Hari mulai berganti dan sudah tak terhitung sudah berapa hari bahkan mungkin sudah berbulan bulan, tapi mei masih terus berusaha untuk membangkitkan xing walau sudah tak terhitung pula itu berakhir dengan kegagalan.
Setiap hari mei hanya melakukan kegiatan yang sama, setiap pagi jika bahan makanan di dapur sudah mulai habis mei akan kepasar lalu memasak untuk dirinya dan xing. Meski makanan yang di sajikan untuk xing tidak pernah di makan dan berakhir basi.
Lalu kembali membaca buku buku kuno untuk menemukan cara membangkitkan xing. Kadang kadang, mei bercerita tentang kegiatan sehari harinya pada guci yang berisi abu dan juga roh xing yang sudah mulai melemah setiap harinya.
"Xing, kenapa kamu tidak memakan makanan kamu?."
"Xinggg.. Bangun."
"Xing lihat aku membuat boneka dari kayu untukmu."
"Xingg.. Xing.. Xing.." Seperti itu setiap harinya. Dia akan terus berbicara kepada guci dan berusaha untuk membangkitkan xing meski tidak ada hasil sama sekali.
Tubuh mei semakin kurus dan melemah setiap harinya, dia tidak tidur dan makan sedangkan energinya selalu terkuras untuk membuat dan mengaktifkan rune hampir setiap harinya.
Terkadang jika rune yang di pakai terlalu membutuhkan darah dan juga energi yang besar maka mei akan pingsan di tengah proses dan harus membuat yang baru.
Karena terlalu di forsir tubuhnya sudah tidak mampu untuk meregenerasi luka luka yang di alami hingga tubuhnya penuh luka, meski dia seorang vampire, dia telah mencapai batasnya.
10 Tahun kemudian
Tak terasa sudah 10 tahun berlalu, dan mei masih berusaha mencari cara untuk membangkitkan xing.
Meski tubuhnya telah mencapai batasnya.
Livia yang melihat apa yang di lakukan oleh mei tersebut merasa prihatin dan juga bingung sendiri, kenapa dia sampai segitunya. Dia sudah seperti orang yang tanpa jiwa bahkan mungkin cenderung gila.
'Kenapa dia tidak pernah menyerah, apa sebenarnya tujuannya?.' Batin livia saat melihat semua yang di lakukan mei.
Mei terus memandang guci yang ada di depannya. Dia sudah merasakan jika roh yang ada di dalamnya sudah mulai meredup, rune yang dia buat untuk mempertahankan roh yang ada di dalamnya agar tetap utuh sudah tidak berguna lagi.
"Xing.. Apa kamu benar benar tidak ingin bangun lagi."
"Apa kamu tidak ingin mendengar ceritaku."
"Apa kamu sudah tidak ingin bercanda dengan ku."
"Xingg.." Ucap mei dengan putus asa, segala hal yang dia lakukan semuanya tidak ada hasilnya. Dan sekarang dia sudah mulai putus asa.
"Oke!!. Jika itu keinginan kamu, aku akan menyerah. Aku sudah lelah xing."
"Kamu menang, kamu berhasil membuatku menderita. Itu yang kamu inginkan bukan. Kamu berhasil." Kata mei dengan tatapan yang kosong dan juga hampa.
Lalu mei pergi, dia terlihat mengambil kertas dan menulis sesuatu di kertas tersebut.
'Ini akah segera berakhir.' Batin mei saat menulis rune di kertas.
Mei menghampiri livia dan menempelkan kertas tersebut di dadanya.
klik
Mei menjentikkan jarinya untuk mengaktifkan rune pada kertas tersebut.
Kemudian mei mencabut paku yang di tancapkan di lehernya.
'kenapa di cabut.' Batin livia saat melihat mei mencabut paku yang di gunakan untuk mengendalikannya.
'Apa yang akan dia rencanakan kali ini'. Batin livia.
Livia mencoba untuk menggerakkan tubuhnya tapi tetap tidak mampu bahkan bicara pun juga tidak bisa, dia menjadi seperti patung yang kaku.
'Kenapa tetap tidak bisa bergerak.. Ah ermh eh ahh.' Batin livia saat mencoba untuk menggerakkan tubuhnya.
'Sialan.. apa yang dia lakukan padaku.' Geram livia
' Ini akan menahannya untuk sementara waktu.'' Batin mei, lalu melesat masuk rumah.
Mei mengambil guci tersebut untuk di sebar di bukit yang berada di dekat gunung prist.
"Selamat tinggal." Kata mei pada livia
Lalu pergi dengan membawa guci yang berisi roh xing.
'Mau kemana dia, dan akan di apakan guci itu.' Batin livia dengan curiga saat melihat dan menderga apa yang di katakan mei padanya.
Livia hanya mampu melihat kepergian mei tanpa bisa melakukan apa apa, Dia merasa tidak berguna.
***
Mei terus melesat menuju gunung prist. Saat dia mencapai bukit roh surga, bukit yang di bawahnya ada hutan kecil dan sungai yang mengalir dengan tenang, karena keindahannya bukit itu di beri nama bukit roh surga.
Karena banyak orang yang menabur abu kerabat mereka yang meninggal ke bawah bukit tersebut, entah itu bangsa manusia, vampire maupun serigala.
karena keindahannya banyak yang percaya jika mereka menaburkan abu ke bawah bukit tersebut maka roh yang meninggal akan memasuki surga dàn hanya bereinkarnasi hanya sekali setelah menyelesaikan permasalahan yang di alami oleh roh di kehidupan sebelumnya, lalu mereka akan kembali ke surga untuk selama lamanya.
Lalu mei membuka tutup guci yang berisi roh xing untuk di sebar kebawah.
'Aku tidak tahu kenapa aku merasa sakit saat melihatmu memasuki api abadi, aku tidak tahu kenapa aku merasa sangat menderita saat kamu meninggalkanku, aku tidak tahu kenapa aku sangat kecewa saat aku tidak mampu membangkitkan mu, aku tidak tahu perasaan apa yang aku rasakan saat ini padamu, aku tidak tahu..' Batin mei, terisak saat melihat abu xing yang menyebar dan mulai menghilang terbawa angin.
'Kenapa aku tidak sanggup meninggalkan mu?.'
Setelah selesai menabur abu xing, mei terdiam menatap ke bawah untuk sesaat.
"Semoga kita bertemu lagi." Ucap mei dengan senyuman.
Lalu mei melesat menuju ke dalam hutan di puncak gunung prist.
Aaarghh
Teriak mei saat dirinya di serang oleh roh suci.
'Penyusup, ada penyusup hancurkan dia.' Gumam para roh suci penghuni hutan.
Tapi mei terus melesat tanpa peduli oleh gumaman dan juga serangan para roh peghuni hutan, tujuannya hanya satu yaitu kawah abadi.
Ya, mei ingin berkorban. Dia sudah putus asa dengan apa yang di alami saat ini, dia lelah dan ingin mengakhiri hidupnya.
'Biarkan dia jangan di serang lagi!!.' Ucap tetua roh hutan.
'Kenapa??.'
'Dia adalah takdir.' Ucap roh hutan.
Mereka yang mendengar yang mendengar apa yang dikatakan oleh tetua hutan mulai terdiam dan tidak menyerang mei lagi, mereka hanya memandang mei yang sudah melesat ke arah yang mereka semua tahu ke arah mana yang akan di tuju oleh gadis tersebut.
***
Saat sampai di tepi kawah abadi, mei melihat ke bawah di sana ada lubang tanpa dasar. Tidak ada yang tahu apa yang ada di bawahnya.
Lalu mei berjalan dan melompat ke dalam lubang tanpa dasar tersebut.
'Di kehidupan ini aku tidak memiliki hati dan juga jahat, aku menghancurkan kebahagiaan yang di berikan kepadaku walau hanya sesaat, di kehidupan ini aku hanya menyakiti hal yang paling berharga dalam hidupku, di kehidupan ini aku hanya merasa sakit.' Batin mei saat mengingat masa lalunya.
'Aku harap, jika memang di beri kesempatan untuk bereinkarnasi, semoga di kehidupan selanjutnya aku menjadi orang yang lebih baik, memberi orang lain kebahagiaan, tidak pernah menyakiti orang lain. Di kehidupan selanjutnya aku berharap agar aku mendapatkan kebahagiaan, walau itu hanya sedikit.' Batin mei, mengucapkan harapan untuk kehidupan selanjutnya yang entah akan di laluinya atau tidak.
Mei menutup matanya yang penuh air mata dengan senyuman, dan tubuh mei pun tertelan oleh energi alam yang berada di kawah abadi tersebut.
***
Aduh mei menyerah dan bunuh diri😭😭😭
Apa yang akan terjadi selanjutnya yaaaa 🤔🤔
Jangan lupa dukungan dan sarannya ya guys🙏🙏😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments