Ayah?

Setelah lantai itu tertutup rapat, mereka menatap sekeliling dan beberapa obor lilin nyala dengan sendirinya.

Tap!

Tap!

Suara langkah terdengar dari kegelapan, membuat mereka bersiaga, Mika dan Dahlia yang berada ditengah tengah mereka.

Sampai suara pria tua mengejutkan mereka. "Siapa kalian?!"

"Mengapa bisa masuk kemari?! Apa kalian mata mata dari si tuan?!"

"Bukan pak, kami hanya perkumpulan anak muda yang ingin bertahan hidup dari rusaknya dunia ini." Jelas Reza membuat pria itu mengangguk walaupun gerakannya tidak terlihat oleh mereka.

"Sebutkan nama kalian?!"

"Saya Reza, pemimpin dari mereka, disamping saya Ethan dibelakangnya Mikayla, sampingnya Dahlia, dan dua cowok dibelakangnya Rizki dan Damar."

"Apa yang bernama Damar dan Dahlia saudaraan?"

"Eh?"

"Bagaimana anda bisa tau?" tanya Damar kepada pria itu namun ia lupa bahwa para temannya tidak ada yang mengetahui tentang hal itu.

"Kau? Kalian bersaudaraan?" tanya Ethan. "Sudah ku duga." gumam Rizki. Sedangkan Mika melongo menatap Dahlia dengan bengong.

"Lalu tadi, siapa yang bernama Mikayla?"

Mika yang bengong langsung tersadar dan mengangkat tangannya kemudian melangkah kedepan tanpa melepaskan tautan tanganya dengan Ethan.

"Lepaskan tanganmu anak muda, pria tua ini tidak akan menyakiti kekasihmu." lanjutnya membuat keduanya mengulum senyuman dan saling menatap satu sama lain.

"Siapa yang datang Derick?" tanya sosok lain dibelakang pria tua itu. "Tuan besar, saya sudah mendapatkan gadis yang anda cari." ujarny sembari menggeserkan tubuhnya dan menampilkan Mika yang menatap kegelapan itu.

Pria yang dipanggil tuan besar itu seketika terdiam mematung di tempat dan menatap Mikayla dengan seksama.

"Akhirnya kami menemukanmu, nona muda." ujar pria muda sedikit dewasa menunduk hormat kearah Mika yang ditatap bingung oleh gadis itu.

"Tunggu, siapa yang kalian maksud nona muda?"

"Anda nona, namun sayangnya tuan besar sedang tidak berada disini, entah dimana beliau berada." balasnya dengan senyuman membuaat Mika semakin mengernyit. "Siapa tuan besar?" tanya Ethan yang langsung ditatap tajam oleh pria tersebut.

"Tuan besar yang kami maksud adalah ayah dari nona muda Mikayla yang tak lain gadis yang kau cintai ini." jelasnya membuat yang lain tertegun, mereka memang tau bahwa Ethan selalu disamping Mika karena pria itu menyayangi gadis itu seperti mereka menganggap adik kecil.

Namun ternyata Ethan memiliki perasaan lain dihatinya untuk Mikayla.

"A-ayah?"

"Ya,"

"Aku masih memiliki ayah?"

Kedua pria berbeda usia dihadapannya mengangguk lalu pria dewasa tadi balik arah dan meninggalkan mereka bersama pria tua, "mari silahkan nona dan teman temanbya untuk mengikuti langkah saya."

"Kita akan kemana?" tanya Damar.

"Anda akan segera mengetahuinya."

Tak lama mereka telah sampai di depan pintu besar berwarna hitam. Diketuk tiga kali pintu itu langsung terbuka sendiri dan mereka bisa melihat betapa indahnya ruangan itu dibawah gedung ini.

"Ini markas kami nona, kami harap anda dan teman teman anda tidak ada yang berhianat. Jika ada mungkin akan tinggal nyawa saja." ancamnya. Membuat Saudara Double D itu saling menelan saliva yang sedikit sulit ditelan.

"Bb-bba-ik, baik. Kami tidak ada yang berhianat tapi jika kami penasaran dengan seluruh ruangan disana apa boleh?" tanya Damar gugup namun langsung dipelototi oleh saudaranya, "kau ingin mati?" bisiknya membuat Damar menggeleng cepat dibelakangnya Rizki menahan tawa.

Entah kenapa interaksi Damar dan Dahlia cukup mengasikkan di matanya.

"Baiklah silahkan masuk, seperti pertanyaan teman nona. Itu sangat boleh namun jangan diberantakinn kalau bisa rapihkan barang itu kesemula." jelasnya yang membuat Mika mengangguk paham diikuti yang lain. Betapa indahnya ruangan tersebut.

"Silahkan kalian duduk dengan nyaman. Dan nona Mika, perkenalkan nama saya Rasvetto Piello. Saya asisten tuan muda, kakak sulung anda nona. Dan pria tua ini asisten tuan besar bernama, Paul Derick." ujar pria dewasa yang sedang berdiri diujung meja kantornya.

Mika mengangguk, "Oh iya, salam kenal tuan."

"Tidak perlu memanggil saya tuan, panggil kami nama saja. Lalu kami kemari hanya ingin mencari posisi nona muda dan nyonya setahun sebelum kejadian ini dimulai namun ternyata kabar dari bawahan saya nyonya sudah tiada ya?" Mika menunduk sendu mengingat bagaimana bundanya berdiri ditengah tengah zombie dengan leher yang berlumuran darah.

"Ya, saya juga baru melihat bunda saya dua bulan kemudian."

"Saya langsung inti saja ya non, kami di percayakan oleh ayah nona untuk memberikan kalung ini serta gelang ini untuk nona dan kawan nona yang lain. Gelang ini jika kalian memakainya dengan cara menekan jika ada musuh tubuh kalian akan menghilang tanpa musuh sadari dan kalung ini milik tuan besar yang sedikit ditaruh pelacak dan alat komunikasi, jika anda merindukan mereka tekan ini." unjuknya. Yang langsung diangguki oleh Mika.

--

Bersambung.

Like.

Komen.

Vote.

Mohon dukungannya.

Love me.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!