

Oleh karena itu, Dimas selalu berpikir positif bahwa pasangan yang ditolong sebelumnya telah selamat. Dan mungkin memperoleh pelajaran untuk tidak keluyuran di malam hari.

Di saat Dimas masih terdiam....

"Hmm.... Aku tak yakin jika Tina akan mau dengan orang sepertimu."

"Pasti itu yang kau pikirkan bukan? Dasar bocah."

Beberapa orang tua yang duduk di sebelah Dimas pun mulai meledek dan mempermainkannya. Tentu saja Dimas membuat reaksi seperti apa yang diharapkan oleh mereka.

Tapi Dimas tahu, bahwa semua itu adalah candaan. Dan sebuah pertanda bahwa dirinya telah semakin akrab di desa ini.

"Sekarang perut sudah kenyang, sudah saatnya untuk kembali bekerja bukan?" Ucap Petani tua yang berambut putih itu. Meski sudah tua, tubuhnya masih cukup besar. Bahkan jauh lebih besar daripada pemuda seperti Dimas.

"Pak Tua Zack selalu bersemangat setelah makan ya?"

"Hahaha! Aku masih punya 6 cucu untuk kuberi makan! Bagaimana mungkin aku tidak semangat?"

Setelah melihat pemandangan dan suasana seperti ini selama beberapa Minggu....

Dimas pun menyadari. Bahwa kehidupan di desa seperti ini juga tidak terlalu buruk. Setidaknya bisa sedikit membuatnya lupa atas apa yang dialaminya di kehidupannya yang sebelumnya.

Termasuk Dewi sialan yang melemparkannya secara paksa kemari.

......***......

...-- Dunia Surgawi --...

Di dalam sebuah bangunan yang begitu megah itu, terlihat sosok Dewi Cyrese yang sedang duduk di hadapan sebuah meja putih dengan alur keemasan.

Tak lupa Silvie juga duduk di hadapannya. Mereka meneguk minuman yang sama yaitu sebuah teh di cangkir yang nampak begitu indah dan mahal itu.

Obrolan ringan pun mengiringi mereka berdua.

"Hei, Cyrese. Kau tahu? Asgold baru saja menyelamatkan dunia tingkat A lagi." Ucap Silvie sambil meneguk tehnya.

"Dan sementara itu kita berdua masih terjebak di dunia tingkat SS ini. Tak masalah bagiku karena hadiah poinnya benar-benar besar." Balas Cyrese dengan senyuman yang lembut.

"Meskipun kita bisa memperoleh 1 milyar poin untuk menyelesaikannya, bukankah dunia ini terlihat mustahil? Lagipula kau tahu sendiri Raja Iblis bernama Valkazar itu seperti apa bukan?!"

"Jadi bagaimana? Haruskah kita mengundurkan diri untuk menyelamatkan dunia ini dan memilih dunia yang lebih mudah? Tapi kau harus tahu, tingkat A hanya akan memberikanmu 500.000 poin saja.

Belum termasuk semua usaha dan poin yang telah kita lemparkan ke dunia Egalathia ini. Dengan kita berdua bekerjasama, kita akan mampu menyelamatkannya dengan lebih mudah. Sedangkan hadiahnya bisa kita bagi dua. Aku hanya tak ingin semua usahaku sia-sia." Balas Cyrese dengan panjang lebar.

Sementara itu, Silvie hanya bisa sedikit cemberut karena Cyrese bersikap terlalu realistis terhadap obrolan ini.

Setelah beberapa saat hanya terdiam, Cyrese pu. akhirnya memutuskan untuk mengganti topik pembicaraan.

"Jadi Silvie, apakah kau sudah menemukan calon pahlawan untukmu?"

"Soal itu! Kau benar! Aku baru saja menemukan satu calon yang sangat menarik! Dengan sisa poinku yang sebesar 3.000, mungkin aku akan segera memanggilnya setelah ajal menjemputnya. Atau lebih tepatnya sebentar lagi."

"Ooh.... Calon seperti apa itu?" Tanya Cyrese dengan penasaran.

Dengan senyuman yang lebar, Silvie pun segera menjelaskannya kepada Cyrese.

Setelah beberapa saat, kedua mata Cyrese segera terbuka lebar seakan tak bisa mempercayai atas apa yang baru saja didengarnya.

Dan dengan begitu, perjuangan dua Dewi yang telah kehabisan poin itu pun dimulai kembali. Kini dengan sedikit harapan segar.

Terpopuler

Comments

Semau Gue

Semau Gue

jejak

👣👣👣

2023-06-07

3

Hanachi

Hanachi

Dimas ini langsung bisa bicara dengan bahasa setempat ya, kk author?

nama Tina kok agak ga match sama nama wilayahnya yang ke eropa eropaan hehehe

2022-11-07

1

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Ayo...

2022-05-03

1

lihat semua
Episodes
1 Arc 1 - Redemption
2 Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3 Chapter 2 - Bertahan Hidup
4 Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5 Chapter 4 - Pahlawan Baru
6 Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7 Chapter 6 - Kemenangan
8 Chapter 7 - Kawan Baru
9 Chapter 8 - Hari Baru
10 Chapter 9 - Tidak Mau
11 Chapter 10 - Berkat
12 Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13 Chapter 11 - Kemampuan Baru
14 Chapter 12 - Tambang Carthia
15 Chapter 13 - Emas!
16 Chapter 14 - Awal Mula
17 Chapter 15 - Kegelapan
18 Chapter 16 - Pergantian
19 Chapter 17 - Musim Dingin
20 Chapter 18 - Penjelasan
21 Chapter 19 - Awal Baru
22 Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23 Chapter 21 - Rencana
24 Chapter 22 - Balasan
25 Chapter 23 - Kenyataan
26 Chapter 24 - Keluar
27 Chapter 25 - Danau Aegis
28 Chapter 26 - Istirahat
29 Chapter 27 - Sisi Lain
30 Chapter 28 - Pekerjaan
31 Chapter 29 - Pijakan Pertama
32 Chapter 30 - Hasil
33 Chapter 31 - Petualang
34 Chapter 32 - Keseharian
35 Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36 Chapter 34 - Awal Perjalanan
37 Chapter 35 - Monster
38 Chapter 36 - Kenyataan
39 Chapter 37 - Bantuan
40 Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41 Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42 Chapter 40 - Pasar
43 Chapter 41 - Negosiasi
44 Chapter 42 - Persiapan
45 Chapter 43 - Pencatatan
46 Chapter 44 - Mencari Uang
47 Chapter 45 - Perkembangan
48 Chapter 46 - Tawaran
49 Chapter 47 - Pembicaraan
50 Chapter 48 - Kontrak
51 Chapter 48.5 - Sisi Lain
52 Chapter 49 - Kehidupan Baru
53 Chapter 50 - Misi Peramu
54 Chapter 51 - Berbisnis
55 Chapter 52 - Kegiatan
56 Chapter 53 - Surat
57 Chapter 54 - Garis Depan
58 Chapter 55 - Pekerjaan
59 Chapter 56 - Akademi Sihir
60 Chapter 57 - Kelas Sihir
61 Chapter 58 - Pasar Budak
62 Chapter 59 - Benang Takdir
63 Chapter 60 - Pencarian
64 Chapter 61 - Pertemuan
65 Chapter 62 - Kenyataan
66 Chapter 63 - Reuni
67 Chapter 64 - Lembaran Baru
68 Arc 2 - Nobility
69 Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70 Chapter 66 - Manajemen
71 Chapter 67 - Penglihatan
72 Chapter 68 - Sisi Lain
73 Chapter 69 - Panggilan
74 Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75 Chapter 71 - Perjalanan
76 Chapter 72 - Desa Rarth
77 Chapter 73 - Igor Sikorsky
78 Chapter 74 - Semangat Juang
79 Chapter 75 - Motif
80 Chapter 76 - Pesan
81 Chapter 77 - Kembali
82 Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83 Chapter 79 - Kedai Bulan
84 Chapter 80 - Kunjungan
85 Chapter 81 - Enchantment
86 Chapter 82 - Hasil
87 Chapter 83 - Rapat
88 Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89 Chapter 85 - Pertemuan
90 Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91 Chapter 87 - Pendaftaran
92 Chapter 88 - Promotor
93 Chapter 89 - Kenyataan
94 Chapter 90 - Pelajaran
95 Chapter 91 - Pertukaran
96 Chapter 92 - Senjata Sihir
97 Chapter 93 - Mark 1
98 Chapter 94 - Parade?
99 Chapter 95 - Penyergapan
100 Chapter 96 - Perburuan
101 Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102 Chapter 97 - Dua Sisi
103 Chapter 98 - Hasil Akhir
104 Chapter 99 - Pengorbanan
105 Chapter 100 - Revelation
106 Chapter 101 - Kelulusan
107 Chapter 102 - Kenyataan
108 Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109 Chapter 104 - Pengganti
110 Chapter 105 - Kebijakan Baru
111 Chapter 106 - Divisi Khusus
112 Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113 Chapter 108 - Serangan Dadakan
114 Chapter 109 - Pertempuran
115 Chapter 110 - Pembantaian
116 Chapter 111 - Kembali
117 Chapter 112 - Sisi Lain
118 Chapter 113 - Kepala Akademi
119 Chapter 114 - Pilihan
120 Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121 Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122 Chapter 117 - Masalah Besar
123 Chapter 118 - Raja Iblis
124 Chapter 119 - Saran
125 Chapter 120 - Saudari
126 Chapter 121 - Kecurigaan
127 Chapter 122 - Utusan
128 Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129 Chapter 124 - Keputusan
130 Chapter 125 - Kebenaran
131 Chapter 126 - Iblis
132 Chapter 127 - Kekacauan
133 Chapter 128 - Akhir
134 Epilog Arc 2
135 Arc 3 - Golden Age
136 Chapter 129 - Perkembangan
137 Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138 Chapter 131 - Krisis
139 Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140 Promosi
141 Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142 Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143 Chapter 135 - Phyrric Victory
144 Chapter 136 - Taste of Defeat
145 Chapter 137 - Kepulangan
146 Chapter 138 - Kabar
147 Chapter 139 - New Dawn
148 Chapter 140 - Agreement
149 Chapter 141 - Journey
150 Chapter 142 - Kebenaran
151 Chapter 143 - Encounter
152 Chapter 144 - Pengorbanan
153 Chapter 145 - Sisi Lain
154 Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155 Chapter 147 - Dua Pemikiran
156 Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157 Selfish Ending - A Peaceful World
158 Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159 Epilog Bagian 2 - Dunia Impian
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Arc 1 - Redemption
2
Chapter 1 - Pergi ke Dunia Lain
3
Chapter 2 - Bertahan Hidup
4
Chapter 3 - Kehidupan Di Desa
5
Chapter 4 - Pahlawan Baru
6
Chapter 5 - Pagi yang Merepotkan
7
Chapter 6 - Kemenangan
8
Chapter 7 - Kawan Baru
9
Chapter 8 - Hari Baru
10
Chapter 9 - Tidak Mau
11
Chapter 10 - Berkat
12
Ilustrasi (Akan selalu di-update tiap berjalannya cerita)
13
Chapter 11 - Kemampuan Baru
14
Chapter 12 - Tambang Carthia
15
Chapter 13 - Emas!
16
Chapter 14 - Awal Mula
17
Chapter 15 - Kegelapan
18
Chapter 16 - Pergantian
19
Chapter 17 - Musim Dingin
20
Chapter 18 - Penjelasan
21
Chapter 19 - Awal Baru
22
Chapter 20 - S Rank Skill : Enchanter
23
Chapter 21 - Rencana
24
Chapter 22 - Balasan
25
Chapter 23 - Kenyataan
26
Chapter 24 - Keluar
27
Chapter 25 - Danau Aegis
28
Chapter 26 - Istirahat
29
Chapter 27 - Sisi Lain
30
Chapter 28 - Pekerjaan
31
Chapter 29 - Pijakan Pertama
32
Chapter 30 - Hasil
33
Chapter 31 - Petualang
34
Chapter 32 - Keseharian
35
Chapter 33 - Akhir dari Musim Dingin
36
Chapter 34 - Awal Perjalanan
37
Chapter 35 - Monster
38
Chapter 36 - Kenyataan
39
Chapter 37 - Bantuan
40
Chapter 38 - Akhir dari Pelarian
41
Chapter 39 - Tenaga Kerja Tambahan
42
Chapter 40 - Pasar
43
Chapter 41 - Negosiasi
44
Chapter 42 - Persiapan
45
Chapter 43 - Pencatatan
46
Chapter 44 - Mencari Uang
47
Chapter 45 - Perkembangan
48
Chapter 46 - Tawaran
49
Chapter 47 - Pembicaraan
50
Chapter 48 - Kontrak
51
Chapter 48.5 - Sisi Lain
52
Chapter 49 - Kehidupan Baru
53
Chapter 50 - Misi Peramu
54
Chapter 51 - Berbisnis
55
Chapter 52 - Kegiatan
56
Chapter 53 - Surat
57
Chapter 54 - Garis Depan
58
Chapter 55 - Pekerjaan
59
Chapter 56 - Akademi Sihir
60
Chapter 57 - Kelas Sihir
61
Chapter 58 - Pasar Budak
62
Chapter 59 - Benang Takdir
63
Chapter 60 - Pencarian
64
Chapter 61 - Pertemuan
65
Chapter 62 - Kenyataan
66
Chapter 63 - Reuni
67
Chapter 64 - Lembaran Baru
68
Arc 2 - Nobility
69
Chapter 65 - Kedai Makan Baru
70
Chapter 66 - Manajemen
71
Chapter 67 - Penglihatan
72
Chapter 68 - Sisi Lain
73
Chapter 69 - Panggilan
74
Chapter 70 - Pahlawan Baru?
75
Chapter 71 - Perjalanan
76
Chapter 72 - Desa Rarth
77
Chapter 73 - Igor Sikorsky
78
Chapter 74 - Semangat Juang
79
Chapter 75 - Motif
80
Chapter 76 - Pesan
81
Chapter 77 - Kembali
82
Chapter 78 - Kota Venice, 17 Hari Kemudian
83
Chapter 79 - Kedai Bulan
84
Chapter 80 - Kunjungan
85
Chapter 81 - Enchantment
86
Chapter 82 - Hasil
87
Chapter 83 - Rapat
88
Chapter 84 - Pekerjaan Baru
89
Chapter 85 - Pertemuan
90
Chapter 86 - Akademi Sihir Aselica
91
Chapter 87 - Pendaftaran
92
Chapter 88 - Promotor
93
Chapter 89 - Kenyataan
94
Chapter 90 - Pelajaran
95
Chapter 91 - Pertukaran
96
Chapter 92 - Senjata Sihir
97
Chapter 93 - Mark 1
98
Chapter 94 - Parade?
99
Chapter 95 - Penyergapan
100
Chapter 96 - Perburuan
101
Chapter 96.5 - Benteng Kayu
102
Chapter 97 - Dua Sisi
103
Chapter 98 - Hasil Akhir
104
Chapter 99 - Pengorbanan
105
Chapter 100 - Revelation
106
Chapter 101 - Kelulusan
107
Chapter 102 - Kenyataan
108
Chapter 103 - Kekosongan Kekuatan
109
Chapter 104 - Pengganti
110
Chapter 105 - Kebijakan Baru
111
Chapter 106 - Divisi Khusus
112
Chapter 107 - Langkah Berikutnya
113
Chapter 108 - Serangan Dadakan
114
Chapter 109 - Pertempuran
115
Chapter 110 - Pembantaian
116
Chapter 111 - Kembali
117
Chapter 112 - Sisi Lain
118
Chapter 113 - Kepala Akademi
119
Chapter 114 - Pilihan
120
Chapter 115 - Mengatakan yang Sejujurnya
121
Chapter 116 - Pemerintahan Selama Musim Dingin
122
Chapter 117 - Masalah Besar
123
Chapter 118 - Raja Iblis
124
Chapter 119 - Saran
125
Chapter 120 - Saudari
126
Chapter 121 - Kecurigaan
127
Chapter 122 - Utusan
128
Chapter 123 - Hal tak Terelakkan
129
Chapter 124 - Keputusan
130
Chapter 125 - Kebenaran
131
Chapter 126 - Iblis
132
Chapter 127 - Kekacauan
133
Chapter 128 - Akhir
134
Epilog Arc 2
135
Arc 3 - Golden Age
136
Chapter 129 - Perkembangan
137
Chapter 130 - 6 Tahun Kedamaian
138
Chapter 131 - Krisis
139
Chapter 132 - Pertempuran di Crystalcourt
140
Promosi
141
Chapter 133 - Pertempuran di Crystalcourt 2
142
Chapter 134 - Kekuatan Mutlak
143
Chapter 135 - Phyrric Victory
144
Chapter 136 - Taste of Defeat
145
Chapter 137 - Kepulangan
146
Chapter 138 - Kabar
147
Chapter 139 - New Dawn
148
Chapter 140 - Agreement
149
Chapter 141 - Journey
150
Chapter 142 - Kebenaran
151
Chapter 143 - Encounter
152
Chapter 144 - Pengorbanan
153
Chapter 145 - Sisi Lain
154
Chapter 146 - Panggung untuk sebuah Akhir
155
Chapter 147 - Dua Pemikiran
156
Chapter 148 - Dua Buah Pilihan
157
Selfish Ending - A Peaceful World
158
Sacrificial Ending - A Bloodbath World
159
Epilog Bagian 2 - Dunia Impian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!