Hari sudah malam, tetapi mei belum juga turun untuk makan malam, hal itu membuat viagra dan juga jennie menjadi khawatir.
"Aku akan memanggilnya." Gumam jennie dan melesat ke kamar mei.
Tok tok tok
Mei yang mendengar pintu kamarnya ada yang mengetuk pun kesal.
"Apaan sih." Dumel mei.
Cklek
"Apa?." Tanya mei drngan sewot.
"Kita makan udah malam ini." Kata jennie.
"Iya iya." Sungut mei, melesat menuju ke ruang makan.
"Are you ok?." Tanya jennie.
"I'm ok." Jawab mei dengan cuek.
"Ok ok apaan ok. Mata loe udah kayak kesengat lebah gitu kok ok. Dihh." Sewot viagra, kesal dengan jawaban mei.
'Oka oke mulu. Tapi muka kayak baju yang ngak pernah di cuci sebulan aja.' Batin viagra dengan kesal.
"Huftt.. Kalian tau tidak jika xing aladric ada.."
"Tau lah dia kan dosen, masak dosen sendiri ngak tahu." Potong viagra.
"Heh kalo ada orang ngomong itu di dengerin dulu jangan asal potong aja dong.." Ucap mei dengan kesal, sembari melemparkan sendok ke arah viagra.
klontang
"Weeellk.. Ngak kena ngak kena.." Ledek viagra.
Mei yang di ledek pun wajahnya tampak memerah menahan kesal.
'Haha rasain tuh impaskan.' Batin viagra dengan puas saat meihat ekspresi mei.
"Ohh balas dendam nih ceritanya." Ucap mei lalu menghampiri viagra dan mengetok kepalanya menggunakan centong yang ada di meja.
"Kalian ini sedikit sedikit berantem, akur sehari bisa ngk sih." Omel jennie.
"Ngak bisa." Teriak mereka dengan kompak.
Jennie yang mendengar itu pun semakin marah.
"Kaliaaannn..."
'Kok suasananya serem gini ya.' Batin mei dan viagra.
Lalu mereka berdua menengok ke belakang, dan mereka melihat jennie yang sudah sangat marah.
Glekk
'Astaga, mati gue.' Batin mereka berdua, saling melirik.
"Maaf kak.." Ucap mereka dengan kompak dan menunjukkan puppy eyes mereka.
"Nah gitu dong.. Kalian harus panggil aku kakak terus ok." Ucap jennie, luluh saat mendengar mereka memanggilnya kakak.
'Ehh.. Gampang banget bikin dia luluh, biasanya juga kayak serigala betina yang baru lahiran.' Batin mereka dengan linglung, saling melirik.
"Kok malah bengong sih, ayo di makan." Ucap jennie.
"Iya iyah.." Ucap mereka bedua, mei dan viagra memakan makanan mereka dengan linglung.
Setelah selesai mereka mencuci piring masing masing lalu duduk di ruang keluarga sembari menonton tv.
"Nah.. Sekarang kasih tahu gue kenapa loe kok masam gitu mukanya hemm.." Kata viagra.
"Kamu ngomong loe gue lagi aku tonjok muka kamu." Ancam mei sambil menunjukan kepalan tangannya pada viagra.
"Hehe.. Aduh kamu lagi pms atau gimana sih kok bawaannya marah marah mulu. Atau jangan jangaan..."
"Apa hah.." Potong mei sambil menatap tajam viagra.
"Ngak ngak, ngak pa pa kok." Jawab viagra, garuk garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
'Berantem lagi.' Batin jennie dengan jengah.
"Udah cerita aja kenapa hmm." Lerai jennie.
"Xing aladric itu dulu adalah orang yang sangat baik, dia suka sekali menolong orang. Aku tidak tahu kenapa dia menjadi seperti ini. Dia dulu mudah sekali tertawa dan juga tersenyum, dulu saat dia menolongku aku berpikir untuk membalaskan dendamku karena dia hampir membuatku di eksekusi dengan kejam, ya walaupun itu juga salah ku sih." Ucap mei sambil menerawang kejadiannya di masa lalu.
"Itu artinya dia adalah musuh kamu dong." Ucap viagra.
"Ya bisa di bilang gitu sih, tapi seiring dengan berjalannya waktu aku mulai nyaman dan merasa jika xing adalah tempat aku pulang, hingga suatu ketika livia datang.."
"Livia. Livia song.." Potong mereka berdua.
"Iya Livia song, dari mana kalian tahu?." Tanya mei dengan heran.
"Livia song itu, dia salah satu dosen di kampus lebih tepatnya dia dosen di fakultas sastra." Jawab jennie.
"Ohh.."
"Iya. Aku pikir mereka sepasang kekasih deh." Cletuk viagra.
Degg
'Sepasang kekasih.' Batin mei, sakit.
"Kok kayaknya sesak banget dengar mereka adalah sepasang kekasih." Lirih mei.
"Kamu jatuh cinta dengan dia." Tanya jennie.
"Cinta.." Beo mei.
"Kayaknya tidak mungkin deh, aku hanya merasa jika xing adalah tempat aku untuk pulang, dulu bersama dengan xing aku bisa merasakan bagaimana kita bisa bercanda bareng, makan bareng. Kayak di rumah." Kata mei dengan gembira.
"Tapi kenapa sampai lesu dan suram kek gitu hem." Tanya jennie.
"Aku hanya merasa sakit sekali dengan perlakuannya yang dingin itu. Aku ingin melihatnya tersenyum." Jawab mei dengan sedih.
Viagra dan jennie pun hanya bisa mengela nafas dan saling melirik.
"Apa yang kamu rasain saat kamu mendengar xing dan juga livia itu berpacaran??." Tanya jennie lagi.
"aku merasa sangat sesak, rasanya kayak sakit sekali di sini." Jawab mei, menujuk dadanya.
"Lalu saat bertemu lagi dengan xing bagaimana perasaan kamu?." Lanjut Viagra.
"Senang, dan jantungku rasanya deg degan terus."
"Itu namanya cinta mei" Gemes jennie dengan menekan kata cinta.
"Aku jatuh cinta dengannya." Gumam mei dengan tidak percaya.
'Polos banget sih nih anak satu.' Batin mereka berdua dengan gemas.
"Iya. Like your mom and your dad." Sambung jennie.
"Benarkah." Tanya mei semakin tidak percaya.
"Coba deh, apa penyesalan terbesar kamu di kehidupan sebelumnya." Tanya jennie.
"Aku menyesal karena telah membunuh seluruh klan song, aku juga menyesal telah bergabung dengan klan claudrius, dan yang paling membuatku menyesal adalah memanfaatkan xing untuk membunuh livia hingga membuatnya bunuh diri. Aku.. Aku hanya takut jika xing bertemu dengan livia dia akan meninggalkan ku. Aku takut sendirian lagi, Kehilangan xing membuatku sangat hancur dan juga hampa." Ucap mei dengan mata yang bekaca kaca menahan tangis.
Jennie dan viagra yang melihat keadaan mei yang terlihat sangat sedih pun memeluk mei.
'Sebegitu mencintainya kamu hingga mengingat itu kamu bisa sesedih ini.' Batin jennie.
"Stt sudah sudah.. Itu hanya masa lalu, mungkin dengan kamu di lahirkan kembali tuhan ingin kamu menjadi orang yang lebih baik." Ucap viagra, menguatkan mei.
"Xing pantas membenciku, aku sudah jahat dengan dia hikss.. Hiksss.." Ucap mei sesengukan.
"Dulu kamu memang jahat, tapi sekarang tidak ada orang yang lebih baik dari kamu. Kamu bahkan tidak pernah menyakiti orang lain bahkan hewan pun sangat kamu sayangi. Kamu adalah adik kecil kita semua." Ucap jennie dengan tulus.
Mei yang mendengar itu pun menjadi terharu dan menangis dengan keras.
"Huwaa... Hikss.. Hikss.."
Jennie dan viagra yang melihat mei semakin keras menangis pun menjadi panik sendiri.
"Ehh.. Aduh kok malah tambah keras sih nangisnya." Ucap viagra dengan panik.
"Ssttt udah dong nangisnya." Kata jennie.
"Aku.. Aku hanya terharu. Kalian kayaknya sayang baget sama aku hikss... Hikss.." Jawab mei dengan sesengukan.
"Beneran sayang baget tahu, bukan kayaknya.." Ucap viagra dengan gemas.
"Kamu bikin kita khawatir aja sih.." Gemas jennie.
'Aku benar benar beruntung masih di beri cinta yang luar biasa ini. Aku besok akan bertemu dengan xing dan juga livia untuk meminta maaf. Walau aku yakin itu tidak akan mudah.' Batin mei, tersenyum kecut.
"We Love you."Ucap viagra dan juga jennie.
"Ilove you too.." Jawab mei dengan tersenyum.
***
Mohon saran dan juga dukungannya ya teman teman😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments