chap 9

"Aaaa....."

Aliyah menyodorkan sendok ke mulut Devan.

"Apa? kenapa aku?" protes

"Si kecil ingin kamu yang makan." beralasan.

"Hahahaha..." tawa mengambang.

Sialan! apa dia tau jika tadi aku masukkan banyak garam disini? - Devan

"Ayooo... makann... Kamu mau membuat kecilku kecewa?"

"Bukankah tadi kamu yang minta? Dan harus aku yang membuatnya." omel Devan,"Aku sudah capek-capek membuatnya untukmu! Kau yang harusnya makan! Cepat makan." memdorong sendok jauh dari mulutnya.

Netra Aliyah kembali berkaca. membuat Devan merasa bersalah.

"Haaaaaiiiiiissshhhh... Baiklah. Sini aku makan." ucapnya,

Kalau seperti ini sama saja bumerang. pikirnya membuka mulutnya.

Wajah Aliyah kembali ceria dan tersenyum menang. Dia menyuapkan nasi goreng asin kemulut Devan.

Lihat wajahnya itu. girang sekali.-Devan

"Bagus. Kunyah kunyah lalu telan. Kita masih punya banyak nasi goreng disini."Riangnya Aliyah dengan nada yang naik turun seolah bernyanyi.

Dia, Apa dia tau aku memasukkan banyak garam ke nasi gorengnya jadi dia sengaja menyuruhku makan sendiri? Mata Devan mendelik memikirkan itu.

kurang ajar gadis ini!!! menggeram.

Walau begitu Devan tetap menghabiskan juga Nasi gorengnya dengan disuapi Aliyah.

Dengan riang Aliyah keluar dari dapur dengan Devan yang berjalan mengikutinya, wajah pria itu sudah bak kapal yang diombang-ambing dilautan.

"Gila! sebanyak apa sih garam yang kumasukkan sampai oleng seperti ini?" gumam nya getir.

"Malaikat maut!"

"Haaaaaeeeeeeehhhhh..."Devan menyentak kesal nafasnya.

Aliyah merubah panggilannya, "Tuan suami. sampai kapan kita akan berada disini?" tanyanya menyamakan langkah.

"Kenapa?"

"Aku mulai bosan!"

"Kau baru dua hari disini!"

"Iya aku bosan. Apa kamu tak bosan?"

"Tidak." jawabnya datar."Sudah! kembali kekamarmu aku mau kerja." sambungnya melihat Kim membungkuk setengah badan di ujung tangga.

"Kau mau kerja? Jam segini? Dimana? Aku boleh ikut?" Berondong Aliyah bersemangat.

Devan memiringkan tubuhnya menghadap Aliyah. tangannya dia angkat dan mengetuk kening Aliyah dengan telunjuknya.

"Tetaplah disini Istriku!" ujarnya menekan setiap katanya dengan masih mengetuk kening Aliyah

"Jangan banyak tingkah dan menyusahkan banyak orang!"

Sebagai pamungkas mendorong kening gadis itu dengan telunjuknya hingga kepalanya terdorong kebelakang, Kaki Aliyah pun ikut mundur saking kuatnya.

"Aku tau! Kau tak perlu memperlakukanku seperti bocah." dengus Aliyah menggosok kening."Kalau aku jadi bodoh bagaimana?"

"Bagus! Lebih baik kau bodoh, jadi tak banyak tingkah!"

Aliyah mendengus melihat Devan pergi bersama dengan Kim.

"Jadi apa yang aku lakukan sekarang?"

####

Kim Dan Devan menuju landasan heli di Mansionnya. Mereka akan berangkat untuk perjalanan bisnis ke pulau B, untuk mempersingkat waktu Devan menggunakan heli. Saat akan memasuki Heli perut Devan bergejolak, tiba-tiba saja dia ingin muntah.

*Sial! kenapa denganku? masak masuk angin? atau? gara-gara nasgor asin? aaahh.. tidak mungkin.

Setelah memuntahkan isi perutnya, Devan kembali memasuki Heli nya.

" Apa kamu punya obat pereda mual?"

Kim menggeleng

setelah heli lepas landas Devan menatap mansionnya dengan berat. Seolah akan pergi dan tak akan kembali. Devan menghembuskam nafas berat.

"Anda baik-baik saja tuan?"

"heeemmm"

Kim terdiam sejenak, alis nya sedikit berkerut.

"Anda tak perlu mencemaskannya, dia baik-baik saja disana dengan penjagaan yang maximal."

Devan menoleh,

"Siapa Dia yang kamu maksud Kim?" dengan nada kesal.

"Ken! Siapa lagi."

Devan menahan senyumnya.

"Bagus! Kau akan terjun dari sini jika menyebut nama bocah ingusan itu."

"Yaahh... karena bocah ingusan itu, anda hampir membunuhku tuan."

Devan mendengus, "Sekali lagi bicara omong kosong, aku lempar kamu keluar."

Kim menelan ludahnya.

####

"Dimana ini?" Aliyah celingukan, dia sedari tadi hanya berputar-putar saja. Niat Aliyah melihat-lihat mansion Devan tapi dia malah tersesat saking luasnya dan banyaknya ruang.

"Aaaaaiiiiisssshhhh... sial!" umpatnya, "Disaat begini satu orangpun tak terlihat. Pada kemana mereka? masa ya ngumpet?" lanjut menggerutu.

Aliyah masih mencari-cari jalan. kembali, semua aktifitasnya itu dipantau oleh Devan.

Apa-apaan bocah ini? Apa dia mau kabur?

"Eheeemm..." Kim yang duduk disebelahnya berdehem.

saat ini mereka sedang berada diruang rapat, bukannya memperhatikan presentasi orang yang berdiri dipodium, Devan malah sibuk dengan ponselnya.

"Eeheeemmm!" Kembali Kim berdehem.

Devan menoleh, "Kamu sakit tenggorokan?"

"Kita sedang rapat Tuan." ucap Kim mengingatkan.

"Aku tau."

"Fokuslah pada layar yang benar." ledek Kim melirik ponsel Devan yang menampilkan Aliyah yang sedang tersesat di mansion.

"Kim!"

Deg!

Semoga tuan tidak marah aku meledeknya. batin Kim gentar juga.

"Terimakasih sudah mengingatkan." Kembali fokus pada metingnya.

Kenapa ucapan terima kasihnya justru membuatku merinding? pikir Kim bergidig.

Kembali ke Aliyah yang tersesat.

Gadis itu memasuki setiap ruang membuka setiap pintu, mencari jalan menuju kamarnya.

"Nona Aliyah? Apa yang anda lakukan disini?" suara bas pria paruh baya mengangetkannya.

Aliyah menoleh kearah suara berasal.

"Pak Ken!" sebut Aliyah girang dunia akherat.

"Aku berniat berkeliling, tapi aku justru tersesat. Tempat ini luas sekali." rengeknya.

"Oohh, Jika anda ingin berkeliling, katakan pada saya, saya akan antar." ucap Ken tersenyum maklum.

Sebelumnya pak Ken melihat melalui CCTV Aliyah yang berkeliaran di mansion. Jadi Pak Ken berniat menyapanya.

Aliyah dan Ken berkeliling, melihat lihat mansion, Aliyah dibuat berdecak kagum lagi. Sebelumnya sudah terkagum-kagum sekarang makin bertambah.

Setelah lelah berkeliling Aliyah diantar kembali ke kamarnya disana Hana membantunya membersihkan diri lalu tidur setelah makan malam.

Keesokan harinya, Aliyah kembali merasakan benda berat menindih tubuhnya.

Ooooouuugggghhh.. sial! Apa lagi ini? Batu? Apa malaikat maut itu menumpuk batu ditubuhku? Tunggu!

Aliyah membuka mata seketika...

Malam sebelumnya dia.... Apa kali ini juga dia lagi?

Aliyah menoleh kebelakang.... Benar saja, Devan tidur disisinya memeluk tubuhnya bagai guling.

"Hiiiiyaaaaaaaaa!!!!"

Suara Aliyah menggema memenuhi ruangan itu..

Aku kasih visualnya Sekertaris Kim

visualnya kepala pelayan Ken

_____€€€€_____

Komen dan like donk readers biar othor ini semangat up terus setiap hari. 😣😣😢

thank you____

😉

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

apapun visualnya.. ttp q sukakkakk.. buaanget..

2023-02-08

0

Winsulistyowati

Winsulistyowati

ganteng say..Orng Korea

2023-01-08

0

Almira Haniya Azzahra

Almira Haniya Azzahra

visualnya malah lebih bagus Ken dan Kim, 😂

2023-01-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!