"Ternyata dalam keadaan sadarpun kamu masih tetap suka menyelinap ke kamarku ya?" sindir Devan menyeringai jahat melangkah mendekat.
"Aaaaa.... bukan begitu kamu salah paham.." Aliyah sedikit gentar.
"Sebenarnya, aku merasa tak enak padamu. Jadi aku kemari untuk melihat luka gigitan seranggamu tadi." mencoba menjelaskan.
Kumohon! percayalah, kenapa kamu jadi terlihat menakutkan begini? maksudku baik loh.-Dalam hati Aliyah.
Devan terhenti tepat didepan Aliyah, menatap Aliyah sedikit berbeda. Aliyah menggenggam erat minyak tawonnya saking gemetarnya dan Devan melihat itu.
"Baiklah." Devan melangkah semakin mendekat sambil melepas kemejanya.
"A-apa yang kamu lakukan?" ucap Aliyah gugup melihat Devan buka baju membuat otak kotornya aktif.
Kenapa dia malah melepas bajunya? - batin Aliyah wajahnya sudah memerah saja.
"Bukankah kamu kemari untuk mengobati gigitan seranggaku dengan itu?" ucap Devan datar sambil melirik obat gosok ditangan Aliyah, pria itu melewati Aliyah begitu saja dan langsung tengkurap di ranjang.
"Cepat lakukan!"
Oohh ternyata, aku yang berfikiran terlalu jauh.-Dalam hati Aliyah.
Aliyah berjalan mendekati dan merangkak diatas ranjang. Lalu duduk tepat disamping tubuh Devan. Aliyah melihat punggung Devan yang dipenuhi bintik merah.
Ya Ampun separah ini? Apa dia sungguh baik-baik saja? - dalam hati Aliyah
"Hei! mau sampai kapan menatap tubuhku?" tegur Devan sedikit menoleh.
"Aaaa iiyaaa.. maaf." Aliyah merasa malu ditegur begitu oleh Devan. Lekas dia membuka tutup minyak tawon. Lalu menyapukannya dipunggung Devan.
"Hei, apa ini?" hidung Devan mengernyit. "Kenapa baunya seperti ini?" protes Devan sedikit menoleh kebelakang.
"Apa? Minyak tawon memang begini baunya. Tapi ini ampuh."Jelas Aliyah menjelaskan pada Devan.
Devan berbalik dan duduk menyaut minyak tawon yang Aliyah pegang lalu membaui lobang botol itu. Hidungnya mengernyit lagi.
"Baunya mengalahkan aroma parfumku." ujarnya dengan ekspresi mau muntah. menjauhkan dari wajahnya. Aliyah langsung mengambilnya.
"Tapi ini manjur Tuan suami." Aliyah kembali terperangah melihat tubuh bagian depan milik Devan, yang tak kalah banyak bekas gigitan serangganya.
"Ya Ampunn...." reflek menyentuh tubuh Devan, memberi reaksi berbeda baginya.
"Apa kamu sedang mencoba menggodaku istriku?"
"Te-tentu saja tidak."
Kenapa dia selalu mengartikan berbeda setiap tindakan dan ucapanku? - batin Aliyah
"Biar aku olesi gigitan seranggamu!" langsung membalur minyak tawon ditubuh Devan.
"Disini banyak sekali. Astaga!" bergumam-gumam.
Tangan Devan langsung mencengkram tangan Aliyah.
"Aaaaakkkkhhhhh...." Angga mengerang.
Dengan cepat pria itu sudah membalik hingga Aliyah kini berada dibawah tubuh Devan.
"Sepertinya kamu mulai berani yaa?" tersenyum licik dan mengangkat tangan Aliyah melewati kepalanya. Menyatukan dan menahan kedua tangan Aliyah dengan satu tangannya.
"A-apa?" Aliyah meronta, minyak tawon itu juga sudah tumpah diranjang Devan.
"Tuan suami, aku hanya, mencoba mengobati bekas gigitanmu saja." masih mencoba melepaskan diri.
"Sepertinya, aku harus menghukummu."
"Apa?"terkejut.
"Akan kuingatkan sekali lagi peraturan disini." Memcium ceruk leher Aliyah.
"Aaaaakkhhhh.... Tuan suami!"
Sial ! sepertinya ini tidak mempan lagi.-batin Aliyah.
"Satu. jangan berkeliaran!" mencium sisi leher Aliyah yang lain.
"A-apa yang kau lakukan suamiku??"
"Dua, Jangan mencari tau." Menggulum telinga Aliyah, membuat gadis itu menggeliat kegelian.
"A-aku tidak melakukannya."
"tiga, turuti semua perintahku." berpindah mencium pipi Aliyah.
"A-aku akan patuh suamiku." masih berusaha nego.
"Keempat, jangan melawan." Bergeser melahab bibir Aliyah.
"Uuuummmpp....."
Haaaiiiisssss.... Dasar cabull..
_____
Malam harinya, Aliyah yang masih kesal dengan Devan memilih mengurung diri dikamar dan menahan laparnya. Daripada masih harus satu meja makan dengan pria yang sudah mencium paksa dirinya itu.
KRRUUUUUYYYYUUUUKK
"Uuuuuggggghhhh...." memegangi perutnya.
"Kecil. kamu lapar ya?"
Aliyah menghela nafas beratnya.
"Malaikat maut sialan. Bisa-bisanya dia mencium paksa diriku. Setelah tidur denganku dia pasti jadi pengen. Dasar otak mesuumm." Gerutu Aliyah kesal memukul-mukul bantal. Aliyah anggap bantal itu adalah Devan.
KKRRRUUUUYYYYYUUUUUKKK
"Uuuugggghhh...." Aliyah membaringkan tubuhnya diranjang. "Aku harus menghemat tenaga."
KRIIIEEETTT
suara pintu dibuka, Aliyah mengangkat sedikit kepalanya. Devan masuk dengan sebuah baki ditangannya.
Aaahhh... malaikat maut sialan, apa dia kemari mau mengejeku? Hai perut! kondisikan dirimu! jangan membuatku malu!
"Bangun!" Devan menyenggol bokong Aliyah dengan ujung kakinya.
Aliyah kesal, menoleh menatap sengit pada Devan, yang justru telihat tenang.
"Mau apa kau kemari malaikat maut?"
Devan tersenyum miring.
"Jangan membuatku membawa makan malammu kemari."
"Aku tidak lapar" Aliyah menjatuhkan tubuhnya kembali kekasur. dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Benarkah?"
"Bawa kembali makananmu!"
KRUUYYYUUUUKKK... KKRRRUUUUYYYUUUKK.
Haaiiiiiisss.... perut tak tau diri! Kan sudah kupringatkan kondisikan! kondisikan dirimu!
"Peffffftttt...."
Aliyah langsung berbalik manatap permusuhan pada Devan yang masih memegang baki itu.
"Sepertinya perutmu menghianatimu istriku." Devan mendekat. Meletakkan baki dipangkuan Aliyah."makanlah."
Aliyah melihat isi makanan diatas baki itu, terlihat begitu menggoda dan baunya menyeruar membuat perut Aliyah makin getol berdemo. Yang akhirnya membuat tawa Devan pecah.
"HAHAHAHAHAA...." tawa pria itu sampai bahunya berguncang.
Tidak ada harga diri untuk perut yang lapar! -Dalam hati Aliyah.
Aliyah langsung melahab semua yang ada diatas baki itu sampai licin tandas. Devan hanya memperhatikan saja, dengan senyuman tentunya.
"Aaaahhh.... nikmatnya hidup."Aliyah bersendawa.
Devan mengangkat baki dari pangkuan Aliyah lalu berjalan keluar kamar tanpa mengatakan apapun. Mau tak mau Aliyah sedikit tersentuh juga. Tak lama Devan kembali lagi, Aliyah menatapnya dengan tatapan tidak suka.
Ngapain dia balik lagi sih?
Devan berjalan mendekat, Aliyah menarik selimut menutupi batas dadanya dan mencengkramnya kuat.
Mau apa dia.
Devan melepas bajunya, lagi-lagi menampakkan tubuh atletisnya. perlahan mendekati ranjang Aliyah, membuat gadis itu sedikit panik. Devan menelusupkan tubuhnya dibawah selimut yang sama dengan Aliyah disisi ranjang sebelah kanan gadis itu dengan posisi memunggunginya.
Aliyah menyentak nafas kesalnya.
"Malaikat maut? kenapa tidur disini?"
tak ada jawaban. Aliyah menggoyangkan tubuh Devan dengan kakinya.
"Malaikat maut! Bangunlah, ngapain disini?"
Masih tak ada jawaban. Aliyah menyentak nafas kesalnya lagi.
"Tuan suami! Kenapa tidur disini! kembalilah ke kamarmu!"pekiknya
Devan menoleh. "Kamarku bau nenek-nenek! Aku tak suka!" kembali memunggungi Aliyah.
"Bau nenek-nenek?" Angga mencoba mencerna.
"Itu salahmu! Kau menumpahkannya diranjangku. Aku tak bisa tidur disana selama bau itu masih ada."
"Apa? Jadi selama itu kau akan tidur disini?"protes Aliyah.
___€€€___
Readers, Sejauh ini suka nggak sama ceritaku?
Komen ya kasih saran.
thank you.___
😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Winsulistyowati
😀😀
2023-01-08
0
Tayya
Aku jg ga suka bau minyak tawon 🙈
Setelah punya anak jadi terbiasa dgn baunya.. 😀 Ampuh buat ngobatin gigitan nyamuk.
2022-09-17
0
tata 💕
setau aku minyak tawon g bau banget, biasa bau herbal gitu tp g nyengat bau'a
2022-07-17
0