Chap 19

Dimeja makan, Aliyah melirik Devan yang sedang dilayani oleh kepala Koki Marsha. Wanita itu meletakkan sebuah mangkuk sup rumput laut di depan Devan.

"Ini menu spesial hari ini."ucap Marsha lembut.

Devan memperhatikan mangkuk didepannya.

"Apa ini?"

"Sup rumput laut, tuan."

"Berikan padanya juga."Devan menunjuk Aliyah dengan jarinya. Aliyah melengos.

Marsha meliriknya tidak senang.

"Ini hanya satu porsi, dan nona Aliyah tidak menyukainya."jelas Marsha penuh penekanan menatap Aliyah agar gadis itu mengikuti ucapannya.

Aliyah menyentak nafasnya kuat-kuat.

"Benar! aku tidak suka sup rumput laut yang buat orang lain. Aku suka dengan masakanku sendiri." ucap Aliyah mengangkat alisnya.

"Kau bisa membuatnya?" Devan menatap Aliyah lekat.

"Tentu saja. Bahkan lebih baik dari nona koki disana. menurutku dan untukku."Ucap Aliyah lagi mengendikkan alisnya menatap Marsha menantang.

Marsha geram. Terlihat jelas bahwa Aliyah sangat ingin melawannya.

Tidak bisa, aku adalah kesayangan tuan Devan. tak akan kubiarkan kamu menggesernya. batin Marsha.

"Baiklah! Coba kau buatkan satu untukku!" ucap. Devan menggeser mangkuk sup yang Marsha hidangkan tadi.

Sialan! geram Marsha.

"Tuann, sebaiknya jangan, nanti malah membuat perut anda sakit. saya tidak yakin dia bisa membuatnya dengan benar." ucap Marsha menahan kekesalannya.

Devan terkekeh.

"Kau benar! masakannya sangat hambar. Aku pernah mencicipinya. Hmmmpp..."

Marsha merasa menang, mendengar pengakuan Devan.

Aliyah menyentak nafasnya kasar. Dia berdiri dan mendorong kursinya kebelakang.

"Aku akan memasaknya untuk diriku sendiri. Hanya satu porsi! Kau tidak perlu mencicipi masakan hambarku, tuan suami." ucap Aliyah melenggang menuju dapur.

Devan menyungging senyum tipis.

"Silahkan tuann, ini jauh lebih enak." ucap Marsha penuh kepercayaan diri menyodorkan kembali mangkuk sup rumput lautnya.

"Aku tidak suka sup rumput laut. Keluarkan ini dari menu." ucap Devan beranjak dari duduknya.

Devan berjalan menuju dapur.

"Tuan! Bagaimana dengan makanan yang lainnya?"

"Simpan saja untuk nanti."Devan mengangkat tangannya sambil berjalan tanpa menoleh.

Marsha memjadi geram. Gigi gigi putih nya bergemeletuk menahan amarahnya.

"Bocah tengik sialan. Dia bahkan akan mengambil alih dapurku?"geramnya marah.

Didapur.

"Ehemm!"Aliyah berdehem.

Beberapa koki yang sedang ramai bergosip disana menoleh kearah sumber suara. Melihat Aliyah berdiri diambang pintu masuk dapur, semua terkejut dan langsung berdiri.

"Apa pekerjaan koki sekrang beralih profesi sebagai penggosip?" ucap Aliyah dengan senyum lebar.

"Ti-tidak Nona, kami hanya.."gemetar

"Lupakan saja!" Aliyah mengibaskan tangan diudara. "Aku tidak dengar apapun, hanya suara bising ditelinga." Aliyah berjalan mendekat.

"Aku sudah mendapat izin memasuki dapur. Aku ingin sup rumput laut."

Para koki disana saling bertatapan dan bersikutan.

Aliyah tersenyum tipis.

"Dimana rumput lautnya?"

"Di-disini nona"Salah satu koki wanita mengangkat. panci berisi sup rumput laut.

Aliyah mendekat. Dan melihat isinya.

"Wooww.. banyak sekali, kupikir kepala koki hanya membuatnya satu porsi."

Koki wanita itu terkejut,Wajahnya mulai ketakutan.

"Kenapa wajahmu seperti itu?"goda Aliyah menjentikkan jarinya didepan wajah koki wanita itu.

"Aku hanya ingin membuat supku sendiri. Dimana aku bisa mendapatkan bahan-bahannya?"tanya Aliyah.

"Di-disini."Koki lain mengeluarkan bahan yang dibutuhkan.

Aliyah menunggu dan menatap koki wanita yang masih memegang panci dengan gemetaran itu.

"Letakkan pancinya itu berat."ucap Aliyah padanya, yang langsung diletakkan olehnya.

"Siapa namamu?"

koki wanita yang terlihat masih muda itu semakin ketakutan.

"Maafkan aku nona."

"Kenapa minta maaf? aku bertanya namamu?"ucap Aliyah merasa lucu dengan reaksi koki itu yang berlebihan."Apa jangan-jangan itu memang namamu?"goda Aliyah dengan senyum geli.

beberapa wajah koki yang yang dari tadi terlihay tegang itu sedikit mengendur. Bahkan ada yang mengeluarkan sedikit suara tawanya.

"Nah, begitu. Kenapa dari tadi kalian sangat tegang. Apa tawa dilarang disini?" dengan senyum lebar.

"tidak Nona."Jawab mereka serentak.

"Baguslah, karena aku sangat ingin tertawa melihat wajah tegang kalian. Apa aku ini terlihat seperti akan memakan kalian."Aliyah bergumam, dan memilah bahan yang sudah disiapkan dimeja dapur.

"Hmm.. siapa namamu tadi?"

"Reina nona."

"Aahh,, nama yang cantik. Bisakah kamu membantuku?"

"Tentu nona."jawab Reina dengan senyum mengembang.

Setelah semua bahan siap, Aliyah memasukkannya di panci kecil. Devan memasuki dapur, para koki disana terkejut,

"Apa yang tuan Devan lakukan disini? dia tak pernah memasuki dapur sebelumnya." batin mereka yang keheranan.

Mereka berdiri dan hendak bersuara. Namun tangan Devan sudah menempel dibibirnya. Lalu Devan mengibaskan tangan diudara, mengisyaratkan untuk semua koki meninggalkan dapur.

Aliyah masih sibuk mengaduk-aduk supnya dipanci. Saat sepasang tangan Devan menelusup diperutnya. Membuat Aliyah terlonjak kaget. Aliyah menoleh, tepat saat Devan meletakan dagunya di bahu Aliyah. Tanpa basa-basi dan jeda, Devan menyambar bibir Aliyah menggulumnya perlahan dan memperdalam ciumannya.

BUUUUAAAAHHH....

Aliyah menarik nafasnya, saat bibirnya terlepas dari buasnya ciuman Devan. Pria itu menyeringai senang.

"Kau!! Apa kau sedang berusaha membunuhku tuan suami?" ucap Aliyah memprotes.

"Kamu tidak akan mati hanya karena sebuah ciuman."

"Kau membuatku tak bisa bernafas!" protes Aliyah lagi.

Devan tersenyum ringan. Menatap sup yang sedang Aliyah buat diatas kompor itu.

"Apa supmu sudah matang?"tanya Devan melepas pelukannya.

"Aku hanya membuat satu porsi. Hanya untukku!"ucap Aliyah kembali mengaduk supnya.

"Kalau kamu begitu suka dengan sup buatan koki kebanggaan mu itu, Disana masih ada satu panci. Makan dan habiskan!"ketus Aliyah mematikan kompornya.

Devan terdiam hanya menatapa Aliyah yang beraktifitas,dengan menyandarkan bokongnya pada meja dapur dan tangan yang dilipat didada.

Aliyah mengambil sendok dan memakan sup buatannya. Devan mendekat, merebut sendok yang baru saja masuk kemulut Aliyah itu. Dan menyendok sup rumput laut buatan istrinya. Devan memakannya.

"Hambar."

"Kalau begitu jangan dimakan. Seleraku memang yang hambar-hambar." ketus Aliyah kesal.

"Tapi, kamu manis!" Devan menarik lengan Aliyah, meraih tengkuk nya dan melummmaatt bibir ranumnya.

"Uummmmpppp...."

Apa apaan dia ini dasar gila..

Devan melepas kemejanya dan melempar sembarang.

"Tunggu apa yang kau lakukan? Ini didapur."

"Tentu saja. Memakanmu! Bukankah sudah kubilang aku suka yang manis-manis." senyum Devan kembali mendekat dan mnggulum bibir Aliyah.

"Aaarrhhhggggg....."

____€€€____

Reader kuuh , kasih semangat donk, biar aku up terus setiap hari.

like dan komen ya

Terima kasih.

Salam___

😊

Terpopuler

Comments

Tyaz Wahyu

Tyaz Wahyu

cuaca lg mendung trs g da pasangan n skrng lg baca novel yg dr td uwak uwik uwak uwik mulu 🤣 jd bs ngehalu deh 🤣

2023-02-18

0

Winsulistyowati

Winsulistyowati

♥️😀

2023-01-08

0

tata 💕

tata 💕

cuaca blh dingin tp baca part ini aku jd gerah & jantung ku berdisko thor 😁

2022-07-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!