...Maaf ya kemarin tidak up karena tetangga nikah. Jadi ikut sibuk deh...
...Musim sakit, musim juga nikah wkwk....
...Kalau ramai bakal double up....
...Bom koment biar double up!...
...Happy reading...
****
Yesha, mama Fathan yang sudah memasuki usia berkepala 6 lebih itu menatap anak semata wayang dengan wajah yang amat serius.
"Ini sudah 5 tahun berlalu, Fathan. Sudah sepantasnya kamu menikah lagi dan memberikan Cika pengganti mamanya," ujar Mama Yesha dengan suara tegas.
"Fathan akan segera mengenalkan calon istri Fathan ke Mama!" ujar Fathan tak kalah tegasnya.
Fathan terkejut saat sang mama mendatanginya di rumah sakit. Tak biasanya mamanya itu seperti ini, dan benar bukan? Mamanya datang untuk meminta dirinya menikah.
"Tidak! Mama sudah mempunyai calon untukmu.Tiara adik dari Tika sangat cantik, sopan dan berpendidikan, dia juga sebentar lagi akan menjadi seorang dokter sama sepertimu," ucap Mama Yesha dengan tegas.
"Ma, aku tidak mungkin menikah dengan adik dari mendiang istriku sendiri! Aku tidak mencintainya, Ma!" ucap Fathan dengan tajam.
"Apa yang membuat kamu tidak bisa mencintai Tiara? Dia baik, dia sopan, dia sayang keluarga, dari keluarga terpandang, dan dia juga tante dari Cika dan tentu saja menyayangi Cika. Kalian itu cocok dan mama mertuamu juga sudah setuju untuk menjodohkan kalian berdua," sahut Mama Yesha.
"Semua tidak dapat Mama paksakan! Fathan sama sekali tidak mencintai Tiara. Dia baik, ya memang dia sangat baik! Dia menyayangi Cika? Jelas karena Cika keponakannya sendiri. Tapi Fathan tetap tidak mau menikah dengan Tiara!" ucap Fathan dengan menahan kekesalannya.
"Kamu jalani saja dulu dengan Tiara. Seminggu lagi dia pulang ke Jakarta setelah lulus kuliah dan Mama memintanya untuk bekerja di rumah sakit ini," ucap Mama Yesha dengan tersenyum.
"Ma..."
"Tidak usah banyak membantah. Mama yakin kamu bisa mencintai Tiara karena dia baik seperti Tika. Mama pulang dulu, persiapkan diri kamu untuk bertemu dengan Tiara seminggu lagi," ucap Mama Yesha dengan cepat.
Fathan mengusap wajahnya dengan kasar.Wajah yang tadinya berseri-seri karena Tri, kini terlihat sangat masam. Bagaimana mungkin ia menikah dengan Tiara? Fathan sama sekali tidak ada rasa untuk Tiara yang sudah ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri.
"Jika begini bagaimana aku mengenalkan Hanum kepada mama? Aku yakin mama langsung tidak setuju karena Hanum hanyalah seorang pembantu dan tidak berpendidikan tinggi. Dari dulu selalu saja mama seperti ini," gumam Fathan dengan lirih, ia menjadi tidak mempunyai semangat untuk bekerja hari ini, mood-nya benar-benar hancur karena mamanya sekarang.
Tok..tok..
"Masuk!" ucap Fathan dengan nada dinginnya.
Suster yang mengetuk pintu ruangan Fathan membuka pintu dengan perlahan. Ia tersenyum ke arah Fathan dengan sangat manis tetapi balasan Fathan hanya berekspresi datar yang membuat suster tersebut tersenyum masam.
"Dok, ada pasien yang sedang hamil mengalami kecelakaan, keadaan sangat buruk dan membutuhkan pertolongan anda," ucap suster tersebut berubah serius.
"Ke ruang operasi sekarang. Siapkan semua peralatan operasi untuk menyelamatkan ibu dan bayinya!" ucap Fathan dengan tegas.
Walau suasana hatinya tidak sedang baik-baik saja Fathan tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang dokter kandungan yang profesional. Ia tidak ingin mengecewakan para pasiennya, mungkin dengan bekerja hatinya jauh lebih baik dari pada sebelumnya.
"Baik, Dok!" sahut suster dengan cepat.
Fathan menyambar jas putihnya dengan cepat dan memakainya sambil berjalan ke ruang operasi. Di depan ruangan sudah berkumpul keluarga dari pasien yang akan ia tangani saat ini.
"Dok, tolong selamatkan istri dan anak saya!" ucap suami dari wanita hamil yang tengah berjuang di dalam sana.
"Saya mohon anda tenang dan berdoa untuk keselamatan istri dan anak anda. Saya dan tim yang lainnya berusaha untuk menyelamatkan keduanya," ucap Fathan dengan tegas.
"Tolong selamatkan keduanya, Dok! Saya mohon!"
"Dok, pasien mengalami kejang-kejang!" teriak salah satu suster yang membuat keluarganya panik.
"Segera ambil tindakan!" ucap Fathan dengan tegas.
Ia segera masuk setelah suster mengatakan hal buruk. Benar saja ibu hamil itu mengalami kecelakaan yang sangat parah.
"Sepertinya kita harus memilih salah satunya, Dok!" ucap rekan dokter Fathan.
"Keadaan ibunya sangat parah. Apa kita selamatkan bayinya saja?"
"Tidak! Kita harus selamatkan keduanya!" ucap Fathan dengan penuh keyakinan.
"Ambil posisi kalian masing-masing. Jangan ada yang lalai!" ucap Fathan dengan tegas.
"Baik, Dok!" jawab semua rekan Fathan dengan serempak.
Fathan langsung menangani pasien dan bayinya. Ia melakukan operasi dengan sangat hati-hati setelah memakai peralatan kerjanya karena ada dua nyawa yang harus ia selamatkan dalam waktu yang bersamaan. Ada orang-orang yang telah menggantungkan harapan dengannya.
Operasi berjalan dengan sangat lama. Keringat sudah membanjiri wajah Fathan dan dengan sigap suster mengelapnya dengan tisu, suasana terlihat semakin tegang saat detak jantung pasien tidak lagi berdetak.
"Ambil tindakan cepat! Pasien mengalami pendarahan!" ucap Fathan dengan tegas.
Semua sibuk dengan tugasnya hingga Fathan berhasil mengeluarkan bayi tersebut dengan selamat. Tangis bayi membuat mereka sedikit lega tetapi tidak dengan ibu si bayi yang belum mengalami peningkatan.
"Dok, kita perlu golongan darah B," ucap rekan dokter Fathan.
"Siapkan segera 4 kantung darah dengan golongan yang sama kita tidak punya waktu banyak!"
Fathan menatap wajah pasiennya dengan serius. Kali ini ia tidak ingin gagal lagi, bayangan di mana ia tidak bisa menyelamatkan nyawa sang istri menjadi momok yang menakutkan untuk Fathan setiap kali melakukan operasi seperti ini.
"Bertahanlah demi suami dan anakmu yang sudah menunggu!" gumam Fathan di dalam hatinya.
****
Jam menunjukkan pukul 12 malam tetapi Fathan belum juga pulang hingga Tri tidak bisa tidur sama sekali. Ia terus menunggu kepulangan Fathan dengan gelisah, tidak biasanya Fathan pulang larut seperti ini tanpa mengabarinya hingga suara deru mesin mobil membuat Tri langsung berlari ke arah pintu dan membukanya dengan cepat.
Tri menahan napasnya saat melihat wajah lelah Fathan yang sedang menatapnya juga. "Dok, kok baru pulang?" tanya Tri memberanikan diri bertanya kepada Fathan.
"Ada operasi besar hari ini jadi saya pulang terlambat. Kenapa? Kamu mencemaskan keadaan saya?" tanya Fathan dengan tersenyum miring.
Lelah yang tadi Fathan rasakan hilang seketika melihat wajah Tri yang sangat damai. "T-tidak. C-cika yang mencemaskan dokter," ujar Tri dengan berbohong padahal Cika hanya sekali menanyakan tentang Fathan setelah itu anak kecil itu tidur dengan pulas setelah Tri selesai mendongeng seperti biasa.
"Yakin? Tapi wajahmu terlihat begitu gelisah!" ucap Fathan dengan menyeringai yang membuat Tri gugup seketika.
"Saya tahu kamu gelisah karena saya, Hanum!" bisik Fathan dengan begitu yakinnya.
Grep...
"Hari ini saya sangat lelah. Berikan pelukanmu untuk saya, Hanum!" bisik Fathan ketika dirinya memeluk Tri.
Dengan ragu Tri membalas pelukan Fathan. Ia membelai punggung Fathan dengan perlahan.
"Saya siapkan air hangat untuk mandi, Dok," ucap Tri dengan pelan.
"Boleh. Tapi..." Fathan menggantungkan ucapannya yang membuat Tri penasaran.
"Tapi?"
"Kita mandi bersama!" bisik Fathan yang membuat Tri langsung melepaskan pelukannya dan berlari menjauh dari Fathan.
"Saya akan menyiapkan air hangat untuk dokter agar tidur nyenyak. Setelah itu saya langsung kembali ke kamar Cika," ucap Tri dengan gugup.
"Saya anggap itu undangan Hanum!" teriak Fathan dengan jahil yang membuat Tri semakin gugup padahal Fathan hanya ingin menjahili Tri malam ini. Tubuh dan pikirannya benar-benar lelah, ia hanya ingin segera tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
iyaaa
2022-10-08
0
Lintang Rino
kok Ngak ahh ahh...
2022-07-14
0
Lyla.99
lanjut thor
2022-03-14
1