...Jangan lupa ramainkan part ini ya. Bom like dong biar aku semangat....
...Happy reading...
*****
Pagi harinya....
Fathan sedang nampak sibuk membuat sarapan bersama dengan Cika. Pembantu yang biasanya memasak untuk mereka kini Fathan menyuruh bekerja yang lain. Rambut basah, dengan binar wajah yang bahagia membuat Fathan sangat semangat untuk membuat nasi goreng sosis yang spesial untuk Tri yang masih tertidur di kamarnya setelah Fathan garap semalaman penuh. Entah berapa kali Fathan menyemburkan benihnya ke rahim Tri yang jelas membuat Tri sangat kelelahan hingga ia tidak tahu jika pagi sudah menyapa.
"Pa, Mama kok belum bangun sampai sekarang? Apalagi Mama tidak tidur di kamar Cika," tanya Cika dengan raut penasarannya.
Fathan menelan ludahnya dengan kasar pertanyaan anaknya mampu membuat jantung Fathan berdetak dengan sangat cepat. "Emmm mama semalam begadang, Sayang. Makanya mama belum bangun sampai sekarang," jawab Fathan berusaha sesantai mungkin di hadapan sang anak.
"Kenapa mama begadang? Emang mama kerja apa malam-malam?" tanya Cika dengan cerewetnya.
"Uhuk...uhuk..." Fathan mencoba untuk bersikap biasa saja tetapi pertanyaan Cika mampu membuat Fathan terbatuk karena sangking terkejutnya dengan pertanyaan Cika saat ini.
"Emmm... Olahraga, Sayang. Iya mama olahraga untuk kesehatan karena selama ini mama sibuk bekerja hingga lupa untuk berolahraga," jawab Fathan dengan gugup.
"Ooo olahraga. Kenapa Papa gugup sih? Kan Cika hanya bertanya. Sering-sering aja mama olahraga biar sehat dan bisa jaga Cika setiap hari," ucap Cika dengan tersenyum.
"Iya, Nak. Papa akan menemani mamamu olahraga sampai pagi, di jamin mama sehat apalagi papa," gumam Fathan di dalam hatinya dengan menyeringai mes*m.
"Tentu, Sayang!" ucap Fathan dengan tersenyum senang. Ternyata anaknya juga mendukung perbuatannya untuk menghamili Tri agar sang mama tidak bisa berkutik dan menjodohkannya dengan Tiara. Licik memang, tetapi cinta harus di perjuangkan bukan?
Fathan menata nasi ke piring dengan perlahan setelah rasanya lumayan enak dan Cika juga menyukainya.
"Cika, Papa mau mengatakan sesuatu ke Cika," ucap Fathan dengan berjongkok supaya tingginya sama dengan Cika.
"Apa, Pa?" tanya Cika dengan muka polosnya.
"Cika mau punya adik tidak?" tanya Fathan dengan perlahan.
"Adik? Mau, Pa!" jawab Cika dengan senang.
"Nah, kalau begitu Cika tidak boleh manja setiap malam sama mama oke. Karena mama akan memberikan adik untuk Cika," ujar Fathan dengan binar mata bahagia.
"Kenapa begitu, Pa?" tanya Cika dengan sendu.
"Kenapa ya? Yang jelas mama kalau malam gak boleh kecapean. Kamu ngerti, kan?" jawab Fathan dengan lembut.
Dengan tampang cemberut Cika mengangguk dengan lesu demi adik yang akan hadir di antara dirinya karena selama ini Cika sangat kesepian apalagi ketika sang papa bekerja.
"Dan satu lagi. Cika tidak boleh memanggil mama Tri dengan sebutan mama di depan nenek dan kakek karena bisa-bisa mama dimarahi oleh mereka. Kita harus merahasiakan ini sampai kakek dan nenek tidak marah ke mama," ucap Fathan dengan tegas.
"Kenapa kakek dan nenek marah sama mama, Pa?" tanya Cika dengan polosnya.
"Suatu saat kamu akan paham, Sayang. Yang terpenting sekarang Cika nurut dulu sama Papa!" ujar Fathan memberikan pengertian untuk anaknya.
Bukan tanpa alasan Fathan mengatakan ini kepada Cika karena Fathan tidak mau kedua orang tuanya menjauhkan dirinya dari Tri. Fathan tidak akan melepaskan Tri sampai kapan pun, ia menunggu saat yang tepat untuk memperkenalkan Tri kepada kedua orang tuanya sebagai wanita pilihannya dan bukan sebagai pengasuh Cika.
"Iya, Pa. Cika akan nurut sama Papa!" ucap Cika menurut bagaikan mengerti ketakutan papanya saat ini.
"Anak pintar. Sekarang Cika duduk di kursi makan Papa akan membangunkan mama sebentar. Tunggu di sini dan jangan ke mana-mana ya!" ucap Fathan dengan tegas.
"Siap,Bos!"
****
Sedangkan Tri masih bergelut di alam mimpinya. Ia seperti sedang bermimpi indah saat ini hingga sinar matahari mengusik tidurnya yang membuat Tri mengerang perlahan.
"Bangun putri tidur ini sudah pagi," bisik sebuah suara yang membuat Tri membuka matanya.
Hal yang pertama kali ia lihat adalah wajah tampan Fathan yang sedang tersenyum ke arahnya. Tri bingung, ia menatap ke seliling kamarnya dengan bingung hingga ia menyadari jika dirinya tidak di kamar Cika.
perlahan semua kejadian semalam berputar di otaknya hingga wajahnya memerah seperti tomat saat Tri mengingat semuanya.
"Apa sudah mengingat semuanya?" tanya Fathan dengan terkekeh ketika memperhatikan perubahan raut wajah Tri yang sangat menggemaskan.
Tri menarik selimut yang hampir melorot dari tubuhnya. Ia membuka selimutnya dengan perlahan, ia menelan ludahnya saat melihat dirinya tidak memakai apapun di balik selimut yang ia pakai.
"I-ini mimpi, kan?" tanya Tri dengam terbata.
Fathan yang tadinya duduk di pinggiran kasur kini bergerak mendekati Tri yang membuat Tri menatap Fathan dengan takut. Apa yang terjadi semalam? Mengapa ia bisa melakukan itu dengan Fathan?
"Ini bukan mimpi, Hanum! Kamu sudah milik saya seutuhnya, saya sudah menandai kamu semalam," ujar Fathan dengan tenang.
Muka Tri bertambah merah dan panas. Malam panas yang ia lewati bersama dengan Fathan mampu membuatnya tidak berdaya sekarang.
"Dokter minggir! Saya mau mandi!" ucap Tri pada akhirnya. Toh semuanya sudah terjadi tidak ada yang perlu di sesali karena antara dirinya dan Fathan sama-sama menginginkannya semalam, apalagi Fathan sangat memujanya hingga Tri tidak tahu jam berapa mereka berhenti melakukan adegan panas itu karena Fathan sungguh tidak membiarkan dirinya tidur dengan nyenyak semalam. Fathan terus memasukinya dengan berbagai gaya bahkan sampai miliknya terasa perih. Beginikah seorang duda yang sudah tidak lama merasakan surga dunia? Sungguh sangat buas sekali tetapi sangat memuaskan sih, pikir Tri di dalam hati.
Fathan menarik dagu Tri dengan perlahan. Ia mengecup bibir Tri dengan sekilas. "Kamu kekasih saya mulai saat ini sekaligus calon istri saya dan mama untuk Cika," bisik Fathan dengan lirih yang membuat Tri tersenyum canggung antara bahagia dan takut menghantuinya.
"Mandilah cepat! Cika sudah menunggumu sejak tadi untuk sarapan," ujar Fathan dengan lembut.
Tri menatap jam dinding di kamar Fathan. Ia membelalak kaget saat waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi.
"Astaga, aku kesiangan," pekik Tri membuat Fathan terkekeh, sungguh Tri sangat menggemaskan sekali.
"Awwww...ssttttt...perih," ucap Tri saat dirinya terburu-buru berjalan ke kamar mandi dengan selimut yang melilit tubuhnya, ternyata miliknya sangat perih hingga membuat dirinya kesulitan berjalan.
Fathan tanggap. Ia sudah meyakini akan seperti ini, dengan sigap dirinya menggendong Tri ala bridal style ke dalam kamar mandi.
Fathan mendudukan Tri di walk closed dengan perlahan. Ia berjalan ke arah bathtub dan mengisi air hangat untuk Tri berendam.
"Saya bisa sendiri, Dok!" cegah Tri saat Fathan ingin menggendongnya kembali.
Fathan menatap Tri dengan tegas. "Panggil saya Mas Fathan ketika kita sedang berdua. Saya ini calon suami kamu, jangan formal kepada saya!" ucap Fathan dengan nada tidak suka.
"T-tapi..."
"Hanum! Menurut kepada saya atau kita berakhir bercinta di sini," ancam Fathan yang membuat Tri menelan ludahnya dengan kasar.
"I-iya, do...emmmm maksudku M-mas Fathan," ucap Tri dengan canggung.
"Begitu lebih baik. Jangan membantah saya, Hanum. Saya tidak mau kamu sakit," ucap Fathan dengan lembut.
"Berendamlah untuk merilekskan tubuhmu. Sepertinya ada yang luka pada milikmu, nanti saya berikan krim pereda rasa sakitnya," ujar Fathan dengan sangat paham.
"S-silahkan do..Mas Fathan keluar!" ucap Tri dengan canggung karena tidak mungkin ia melepaskan selimut yang melilit tubuhnya di depan Fathan, sangat bahaya sekali bisa-bisa Fathan kembali menggarap tubuhnya dengan buas.
Fathan tersenyum miring, ia mendekat ke arah Tri dan menarik pinggang wanita itu. "Apa saya perlu memandikan kamu?" tanya Fathan dengan jahil.
"T-tidak..." jawab Tri dengan panik yang semakin membuat Fathan senang.
Fathan mengacak rambut Tri yang sudah berantakan. "Berendam lah! Saya akan menyuruh Cika untuk sarapan duluan," ujar Fathan dengan pelan.
Cup...
"Terima kasih atas pelayanannya semalam. Saya sangat puas!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
wuiihhh ngancem yaaa....
2022-10-08
0
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-10-08
0
Yati sandra
akhirnya plong jg si duda 😄😄
2022-05-14
0