Chap 12

"Malaikat maut! Carilah kamar kosong lainnya!"seru Aliyah kesal. "rumahmu besar dan luas tak mungkin tak ada kamar kosong."

"Heeeyyy...." Aliyah kesal merasa diabaikan.

"kalau begini bagaimana aku bisa tidur?"menggerutu pelan.

"Okey. Biar aku saja yang pindah." bergumam sambil beranjak.

Belum sempat ia turun dari ranjang, tangan Devan sudah menariknya, hingga gadis itu jatuh diatas tubuh Devan.

"Kau?" Geram Devan melirik tajam pada Aliyah."Begitu ingin tidur denganku ya?"ucapan yang membuat Aliyah terkejut tak percaya.

Omong kosong macam apa ini? pikir Aliyah geram.

Devan mencengkram tangan Aliyah kuat dan memeluk tubuhnya.

"Astaga! Apa yang kau lakukan haahh? Lepaskan aku!! Kau gila!! Kau yang menarikku malaikat maut. Kau juga yang lebih dulu tidur diatas ranjangku."Aliyah meronta mencoba melepaskan diri."Bisa bisanya kau bilang aku yang mau."

Devan menyeringai.

"Aku ijinkan kamu disisiku karena begitu berusaha."Devan mempererat pelukannya. dan mencapit tubuh Aliyah dengan kedua kakinya.

"Aaaahhh, Ya ampun. Lepaskan aku Malaikat maut!"Aliyah masih meronta ronta."Kau sinting!"

"Kamu! Sengaja bergerak-gerak diatas tubuhku, Kamu sedang merayuku Heeemmm?" Devan Menjepitkan lengan Aliyah dibawah ketiaknya, sementara tangannya menyentuh dagu gadis itu.

"Apaa?? Aku memintamu melepaskan aku. Bukan merayumu! Astaga!"omel Aliyah makin kesal.

"Akan kukabulkan apa yang kamu inginkan." Devan menautkan bibirnya.

"A- uuuummmmmppp......"

Apa-apaaan dia ini!? Ini pemaksaan! Siapa memangnya yang minta dicium? Aaaa, kenapa ciumannya lembut begini? shiitt! -dalam hati Aliyah.

Buuuuaaaaahhh..... Devan melepas pangutannya, membuat Aliyah terengah.

"Malaikat maut gi.....Uuuummmpp...." Belum selesai Aliyah mengumpat, Devan sudah membungkam mulutnya lagi dengan bibirnya.

"Aaaaaahhhh....hosh hosh..."Aliyah kembali mengambil nafas, Devan menyeringai melihat wajah merah Aliyah.

"Tu-an su-a-mi... Bi-sa kah kaaa-uuu me-le-pas-kan a-kuuhh..."geram Aliyah meronta..

"Tentu... iti jika kamu menurut."seringai Devan melepaskan tubuh Aliyah.

"Ciiihhh..." Aliyah mendengus kesal.Sialan! Dia memang ingin disebut tuan suami! kalau begini aku harus pandai pandai mengambil hatinya. pikir Aliyah cemberut.

_____

Sialan! Sialan! Pria macam apa dia itu. Batin Aliyah menggerutu dalam hati.

Aliyah yang sudah lepas dari cengkraman Devan, memilih menyambangi dapur. Wanita itu mengambil beberapa bahan dan memotongnya. Membayangkan wortel dan bahan yang dia potong itu adalah Devan.

"Sudah sebesar ini masih saja main capit capitan."Aliyah mengomel ngomel. "Apa dia lupa kalau aku ini sedang hamil bagaimana kalau kecilku ini tergencet. Sama sekali tak berperasaan."

Aliyah semakin keras dan mantap memotong wortelnya.

"Semoga kau mati berdiri...."

"Kau sedang apa?" suara Devan tepat dibelakang Aliyah, membuat gadis itu terlonjak kaget.

"Astagaaa aayaammm...." latah Aliyah terkejut.

Ya Tuhan, semoga dia tak mendengar sumpah serampahku tadi. pikir Aliyah dengan hati berdebar kencang.

"Aku hanya sedang memasak. Apa kamu mau makan?"tanya Aliyah basa basi dengan canggung.

Devan melirik Aliyah sedikit.

"Baiklah" ucapnya sambil berlalu.

"Baiklah tunggu ya, akan segera matang." Ucap Aliyah reflek.. Sedetik kemudian dia tertegun.

Tunggu apa dia barusan setuju untuk makan? batin Aliyah tercengang.

Haaaeeehh... padahal aku cuma basa basi.. Kenapa dia benar-benar mau? keluh Aliyah merasa menyesal.

Setelah melalui perjuangan memasak akhirnya selesai juga.

Mereka duduk di meja dapur, menyantap makanan yang Aliyah buat.

"Apa ini yang kamu buat? Berantakan sekali." ucap Devan

Aliyah menghela nafasnya, merasa kerja kerasnya tak di hargai.

"Sudah! aku makan saja kalau kamu tidak mau." ketus Aliyah meraih piring didepan Devan.

"Aku tidak bilang tidak mau." Devan menepuk tangan Aliyah yang terulur didepan piringnya, Devan menarik cepat piringnya "Aku hanya bertanya."

Aliyah menghela nafasnya. Devan melahab dengan cepat makanannya.

Ckckck... makannya itu, seperti belum pernah makan saja dia. Ciihhh! Semoga dia mati tersedak...

"Kenapa menatapku seperti itu? Apa kau sedang menyumpahiku mati tersedak?" Devan bertanya dengan tatapan dingin.

Ciihh... bagaimana dia bisa tau?

"Tentu saja tidak aku mana berani? hahahha.." Bantah Aliyah canggung.

"Bagaimana masakannya, apa itu enak?"

"Tidak! Rasanya terlalu hambar."Ucap Devan mengelap bibirnya dengan tisu"lain kali buatlah yang lebih bisa dimakan."

Apaaa?? Kau makan begitu lahab dan licin tandas tak bersisa kau bilang tak enak? Kau ini manusia atau bukan?? geram Aliyah dalam pikirannya sudah melempari Devan dengan piring.

"Ahahaha... baiklah." itulah kalimat yang akhirnya keluar dari mulutnya.

Devan melangkah pergi

"Jangan lupa cuci piringnya."seru Devan sambil berlalu.

Uuuhhhhhgggg.. apa dia pikir aku ini babunya? sialan!

###

Devan berjalan menaiki tangga, menyusuri lorong lorong dan berhenti pada sebuah ruangan kontrol pengintaian.

Devan menyalakan pemantik dan menyulut rokok.

"Sampai dimana pencarian kalian?"tanya nya dingin dan datar.

"Sudah kami temukan Tuan."jawab salah satu dari tim pengintainya.

Devan menyeringai,

"Lokasi nya ada di XXX "

____€€€____

Readers, mohon dukungannya ya,biar othor semangat up terus.

Like dan komen.

Terima kasih

Salam____

😊,

Terpopuler

Comments

princess butterfly

princess butterfly

hambar tp ludes sisa piringnya doank🤣🤦‍♀️

2022-04-04

3

sambal lado

sambal lado

hambar tpi dimkn juga

2022-03-25

2

alexis_sances9

alexis_sances9

lanjooott.. jangan lama2 up nya tor

2022-03-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!