...Jangan lupa ramaikan part ini ya....
...Happy reading...
*****
Tri mencak-mencak tidak jelas saat ia berhasil keluar dari ruangan dokter Fathan. Ia memegang bibirnya yang dicium oleh dokter Fathan.
"Ya Tuhan... Apa ini? Kenapa rasanya sangat enak?" ucap Tri dengan lirih.
Tri memukul kepalanya sendiri dengan sedikit keras karena pikiran mesumnya sudah berkelana di kepalanya sendiri, ia adalah wanita dewasa yang menginginkan sentuhan lelaki. Dan sentuhan Fathan mampu membuatnya merinding seketika.
Tri masuk ke ruangan Mentari dengan pikiran yang melayang entah kemana membuat semua orang yang berada di sana bingung menatap Tri yang tiba-tiba terdiam dengan memegang bibirnya.
"Kamu kenapa Tri?" tanya Ulan menatap aneh ke arah Tri.
Tri sedikit terkejut dengan suara Ulan yang tiba-tiba menginterupsinya. "E-enggak apa-apa, Bu!" ucap Tri dengan terbata.
"Habis kencan dengan dokter Fathan ya Mbak Tri?" tanya Mentari dengan jahil.
"E-enggak, Non!" sahut Tri dengan menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri.
"Sayang!" tegur Elang dengan suara lembutnya yang membuat Mentari nyengir kuda ke arah sang suami sedangkan Tri hanya bisa tersenyum tipis saat Mentari terus mengejeknya.
"Pak, Bu, saya pulang duluan ya. Seperti saya kurang enak badan," ucap Tri dengan pelan.
"Kamu sakit Tri? Ya sudah kamu pulang duluan ya, istirahat yang cukup," ucap Ulan dengan lembut selayaknya orang tua kepada anaknya.
"Iya, Bu.Terima kasih! Saya pamit dulu Bu dan semuanya," ucap Tri dengan lirih.
"Hati-hati, Tri!"
*****
"Mau kemana?" tanya Fathan saat melihat Tri keluar dari rumah sakit.
"Pulang!" jawab Tri dengan datar.
"Saya antar!" ucap Fathan dengan tegas.
"Tidak usah, Dok! Saya bisa pulang sendiri!" ucap Tri dengan ketus.
Fathan menautkan sebelah alisnya saat mendengar ucapan ketus dari Tri. Lalu ia tersenyum saat mengingat perubahan Tri karena ciuman darinya tadi.
"Kenapa kamu jadi ketus kepada saya Hanum? Apa karena ciuman saya tadi? Kamu kurang hmm? Mau lagi?" bisik Fathan di telinga Tri dengan sensual.
"A-apa?" sahut Tri dengan syok. "Dasar dokter mesum! Selama ini saya salah menilai anda! Saya pikir anda lelaki baik-baik," ucap Tri dengan ketus.
Fathan terkekeh, tanpa membalas ucapan Tri, dirinya langsung menarik Tri agar masuo ke dalam mobilnya. "Maafkan atas kelancangan saya Hanum. Tapi kamu juga menikmati ciuman saya, kan?" ucap Fathan dengan wajah bersalah yang dibuat-buat.
Wajah Tri memerah karena benar apa yang dikatakan Fathan, dirinya juga menikmati lembutnya bibir Fathan saat bergerak di atas bibirnya. Tubuhnya kembali memanas karena membayangkan ciuman mesranya tadi bersama dengan dokter Fathan.
"Saya bisa pulang sendiri, Dok!" ucap Tri berusaha melepaskan tangan Fathan dari pergelangan tangannya tetapi Fathan semakin mempererat genggamannya membuat Tri meringis karena sakit.
"Tidak ada penolakan, Hanum!" ujar Fathan dengan tegas.
"Masuk!" ucap Fathan dengan datar.
"Dok, Sa..."
"Masuk Hanum!" ucap Fathan dengan dingin.
Tri terdiam, ia baru pertama kali melihat dan mendengar dinginnya Fathan kepadanya membuat Tri takut dan masuk ke dalam mobil Fathan dengam ragu.
Fathan tersenyum dengan sinis saat Tri masuk ke dalam mobilnya. Entah mengapa ia telah berubah menjadi lelaki yang seperti baru pertama jatuh cinta dan melihat gadisnya bersama dengan lelaki lain. Fathan ingin Tri berada di jarak pandangnya, ia tidak bisa berjauhan dengan Tri.
Fathan juga ikut masuk setelah memastikan Tri sudah duduk nyaman di kursi penumpang.
"Kenapa tidak jalan-jalan mobilnya?" tanya Tri dengan kesal.
"Karena wajah kamu kesal begitu kepada saya!" ucap Fathan dengan dingin. "Saya merasa suasana di dalam mobil ini sama sekali tidak nyaman," lanjut Fathan dengan tegas.
Fathan menarik dagu Tri dengan lembut dan menatap dalam ke manik mata gadis itu. "Ciuman saya tadi benar-benar tulus untuk kamu!" bisik Fathan dengan lirih.
Tri menahan napasnya saat aroma mint dari napas Fathan tercium di hidungnya. Apalagi saat ibu jari Fathan bergerak lembut mengusap bibirnya. "Saya suka dengan bibir ini, Hanum! Ini milik saya!" ucap Fathan dengan serak.
"D-dok..."
"Sssttt.... cukup diam saja Hanum!" ucap Fathan dengan lirih.
"D-dok ini salah! Please jangan seperti ini! Tetap jadi dokter Fathan seperti biasa," ujar Tri dengan lirih.
"Ini tidak salah, Hanum!" ucap Fathan dengan tegas. Tatapannya semakin dalam kepada Tri.
"Pejamkan mata kamu. Dan balas ciumanku kali ini!" ucap Fathan dengan tegas.
Entah sihir apa yang Fathan lakukan kepadanya, Tri menurut dengan ucapan Fathan dengan menutup matanya hingga benda kenyal keduanya kembali menyatu.
Cup...
Dengan kaku Tri membalas ciuman dokter Fathan bahkan lidah keduanya saling membelit satu sama lain. Tri mengikuti instingnya dengan mengalungkan kedua tangannya, Fathan menyeringai saat Tri membalas ciuman mereka, keduanya bertukar saliva hingga Tri kehabisan napas dan mendorong dada dokter Fathan.
Napas keduanya tersengal-sengal. Fathan mengusap bibir Tri dengan lembut. "Selalu manis," gumam Fathan dengan pelan.
Cup...
"Ayo kita jemput Cika!" ucap Fathan dengan semangat setelah mendapatkan suntikan vitamin dari Tri
"Hanum!" panggil Fathan dengan pelan.
"I-iya, Dok," jawab Tri dengan gugup.
"Terima kasih suntikan vitaminnya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
vitamin C....😁
2022-10-07
0
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
woo.... blaen
2022-10-07
0
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
astaga 😆😆😆
2022-10-07
0