Lika dan viki keluar berdampingan dari pintu tangga darurat, keduanya terkejut melihat beni berdiri di depannya dengan tatapan penuh tanya.
Lika dan viki pun saling melirik satu sama lain, keduanya tahu walau beni tidak mungkin mendengarkan percakapan mereka, pria berkacamata itu pasti akan menaruh curiga.
“ aku.. Aku harus mengambil baju presdir di butik” ucap lika yang kemudian berlalu menuju pintu lift, ia berharap viki juga bisa terlepas dari beni.
Beni melepaskan lika, membiarkan lika pergi karna wanita itu memakai alasan pekerjaan, jika bukan karna pekerjaan, beni pasti akan menariknya untuk di sidak bersama dengan pria yang masih berdiri di depannya ini.
Viki memutar otak, ia pura-pura membenahi resleting celananya, lalu berkata “ wanita itu lumayan juga, aku lelah dan ingin beristirahat, permisi tuan beni” berharap bisa membohongi beni.
“ kau mau ke mana viki? “ tanya beni seraya berbalik, langkah viki terhenti saat mendengar tanya itu
“ jika kau berpikir aku mudah dibohongi maka kau salah besar viki, kau sengaja pura-pura menarik resleting, agar aku berpikir kau baru selesai bercinta dengannya di dalam sana, benar begitu bukan! ” Ucap beni dengan yakin
Pria berkacamata itu berjalan menghampiri viki yang hendak pergi. Viki mulai gugup karna beni ternyata bisa menebak rencananya dengan sangat baik.
Setelah berdiri tepat di depan viki, beni berkata “ aku mengenalnya dengan baik viki, dia bukan tipe wanita yang bisa kau goda dengan mudah, dan aku yakin! Dia bukan wanita yang akan tergoda oleh batang haram milikmu itu” ucap beni seraya menunjuk sesuatu dengan tatapan matanya.
Viki tetap tersenyum, walau semua yang dikatakan beni adalah kebenaran yang terasa menghunus tepat di hatinya.
“ kau benar! Aku mencoba merayunya, tapi dia tak tergoda” ucap deni dengan raut wajah yang ia buat-buat agar terlihat sendu.
“benarkah! Tapi ku pikir tidak begitu, kalian terlihat akrab, seperti orang yang sudah berteman lama” ucap beni, pengamatan pria satu ini memang sangat baik, karna itulah ia berada di posisi tertinggi kedua di king grup.
Viki diam membisu, dokter muda itu tidak tahu lagi harus bagaimana, ia kehabisan kata-kata namun masih belum ingin menyerah.
“ ada hubungan apa kau dengan lika? Jawab aku viki!” tanya beni menuntut
“ lika! “ seru viki heran, namun kemudian ia tersenyum
“ oh... Jadi wanita itu bernama lika” ucap viki lagi,
“ Jangan pura-pura tidak mengenalnya” sahut beni ketus
Viki mengangguk paham, kini dirinya tahu kenapa arjuna dan beni tidak bisa mengenali dokter malik, kedua pria hebat itu jadi terlihat bodoh di mata viki, alasannya karna mereka tidak menyadari bahwa orang yang mereka cari ada di depan mata.
Viki tersentak saat beni mencengkeram kuat kedua bahunya, lalu berkata “ Lagi-lagi kau melamun viki”
“ baiklah! Aku menyerah tuan! Wanita itu, dia tidak sesederhana yang terlihat, perlu anda ketahu tuan beni, aku lebih mengenalnya daripada anda, biar kuberi tahu sebuah fakta menarik tentangnya, kau menginginkan dokter malik bukan! Dia adalah kuncinya” terang viki
Beni tampak menimbang-nimbang ucapan viki, ia ragu antara harus percaya pada viki atau tidak, beni tahu bahwa viki bukanlah pria yang bisa dipercaya begitu saja.
Viki memanfaatkan waktu saat beni tengah berpikir keras, dokter muda itu mengambil langkah untuk pergi dari sana.
Beni yeng tersadar dari lamunannya terkejut saat tidak melihat viki, ia menoleh ke arah suara derap langkah kaki yang terdengar, lalu berseru “ hei tunggu! Berhenti di sana viki”
Viki mendengar perintah itu, tapi bukanya berhenti, dokter muda itu malah mempercepat langkahnya, ia bergegas masuk ke dalam lift untuk kabur dari beni.
Beni menghela nafas panjang, ia jadi berpikir ‘ jangan-jangan viki sengaja mengatakan hal itu untuk membohonginya'
Beni memaki dirinya sendiri saat merasa jadi korban tipuan viki.
“ ben! “ arjuna berseru dengan suara riang.
Dengan langkah malas pria berkacamata itu mendekati arjuna.
“ ben! tadi si boy menghubungiku, katanya dia bertemu dokter malik di rumah sakit, si boy juga bilang bahwa dia berbincang cukup lama dengan dokter itu, akhirnya aku punya harapan untuk sembuh” ucap arjuna yang kemudian memeluk beni,
Beni ikut senang mendengar kabar itu, kekesalannya pada viki hilang berganti dengan kelegaan, beni bahkan sampai menitikkan air mata saking terharunya.
Dan keduanya pun kembali pada pekerjaan mereka, yang semula di tunda hanya untuk mencari dokter malik.
Lika mengetuk pintu tiga kali lalu menerobos masuk ke ruangan presdir, ia merasa senang melihat arjuna tersenyum saat tengah sibuk berkutat dengan berkas pekerjaannya.
“ ada apa? “ tanya arjuna, presdir tampan itu rupanya sadar tengah ditatap oleh lika
“ saya mengantar jas untuk rapat pak “ jawab lika
“ letakan saja di kamar seperti biasa” ucap arjuna,
Lika mengangguk sambil mengulum senyum, wanita itu pun masuk ke kamar pribadi presdir, meletakan setelan baju yang ia bawa di atas tempat tidur, mengeluarkan jam tangan dan sepatu baru dalam paper bag yang juga ia bawa, meletakan sepatu di bawah dan jam di samping jas seperti biasanya.
Lika berpapasan dengan beni saat hendak keluar dari ruangan presdir, pria berkacamata itu tersenyum dengan begitu ramah, tidak seperti biasanya.
“ Jangan tersenyum ramah seperti itu pak! Anda terlihat lebih menyeramkan” ucap lika,
Alih-alih merasa tersinggung beni malah tertawa, dan itu membuat lika bertanya dalam hati ‘ apa pak beni sudah tahu siapa aku sebenarnya?’
Lika pun bergegas menghubungi viki, dalam sambungan telepon itu, viki menceritakan percakapannya dengan beni secara rinci, lika ingin marah, tapi ia tahu bagaimana sulitnya menghadapi beni, lika hanya bisa memaklumi dan menanti apa yang akan terjadi.
Lika kembali ke mejanya setelah mengakhiri panggilan telepon itu, ia membuka laptopnya untuk memeriksa ulang jadwal presdir.
Segelas ice cappucino mendarat dengan cantik di atas meja, lika yang tengah sibuk pun jadi menyambar minuman yang terlihat menyegarkan itu.
Lika merasa lebih segar setelah meneguk sebagian ice cappucino-nya, ia pun tak lupa untuk mengucapkan “ terima kasih”
“ sama-sana” sahut beni,
Lika terdiam saat merasa mengenali suara itu, suara yang biasanya terdengar sinis, kini terdengar manis sampai membuat wanita itu heran.
Lika mendongak dan melihat beni tersenyum ke arahnya, gadis itu bertanya dalam hati ‘ apakah ini hanya sebuah mimpi?’
“ apa kau lelah cantik?” tanya beni tiba-tiba
Lika mengangguk, lalu dengan tak tahu dirinya ia meminta “ pijattin dong pak beni”
Tanpa di sangka pria berkacamata itu mengangguk setuju, beni mengulurkan tangan lalu memijat tubuh lika, dari mulai pundak, tangan dan juga kaki.
Entah apa yang tengah terjadi, tapi lika tiba-tiba saja sudah telungkup di atas tempat tidur, tangan beni terlihat masih setia memijat punggungnya dengan lembut, lika yang terbuai pun mulai memejamkan kedua matanya.
“ Lika!”
Suara juli terdengar berseru lembut memanggil namanya, namun lika enggan menoleh ataupun membuka matanya yang terlanjur terpejam.
“ iya kak! Kenapa?” tanya lika dengan mata terpejam menikmati pijatan dari beni
“ jangan tidur! Kalau pak arjun dan pak beni lihat kau bisa kena marah nanti” suara juli kembali terdengar memperingati
“ itu tidak mungkin!” jawab lika dengan mata yang masih terpejam
“ kau benar! Mana mungkin aku bisa memarahimu cantik, bagaimana pijatanku? Haruskah aku berhenti? “ tanya beni
“ emmm enak pak beni, jangan berhenti!” ucap lika, ia tersenyum dengan mata yang masih terpejam
Lika memaksa dirinya untuk membuka matanya saat merasa tubuhnya di guncang dengan kasar, ia terkejut saat semua rekannya menatapnya dengan wajah yang seperti tengah menahan tawa, lika melirik ke area di belakang tubuhnya, bermaksud mencari beni, tapi ia tidak mendapati siapapun di sana, dan saat lika melirik ke luar, gadis itu melihat beni dan arjuna melintasi ruangan kerjanya sambil sibuk membahas sesuatu.
Lika pun tersadar, kebaikan beni itu hanya ada dalam mimpinya, tapi lika tahu suara juli itu nyata, karna ia melihat juli berdiri tepat di sampingnya.
Lika teringat dengan apa yang ia katakan sebelum membuka mata, dan lika kini tahu kenapa rekan-rekannya terlihat menahan tawa, dapat di pastikan bahwa mereka mendengar lika mengigau.
“ tertawa saja! Jangan di tahan, tapi kalian harus tahu, aku tidak memimpikan hal yang mesum” ucap lika kemudian
Semua orang jadi terkekeh geli setelah mendengar ucapan lika, hanya juli yang mengulum senyum dan menggelengkan kepala tak habis pikir.
“ tidak usah kau jelaskan lika, itu malah terdengar aneh” ucap juli
“ iya juli benar! lagi pula kami tahu apa yang kau mimpikan" seru kak yunda sambil tersenyum.
" pijattin dong pak beni” rani mengulang igauan lika dengan suara yang di buat-buat semanja mungkin, semua orang pun jadi tertawa mendengarnya.
“ lika! Lika! Bisa-bisanya kamu minta di pijitin sama pak beni, untung cuma dalam mimpi, coba kalau beneran! Gak ke bayang gimana jadinya” ucap pak djarot, sekretaris pria yang biasa merangkap jadi sopir pribadi ikut berkomentar sambil tertawa.
Lika yang merasa sangat malu menyembunyikan wajah dengan kedua telapak tangannya, ia merutuki dirinya sendiri, sudah tertidur di jam kerja, mengigau pula.
“ sudah... Jangan di godain terus, kasihan likanya” bela juli, lika menatap juli sesaat lalu memeluk pinggang ramping juli, ia sangat bersyukur masih ada orang yang mau membelanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Fitri Fectra Lestari
lucu thor... othor pinter nih...
2022-10-13
1
Cahaya Hayati
lanjut Thor 💪😍
2022-05-07
1
Ghendis Arrumi
kak Othor
2022-05-06
1