...Jangan lupa ramein cerita ini ya. komen kalian aku tunggu, biar aku semangat update....
...Happy reading...
****
Setelah pertemuannya dengan Tri, Fathan seperti lelaki yang baru saja merasakan cinta kembali. Entahlah, ia tidak tahu mengapa bisa begini, padahal Fathan sudah berjanji tidak akan pernah mencintai wanita lain selain mendiang sang istri.
Fathan memandangi foto Tri yang diam-diam ia ambil saat wanita itu berada di tuang kerjanya. Ia tersenyum seperti orang gila memamdang foto Tri. Lalu dirinya menatap foto mendiang sang istri yang di bingkai dengan rapi, senyuman sang istri yang mampu membuat Fathan merasa kuat selama ini menjadi orang tua tunggal untuk Cika.
"Tika, kamu tahu tidak? Aku bertemu sosok yang sangat mirip denganmu. Aku mencintainya bukan karena dia mirip denganmu tetapi suara lembutnya yang mampu membuat hatiku bergetar kembali. Gairah dan hasrat yang pernah mati setelah kepergianmu kini bangkit seakan ingin meledak yang membuatku frustasi. Aku mohon restui aku untuk mendapatkannya karena aku yakin anak kita pasti suka dengannya," gumam Fathan dengan mengelus foto Tika dengan perlahan.
"Namanya Tri Hanum Pratiwi. Nama yang cantik bukan? Aku bagaikan seorang penguntit ketika hanya ingin mengetahui namanya saja. Dia sangat cantik sekali Tika sama sepertimu," ucap Fathan lanjut bercerita sehingga tidak menyadari jika Cika masuk ke kamarnya.
"Papa!" panggil Cika dengan suara imutnya.
Fathan terkejut dengan kedatangan Cika yang tiba-tiba naik ke atas kasur dan melihat ke arah ponselnya.
"Pa, tante di foto ini siapa?" tanya Cika dengan penasaran menunjuk ke arah foto Tri yang ada di ponsel sang papa.
Fathan gugup antara mengatakan kepada anaknya tentang Tri atau tidak. Dengan cepat Fathan mematikan ponselnya dan ia letakkan di atas nakas.
"Cika kenapa belum tidur, Sayang?" tanya Fathan dengan mengelus rambut anaknya.
"Papa kebiasaan tidak menjawab pertanyaan Cika," ucap Cika dengan cemberut. "Cika ulangi sekali lagi tante yang ada di ponsel Papa siapa?" tanya Cika dengan menyilangkan kedua tangannya di dada menatap sang papa dengan tajam.
Bukannya takut Fathan malah terkekeh gemas dengan tingkah anaknya yang seperti ibu-ibu memarahi anaknya. "Cika mau tahu Tante itu siapa?" tanya Fathan dengan mengulum senyumnya.
"Iya Papa," jawab Cika dengan geregetan.
"Kalau itu Papa bilang calon mama Cika. Cika marah sama Papa atau tidak?" tanya Fathan pada akhirnya menatap anaknya dengan dalam. Ia ingin tahu bagaimana ekspresi anaknya sekarang.
Cika meletakkan telunjuknya di dagu. Seperti orang dewasa yang berpikir dengan serius. "Cika mau punya Mama. Cika mau ketemu sama mama baru Cika," ucap Cika dengam berbinar.
Fathan yang tadinya menahan napas langsung melengkungkan bibirnya menciptakan senyuman yang sangat manis sekali.
Fathan mencubit pipi Cika dengan gemas. "Cika akan segera bertemu dengan mama," ucap Fathan dengan senang.
Cika, anak berusia 5 tahun itu tertarik dengan Tri. Entah mengapa ia seperti memiliki ikatan batin dengan dengan Tri hanya karena melihat wajah Tri di dalam foto. Wajah Tri yang teduh membuat Cika menemukan sosok mama di dalam diri Tri. Cika menjadi tidak sabar ingin bertemu dengan Tri saat ini.
"Asyik Cika punya mama. Cika punya mama," teriak Cika loncat-loncat di kasur Fathan.
Fathan merasa lega saat melihat Cika bahagia ingin bertemu dengan Tri. "Lihat kan Hanum. Anakku saja jatuh cinta denganmu. Pelet apa yang kamu pakai hingga mampu menjerat ksmi berdua seperti ini. Kamu tahu Cika susah banget dekat dengan orang lain bahkan aku sudah sering mengganti baby sitter-nya," gumam Fathan di dalam hati.
****
Tri sama sekali tidak bisa tidur pikirannya bercabang antar memikirkan Mentari dan juga dokter Fathan. "Ya Tuhan...lelaki itu sangat tampan sekali. Kenapa hatiku bergetar saat mengingatnya?" ucap Tri dengan senyum-senyum seperti orang gila.
Tri menepuk pipinya yang terasa panas. "Sadar Tri. Dokter Fathan sudah mempunyai istri," ucap Tri menyadarkan dirinya sendiri.
Tok..tok...
"Tri!" teriak Ulan dengan keras.
Tri langsung tersadar. Ia langsung berdiri dan membukakan pintu untuk majikannya. "Kenapa, Bu? Ibu membutuhkan sesuatu?" tanya Tri dengan sopan.
"Mentari sudah ditemukan kamu siap-siap kita ke rumah sakit sekarang," ucap Ulan dengan panik.
"Alhamdulillah... Iya Bu saya akan siap-siap sekarang," ucap Tri dengan merasa bahagia.
"Ayo Tri cepat!" ucap Ulan.
"Ayo Bu," seru Tri.
Tri ikut masuk ke dalam mobil bersama dengan Ulan. Ia mencoba menenangkan sang majikan yang terlihat menangis. "Ibu jangan panik ya, kita akan segera mengetahui keadaan non Mentari. Semoga non Mentari baik-baik saja," ucap Tri yang memang belum tahu keadaan majikannya bagaimana.
"Mentari tertembak Tri. Saya takut menantu saya kenapa-napa. Bagaimana dengan Mbok karena Mentari hanya keluarga satu-satunya," ujar Ulan dengan terisak.
Tri membekap mulutnya dengan tangannya sendiri. Ia benar-benar syok saat mengetahui kondisi majikannya sekarang, ia ikut menangis bersama dengan Ulan. "Hiks...maafkan saya Bu yang tidak becus menjaga non Mentari," ucap Tri merasa bersalah.
Mbok Munah yang mendengar ucapan majikannya dan Tri yang sudah ia anggap anak hanya bisa menangis tanpa suara. "Mbok tidak menyalahkanmu Tri karena ini benar-benar musibah, Mbok hanya meminta doa dari kamu dan ibu. Mohon doa untuk keselamatan cucu saya," ucap Mbok Munsh dengan lirih.
"Semoga non Mentari baik-baik saja ya, Mbok!"
"Aamiin!"
*****
Sesampainya di rumah sakit Ulan langsung menghampiri sang anak yang terlihat hancur sekali.
"Gimana keadaan cucu Mbok, Nak?" tanya Mbok Munah dengan berderai air mata. Bagaimana tidak Mentari adalah keluarga satu-satunya yang ia punya setelah suaminya telah meninggal dan ayah serta kakak dari Mentari yang sekarang entah berada di mana.
"Elang belum tahu Mbok. Maafkan Elang yang tidak bisa menjadi suami yang baik untuk Mentari. Maafkan Elang yang gak bisa menjaga Mentari, Mbok. Elang gagal menjadi suami! Seharusnya Elang yang melindungi Mentari! Seharusnya Elang yang berada di dalam," ucap Elang dengan berlutut di kaki Mbok Munah.
"Bangun, Nak! Ini semua sudah takdir, Mbok tidak menyalahkan kamu. Karena dari awal Mbok tahu Mentari sangat mencintai kamu, jadi dia rela melakukan apa saja agar kamu tidak terluka. Yang Mbok takutkan, Mbok akan kehilangan cucu Mbok," ucap Mbok Munah dengan sendu.
Tri diam menyimak semuanya hingga dokter keluar dan menjelaskan keadaan Mentari ysng tengah kritis dalam keadaan hamil muda. Benar firasat Tri selama ini jika majikannya sedang hamil.
"Ya Tuhan selamatkan non Mentari," doa Tri di dalam hatinya.
Tri tidak tahu jika kehamilan sang majikan membuatnya akan selalu bertemu dengan Fathan dan wanita yang masih berstatus perawan itu tak lagi bisa lepas dari pesona sang dokter duda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
N I N E
padahal ceritanya lohh bagus , tapi yg like kok dikit ya?
2022-11-23
0
Tobeli Hiatus 💞
dokter nya semangat udh nemu rusuknya
2022-06-29
1
🌈wury agustin 🍒🌈
lanjuttt thorr
2022-03-03
2