"Ayah bagaimana pertama kali bertemu dengan Bunda?" tanya Mika yang selalu mengeluarkan suara meramaikan suasana yang sangat sunyi ini. "Ayah? Bertemu dengan bundamu saat ayah tersesat di hutan. Disitulah bundamu yang ayah anggap sebagai dewi penyelamat."
Mika mengernyit, "kok bunda ada di hutan?" tanya Luffy.
"Disitulah yang masih rahasia bundamu saat ini, mengapa ia bisa berada didalam hutan tanpa siapapun namun kondisinya sangat baik." ujar Ayah membuat semua berpikir apa yang bunda mereka lakukan di hutan.
"Stop!" saut Vasretto. Membuat semuanya mengernyit bingung namun tetap menghentikan langkahnya.
"Ada apa?"
"Sepertinya sudah saatnya kita bertarung." ujar Reza setelah mengintip kearah depan yang penuh dengan para zombie. Mika langsung mengeluarkan senjatanya tak lupa mengenakan masker untuk wajahnya, "jangan lupa mengenakan masker kalian. Akan bahaya jika darah mereka terkena wajah kita."
Mereka semua menuruti perkataan Mika dengan siaga satu mereka langsung melangkah pelan mendekati Zombie tersebut dan sekejap monster itu menoleh menatap kearah mereka yang langsung berhenti dan siap menodongkan senjata dan..
Terjadilah petarungan antara manusia dan para monster bodoh itu. "Sial mereka cepat sekali." batin Rizki namun ia tetap berada disamping istrinya, Dahlia yang sangat senang menggunakan pedang dibandingkan senjata berpeluru.
Mika dengan sigap menembak para Zombie itu dengan kecepatan tubuhnya, ayah dan kakaknya meliriknya karena gerakan demi gerakan Mika cukup mempesona dimata mereka. "Ayah! Fokus!"
Dor!
Dor!
Dor!
Tembak Mika kearah Zombie yang sudah mendekati sang ayah dan kakaknya diikuti oleh Ethan yang melindungi sang istri berlari kearah ayah mertuanya. Sebelum itu Mika membalikkan badannya dan menembaki Zombie yang berada dibelakang suaminya.
"Sebelah sana sudah selesai, tidak ada lagi yang tersisa." ujar Vasretto bersama bawahan yang lain.
"Disebelah sana juga sudah tidak ada." Ucap Rayhan. "Disini juga sudah clear."
"Dan ayah, kakak jika ingin mati jangan konyol. Kenapa tidak fokus? Aku tau kalau aku sedang beraksi aku terlihat mempesona tapi tidak begitu juga." ujar percaya dirinya membuat Ethan menghela nafas.
Ayah mengangguk, "iya maafkan ayah. Ayah hanya kagum denganmu nak."
"Ya, kakak juga minta maaf. Kau terlihat hebat sekali."
"Tentunya aku diajari oleh suamiku." ujarnya yang langsung mengalungi leher Ethan dan mengecup bibirnya sekilas membuat pria itu terdiam dengan kelakuan istri mungilnya itu. "Ah bisa tidak kalian tidak mesra-an didepan kami?" tanya Damar yang langsung dibalasi meletan oleh Mika.
"Sudah ayo kita pergi dari tempat ini."Ujar Reza yang diangguki oleh Vasretto. Entah sejak kapan keduanya semakin dekat satu sama lain.
"Baik ayo kita pergi dari sini." Merekapun pergi dengan tujuan yang tak menentu.
Saat mereka sudah keluar dari hutan tersebut, akhirnya sampai juga diluar hutan, mereka melihat ada eskalator didepan dan berlumut karena sudah ditinggal beberapa bulan saja. "Sepertinya disini sudah tidak ada monster atau apapun itu."
"Tapi jangan menurunkan kadar waspadaan dalam dirimu, Max." ujar Rayhan kepada salah satu pengawal pamannya. Maxpun mengangguk, "kau tenang saja sob."
"Sepertinya ini museum ya? Hampir menyerupai dengan museum yang dua tahun itu bangkrut lalu ditinggal oleh semua orang sampai tidak ada lagi orang yang berkunjung kemari. Salah satunya karena museum ini dekat dengan hutan tadi." jelas Dahlia yang langsung bisa membaca situasi.
Mika melangkah mendekati eskalator itu namun terhenti lalu memundurkan langkahnya saat melihat sesuatu yang bergerak dari semak semak samping kanan. Tak lama suara teriakan kesakitan dari arah belakang langsung mereka tersadar, monster itu bersembunyi.
"AAARRRGGGHHH!!!"
"Siaga! Mika jangan jauh jauh dari suamimu nak."
"Ya ayah."
Max yang melihat rekannya dimakan oleh monster langsung menembaki kepalanya dengan cepat. Rayhan membantunya dibelakang punggungnya. "Kau baik saja buddy?"
"As usually."
Disuasana tegang begini mereka masih bisa menanyakan keadaan lalu tertawa sambil menembak satu persatu monster yang kembali muncul jika temannya mati. Mika menembak tanpa henti begitupula dengan Ethan yang berada disampingnya dan tepat dibelakang mereka ada Dahlia dan Rizki yang saling membantu.
Sedangkan, Reza dan Vasretto mereka tidak bersama kelompoknya. Mereka sudah berhasil melarikan diri karena ada sesuatu yang membuat mereka berlari kemari. "Diluar cukup menegangkan, kita harus segera membantu mereka."
"Ya, maka dari itu kita harus menemukan benda yang bayangan tadi simpan." ujar Reza yang langsung diangguki oleh Vas. Mereka masih mencari sebuah benda yang dilihat oleh mereka tadi namun apa yang mereka cari tidak ada melainkan sosok yang selalu dirindukan oleh Vas yang tak lain ibunya.
"Ibu?" tanya Vas membuat sosok itu menatapnya dengan tatapan lemah. "pergi.. cepat... mereka akan datang... jika kau bertanya tentang kakakmu, dia baik baik saja,.. dan asal kamu tau si tuan adalah kerabat dekat yang kamu anggap teman Vas." lirihnya lalu hilang sudah nyawanya. "Vas kita harus segera pergi, abaikan saja benda itu."
"Sepertinya benda yang ia buang adalah ibuku. Ayo." ujar Vas dan Reza mengikutinya keluar dari toko yang pintu depannya sudah dipenuhi oleh para monster dan mereka pun lebih memilih melewati jalan samping yang tak lain atap.
Keduanya melompat dan sampai ditengah tengah yang lain, "ayo kita pergi dari sini." Rezapun mengeluarkan bom asap dua buah dan mereka berlari meninggalkan tempat itu dengan secepat mungkin tidak lupa bergandengan tangan karena takut ada yang nyasar atau terpisah dari mereka.
Damar menangkap sebuah rumah kaca yang tak jauh dari gedung sana. Dengan keyakinan ia menyuruh yang lain untuk masuk kedalam rumah tersebut, dilihatnya rumah kaca ini masih indah dan ada sebuah pintu yang membuat Damar penasaran, ia pun membukanya sampai terlihat lorong yang cukup ia ketahui mirip dengan kastil.
Luffy melangkah lebar mendekati Damar, lalu ia bergumam, "sepertinya aku tau dimana kita berada saat ini."
"Saya juga mengetahuinya tuan." jawab Max lalu masuk kedalam lorong itu diikuti oleh yang lain sampai pintu yang Damar buka tadi kembali tertutup tanpa mereka sadari, pintu itu menghilang dibalik kegelapan.
"Mereka terus melangkah tanpa melihat kearah belakang karena batin mereka sama isinya. "percuma jika kita menoleh belakang, kita juga sudah tidak bisa balik arah lagi." begitulah isi pikiran mereka.
"Lorong ini sungguh mengerikan." gumam Damar yang diangguki oleh Dahlia.
Sampai mereka bisa melihat sesuatu diluar sana melalui jendela yang dilingkari oleh tanaman rambat. "Kita masuk kembali kehutan?"
Luffy menggeleng pelan, "ini bukan hutan, ini wilayah istana yang halamannya sudah menjadi tanaman liar karena tidak dirawat. Lagipula siapa yang ingin merawatnya diluar sana saja sangat menyeramkan."
--
Bersambung..
Like.
Komen.
Vote.
Mohon dukungannya.
Love me.
🖤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments