...Kalau rame bakal double up....
...Happy reading...
****
Cika dengan gembira ikut ke rumah sakit di mana sang papa bekerja. Hari ini ia sangat menurut dengan Lea sang baby sitter karena hatinya sedang berbunga-bunga ingin bertemu dengan mama barunya.
"Non Cika kalau nurut sama Mbak Lea jadi semakin cantik deh," ucap Lea dengan senang.
"Jadi menurut Mbak selama ini Cika tidak cantik begitu? Cika bilang ke papa nih ya kalau Mbak Lea bilang Cika jelek padahal Cika ini princess-nya papa loh biar Mbak Lea di marahi papa," ucap Cika dengan sebal.
"Eh... B-bukan begitu Non. Jangan bilang bapak ya! Please... Maksud Mbak Lea tadi Non Cika setiap hari cantik tetapi hari ini jauh lebih cantik," ujar Lea menjelaskan.
"Ooo begitu. Kata papa hari ini Cika harus mengeluarkan aura kecantikan supaya calon mama Cika suka. Kira-kira mama baru Cika kalau ketemu Cika senang tidak, Mbak?" tanya Cika dengan nada polosnya.
Lea tercengang hingga bibirnya terbuka lebar membuat Cika mendengus sebal. "Mbak ihh. Jawab dong!" ucap Cika dengan kesal.
Lea tergagap. "Memang bapak mau menikah Non?" tanya Lea dengan penasaran. Patah hati sudah dirinya saat ini. Ia bertahan bekerja mengasuh Cika agar Fathan tertarik eh ternyata Fathan sudah mempunyai calon istri. Hiks sungguh sakit hati Lea saat ini, tetapi dia harus tetap menerima semuanya.
"Ekhemm..." Fathan berdehem yang membuat Lea dan Cika terkejut.
"Papa!" teriak Cika dengan senang.
Lea mengelus dadanya untuk menenangkan jantungnya yang berdetak, wangi parfum Fathan mampu membuatnya melayang saat ini.
"Lea!" panggil Fathan dengan datar.
"I-iya Pak," jawab Lea dengan terbata.
"Saya tegaskan ke kamu jangan ikut campur masalah pribadi saya atau bertanya tentang saya pada Cika. Saya tidak suka dengan orang yang kepo tentang saya," ucap Fathan dengan tajam.
"Maaf, Pak! Saya tidak bermaksud begitu," ucap Lea dengan lirih.
"Saya tidak suka dengan kata maaf. Semua keperluan Cika sudah kamu siapkan?" ucap Fathan dengan dingin.
"S-sudah, Pak," jawab Lea.
"Bawa kemari. Dan kamu hari ini bisa libur karena Cika akan ikut dengan saya ke rumah sakit di sana dia akan dijaga oleh calon istri saya," ucap Fathan dengan penuh penekan.
Lea hanya mengangguk dengan takut. Ia mengambil semua keperluan Cika dan memberikannya kepada Fathan.
"Huufff.... Tidak Pak Fathan, tidak non Cika semuanya galak seperti singa," gumam Lea saat kepergian Fathan dan Cika.
****
"Hari ini pekerjaan Papa banyak Cika. Papa harus membantu menyelamatkan majikan dari calon mama kamu yang sedang hamil. Kamu jangan nakal sama mama. Dan jangan bilang kalau Papa yang bilang ke Cika kalau Papa ingin menikah dengan mama. Cika harus di pihak Papa kali ini untuk membuat mama suka sama kita. Kamu paham, kan?" tanya Fathan kepada anaknya saat mereka sudah sampai di rumah sakit.
"Paham, Pa!" jawab Cika dengan mengangguk.
"Oke... Kita keluar sekarang," ucap Fathan dengan senang.
Fathan menggendong Cika masuk ke dalam rumah sakit. Banyak dokter dan perawat yang menyapa hot daddy tersebut tetapi Fathan hanya membalasnya dengan senyuman tipis saja, ia tidak mau para dokter dan suster menyukainya lagi karena dirinya sudah menemukan tambatan hatinya.
"Pa itu mama!" ucap Cika dengan bahagia saat melihat Tri sedang duduk di ruang tunggu.
"Turunin Cika, Pa! Cika mau ketemu mama!" rengek Cika tidak sabaran. Ia memberontak di gendongan Fathan yang membuat lelaki itu cepat menurunkan anaknya.
"MAMA!" teriak Cika berlari ke arah Tri.
"Lihatlah. Dia lebih tak sabaran dari padaku," gumam Fathan dengan kesal.
"Ck, Cika pasti akan menjadi orang ketiga di antara aku dan Hanum dan aku tidak bisa menyingkirkannya," ucap Fathan dengan mendengus kesal.
Tri merasa bingung ketika ada yang berteriak memanggil mama tetapi yang dituju adalah dirinya.
"Mama!" panggil Cika dengan mata yang berbinar.
"Mama? Adik kecil dimana mama kamu? Kamu sendirian di rumah sakit ini? Siapa yang sakit?" tanya Tri dengan lembut.
"Mama," ucap Cika memeluk Tri yang membuat Tri tercengang tetapi tak lama ia membalas pelukan anak kecil yang memanggilnya mama itu.
"Tante bukan mama kamu, Nak," ucap Tri memberi pengertian.
"Mama Cika memang sudah meninggal. Tapi Tante mau tidak jadi mama Cika? Tante mau kan menikah dengan papa Cika," ucap Cika dengan imutnya membuat Tri tersenyum dan mengacak rambut Cika dengan gemas.
"Sekarang mana papa Cika. Biar Tante antar Cika ke tempat Papa," ujar Tri yang tidak merespon ucapan Cika yang memintanya untuk menjadi istri dari papanya. Yang benar saja anak kecil ini. Masih kecil sudah tahu tentang menikah.
"Tante, papa itu jomblo sejak kehilangan mama Cika saat melahirkan Cika. Jadi, Tante mau ya menikah dengan papa. Kasihan papa kalau tidur tidak ada yang menemani," ucap Cika dengan keukeh.
Tri tertawa. Jomblo? Benar-benar anak yang pintar berbicara, mengapa Tri menjadi ssngat gemas dengan Cika ya?
"Cika!" panggil Fathan setelah merasa cukup melihat interaksi anaknya dengan calon istrinya.
"Nah itu papa Cika, Tante. Tampan, kan? Banyak yang dekati papa tapi Cika tidak suka, Cika sukanya Tante. Tante mau ya menikah dengan papa biar Cika punya mama," bisik Cika seakan mengajak Tri bernegosiasi
"Maaf Hanum. Anak saya memang seperti itu," ucap Fathan merasa tidak enak hati tetapi di hatinya merasa senang ketika Cika terus membujuk Tri.
"Cika anak dokter Fathan?" tanya Tri dengan terkejut. "Dan kenapa Dokter memanggilnya saya Hanum?" tanya Tri dengan bingung.
"Iya Cika adalah anak saya. Dan kenapa saya memanggilmu dengan sebutan Hanum karena nama kamu Tri Hanum Pratiwi dan saya suka memanggilmu Hanum," jawab Fathan dengan tersenyum.
"Saya ingin memanggilmu Hanum karena nama itu sangat indah untuk saya. Apalagi saat kamu tak lagi berdaya di bawah kuasa saya, Hanum!" gumam Fathan di dalam hati.
"Tapi itu nanti di saat saya sudah bisa mendapatkan kamu," lanjut Fathan lagi.
"Loh Dokter kok bisa tahu nama panjang saya?" tanya Tri dengan syok.
"Dari data pasien," alibi Fathan karena sebenarnya ia mencari tahu sendiri seperti seorang penguntit yang diam-diam mencuri KTP milik Tri.
Tri hanya ber-o-ria saja karena menurutnya tidak ada yang mencurigakan pada Fathan.
Fathan melihat ke arah jam tangannya. "Hanum bisakah saya minta tolong untuk menjaga Cika? Hari ini baby sitter-nya sedang libur jadi saya membawa Cika ke rumah sakit. Dan kebetulan jadwal saya hari ini untuk mengecek kandungan Mentari yang sedang kritis," ucap Fathan mulai bereaksi.
"Cika mau sama Mama!" ucap Cika dengan memelas saat Tri menatap ke arah Cika.
"Y-ya sudah, Dok. Saya akan menjaga Cika di saat anda bekerja," ucap Tri pada akhirnya.
"Yee...Cika bisa main sama Mama," ucap Cika dengan senang yang membuat Tri tersenyum canggung ke arah Fathan.
"Cika sama tante Tri dulu ya. Papa kerja dulu," ucap Fathan dengan lembut.
Lalu Fathan mendekatkan bibirnya ke telinga Cika. "Anak pintar. Terus dekati mama kamu, Sayang. Sampai dia mau tinggal bersama kita," bisik Fathan yang diangguki semangat oleh Cika dan tentu sama sekali tidak didengar oleh Tri.
"Saya titip Cika, Hanum!" ucap Fathan dengan tegas.
"Iya, Pak!" jawab Tri dengan canggung.
Fathan mengedipkan matanya ke arah Cika sebelum Fathan berlalu pergi masuk ke ruangan Mentari.
Elang dan yang lainnya merasa bingung dengan adanya seorang anak perempuan bersama Tri saat mereka kembali membeli makanan.
"Mbak Tri ini siapa?" tanya Elang dengan bingung.
"I-ini..."
"Halo, Om. Perkenalkan nama aku Cika Lestari. Cika ini calon anaknya mama Tri," ucap Cika dengan cepat memperkenalkan diri sebelum Tri memperkenalkannya.
"Hah?"
"B-bukan Tuan, Bu, Pak. Cika ini anaknya dokter Fathan, saya yang menjaga Cika saat dokter Fathan memeriksa kandungan non Mentari," ucap Tri menjelaskan dengan cepat. Ia tidak mau majikannya salah paham.
"Cika maunya tante jadi mama Cika. Om juga setuju, kan?" tanya Cika.
Elang sedikit terhibur dengan kedatangan Cika. "Setuju saja asal papa Cika baik," jawab Elang dengan lembut.
"Papa Cika baik, Om. Makanya Cika kasihan sama papa merawat Cika sendirian, Cika mau punya mama," ujar Cika dengan sendu.
Tri meringis merasa tersentuh dengan ucapan Cika tetapi ia juga tidak enak dengan majikannya dan juga dokter Fathan. Di satu sisi Tri merasa senang saat mengetahui dokter Fathan adalah seorang duda, di sisi lain Tri merasa tak mungkin menikah dengan Fathan mengingat dirinya saja sudah 3 kali gagal menikah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
mamahe Lana
modus bapak ma anaknya...bagus cika pepet terus mama hanum🤣🤣🤣🤣
2022-11-27
0
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
cerdas
2022-10-07
0
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
suara hati seorang Dokter 😆🙈
2022-10-07
0