Chap 2
Aliyah tersadar matanya silau oleh birunya langit begitu matanya terbuka. Suara deru angin dan mesin yang cukup memekakkan telinga membuat kepalanya tegak. Aliyah menoleh ke kiri dan kekanan.
Apa ini? Aku dimana?
Aliyah masih mengumpulkan kesadarannya.
"Kau sudah bangun?"Seru seorang pria yang duduk mengemudikan kapal boot nya.
Aaaaarrrggg! Malaikat?
Pria itu orang yang sama dengan yang bertemu dengannya di danau dan membawanya pergi dari rumah bibinya.
"A-Aku dimana?" tolah toleh.
"Kenapa kita ada DITENGAH LAUTT??"
"Tenanglah! sebentar lagi kita akan sampai dimarkas."
"Apa?"terkejut."Markas? Kau gila? Apa kau menculikku?"
Aliyah mulai parno dan histeris.
"Ya tuhan! Aku diculik! TOLONG! TOLONG! AKU DICULIK PRIA TAMPAN!"
Pria itu tertawa..
"Berteriaklah! kita ditengah laut. siapa yang akan dengar?"
Benar juga. Aku hanya buang-buang tenaga.
Aliyah sadar tindakannya itu hanya sia-sia. Mau kabur juga dia tak akan bisa. Mereka ditengah laut sekarang. Hanya akan mati konyol jika nekat kabur. Apa lagi dia tak bisa berenang.
Baiklah! Aku akan kabur begitu mencapai daratan. Pikir Aliyah bertekat.
"Kau akan membawaku kemana malaikat maut?"
diam. hanya suara angin yang terbelah yang menjawab.
Ciiihh! Sialan!
"Hei! Malaikat maut! Apa kau tuli?"seru Aliyah merasa tidak ditanggapi.
Pria itu menoleh. Lalu kembali melihat kedepan.
"Kau bicara padaku?" tanpa mengalihkan pandangannya.
Aliyah menghela nafas kesalnya.
"Hanya ada kita berdua disini! Kau pikir aku bicara dengan siapa?"kesal.
"Kau bilang malaikat maut tadi. kupikir kau bicara dengannya."
Iya itu kamu! Hiiiihhhh! Aliyah geram.
Mereka terdiam. Aliyah yang kesal akhirnya memilih duduk diam dikursi. Pria itu masih mengendarai speedboatnya.
Hingga sebuah teluk terlihat. Aliyah melihat teluk dengan bersemangat.
Baiklah begitu turun dan pria ini lengah aku akan langsung kabur. pikir Aliyah dengan senyum licik mengembang.
Pria itu turun dari kapal. begitupun dengan Aliyah. Pria itu telihat sedang sibuk yang entah apa Aliyah tak tau dan tak mau tau yang jelas ini celahnya , kesempatannya.
Baiklah! penyergapan!
Aliyah bersiap lari. tapi tangannya tertahan.
Apaaa!?
Aliyah melihat tangannya terborgol dengan tangan pria itu. Matanya langsung membulat, Aliyah mengangkat wajahnya melihat pria itu Tersenyum tipis padanya, senyum meremehkan.
Sialan!
"Kau mau kabur?"
Terbaca!?
"Ahahaha... Tentu saja tidak! Aku hanya sudah tidak tahan! Aku sangat ingin pipis." memasang wajah memelas.
Pria itu melihat Aliyah sejenak dengan tatapan yang entah apa.
Aku mohon percayalah!
"Ikut aku." suara pria itu.
"Malaikat maut? Kenapa aku harus diborgol?"
Aliyah menunggu jawaban, pria itu hanya diam dan melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan Aliyah.
Sialan! Aku diabaikan.
"Hei! Malaikat Maut!? Aku bicara denganmu." Menyamai langkah dan melihat kearah wajah pria itu.
Dia menghentikan langkahnya dan menoleh sedikit.
"Kau bicara dengan siapa?"
"Kamu! Tentu saja dengan mu!" Menunjuk nya dengan kesal.
"Aku punya nama! Jangan memanggilku malaikat maut!"
"Aku tak tau namamu."
Wajah pria itu terlihat kesal.
"Baiklah! Mari kita berkenalan. Namaku Devan."
"Aku Aliyah." dengan wajah bodohnya Aliyah berucap.
"Tidak tanya." pria bernama Devan itu berpaling melanjutkan langkahnya.
Aliyah kesal. tentu saja. dia mengangkat tangannya hendak memukul, hanya akan, tidak beneran. Aliyah terseret mengikuti langkah Devan.
Mereka memasuki halaman sebuah mansion yang lebih terlihat seperti puri jaman kuno. Beberapa orang terlihat berjaga disana juga beberapa CCTV mengikuti langkah mereka. Orang-orang itu setengah membungkuk pada Mereka membuat Aliyah sedikit bingung.
Begitu memasuki pintu utama mereka disambut oleh puluhan orang berjas hitam dan wanita pakaian pelayan. Mereka setengah membungkuk memberi salam.
Ap-apa ini? Kenapa auranya berbeda.
Aliyah menatap pria disampingnya. Wajah pria itu berubah menjadi dingin dengan wibawa. Sangat berkarisma.
Kenapa pria menyebalkan itu terlihat berbeda. Atmosfirnya sangat berubah.
Devan membuka borgolnya. Seorang pria paruh baya yang sepertinya seorang kepala pelayan menghampiri. Devan meletakkan borgolnya ditangan pria yang menengadahkan tangannya itu.
"Perlakukan dia dengan baik. Layani dia seperti kalian melayaniku."
"Baik Tuan." kepala pelayan itu membungkuk.
Devan berjalan memasuki ruangan terdalam.
"Hei! Tunggu, kau mau kemana?" Aliyah hendak menyusul. Devan tak bergeming dan semakin menghilang ditelan pintu yang menutup.
"Tunggu kenapa kau tinggalkan aku disini?" teriak Aliyah lagi. Dia semakin kesal.
Sialan! mengumpat dalam hati sambil menendang udara.
Aliyah melirik kepala pelayan.
"Tenanglah Nona. saya Ken. kepala pelayan sini."memperkenalkan diri. "Mari ikut saya."
Apa? ikut denganmu? Kau gila! Lebih baik aku kabur!
Aliyah mulai berlari menuju pintu utama untuk kabur keluar. Namun dia sudah dihadang oleh penjaga yaang lain. Dengan mudah dia ditangkap.
"Sialan! Lepaskan aku! Penculik! Maniak sialan!"
Semua orang disana berpandangan. seolah memiliki pertanyaan yang sama. Kenapa Tuan mereka membawa wanita bar-bar seperti itu.
"Hei! Jangan kasar! Tuan Devan memerintahkan memperlakukan dia dengan baik." seru Kepala pelayan memperingtkan.
Dengan tenang Aliyah berbaring dibak mandi yang sangat luas. Banyak bunga-bunga betebaran di dalam bak mandi yang terlihat uap mengepul saking hangatnya. Beberapa pelayan wanita terlihat menambah bunga dan sabun. ada pula yang memijit pundak Aliyah.
Aliyah berusaha serileks mungkin.
Aku harus tenang. Sambil memikirkan rencana untuk kabur aku nikmati saja dulu pelayanan disini sambil mengamati situasi. Aku pasti tidak akan bisa kabur dengan mudah tanpa rencana.
"Haaaaaaaaarrrrrrgggggghhhh........ Nikmatnya... Inilah hidup.."
"sepertinya kamu cukup menikmati layanan disini."
Suara berat seorang pria mengagetkannya. Membuatnya menoleh kearah suara itu berasal. Para palayan yang awalnya menemani Aliyah pun menyingkir teratur dari kamar mandi.
Huuuuhhh! Malaikat maut. Apa dia mau mencabut nyawaku dalam keadaan begini?
visual Aliyah
Visual Devan
Readers kasih dukungan buat Othor biar semangat up ya..
Like
Vote
komen
fav
dan Gift
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Tyaz Wahyu
tak kirain lee sung hyuk aja y kan cocok tuh buat jd malaikat pencabut nyawa versi korea🤭
2023-02-10
0
Winsulistyowati
Boljug..Thor..👍
2023-01-08
0
Samsia Chia Bahir
Thoorrr, kok akoh kepikirn chika jesika cocok jdi visualx 😄😄😄😄😄
2022-12-09
0