Tanpa terasa waktu libur pun telah tiba, di hari sabtu yang cerah, lika harus kembali mengantar sang ayah ke bandara.
Seperti biasa, di setiap bulan gunawan akan pergi ke luar negeri selama dua hari, dan lika akan menginap di kediaman bastian, lika tidak dibiarkan tinggal sendiri, walaupun di rumah itu ia tidak benar-benar sendiri, karna ada pembantu dan para pekerja lainya di sana.
Gunawan bukanya tidak percaya pada orang-orangnya sendiri, ia hanya tidak tenang jika meninggalkan putrinya bersama dengan orang yang tidak memiliki kedudukan tinggi, karna yang ia khawatirkan bukanlah pencuri atau pemerkosa, pria yang sudah tidak muda itu takut lika di bawa pergi oleh ibu kandungnya, wanita yang kini menjadi selir raja di negeri seberang.
“ jaga dirimu lika, jangan menyulitkan devi” ucap gunawan
“ itu tidak akan terjadi ayah” jawab lika yakin
“ titip putriku ya bas” pinta gunawan pada sahabatnya,
Bastian tidak pernah absen untuk ikut mengantar gunawan kebandara.
“ apa kau tidak punya kata-kata lain untuk di ucapkan? Aku bosan mendengarnya” keluh bastian
“ aku serius bas!” tegas gunawan
“ iya! Iya! Sudah sana pergi, tidak usah khawatirkan lika, aku akan menjaganya, dia kan putriku juga!” jawab bastian meyakinkan
Sementara itu, di dalam kediaman bastian, devi tengah mengobrol dengan putranya, setelah sekian lama akhirnya arjuna mendatanginya.
“ nanti malam jadi nginep kan sayang!” tanya devi memastikan dengan penuh harap.
“ iya mah! Nanti juna pulangnya ke sini, layla mungkin akan datang sebentar lagi” ucap arjuna
“ kenapa nginepnya harus bawa istri si jun? ” keluh tanya devi,
Ibu dari presdir tampan itu sama sekali tidak menyukai menantunya.
“ ayolah mah... Ini sudah lima tahun sejak juna menikah, mau sampai kapan mamah menolak kehadiran layla, dia itu istrinya juna, menantu mamah” ucap arjuna, ia memberi pengertian pada sang ibu dengan lembut.
Setelah berbincang sebentar, arjuna pun pamit untuk pergi ke kantornya, presdir tampan itu masih saja memiliki agenda kerja, walau 99% pegawainya libur pada hari sabtu dan minggu.
Devi mengantar putranya sampai ke teras, ia hendak masuk setelah melihat mobil arjuna meninggalkan kediamannya, namun niat itu ia urungkan setelah melihat mobil suaminya mendekat.
Devi memeluk lika sesaat setelah gadis itu turun dari mobil, keduanya langsung masuk dan berjalan menuju dapur, merealisasikan rencana untuk membuat cookies berry bersama.
“ apa dulu nich mah?”
“ kocok putih telurnya dulu sayang”
Devi dan lika tampak sangat akrab dan kompak, keduanya sudah terlihat seperti ibu dan anak sungguhan, walau pada kenyataannya mereka tidak punya hubungan darah.
“ itu apa mah? “ tanya lika, gadis itu baru saja memasukkan cookies ke dalam oven
“ ini daging, sosis, dan sayuran segar sayang” jawab devi lembut, ia mendekat ke arah lika sambil menenteng keranjang rotan
“tapi semua ini untuk apa?” tanya lika penasaran, tangan gadis itu meraih broccoli dan juga pisau secara bergantian
“ irisnya jangan terlalu kecil” ucap devi memberitahu
“ mamah menyiapkan ini untuk nanti malam, kita akan menghabiskan malam minggu yang menyenangkan di halaman ” terang devi kemudian.
“ maksud mamah nanti malam kita barbeque-an, asik! ” lika bersorak riang, ia begitu senang mendengar rencana untuk malam nanti.
Di tengah kesibukan keduanya, bel pintu tiba-tiba berbunyi, bahkan terdengar menuntut.
“ siapa si yang mencet bel gak sabaran gitu?” keluh tanya lika
Devi terlihat begitu santai, ia sudah tahu siapa yang datang, dan ia sangat malas untuk membuka pintu.
“ biarkan saja lika” ucap devi, ia menghentikan langkah lika yang hendak meninggalkan pekerjaan dapur untuk membuka pintu.
Seorang art bernama minah bergegas pergi menuju pintu depan, ia membukakan pintu untuk tamu yang datang.
“Siapa yang datang bi?” lika yang bertanya saat art itu mendatangi keduanya.
Ibu dari presdir tampan itu tiba-tiba terlihat tidak berminat, keceriaan di wajahnya pun memudar sejak suara bel pintu terdengar.
“ itu nona, nyonya layla yang datang” ucap bi minah, art paruh baya itu terlihat menatap cemas pada devi
“ layla siapa mah?” tanya lika
“ istrinya juna” ucap devi malas,
Melihat gerak gerik devi, gadis itu pun menyimpulkan bahwa sepertinya hubungan ibu mertua dan menantunya itu tidak akur.
Lika memeluk devi dari belakang, ia lalu berkata “ lika tidak mau tahu kenapa hubungan mama dan menantu mama tidak baik, tapi jika mama sedih lika juga akan ikut sedih, jadi lika mohon mah, jangan biarkan orang lain merusak kebahagiaan mamah” kemudian mendaratkan kecupan lembut di pipi devi
Devi pun kembali tersenyum, dengan jahilnya ia melumuri pipi lika dengan tepung terigu. Lika melepas pelukannya dan melakukan hal yang sama pada devi, dan mereka pun tertawa bersama.
Canda mereka terhenti saat oven menyuarakan dirinya, pertanda bahwa cookies yang mereka panggang telah matang.
“ wah kelihatannya enak nich!” ucap devi ketika lika mengeluarkan cookies dari dalam panggangan
“ mau cobain mah!” tawar lika yang diangguki devi, dan lika pun menyuapi devi dengan tangannya sendiri
“ ini enak lika! Kuenya kering tapi berry-nya lumer di mulut, manisnya pas, rasa asamnya pun tidak berlebihan, jadi terasa segar” devi berkomentar
“ siapa dulu yang buat, mama devi” ucap lika membanggakan wanita yang sudah ia anggap seperti ibunya itu.
Devi mencubit gemas pipi lika, ia mengambil cookies dan menyuapkannya pada lika, lalu bertanya pendapat lika “ bagaimana?”
“ perfect!” jawab lika, ia juga menyukai rasa itu.
“ mau juga dong!” seru bastian seraya berjalan mendekati keduanya.
Bastian mendudukkan diri di kursi bar dapur, ia membuka mulutnya dengan lebar, berharap salah satu dari kedua wanita di hadapannya mau menyuapinya.
Devi dan lika saling melirik, keduanya kemudian menyuapkan cookies pada mulut bastian secara bersamaan, wajah bastian terlihat kesal, tapi ia tidak bisa mengeluh karna mulutnya terisi penuh dengan cookies.
Suara tawa dari dua wanita itu kembali terdengar, bahkan sampai menggema ke setiap sudut ruangan, membuat iri seorang wanita muda yang sejak tadi hanya bisa memperhatikan dari jauh.
Lika dan devi mengemas cookies ke dalam toples, bastian juga ikut membantu, tapi bukan mengemas, melainkan memakannya.
“ udah dong pah! Nanti cookies-nya habis” ucap devi protes
“ kok protes si! Memangnya kalian membuat cookies bukan untuk dihabiskan” bastian membela diri
Bi minah datang menghampiri, lalu berkata “ maaf mengganggu nyonya! Ini sudah jam setengah sebelas, sudah waktunya untuk memasak makan siang, ngonya, nona dan tuan mau makan apa?”
“ hari ini lika yang akan masak makan siang bi” ucap lika yakin
“ iya! biar kami yang masak makan siangnya” ucap devi
“ tapi kalau nyonya dan nona yang masak, bibi jadi gak ada kerjaan donk” ucap bi minah
“ bibi istirahat aja” bastian yang menyahuti, dan diangguki dua wanita cantik berbeda usia itu.
“ nanti saya panggil kalau memang butuh bantuan” ucap devi, art itu pun kemudian menganggukkan kepala, lalu kembali pergi meninggalkan dapur.
Lika dan devi membereskan bahan-bahan sisa membuat kue, setelah selesai, keduanya pun mulai memasak untuk makan siang.
“ mah!” panggil lika lembut, ketika devi hendak memasukkan satu sendok mecin ke dalam masakan
“ biar gurih sayang!” devi beralasan
Lika menepuk pelan sampai serpihan mecin dalam sendok turun sebagian, ia menuntun tangan devi untuk memasukkan sisa mecin yang ada, seraya berkata “ jika terlalu banyak tidak baik bagi kesehatan”
“ seneng deh ada kamu! gimana kalau tiap hari kamu di sini aja, tinggal sama mama, jadi mama gak kesepian” ucap devi riang
Ucapan devi terdengar sampai ke ruang tamu, arjuna dan beni yang baru datang mendengar perkataan itu, keduanya lalu berjalan menuju dapur karna penasaran dengan apa yang tengah terjadi di sana.
Arjuna begitu semangat, ia tidak ingin melewatkan momen manis yang sudah lama ia nantikan itu.
“ jadi selama ini mama kesepian, terus papa di anggap apa?” bastian memprotes istrinya itu
“ memangnya papa selalu di rumah? Dari pagi sampai petang papa kan main terus sama gunawan” devi tak terima diprotes suaminya
“ mereka kan kaya teletabis mah, selalu berpelukan” bisik lika pelan, tapi bastian bisa mendengarnya.
“ kau benar sayang” bisik devi sambil terkekeh
Bastian yang tidak terima di jadikan objek bisik-bisik pun bangkit dari duduknya, ia diam-diam merauk tepung dengan kedua tanganya, lalu mengeluskannya ke pipi dua wanita yang sedang berdiri berdampingan di depan kompor.
“ papa!” seru kompak kedua wanita itu, tapi kemudian mereka tertawa
Gunawan menarik kedua wanita itu ke dalam pelukannya, dan kejadian itu disaksikan oleh arjuna dan beni.
Arjuna mendekat seraya ikut merentangkan tangan, ia ikut memeluk tiga orang yang masih dalam posisi berpelukan itu.
Bastian dan devi kompak melepaskan diri sesaat setelah arjuna memeluk mereka, dan itu membuat arjuna memeluk lika dari belakang.
Lika menoleh dan menatap arjuna, presdir tampan itu pun membalas tatapan itu, arjuna bahkan tersenyum dengan begitu lepas.
“ andai saja!” gumam pelan devi yang kemudian memeluk haru suaminya.
Beni ikut tersenyum bahagia, tapi senyum itu luntur saat melihat layla berdiri di sampingnya dengan wajah memerah akibat rasa cemburu.
Beni berdehem kencang mencoba mencuri perhatian arjuna, dan itu sukses membuat arjuna menoleh ke arahnya.
Presdir tampan itu melepaskan pelukan dengan tatapan heran, hatinya bertanya ‘ kenapa layla berdiri di samping beni? Jika layla di sana, lalu siapa yang barusan aku peluk?’
Devi yang melihat kedatangan layla langsung memasang wajah dinginnya, ia kemudian berseru “ bi tolong tata makanannya di atas meja”
“ ayo kita naik sayang!” ucap devi seraya menarik tangan lika yang masih berdiri terpaku karna di peluk oleh arjuna.
Arjuna mendekati layla, ia meraih tangan istrinya untuk ia genggam lalu berkata “ maaf sayang, aku pikir dia itu kamu, jangan marah ya!” dengan rasa penuh penyesalan
“ kak arjun tidak sengaja melakukannya kakak ipar, seperti yang kakak ipar lihat wajahnya dipenuhi tepung, jadi tidak kentara, aku juga berpikir dia itu kakak” ucap beni membela
Layla tidak bisa marah karna melihat bastian tengah menatapnya, ia kemudian mengulum senyum manisnya, lalu berkata “ tidak apa-apa sayang! Aku bisa mengerti, wajahnya tak terlihat karna di penuhi tepung, aku juga tidak bisa mengenalinya”
“ ayo duduk! Kita makan siang bersama” bastian berseru mengakhiri drama menantunya itu, entah kenapa? Bastian selalu merasa bahwa semua kebaikan yang layla tunjukkan hanyalah sandiwara belaka.
.
.
.
.
Ini bab ke 3 di hari minggu...
Pokonya aku usahain untuk terus up 3 bab di hari minggu, hanya untuk menyenangkan kalian yang always kasih 👍 jadi jangan cuma baca, terus kasih 👍nya ya!
❤ dan vote juga kalau kalian suka ceritanya
see you next time...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Melania Blikon
lanjut thor
2022-05-14
1
Ghendis Arrumi
kapan lagi ada cerita presdir sebodoh Arjun,,, maksii kak baca ceritanya jadi enteng nggak baper deh
2022-05-06
1
Δ|°Jovita°|Δ
di tgg trz up nya author
2022-04-28
1