Hari sudah mulai malam, tetapi livia belum juga balik balik.
"Hisss.. kenapa belum balik balik sih dia." Ucap mei dengan kesal.
Dia dari tadi mondar mandir di depan rumah, menunggu livia yang belum juga datang. Dia sangat cemas kalau livia tidak mampu menahan kekuatan dari roh suci yang ada di hutan.
'apa dia gagal.' Batin mei dengan kalut.
Jika livia gagal membawa darah dan juga roh burung pheonix tersebut, maka dia harus mencari cara lain untuk membangkitkan xing.
Karena butuh waktu dan juga enegi yang tidak sedikit untuk mampu mengembalikan xing seperti semula, dia sudah menjadi abu dan rohnya sudah mulai berfragmen. Akan sangat sulit untuk membangkitkannya, bahkan mungkin mustahil.
Mei aja yang keras kepala🙄
Mei masuk kedalam rumah dengan perasaan yang sangat kesal sekaligus cemas.
"Xingg.. lihat, sahabat tersayang kamu tidak kembali."
"Aku menyuruhnya untuk ke hutan di puncak gunung prist. Dan dia akan mati menjadi abu."
"Ayo bangun xing kamu tidak ingin bukan melihat sahabat tersayang kamu menderita??." Ucap mei pada guci di depannya.
Lalu mei mengambil membersihkan piring makanan yang di taruh me di depan guci kemarin.
"Apa makanannya ngak enak?. Kenapa ngak di makan sih?." Gerutu mei saat mengambil piring makanan tersebut.
Mei kedapur dan mulai memasak menu yang baru dan mengambil kantong manisan yang di beli di pasar kemarin.
Setelah selesai memasak, mei menyajikan piring berisi makanan untuk dirinya dan juga xing.
" Ini aku buatkan makanan yang baru, dan juga manisan mangga." Ucap mei, sembari meletakkan dua piring yang berisi makanan dan juga manisan di depan guci.
"Kamu sedikit aja ya makan manisannya, yang lain buat aku hi hi hih." Kikik mei.
Lalu memakan makanannya sesekali menelan manisan mangga yang berada di kantong.
***
Sementara itu keadaan livia yang berada di gunung prist sudah sangat memprihatinkan. Banyak luka bakar di tubuhnya.
''pergi, Pergi dari sini vampire bodoh. Atau kamu akan tewas menjadi abu secara perlahan lahan'' kata roh roh suci sembari menyerang livia terus menerus tanpa henti.
Livia tetap berjalan dan melesat tanpa memperdulikan serangan yang dilakukan oleh roh roh suci tersebut.
Karena memang mereka yang memasuki hutan di puncak gunung prist tidak akan bisa menyakiti bahkan menyentuh roh roh tersebut. Mereka hanya mampu menahan serangan roh roh tersebut, maka dari itu kalaupun mereka bisa keluar hidup hidup mereka akan terluka parah bahkan ada yang tewas walau sudah keluar dari hutan, karena luka yang di derita terlalu parah.
Livia terus melesat sambil melihat lihat hewan hewan suci yang di laluinya. Berharap melihat dan menemukan burung pheonix yang di carinya, agar dia cepat keluar dari hutan itu.
Hingga dia melihat ada burung pheonix putih yang terbang di atasnya. Lalu dia mengikuti dan melemparkan kertas yang sudah di tulisi rune untuk menangkap dan mengunci burung tersebut agar tidak lari.
Klik
Livia menjentikkan jarinya untuk mengaktifkan rune tersebut.
Brughh
Burung pheonix itu pun jatuh setelah berhasil di kunci oleh livia.
'Hah.. hah.. ha.. akhirnya aku mendapatkan mu.' Batin livia dengan nafas yang tidak beratur karena luka yang di deritanya.
Livia lalu mengambil darah dan mengunci roh burung tersebut kedalam kantong khusus yang di bawanya dan melesat pulang, agar tidak mengalami luka yang lebih parah karena serangan roh suci.
"Sialan mei. Dia ingin membunuhku perlahan lahan."
"Lihat saja, jika aku sudah terlepas dari segel paku ini akan ku habisi dia." Kata livia dengan kesal saat melesat menuju rumah.
' Tapi ini juga demi xing, aku sudah banyak salah dengan dia. Harusnya aku tidak marah dengannya saat itu. ini semua salah mei tapi aku justru melmpiaskan kemarahan ku pada xing .' Batin livia dengan sedih saat mengingat kesalahan yang di lakukannya.
***
Tap tap tap tap
Suara langkah kaki di luar rumah yang di huni oleh mei.
"Itu pasti livia"
"Lama banget sih kamu." Geram mei saat melihat livia baru sampai padahal hari sudah malam, tanpa memperdulikan tubuh livia yang penuh luka bakar.
"mana!!."
Livia pun memberikan kantung itu pada mei.
"Hiss!!." Mei mengambil kantung itu dengan kasar.
' Sialan, kalau aja aku tidak di segel olehnya dan bisa berbicara di depannya sudah aku maki maki dia.' Batin livia dengan kesal saat melihat pelakuan mei padanya.
Lalu mei masuk kedalam dan mulai menulis rune kembali, dengan darah burung pheonix yang di campurkan dengan darahnya sendiri. Dia menulis rune yang sama di atas rune yang sudah di buat tadi siang, dia memasukkan energi dari roh burung itu di campur dengan kekuatan spriritualnya.
Dia membuat rune tersebut dengan teliti dan juga hati hati agar tidak ada yang salah.
"Sedikit lagi." Gumam mei saat melihat rune yang di buatnya hampir selesai, walau tenaganya mulai berkurang dan tubuhnya mulai melemah.
Tapi dia memaksakan tubuhnya untuk tetap menulis rune itu sampai benar benar selesai. Keringat mulai bercucuran dan nafasnya mulai tidak beraturan. Kelihatan sekali jika tenaganya mulai melemah.
" Hah... hah... hahhh akhirnya selesai juga." Ucap mei dengan gemetar, keringat menetes membasahi wajahnya, karena tenaganya sudah terkuras untuk membuat rune tersebut.
" Huuft.. tinggal satu langkah terakhir." Gumam mei dengan senang saat melihat rune yang di buatnya sudah hampir selesai.
Klik
Mei menjentikkan jarinya dengan susah payah untuk mengaktifkan rune, tangannya sedikit bergetar karena menggunakan energi yang cukup besar.
Tapi karena tenaganya sudah habis, setelah berhasil mengaktifkan rune tersebut. Mei pingsan dan tak sadarkan diri.
Setelah beberapa saat, mei mulai mengerjapkan matanya saat dia sudah sadar. Dia pun bangun dan melihat kearah tempat guci berada dengan gemetar, dan terlihat tidak ada perubahan sama sekali. Guci itu tetap utuh seperti tidak ada sesuatu yang terjadi.
Justru roh yang berada di dalam guci tersebut mulai menunjukan pelemahan.
" Tidak.. tidak tidak tidak.. kenapa tidak terjadi apa pun. Kenapa tidak ada perubahan." Ratap mei saat melihat guci tersebut masih utuh.
Dia merangkak dan melihat kondisi guci itu, berharap menemukan sedikit perubahan. Dan memang tidak ada perubahan sama sekali.
" Pasti.. pasti ada yang salah, iya pasti ada yang salah." Gumam mei dengan frustasi.
Mei pun melesat dan mengambil buku kuno itu dan mulai membaca dengan teliti untuk melihat, apa ada kesalahan dengan rune yang di buatnya.
Dan tidak ada satu pun kesalahan pada rune tersebut. Di letakkan kembali buku itu, saat melihat bahwa tidak ada satu pun kesalahan pada rune yang di buatnya. Itu membuatnya semakin frustasi dan juga kecewa.
"Kenapa tidak berhasil, bahkan kekuatan dari roh burung pheonix pun juga masih tidak bisa membangkitkannya." Ucap mei.
Mei kembali melihat dan menatap guci itu dengan tatapan yang kosong.
" Xing kenapa kamu tidak mau bangun??."
"Apa kamu sangat membenciku hingga kamu bahkan tidak mau menujukkan satu pun tanda padaku."
" Bahkan kamu lebih memilih menghilang."
"Kenapaaa??." Ratap mei pada guci tersebut.
Mei mengambil dan menulis rune baru di guci untuk membuat roh yang bersemayam di dalamnya tetap kuat dan juga utuh. Walau pun sebenarnya itu percuma. Karena roh xing sudah tidak memiliki keinginan untuk hidup sama sekali, sehingga terus menerus lemah dan semakin berfragmentasi.
***
Fin...
Sudah selesai untuk bab ini mbk kaka😘😘
Tolong beri like dan juga komen oke, untuk memberi semangat dan juga motivasi untuk menjadi lebih baik lagi menulisnya🙏🙏🙂🙂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Mommy Ghina
semangat thor
2022-05-24
1