Bab 15 (Malam indah)

...Maaf ya gengs part asli harus aku revisi karena pihak nt menolak. Banyak adegan anunya jadi kalian bayangin sendiri kalau kurang panas ya🤣🙃...

...Happy reading...

*****

Mulai malam ini kamu milik saya, Hanum!" ucap Fathan dengan mata yang mendamba akan Tri saat ini. Ia ingin memiliki Tri malam ini juga, tidak peduli nanti jika kedua orang tuanya tidak menyetujui hubungan mereka.

Fathan menatap Tri dengan dalam, ia tahu menginginkan Tri tanpa ikatan pernikahan adalah sebuah sikap dan perbuatan yang salah tetapi Fathan tidak ingin kehilangan Tri, mungkin dirinya sudah dikuasai oleh setan hingg Fathan ingin memiliki Tri malam ini juga.

Fathan membelai pipi Tri dengan lembut, ia tersenyum tipis melihat wajah Tri yang memegang seakan menahan napas saat dirinya menatap Tri dengan penuh damba.

"Kamu milik saya, Hanum!" ucap Fathan dengan lirih.

Hatinya begitu kuat ingin menjadikan Tri miliknya seutuhnya, katakan Fathan egois tetapi inilah yang ia rasakan tulus dari dalam hatinya

Tri memegang tangan Fathan yang ingin melancarkan aksinya, napasnya menderu karena ingin merasakan sentuhan Fathan kepadanya, tetapi di mata Tri masih ada keraguan yang bisa Fathan tangkap saat wanita itu menatapnya dengan dalam.

"Percaya sama saya. Saya akan melakukannya dengan hati-hati," bisik Fathan dengan pelan.

Seakan tersihir oleh kata-kata Fathan. Tri mengangguk dengan perlahan. Fathan tersenyum, sebelum memulai semuanya yang akan mengubah kehidupan mereka, Fathan mengecup kening Tri dengan lembut beralih ke bawah hingga mencium bibir Tri dengan perlahan.

Fathan ingin malam penyatuan mereka akan menjadi malam yang sangat berkesan dan tidak akan terlupakan oleh keduanya, malam di mana ia bisa memiliki Tri dengan seutuhnya, Fathan tahu hubungan mereka akan rumit karena belum tentu kedua orang tuanya merestui hubungan mereka. Tetapi Fathan bahagia karena semenjak kepergian Tika, Fathan tak lagi bisa merasakan cinta. Seakan hatinya telah mati dan tidak bergairah.

Tri adalah pembangkit gairahnya yang sudah lama mati. Karena Tri ia bisa merasakan jatuh cinta kepada wanita kembali.

"Maafkan aku, Sayang. Bukannya aku ingin menduakanmu, tetapi aku juga sudah merasakan jatuh cinta pada sosok wanita yang saat ini tidak berdaya di bawah kuasaku! Semoga kamu merestui hubungan kami, Tika!" batin Fathan saat menatap wajah Tri yang benar-benar membuatnya bergairah.

Tri tidak tahu kapan pakaian sudah terlepas dari tubuhnya, ia terlalu menikmati sentuhan Fathan hingga dirinya tidak sadar jika mereka sudah sama-sama polos tanpa sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya, Fathan benar-benar ganas karena banyak meninggalkan jejak kemerahan di tubuhnya.

Tri menutupi kedua dadanya dengan gugup saat Fathan menatapnya dengan tidak berkedip.

"Jangan menatapku seperti itu, Dok!" ucap Tri dengan gugup.

Fathan terkekeh, mengelus bibir Tri yang sudah membengkak karena perbuatannya. "Kamu begitu cantik untuk dilewatkan oleh mata saya, Hanum!" puji Fathan yang mampu membuat kedua pipi Tri bersemu merah seperti kepiting rebus.

"Saya masuk ya! Saya janji akan melakukannya dengan perlahan," izin Fathan dengan suara yang amat lembut.

Tri merasa hatinya kembali meleleh saat Fathan masih meminta izin kepadanya untuk melakukan penyatuan mereka. Akhirnya Tri mengangguk dengan perlahan yang membuat Fathan merasa bahagia. Sebenarnya Tri sangat gugup ketika milik Fathan yang panjang berurat itu ingin menerobos masuk pada miliknya yang sempit karena belum terjamah oleh siapa pun. Ini baru pertama kalinya untuk Tri dan Tri menyerahkan mahkota berharganya pada Fathan, seorang duda beranak satu yang sayangnya masih sangat tampan.

Fathan mendorong tubuhnya dengan perlahan, hingga Tri berteriak kesakitan saat sesuatu mendesak masuk pada miliknya.

"Arghhh... sakit!" teriak Tri meneteskan air matanya. Namun, di hatinya ia merasa bahagia karena mahkotanya di ambil oleh orang yang tepat seperti Fathan.

Fathan membungkam Tri dengan ciumannya untuk mengurangi rasa sakit yang Tri rasakan saat penyatuan mereka untuk pertama kalinya.

"Kamu sudah seutuhnya milik saya, Hanum!" ucap Fathan dengan bangga saat berhasil menjadikan Tri miliknya malam ini. Fathan menghapus air mata Tri dengan ibu jarinya

"Kamu tidak akan menyesalkan, Hanum?" tanya Fathan dengan serius.

Tri mengelus mata Fathan dengan perlahan, beralih pada hidung mancung dan rahang tegas milik Fathan. Sungguh Fathan adalah pahatan manusia yang sangat sempurna, semua wanita pasti bahagia bisa mendapatkan Fathan dan Tri termasuk wanita yang bahagia itu. Menyesal? Tri tidak akan menyesal memberikan mahkota berharganya kepada Fathan karena Fathan adalah lelaki yang sangat ia cintai, tiga kali gagal menikah membuat Tri trauma tetapi saat kehadiran Fathan membuat Tri kembali merasakan namanya dicintai.

Tri menatap Fathan dengan dalam. "Cintai aku malam ini, Dok!" pinta Tri dengan sendu.

Hati Fathan tersentuh mendengar permintaan Tri. Ia membelai wajah Tri dengan perlahan. "Saya akan mencintai kamu seumur hidup saya walau dunia menentang keputusan saya!" ucap Fathan dengan tegas.

Terharu?

Tentu saja Tri merasa terharu. Ia seperti merasa mimpi kali ini, dengan gerakan perlahan tangan Tri membelai rahang tegas Fathan dengan lembut. "Jika ini mimpi tolong jangan bangunkan saya, Tuhan!" ucap Tri dengan lirih yang membuat Fathan tersenyum.

Di rasa Tri sudah rileks, Fathan mulai menggerakkan miliknya dengan perlahan. "Kamu sungguh nikmat, Hanum!" ucap Fathan dengan mengerang.

"Ahhhh..."

Malam ini keduanya benar-benar menyatu tanpa ada penghalang sedikit pun. Malam ini menjadi malam yang sangat indah untuk keduanya, keringat sudah membanjiri keduanya tetapi mereka sama sekali tidak merasa lelah, Tri sungguh merasa diperlakukan seperti ratu oleh Fathan malam ini hingga berulang kali ia mendapatkan pelepasannya.