Chap 6

DOOOORRRR

Tubuh Aliyah serasa lemas, merasakan benda hangat menempel di keningnya.

Apa aku mati? Tapi kenapa aku tidak merasakan sakit kecuali pada kakiku yang terkilir? pikir Aliyah, Tunggu itu bukan suara letusan tembakan, lebih ke suara....

Aliyah membuka matanya dengan jantung berdebar. Senyum lebar seorang pria yang berjongkok didepannya menyambut. Tangan kirinya memegang pistol dia biarkan menggantung di lututnya.

"MALAIKAT MAUT!!!"

Sangat terkejut.

"Kau belum mati bodoh!" Ucap Devan menarik tangannya yang membentuk seperti pistol itu dari kening Aliyah.

Wajah Aliyah masih sangat terkejut. Terselip antara rasa bersyukur dan menyesal.

"Apa kau bersenang-senang di luar Calon Istriku?" ucap pria itu dengan senyum menghina.

Tuhan! Aku memang bilang siapa saja. Tapi jangan Dia! protes Aliyah dalam hati menyesal.

Wajah Aliyah berubah melihat seorang penjahat dibelakang Devan hendak menyerang. Tanpa menoleh Devan menembaknya melalui pundaknya dengan santai.

DDOOORRR

Penjahat itu langsung terjungkal dan terkapar dengan bersimbah darah. Membuat Aliyah makin syookk.

Orang macam apa pria didepannya ini?

####

Devan memapah Aliyah memasuki mansion, disana mereka disambut oleh Ken dan Kim. Sekertaris Kim menatap tajam pada Aliyah yang memilih mengalihkan pandangannya.

"Nona! Anda kembali." seru Hana mendekat, dia mengambil alih memapah Aliyah.

"Kakinya terkilir, obati dia."

"Baik Tuan."

Devan melepas semua acsesoris pistol dan sarung peluru yang melekat ditubuhnya. Meletakkannya di nampan yang kepala pelayan Ken bawa.

"Siapkan air mandi untukku. Badanku pegal dan lengket."

"Baik tuan."

Devan berjalan menuju kamarnya, sambil merenggangkan ototnya. Kim mengikuti dengan melirik tajam pada Aliyah, membuat wanita itu bergidig ngeri.

Kenapa dia menatapku seperti itu. Apa dia mencoba membunuhku dengan tatapannya? batin Aliyah berjalan menuju kamarnya sambil dipapah oleh Hana.

Didalam kamarnya, setelah membersihkan diri yang dibantu oleh Hana, Aliyah menerima perawatan dari dokter untuk kakinya yang terkilir.

"Apa anda baik-baik saja Nona?"

"Eeemmmm.."

"Kenapa anda harus kabur segala Nona, semua orang disini kuwatir." dengan wajah sendu.

"Maaf. Aku hanya ingin pulang."

"Keadaan sedang tidak aman Nona. Tetaplah disini."ucap Hana, "Apa lagi tu..."

ucapan hana terpotong karena melihat kehadiran sekertaris Kim yang tiba-tiba masuk dan menatapnya tajam. Hingga membuat pelayan itu mengkeret.

"Tinggalkan kami!" ucapnya dingin.

"Baik tuan."

Dalam situasi ini Aliyah jelas merasa sedikit gentar. Tangannya bergetar hingga dia sekuat tenaga meremasnya agar tak terlihat oleh Kim.

Kim mengulurkan kertas pada Aliyah yang menerima tnpa kata. Aliyah membacanya

"Surat perjanjian pra nikah." ucapnya pelan. "Lagi?"menatap Kim meminta penjelasan.

"Besok anda akan menikah. jadi anda harus menandatanginya hari ini."

"Apa? Besok?" terkesiap dengan mata membulat dan nafas cepat.

"Apa kau bercanda? kau tak lhat kaki masih terbaut perban?"

"Itu karena kesalahan anda sendiri nona."

Aliyah tertawa kesaal.

"Lelucon macam apa ini?" Aliyah mempar kertas itu kearah Kim.

"Dan kenappa isi perjanjiannya berbeda dengan kemarin? semuanya menjurus kearah sana!?" sentak Aliyah kesal.

Sekertaris Kim tersenyum miring.

"Semua berubah sejak anda meninggalkan mansion ini kemarin."

"Apaa?"

"Anda membahayakan seluruh orang disini, terutama Tuan kami."

"Apaaa?"sentaknya marah.

"Aku tidaak menyuruhnya untuk datang!" Aliyah masih tidak terima.

yahh,walau aku bersyukur dia datang menyelamatkanku. batinnya.

"Tanda tangani saja nona."

"Tidak mau!"

"Tanda tangani sebelum kesabaranku habis!"

"Kau mengancamku?"

"Silahkan ditanda tangani." mengulurkan kertas itu.

PLAAKK!

Aliyah menampuknya hingga kertas itu jatuh kelantai. Sekertaris Kim menyeringai buas, auranya berubah. Aliyah gentar, ketakutan langsung menyelimutinya.

Tangan Kim mencengkram leher Aliyah yang terkejut hingga matanya membulat. Ia tercekik oleh tangan kuat Kim.

"Jangan melewati batasmu Nona!" ucapnya dingin dan datar.

"Karenamu Tuan Devan membahayakan nyawanya sendiri."

Kim melepaskan cengkramannya.

"Tanda tangani ini!"

Begitu terlepas dari cekikan tangan Kim, Aliyah terbatuk, nafasnya tersengal. Dengan tangan gemetar Aliyah menandatangi kertas itu. Matanya mulai berkabut menatap pria yang hampir membunuhnya itu. Dengan santai dan mata yang tajam dingin menusuk Sekertaris Kim memasukkan kertas itu dalam saku jasnya. Dan melangkah pergi.

"Untuk kedua kalinya aku merasakan hampir mati."gumam Aliyah yang masih melemas saking gemetarnya.

"Jika aku terus berada disini. Aku akan mati perlahan meskipun aku punya nyawa sebanyak kucing." sambungnya menatap arah sekertaris Kim pergi

____€€€______

Readers kasih dukungan buat Othor biar semangat up ya..

Like

Vote

komen

fav

dan Gift

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

weh.. disini ada hana..

2023-02-08

0

Lula Jamilah

Lula Jamilah

udh bar bar gk bsa berkelahi keras kepala,,, merepotkan

2023-02-04

0

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Sabar Aliyah..ikuti aja..

2023-01-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!