Dokter Ana mengecek tekanan darah Aliyah, dia juga melakukan beberapa pemeriksaan. Hingga menyelesaikan tugasnya.
Haaaaahhh...
Dokter Ana menghela nafasnya.
Aliyah sedari tadi menatapnya, tentu saja dengan tatapan heran dan syarat akan kecurigaan. Bagaimana bisa dokter obgyn yang dulu memeriksa dan menentukan kehamilannya itu, juga ternyata dokter Devan.
"Eeehheeeemmm....." dehem Dokter Ana,
Tatapan Aliyah tentu membuat Dokter Ana canggung. Tambah lagi si pembuat masalah menatapnya tajam dikejauhan sambil bersandar pada meja kerja.
"Bagaimana keadaannya?"tanya Devan dengan penekanan.
"Sejauh ini..... Tentu saja dia baik-baik saja."ucap Dokter Ana,
"Benarkah?" tanya Aliyah sedikit sangsi. "Tapi aku mengalami pendarahan."
Dokter Ana mengulas senyuman.
"Tenang saja, ini biasa terjadi pada pasangan yang terlalu bersemangat." ujarnya melirik sinis pada Devan yang berdiri beberapa meter dibelakangnya.
"Dan bayi nya?" tanya Aliyah sedikit kuwatir.
"Semuanya baik-baik saja."jawab Dokter Ana dengan senyum canggung."Kamu tidak perlu kuwatir."
Aliyah, sedikit mencondongkan tubuhnya lalu berbisik.
"Tapi kenapa itu ku rasanya sakit. seperti disumpal sesuatu yang tidak mengenakan."bisiknya pelan. sangat pelan, namun sukses membuat mata Dokter Ana melebar.
"Aaahh,, itu mungkin karena pertama kali..."
"Apa maksudnya pertama kali?"Suara Devan meninggi dengan dingin.
"Maksudku pertama kali berhubungan dimasa kehamilan."ucap Dokter Ana membenahi ucapannya.
Aliyah sedikit heran dengan sikap mereka berdua. Seperti ada sesuatu. Namun akhirnya dia tak ambil pusing.
"Terima kasih."ucapnya.
"Aku akan meresepkan obatnya, ikutlah denganku kedepan." ucap Dokter Ana melangkahkan kaki.
"Baik." Aliyah berdiri dari duduknya.
"biar aku saja. Kamu duduklah." titah Devan berjalan cepat menyusul dokter Ana keluar dari ruang kerja Devan.
"Sampai kapan ini berlanjut? Dia mulai curiga."tanya Dokter Ana datar dengan masih melanjutkan langkahnya.
Hmmmmpp... bodoh jika tidak."Devan mensejajari langkah Dokter Ana.
"Apa rencanamu? Aku tidak ingin terlalu terlibat."
"Jangan bodoh. Sejak awal kamu sudah terlibat dokter Ana. Jangan lalu kabur seperti ini. Membuatku tersinggung."
"Terserah! Ini resepnya, kau putuskan sendiri akan melakukan apa." ucap Dokter Ana meninggalkan Devan yang berdiri saja.
"Semua akan berakhir setelah dia mencapai masa periode nya."Dokter Ana melambaikan tangannya.
"Tidak akan. Sebelum itu terjadi aku pastikan dia sudah....."
_______
Akhirnya setelah beberapa waktu berlalu, Aliyah menikmati suasana diluar mansion. Serasa begitu bebas, ditambah adanya perayaan yang menambah ramai suasana kota. Tentu saja Devan bersamanya.
"Waaahhh.. ramai sekali, seperti kata para pelayan itu.. Aku sungguh beruntung sempat menikmati ini."seru Aliyah girang.
"Apa kau senang tuan suamiku?"
"Jangan terlalu jauh, nanti hilang."Devan melingkarkan tangannya dipinggang Aliyah..
"Duuhh.. sebegitu takutnya kehilangan aku..."seru Aliyah menggoda.
"Ck, Jangan mimpi!!" dengus Devan cepat. "aku akan repot jika kau hilang!"memalingkan wajahnya.
"Iya iya aku tau."Aliyah menyingkirkan tangan Devan dari pinggangnya. Namun pria itu kembali semakin mengeratkan pelukannya.
"Apa? kau tak suka?"protesnya.
"Hahahhaa..." Aliyah tertawa canggung.
"Aahh, sudahlah, disini dialah yang berkuasa." Aliyah bergumam-gumam pelan.
"Tapi, tidak apa-apakah kita pergi hanya berdua?"
"Siapa yang bilang kita berdua?"Devan balik bertanya dengan dingin.
Aliyah memalingkan wajahnya menatap Devan penuh tanya.
"Ada bodyguard dijarak aman."
"Dimana-dimana?" Aliyah celingukan mencari orang Devan yang disebut bodyguard itu.
"Tidak usah dicari! Apa yang akan kita lakukan?" mendekatkan tubuh Aliyah pada tubuhnya sendiri, dengan mengeratkan pelukannya.
"Aaaaagggg.... ini panass!" Aliyah mendorong tubuh Devan meloloskan diri.
Wajah Devan langsung terlihat tak suka, membuat Aliyah sedikit kikuk.
''Aaa-aku mau beli makanan disana..." Aliyah berlarian kecil menuju salah satu stand makann.
Kenapa aku jadi gugup begini? Sial... Malaikat maut.. Bikin jantungan aja. batin Aliyah
"Bibi, Aku mau yang ini, ini, ini, dan ini ya." Pinta Aliyah pada bibi penjual makanan ringan distand itu.
"Apa yang kamu beli?" tanya Devan tiba-tiba dibelakang Aliyah. wanita itu menoleh sebentar, dan menerima pesanannya.
"Ah, kamu mau?"
Devan melirik.
"Terima kasih bibi. Berapa semua?"
bibi penjual menyebutkan harga. Aliyah menoleh pada Devan dan menatapnya. Devan berbalik menatap Aliyah.
"Apa?"
"Bayar."
"Apa?" bertanya dengan nada sedikit kesal tak percaya.
"Aku tidak punya uang, kamu taulah tuan suami."
"Kalau tak punya uang kenapa malah jajan."
"Aku lapar, ayolah, keluarkan sedikit uangmu."
Devan menyentak nafasnya keras-keras. "Sungguh aku tak percaya ini."bergumam pelan dengan kesal.
Devan mengeluarkan dompetnya, lalu menarik selembar uang.
"Kau harus membayar ini nanti."gerutu Devan, menyerahkan uang itu.
Aliyah bersikap cuwek bebek dengan berdiri sambil mengunyah makanan,
"Ini tidak geratis! kau berhutang padaku." gerutu Devan lagi.
"Sudah, tidak usah banyak bicara tuan suami. makan saja." Asal menyuapkan gorengan yang Aliyah beli tadi.
Setelah usai memakan distand itu, mereka melanjutkan berkeliling, dan tentu mencoba beberapa stand makanan lainnya. Dan juga beberapa permainan.
Tanpa mereka sadari, beberapa pasang mata yang mengicar mereka.
"Tuan! Kita harus segera kembali. Sudah terlalu lama disini." ucap Kim berdiri membelakangi Devan yang melihat Aliyah asyik bermain permainan tabrak mobil itu.
"Tunggu sebentar." kata Devan tanpa memalingkan wajahnya dari Aliyah.
"Tuan, ini berbahaya." Kim dengan mimik serius.
Devan menghela nafasnya.
"Kami sudah meringkus beberapa,, saya tidak tau akan berapa lagi yang menyusul."
Devan kembali menghela nafasnya.
"Mereka sudah mengirim orang?"Tanya Devan dengan serius dan dingin.
Kim mengangguk.
"Ckk..." Devan berdecit.
Dia kesal. Walau bagaimana pun dia adalah salah satu ketua gangster. Dan karena alasan tertentu membuat dia menjadi orang yang paling dicari. Namun juga yang paling ditakuti.
Tentu saja ada satu kelompok gangster lain yang sama kuatnya. Mereka mengincar satu benda yang sama. Data rahasia agen mata-mata dunia yang berhasil dicuri oleh salah satu komplotan. Yang ini hilang entah kemana, dimana Devan yang dicurigai sebagai dalang utama. Hingga dia dicari oleh gangster diseluruh dunia. Untuk mendapatkan cip file itu.
Devan melambaikan tangannya pada Aliyah yang asyik bermain itu. Aliyah mendekat.
"Ada apa tuan suami?" tanya-nya.
"Kita kembali." datar dan dingin.
"Apa? tapi kita....."
"Kalau kau masih ingin hidup, kembali sekarang."Potong Devan memegang dadu Aliyah dengan sorot mata tajam.
"Ba-baiklah. Aku mengerti."
_____
Didalam mobil perjalanan kembali ke mansion. Devan melirik sopir yang terlihat gelisah.
"Ada apa?" tanya Devan dengan penekanan.
"Ada dua mobil dibelakang."
Devan Melirik Kim yang duduk dijog depan. Pria itu terlihat santai mengeluarkan pistol. Aliyah sedikit bergidig.
Apa? Ada apa ini? kenapa jadi tegang begini? Dan Kim? sejak kapan dia bisa bersama kami. Kupikir dia ada di mansion. Apakah ini yang membuat kami cepat-cepat kembali. pikir Aliyah tegang.
DOOOOORRRR...
___€€€____
Reader kuuh , kasih semangat donk, biar aku up terus setiap hari.
like dan komen ya
Terima kasih.
Salam___
😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Winsulistyowati
Aliyah haruse kmu tau..Suamimu Ketua Mafia say...
2023-01-08
0
Meita Yasmine
sampai di bab ini aku baca sejauh ini bagus ceritamu thor, suka banged. sejauh mata baca novel tentang mafia baru ceritamu yg bener" nyambung dgn judulnya. tapi aku kecewa kenapa readers nya sedikit sekali yg memberi apresiasi bwt othornya😔 apa karna bahasanya yg mmg hanya orang yg pintar ajja yg mudah memahami? aku baru tw karyamu thor maaf tapi aku janji bakal baca smw karya"mu. keren kamu thor semangat selalu 👊
2022-07-13
1
Sena_cantik9
lanjooott
2022-04-03
2