Chap 7

Keesokan paginya, Aliyah duduk dimeja makan dengan dipapah oleh Hana. Devan sudah duduk disana dengan berpusat pada tabletnya.

"Kenapa kita makan disini? Ini bukan meja makan yang kemarin kan?"tanya Aliyah

"Bukan."

Devan menoleh kearah Aliyah. Bekas cengkraman sekertaris Kim masih tertinggal di lehernya, membuat Devan menaruh perhatian disana, Devan mendekatkan wajahnya memeriksa leher Aliyah yang memerah. Aliyah merasa kikuk, menutupi lehernya sendiri dengan tangannya.

"Aku ingat kemarin ini belum ada. Dimana kamu mendapatkannya?"

DEG!

Sekertaris Kim menelan ludahnya dengan sangat susah. Sudah pasti jika tuan Devan marah dia juga akan habis. Merasa tak mendapat jawaban dari Aliyah, Devan beralih ke Sekertaris Kim.

"Kim?"

Sekertaris Kim mematung, keringat dingin mengucur dari pelipisnya walau hawa dingin yang AC keluarkan tak mungkin membuatnya berkeringat.

Aliyah melihat perubahan wajah Kim. sudah jelas pria yang hampir membunuhnya itu sedang ketakutan. Jika dia saja bereaksi seperti itu, orang macam apa pria yang akan menjadi suaminya ini?

"Aku ngelindur semalam." ucap Aliyah tiba-tiba membuat Kim dan Devan menoleh bersamaan kearahnya.

"Benarkah?"ragu Devan menatap tajam padanya."Lanjutkan!"

"Semalam aku bermimpi didatangi monster besar, aku rasa saat itu pasti aku tak sengaja mencekik leherku sendiri." asal Aliyah mengarang sambil menggaruk lehernya dengan mata yang jelalatan. Dia tak berani menatap mata Devan langsung.

"Yaah,, kurasa begitu." tersenyum kikuk melihat Devan menatapnya dengan mimik serius.

Percayalah! kumohon percayalah!

"Habiskan sarapanmu!" Devan berpaling.

Sialan! Padahal wajahnya selembut itu, tapi bisa membuatku merasa takut juga. Bahkan pria dingin yang hampir membunuhku itu bisa berwajah seperti itu. orang macam apa dia ini?

"Kim, selesai sarapan kita keruang latihan."ucap Devan datar.

"Baik tuan."

"Ruang latihan? Kalian mau apa disana?"tanya Aliyah kepo.

"Ingat peraturan kedua. Jangan mencari tau." tegas Devan dengan senyum meremehkannya.

"Ahahahhaa...." Aliyah tertawa canggung.

Jika mengatakan dengan wajah lembut itu aku justru merasa aneh. pikir Aliyah.

Sarapan selesai, Hana kembali memapah Aliyah hendak meninggalkan meja makan.

"hari ini kita menikah. Ikuti semua yang MUA minta, dan jangan membantah."

"Aaa yaaah."Aliyah hendak melanjutkan langkahnya, tapi dia kembali berbalik. "Dimana kita akan menikah?"

"Di Paris Hotel. Dua jam dari sini. Ada dipusat kota."

"Baiklah Malai...... mmm.... Tuan Devan."

Devan membuang nafasnya, menoleh melihat punggung Aliyah yang semakin menjauh, dan tak terlihat lagi. Devan berdiri,

"Melihatnya begitu keras berusaha mengarang cerita, membuatku tak bisa menahan diri sampai ruang latihan." Devan memukul wajah Kim hingga terjungkal.

Dengan segera Kim berdiri. dan menundukkan kepalanya.

"Kenapa kau melakukannya?"

Kim terdiam.

"Kenapa kau melakukannya KIM?" Suara Devan memenuhi langit ruang makan. Mata yang menyala mengabarkan amarahnya.

"Maafkan saya."

Devan meletakkan tangannya dileher Kim. mencengkram kuat dan mengangkatnya tinggi-tinggi hingga kaki Kim sedikit terangkat.

"Bagaimana rasanya?" tanya Devan dingin dan datar.

Wajah Kim pucat menahan sakit oleh cekikan Devan.

"Kau menikmatinya, Heeeemm?"

Kim menatap Devan memohon pengampunan. Dia tak bisa mengeluarkan suaranya karena kerongkongannya tercekik tangan kokoh Devan.

Devan melonggarkan tangannya, Kim dengan sendirinya terlepas dari genggaman Devan. Tubuh Kim terkulai dilantai, dia memegangi lehernya, dia sedikit terbatuk.

"Maafkan saya tuan, saya hanya terbawa emosi." ucap Kim berlutut dan membungkuk bertumpu pada kedua tangannya.

"Saya, hanya kesal, karena gadis itu Anda hampir kehilangan kepala anda. Anda tau berapa banyak musuh anda diluar sana, tapi demi gadis itu anda....."

"Dia istriku Kim! Camkan itu!"

"Baik tuan."

"Jangan sampai kejadian ini terulang lagi."

###

Hari itu Aliyah dan Devan melangsungkan pernikahan di balroom paris hotel. acara itu hanya dihadiri oleh orang-orang kepercayaan Devan dan beberapa rekan bisnisnya saja. Sementara dari pihak Aliyah. Aliyah tak punya sanak famili kecuali paman dan bibinya yang kini entah ada dimana? Aliyah tak terlalu ambil pusing.

"Jangan cemberut. Kamu pengantin sekarang."

"Nggak usah berisik Malaikat maut. selesaikan saja bagianmu." Aliyah mencebik.

Devan tersenyum lucu.

"Baiklah Nyonya Devan Govinda." ledeknya mengerling nakal.

"Ciiiihhh!"membuang muka.

Setelah acara usai mereka kembali kemansion. Aliyah memilih masuk kedalam kamarnya dan langsung berbaring setelah membersihkan diri.

Keesokan paginya Aliyah merasa ada benda berat menindih tubuhnya. dia kesulitan bergerak.

Sial apa ini? berat banget, lebih berat dari rindunya dilan. ciihh.

Aliyah membuka matanya, dan meraba mencari tau apa yang menindihnya. Aliyah tersentak kaget, tangan dan kaki Devan yang menindihnya. Pria itu tidur disisinya memeluk tubuhnya.

Ya ampun!! apa apaan orang ini? Mana berat banget lagi! Uuuuugggghhhh batinnya mencoba melepaskan diri. Namun kuncian tangan dan kaki Devan sangat kuat dan berat. Hingga Aliyah hanya meronta dalam kesiasiaan.

"Lepaskan aku malaikat maut! Kau menindih tubuhku!" pekik Aliyah sekuat tenaga. Devan semakin mengeratkan pelukannya.

"Heeiii!! kubilang lepaskan, bukan kencangkan! Ya Tuhan!!" berteriak kesal.

Sialan! Bagaimana ini? padahal matanya tertutup kenapa masih saja menyebalkan??

"Tuan! Tuan Devan! bangunlah, kau berat sekali!!" ucapnya lagi memcoba kembali untuk lolos.

Aliyah membuang nafasnya kasar. Sepertinya dia harus merubah panggilan lagi.

"Suamiku!! Bangunlah!"

"Kenapa berteriak-teriak? Kau membuat telingaku sakit!" membuka mata

Apa? berhasil? Dia bangun? Dengan sebutan Suamiku? Dasar sinting!

"Lepaskan aku! Kau berat!"

Devan melepaskan pelukannya. Masih berbaring miring menghadap Aliyah. Dia gunakan tangannya untuk menyangga kepalanya.

"Sudah kulepaskan! Istriku."

Aliyah segera bangun terduduk. dan sedikit menjauh.

"Apa yang kau lakukan dikamarku?"tanyanya dengan wajah kesal.

"Kamarmu?" memasang wajah bingung."Coba bangun dan perhatikan sekelilingmu!"

Aliyah tertegun , dia memandang berkeliling. Itu memang bukan kamarnya, tapi dia sangat yakin semalam dia masuk dan tidur dikamarnya sendiri. Kenapa dia bisa terbangun dikamar yang berbeda?

"Ini dimana? Kenapa aku bisa ada disini?"

Devan tersenyum lucu.

"Kenapa bertanya padaku? Kau yang menyelinap masuk kekamarku."

Aliyah menunjuk dirinya sendiri tak percaya. "Aku?"

"Heemmmm." mengangguk yakin.

Aliyah tertegun lagi, "Apa aku berjalan dalam tidur...... lagi?" dengan wajah bingung.

"Mana kutau!"

Aliyah tersentak, menyadarkan dirinya sendiri. dia malu jika benar dia menyelinap karena berjalan dalam tidur.

"Tapi tetap saja tidak dibenarkan memeluk dan menindihku seperti itu. Ada bayi disini!" Sentak Aliyah mencoba menyamarkan salahnya. Dia menunjuk perutnya sendiri.

"Aaaa benar! Kau sedang hamil. Maaf!"

Apa? Kenapa maafnya lebih terdengar seperti ledekan? Apa dia meledekku?

"Aaa aku mau sarapan!" Aliyah bergegas bangkit dan berjalan cepat keluar kamar Devan. Pria itu tertawa lucu.

"Wajah malumu itu lucu sekali, hahaha...."Gumam Devan pelan.

Aliyah berjalan menuruni tangga sambil ngedumel pelan.

"Aaahhh.. memalukan sekali. Bagaimana bisa aku berjalan dalam tidur, dan masuk kekamarnya?"kesalnya,"tunggu. kenapa rasanya aneh?"

"Ada kemungkinan lain. Bisa saja dia menggotongku kekamarnya."Wajah Aliyah terkejut memikirkan kemungkinan itu.

"Benar!" angga menjentikan jarinya."Dia bisa saja selicik itu dan mengatakan aku yang menyelinap kekamarnya. Sialan!" kesal.

Readers kasih dukungan buat Othor biar semangat up ya..

Like

Vote

komen

fav

dan Gift

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

govinda jaya2.. wah othor D, sukak india juga nih ya.. 🤣😂😆😅😄😀😁😉😆😊

2023-02-08

0

Shira

Shira

baru baca, setelah kisah mommy embun, lalu anaknya dan henryn, naaah mau tanya Angga itu aliyah jugaan yaa kok namanya jadi beda beda ya di chapternya

2022-10-28

0

Rosidah Ros

Rosidah Ros

ceritanya gimana thor aliyah bisa hamil

2022-05-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!