Mei berjalan ke kantin dengan keadaan yang kuarang bersemangat.
Setelah sampai di kantin mei melihat lihat dan dia melihat ada camila dkk, lalu mei memilih untuk duduk bersama mereka.
Camila dan rei yang melihat mei duduk bersama mereka pun sangat senang.
"Tadi kamu kemana aja kok ngak ngikut sama kita kita." Tanya camila.
"Aku tadi ingin membicarakan hal yang penting kepada mr xing, tapi dia malah nyuruh aku keluar jadi aku milih keluar deh." Jawab mei.
" Ohh.. Pantes muka kamu kusut gitu hehe, dia memang seperti itu." Kekeh rei.
"Kalian mau pesan apa biar aku yang ambilin." Tawar victor.
"Burger dan lemon tea aja ya." Kata mei.
"Pasta dan lemon tea juga ." Kata camila.
"Kalo gue mah apa aja mau." Sahut rei.
"Kayu sama batu, mau." Ucap victor, lalu meninggalkan meja tersebut untuk mengambil pesanan mereka semua.
Mereka semua yang mendengar jawaban victor pun tergelak, sedangkan rei hanya cemberut.
Kemudian ada dua orang yang menghampiri meja mereka, dua orang tersebut adalah jennie dan viagra.
"Di sini kamu, kita berdua nyariin kamu lho. Kita pikir kamu tidak jadi ke kantin, ternyata sama temen temen kamu." Omel viagra
"Heh aku ini imut dan cerdas jadi gampang punya temen ngak kayak kamu." Ledek mei.
Sedangkan rei sedari tadi hanya memperhatikan jennie.
'Cantik banget.' Batin rei, mengagumi kecantikan jennie.
Kemudian rei berdiri dan menghampiri jennie.
"Ekhemm.. Hai aku rei, boleh kita berkenalan, cantik." Rayu rei.
Sedangkan jennie yang di rayu hanya acuh tak acuh, rei yang sedari tadi sudah mengulurkan tangannya pun menarik kembali ukuran tangannya.
'Sialan, ni cewek sebelas dua belas sama victor, sama sama muka tembok.' Batin rei kesal.
Mereka yang melihat itu pun tertawa terbahak bahak.
"Makanya jangan sok ganteng deh." Ledek camila.
"Sialan lu." Sungut rei, memilih untuk kembali duduk di tempatnya.
"Ada apa ini kok ketawa semua." Tanya victor dengan heran.
Karena saat dia kembali dengan membawa pesanan dia di sambut dengan tawa teman temannya yang heboh hingga menjadi tontonan pengunjung kantin yang lain.
"Wah makanannya sudah sampai." Ucap camila, antusias dan mengambil makanannya.
"Ini nih, rei mau ngerayu jennie tapi gagal." Jawab mei sambil mengambik makanannya.
Sedangkan rei mengambil makanannya dengan cemberut dan memakan makannya dengan perasaan yang kesal.
"Hai, aku jennie dan ini viagra kita kakaknya shine." Ucap jennie memperkenalkan dirinya dan viagra kepada victor.
"Aku victor dan ini camila, dan yang ini rei." Jawab victor sambil menunjuk ke rei dan juga camika.
"Hai." Lambai camila yang di balas anggukan oleh jennie dan viagra.
'Giliran victor aja di tanggapi, dasar satu spesies.' Batin rei dengan kesal.
viagra yang mendengar apa yang di pikirkan oleh rei pun tertawa dan memberi tahu kepada jennie.
Jennie yang di beri tahu oleh viagra pun menatap tajam rei, rei yang di tatap dengan tajam pun balik menatap jennie dengan tajam.
"Kalian kenapa kok tatap tatapan gitu, pasti lagi jatuh cinta ya." Ucap mei dengan polos.
"Tidak." Jawab mereka dengan kompak.
"Udah kompak gitu kok." Ucap mei.
"Kamu makannya udah selesai kan. Kalau begitu sekarang kita pulang." Ucap jennie dengan dingin.
Mei yang melihat piringnya sudah selesai pun menuruti perkataan jennie dan memilih pulang.
"Kamu akan pulang sekarang, mending kita jalan yuk." Ajak rei.
Jennie pun menatap rei dengan tajam hingga membuat bulu kuduk rei berdiri.
'Kok jadi nyeremin sih dia.' Batin rei, takut.
"Kamu bilang apa hmm." Tanya jennie dengan dingin.
"Ttt tidak kok, kamu bisa pulang dengan mereka. Besok bisa ketemu lagi di kelas ok." Kata rei dengan terbata bata.
"Ok, kalu begitu aku oulang dulu ya, sampai jumpa." Kata mei.
"Sampai jumpa." Jawab camila dan victor.
Kemudian mei pulang bersama dengan jennie dan viagra.
"Kakak shine yang cewek sama kayak lu ya, sama sama muka tembok." Komentar rei sembari menunjuk victor.
"Hemm." Respon victor.
"Cihh."
Camila yang melihat itu semua hanya bisa geleng geleng kepala saja.
'Ada aja kelakuan mu yang absurd rei rei.' Batin camila.
***
Daat mereka semua sudah sampai di tempat parkir, mei melihat xing sedang menuju ke sebuah mobil.
'Xing.' Batin mei.
"Emm.. Jennie viagra aku ingin menghampiri mr aladric dulu ya. Kalian tunggu di sini dulu." Ucap mei, berjalan menghampiri xing.
"Yah tuh anak, orang kalo jatuh cinta emang mengerikan ya." Ucap viagra, heran.
"Hemm.." Dehem jennie.
"Ckk, ngomong sama kamu emang ngak asyik." Sarkas viagra, berjalan menuju sepedanya.
"Mr. xing.." Panggil mei dengan ceria.
Xing yang mendengar ada yang memanggilnya pun berbalik, dan dia melihat mei yang tersenyum dengan ceria di depannya.
'Apa sih maunya dia.' Batin xing kesal.
"Kamu lagi, kamu lagi. Apa sih mau kamu.?" Kata xing, jengah.
Mei yang melihat respon xing yang kurang baik pun luntur senyumannya.
"Kenapa kamu berubah banget sih, aku hanya ingin meminta maaf. Apa salah?." Tanya mei dengan mata yang berkaca kaca.
"Maaf, mudah sekali kamu bilang maaf. Apa dengan kata maaf mereka semua bisa bangkit lagi, apa dengan kata maaf bisa menghilangkan semua rasa sakit yang kamu timbulkan hah." Ucap xing dengan tajam dan juga dingin.
"Aku tahu jika apa yang aku lakukan itu tidak bisa di perbaiki, tapi aku berusaha untuk meminta maaf dan menebus semua ke salahan aku." Lirih mei.
"Orang seperti kamu mana bisa berubah, paling juga baik ada tujuannya. Katakan apa tujuan kamu?" Tanya xing tajam.
Mei yang mendengar apa yang di katakan oleh xing pun merasa sedih hingga tak sadar air matanya mulai turun.
"Tapi xing, aku benar benar tulus meminta maaf." Ucap mei dengan sendu.
'Kenapa sakit sekali melihat mu bersedih dan menangis seperti ini.' Batin xing berkecamuk.
"Tidak perlu menggunakan air mata palsu kamu itu." Ucap xing dengan kejam, lalu memasuki mobilnya dan menutup pintu mobilnya dengan kasar.
"Tapi xing, xing." Panggil mei, tetapi mobil xing telah melaju meninggalkan mei.
'Kenapa sesusah ini untuk meminta maaf, apa kamu sangat membenciku?.' Batin mei, sedih.
Sedangkan di sisi lain di sebuah ruangan livia melihat semua kejadian tersebut dengan jelas.
Livia yang melihat apa yang di lakukan oleh mei pun merasa heran, hingga membuat livia mengingat masa lalu.
Dia merasa de javu dengan kejadian tersebut hingga dia menarik sebuah kesimpulan yang menurutnya itu akan menjadi sebuah hal yang bagus untuk membuat mei menderita.
'Kamu akan menderita mei, lihat saja nanti.' Batin livia dengan licik.
***
Jennie dan viagra yang melihat kejadian itu pun merasa kasihan dengan mei dan menghampirinya.
"Mei, tidak apa apa mungkin suatu saat dia akan memaafkanmu." Ucap jennie, menenangkan mei sembari memeluknya.
"Apa mungkin ini yang di rasakan oleh mereka yang aku sakiti saat itu kak, rasanya sangat sesak di sini." Kata mei dengan pilu.
"Mei, setiap orang memiliki kesalahannya masing masing. Dan kamu masih di beri kesempatan untuk menebusnya, jadi lakukan itu tidak peduli rasa sakitnya." Ucap viagra.
"Tapi mau sampai kapan?."
"Sampai kamu merasa lelah, dan saat itu tiba kita akan tetap berada di samping kamu. Karena kamu adalah adik kecil kita." Jawab jennie.
"Ya sudah, hari ini hari yang panjang dan menguras banyak emosi kamu sepertinya. Lebih baik kita pulang dan beristirahat." Ucap viagra.
Mereka semua pun pulang dan beristirahat.
***
Mohon dukungan dan sarannya ya teman teman😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Jun!!!
Gak usah dibilang, kehidupan sebelumnya dia juga udh menderita kok 🙄
2022-06-27
0
Jun!!!
Sampai sekarang saya juga masih belajar, tapi karna belum sampe episode terbaru kak author mungkin atau tetap sama. Nama karakternya di awali kapital ya kak, biar orang tau itu nama bukan kalimat. Trus berkembang, saya masih otw merangkak juga bacanya 😅.
2022-06-27
0