Episode 18. Olahraga

Pada malam minggu yang cerah ini, langit dipenuhi bintang-bintang yang seperti tengah bersorak riang, bulan purnama pun terlihat sangat bersemangat memancarkan sinarnya.

Halaman rumah kediaman bastian tampak ramai, beberapa teman yang lika undang sudah datang, mereka tampak menikmati acara makan malam di ruang terbuka itu, hanya ada satu orang yang merasa tidak bahagia, siapa lagi kalau bukan beni, pria berkacamata itu duduk di kursi paling ujung dengan wajah masam, ia kesal karna di paksa ikut oleh arjuna.

Mata pengamatan beni menyaksikan keharmonisan layla dan arjuna yang saling menyuapi dengan senyum bahagia, layla, si wanita binal itu seperti sengaja ingin memamerkan kemesraan.

Bastian dan devi, kedua orang yang paling tua di sana tampak menikmati suasana, berbincang akrab dengan lika, juli dan viki.

Beni merasa kesepian di tengah keramaian yang ada, mulutnya yang sejak tadi hanya mengerucut sebal itu tiba-tiba mengeluarkan sebuah tanya “ di mana lion? Putramu itu tidak diajak?”

Suasana pun menjadi hening, bastian, devi, dan viki tiba-tiba membatu dengan wajah panik, sementara juli, arjuna dan layla tampak melayangkan tatapan penuh tanya pada beni.

“ lion! Anaknya lika, kenapa dia tidak di sini? Bukankah sepertinya acara akan semakin meriah jika ada anak itu di sini” terang beni

Juli, arjuna dan layla yang awalnya menatap beni, kini beralih menatap lika dengan penuh tanya, sama seperti beni.

Wajah bastian, devi, dan viki malah terlihat memucat setelah mendengar ucapan itu.

Lika memegang tangan bastian dan devi, gadis itu lalu berkata “ Jangan khawatir! Aku tidak akan membawa lion, dia sedang bersama kekasihnya sekarang, ini kan sudah masuk musim kawin”

“Syukurlah!” ucap kompak bastian, devi, dan viki, ketiga orang itu bernafas lega mendengar ucapan lika.

“ Jangan bawa dia ke sini lika, semua daging yang ada di sini bisa habis dimakan dia semua nanti” ucap viki.

Lika kemudian melempar potongan brokoli pada pria itu serata berkata “ Jaga bicaramu viki, aku tersinggung tahu! Lagi pula sebagai orang yang pernah mengasuh lion, apa pantas kau bicara seperti itu, dengar ya vik! Lion tidak serakus itu”

“ Maaf lika, aku tidak bermaksud membuatmu tersinggung” ucap viki penuh sesal

“ tapi lion yang dulu kan berbeda dengan lion yang sekarang, dulu dia masih lucu seperti anak kucing” gumam viki pelan, tapi juli bisa mendengarnya, karna wanita itu duduk tepat di samping viki.

“ kenapa anda sepertinya takut pada putranya lika?” tanya bisik juli

“ kau tahu juli!” viki mendekati juli sambil merangkul kan tangannya di bahu wanita itu, mencuri kesempatan dalam peluang yang ada.

“ lion itu bukan anak manusia, lion itu adalah nama singa jantan peliharaan lika, dulu dia sangat imut, karna itu aku senang mengasuhnya, tapi sekarang singa itu sudah berusia 5 tahun, pasti sekarang tubuhnya sudah sebesar kud, tidak terbayang bagaimana seramnya” terang viki,

Viki memberikan penjelasan sambil berbisik, dengan nafas panas nan lembut, mencoba membangkitkan gairah dari wanita cantik di sampingnya.

Sepotong brokoli kembali mendarat di kepala viki, pria itu melayangkan tatapan tajam mencari pelemparnya, ia tersenyum saat melihat lika menghunuskan tatapan tajam seraya berkata “ jangan coba-coba menggoda juli, kalau kau tidak mau di paksa mengasuh lion” tanpa suara

Beni membaca gerak bibir lika, pria berkacamata itu menangkap keanehan dalam hubungan keduanya, benj sampai membuat spekulasi sendiri, yang sebenarnya lebih didominasi oleh rasa penasaran.

‘ apa jangan-jangan viki itu ayah dari lion, ada apa dengan lion? kenapa om dan tante seperti tidak suka pada anak itu, lion kan anaknya lika, dan mereka akrab dengan lika, bukankah seharusnya mereka juga akrab dengan lion?'

Tidak hanya beni yang berpikir seperti itu, arjuan pun sama, ia bahkan khawatir hal itu akan membuat keadaan menjadi rumit.

“ aku ke toilet dulu ya!” pamit viki,

Dokter muda itu pun bangkit dari duduknya dan pergi ke arah toilet.

Layla diam-diam mengikuti viki, ia meninggalkan arjuna yang tengah diajak bicara oleh beni, tapi beni yang melihat layla bangkit dari duduknya itu kemudian memberitahu arjuna, presdir tampan itu ikut bangkit dan mengikuti layla.

Layla mendorong viki saat melihat pria itu hendak keluar dari toilet, ia mencengkeram kerah kemeja viki lalu berkata “ aku juga mau di rangsang seperti juli”

Arjuna yang melihat itu ikut masuk ke dalam kamar mandi, ia menarik layla untuk menjauh dari viki, presdir tampan itu kemudian menggelengkan kepala, melarang apa yang hendak sang istri lakukan dengan bahasa tubuh.

“ tapi aku ingin di sentuh olehnya juna! “ rengek layla seraya melingkarkan tangan memeluk sang suami, sambil mendongakkan wajahnya, menatap penuh harap.

Viki berjalan merapat ke dinding, ia hendak melarikan diri, tapi langkahnya terhenti karna tangannya di cekal oleh arjuna, dengan wajah dingin presdir tampan itu berkata “ layani istriku viki”

“ maaf! Aku sedang tidak bisa tuan“ ucap viki

“ dua kali lipat! aku akan membayarmu dua kali lipat” tawar arjuna

“ ayolah viki!” bujuk layla seraya menyentuh batang haram milik dokter muda itu.

“ baiklah...” ucap viki kemudian, pria yang awalnya berniat untuk tobat itu tak bisa menahan diri untuk tidak tergoda oleh rayuan setan.

“ ikut aku!” seru arjuna, ia menarik layla ke kamar, dengan di ikuti oleh viki.

Sementara itu, suasana di halaman sudah tampak sepi, bastian dan devi sudah masuk lebih dulu untuk beristirahat, meninggalkan mereka yang masih muda untuk melanjutkan kesenangan.

“ lika aku pulang aja ya!” ucap juli pamit

“ ini sudah malam, aku akan minta viki mengantarmu” ucap lika,

Walau viki begitu, lika tahu viki cukup bisa dipercaya, karna selama lika mengenalnya, viki selalu menjalankan amanah dengan baik.

“ tapi di mana dokter viki? Sejak tadi dia tidak terlihat lagi” ucap juli

“ dia pasti masih di kamar mandi, sedang buang hajat, tunggu di sini, aku akan mencarinya” ucap lika

Lika beranjak dari duduknya, ia mencari viki ke kamar mandi, tapi tak menemukannya di sana, lika pun mencari ke ruangan lain, ia kemudian menghentikan bi minah yang melintas di dekatnya, lalu bertanya “ bi! Lihat teman lika ga?”

“ temen non kan ada di halaman sama pak beni” jawab bi minah

“ temen cowok lika bi! Bibi lihat tidak?” tanya lika lagi

“ oh! Yang cowok tadi juga temen non ya! Saya pikir dia temannya den arjun, soalnya saya tadi lihat dia mengikuti den arjun ke kamar” terang bi minah

“ makasih bi” ucap lika sambil tersenyum manis

Lika pun naik ke atas, ia berjalan menuju kamar arjuna, pintu kamar itu terbuka tepat sebelum lika hendak mengetuk pintu.

Lika menatap heran pada viki yang keluar dari kamar itu, pasalnya penampilan viki terlihat acak-acakan, wajahnya pun di banjiri keringat seperti tengah kelelahan.

“ jangan menatapku seperti itu lika!” ucap viki yang kemudian melangkah pergi

“ ngapain kamu di kamar kak arjun?” tanya lika yang mengikuti viki dari belakang

“ bukan apa-apa” jawab viki seraya menghindari tatapan mata lika

“ viki tunggu! Bukan apa-apa bagaimana? Penampilanmu berantakan, kau juga berkeringat, padahal di kamar itu ada ac kan! Heh viki! Beritahu aku apa yang terjadi? Atau aku akan menyerahkan lion dalam pengasuhan mu”

Lika terus mencecar viki guna mendapat jawaban yang jujur dari pria itu, ia melayangkan ancaman saat viki semakin mempercepat langkahnya, sampai setengah berlari menuruni anak tangga demi menghindarinya.

Beni menghentikan langkah viki, kemudian menatap lika, ia lalu berkata “ jangan mencuriganya begitu lika, aku yang akan memberitahukan segalanya padamu”

Viki menatap beni setelah mendengar ucapan pria berkacamata itu, tapi pria itu malah berkata “ tidak apa-apa viki” dengan begitu mudahnya

Beni mendekatkan diri pada lika, lalu berkata “ begini lika, sebenarnya viki di rekrut sebagai instruktur olahraga kak arjun, dan tadi di bawah layla meminta di tunjukan gerakan-gerakan olah raganya yang sering dilakukan, karna kak arjun masih belum hapal semua gerakannya, jadi dia meminta viki mendampingi”

‘ instruktur olahraga dari hongkong, pintar sekali pria ini berkilah, tapi tunggu! Bukankah bercinta juga sering di sebut olah raga' batin viki bergumam senang, karna ia menemukan alasan tanpa harus berbohong pada lika.

“ ia lika, aku benar-benar habis olahraga, maafkan sikapku barusan ya! Aku kesal karna tiba-tiba di ajak olahraga setelah makan” ucap viki menimpali sambil tersenyum

“ kau pasti lelah kan vik, ayo! Biar aku antar kau dan juli pulang” ajak beni

“ pergilah tidur lika, kau juga pasti lelah kan!” ucap beni perhatian

Lika tidak punya pilihan untuk tidak percaya, walau di sudut hatinya ia merasa bahwa ucapan beni hanyalah sebuah kebohongan, tapi mata viki terlihat jujur saat berkata ‘aku benar-benar habis olahraga'

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***