Chap 20

Devan melepas kemejanya dan melempar sembarang.

"Tunggu apa yang kau lakukan? Ini di dapur."

"Tentu saja. Memakanmu! Bukankah sudah kubilang aku suka yang manis-manis." senyum Devan kembali mendekat dan mnggulum bibir Aliyah.

"Aaarrhhhggggg....."

☆☆☆

Didepan pintu dapur Kim sudah berdiri tegak, Marsha yang menyusul Devan kedapur itu, tak terima saat dia dihalangi untuk masuk.

"Minggir." ucap Marsha yang gelisah mengetahui hanya ada Aliyah dan Devan di dapur dengan penjagaan Kim diluar.

"Silahkan datang lain waktu." tegas Kim tenang.

"Ada yang harus aku lakukan didapur."ucap Marsha mulai kesal.

"Silahkan datang lain waktu Marsha."

"Aku bos didapur. Aku berhak untuk masuk kesana."Marsha semakin gusar.

"Dan kau bekerja untuk tuan Devan." sela Kim tenang."Jangan. membuatnya marah dengan melampaui batasmu Marsha."

"Akan kuadukan sikapmu ini pada Devan."ancam Marsha mencoba menekan Kim.

"Nona Sepupu Marsha, jangan berfikir anda sangat spesial hingga Tuan Devan akan selalu mengambil tindakan untuk anda. Berkacalah karena apa anda bisa tetap bertahan disini."

"Kauuu..." suara Marsha tercekat. Kesal kesal rasanya Kim bisa seberani itu berucap. Marsha memang sepupu jauh Devan. Dia sudah lama menyukai Pria itu, hanya Devan sudah menganggapnya sebagai sepupu. Karena itu, Devan selalu membela Marsha bila ada yang membuat sepupunya itu tidak senang tentu Devan akan bertindak. Namun hanya sebatas kewajaran saja.

☆☆☆

Kembali ke dapur, tanpa mengesampingan keributan diluar pintu dapur.

Devan menarik dres Aliyah, hingga terlepas, dan menghempasknya sembarang. Nafas Devan semakin berritme cepat. Menatap tubuh mulus Aliyah. Membuat detak jantungnya makin tak beraturan.

"Lepaskan aku tuan Suami! Ini didapur bagaimana jika ada yang datang. Ini sangat memalukan."protes Aliyah mencoba mendorong tubuh Devan.

Devan mengulas senyum.

"Kim sudah berjaga di depan." Devan kembali membungkan mulut Aliyah dengan ciumannya. Menggeser jatuh semua yang ada diatas meja. Tentu saja kecuali sup buatan Aliyah.

Devan menekan jatuh tubuh Aliyah diatas meja dapur. Dengan masih melummaaatt lembut bibir istrinya.

"Uuummmpppp.... Uuummmmppp...."

Aliyah memberontak. Mendorong tubuh Devan yang kini sudah mengungkung atasnya.

Bibir Devan bergeser ke ceruk leher Aliyah. menghirup aroma manis disana. Menjilat dan menggigit kecil leher Istrinya.

"Peraturan ke empat. Jangan melawan."bisiknya di dekat telinga Aliyah.

Aliyah terdiam. merasakan bibir Devan yang mengeksplor tubuhnya. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, saat Devan dengan rakusnya menyesab bola kenyal miliknya. Devan menyatukan kedua lengan Aliyah melewati atas kepalanya dan mencengkram kuat dengan satu tangan. Sedangkan satu tangan yang lainnya sibuk dengan aktifitas dibawah sana.

"Jangan disini!" pinta Aliyah memohon dengan nafas terengah."Kumohon jangan disini suamiku."

Dari luar terdengar suara teriakan Marsha yang memanggil suaminya itu.

"Devan! Biarkan aku masuk. Apa yang kau lakukan dengan wanita itu?"suara lantang Marsha.

Aliyah terdiam, dia merasa tak nyaman. Devan menatap lekat pada Istrinya.

"Devan!! Sepupu! biarkan aku masuk!"teriak Marsha tidak sabar.

"Kenapa?" tanya Devan dengan mata berkabut, menatap wajah Aliyah yang sudah hampir menangis. Devan semakin mengeratkan genggaman tangannya pada lengan Aliyah.

"Aku tidak suka dapur."Aliyah mengalihkan pandangannya kesamping. dengan sedikit terisak. mencoba menyembunyikan tetesan air matanya.

"Devan!"panggil suara dari luar.

"Baiklah. Kamu mau dimana?" Devan menatap lembut wajah Aliyah. Tangan Devan menyentuh dagu wanitanya, dan memaksa Aliyah untuk menatapnya balik.

Nafas hangat Devan menerpa wajah Aliyah. semakin memburu.

"Kau selalu membuatku kesulitan berfikir. Aku tak bisa mengontrol diri bila sudah bersamamu. Apa yang kau lakukan padaku?"

Devan mengusap air mata Aliyah dengan jarinya.

"Jangan menangis, itu sangat melukaiku."

Devan melepas cengkramannya. Devan berjalan mengambil kemejanya dan menyelimutkannya ditubuh istrinya. Baju Aliyah sudah sobek karena ulahnya tadi, tak mungkin lagi untuk Aliyah pakai. Setelah membantu Aliyah merapikan kemejanya. Devan menggendong tubuh Istrinya keluar dari dapur.

Diluar pintu itu, masih terjadi keributan antara Kim dan Marsha yang beradu mulut. Meski Kim masih tampak tenang. Hanya Marsha yang terlihat gusar.

Mata Marsha membola sempurna melihat Devan tak lagi menggunakan kemejanya, sementara kemeja itu membungkus tubuh Aliyah yang berada didalam gendongan pria itu.

"A-pa yang baru saja kalian lakukan di dapur?" tanya Marsha sedikit terkejut.

"Aku tidak punya kewajiban menjelaskan kepadamu. Minggir!" tukas Devan dingin dengan tatapan tak bersahabat.

"Minggirlah Marsha jika kamu masih ingin hidup." ucap Kim memperingatkan."Tuan Devan sedang dalam suasana tidak baik. Menyingkirlah."

"Tapi..." Marsha seolah tak terima, dia masih menghalangi jalan Devan. Marsha melirik Aliyah yang menelusupkan wajahnya di dada Devan.

Marsha jadi semakin gusar dan geram. Dia menatap benci pada Aliyah.

Tangannya menjulur kedepan hendak mencengkram Aliyah "Dasar rubah betina!" geramnya penuh emosi.

Namun dengan cepat Kim menangkap tangan Marsha dan memilinnya. Sedangkan tangan Kim yang satu lagi mencaput kedua pipi Marsha.

"Ingat dimana posisimu Marsha. Jika kata-kata kotor itu keluar lagi dari. mulutmu untuk Aliyah, kau sudah tidak membutuhkan lidahmu lagi." tegas Kim dingin dan seram.

Sorot mata. ketegasan yang memancarkan amarah jelas tertuju pada Marsha. Hingga membuat tubuh Marsha bergetar hebat. Dia melirik Devan yang sepertinya tidak bergeming sedikitpun.

Kim menghempas tubuh Marsha kesamping.

"Devan! Aku sepupumu, bagaimana bisa kau biarkan dia melakukan ini padaku." Marsha mengiba menatap Devan.

Devan melangkah melewati Marsha.

"Kim, kirim dia keluar dari pulau." titah Devan tanpa menoleh kebelakang. Dia melanjutkan langkahnya. Ucapan yang membuat Marsha terkejut. Sangat terkejut.

"Devan! Maaf! Maafkan aku! jangan kirim aku keluar dari pulau." jerit Marsha histeris.

____€€€____

Reader kuuh , kasih semangat donk, biar aku up terus setiap hari.

like dan komen ya

Terima kasih.

Salam___

😊

Terpopuler

Comments

tata 💕

tata 💕

hadeuh.... nyari penyakit sih kau marsha

2022-07-17

0

Lee

Lee

Mampir lgi kak othor...

2022-04-15

1

adi kurniadi

adi kurniadi

haredang😀😀

2022-04-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!