Mereka sudah berada didekat jembatan penyebrangan kearah kota saudara II namun saat ini mereka lebih memilih untuk mengistirahatkan tubuh dan mengisi tenaga mereka.
"Mika berapa sisa makanan kita?"
"Mungkin sampai kota sana kita sudah harus mencari bahan lagi ka."
"Baguslah kalau begitu. Loh Riz? Makananmu mana?"
"Oh tidak sengaja terjatuh, jadi biarkanlah."
"Ish ka Riz, harus berhati hati. Ini makanlah, masih cukup untuk kita disana, kalau minumnya ka Riz berdua ya dengan ka lili."
Rizki mengangguk, "hem."
"Apa kita akan bermalam disini?"
"Jangan, kita harus pergi menjauh dari gedung tadi." sentak Rizki membuat yang lain mengernyit, "memang kenapa?" tanya Mika.
"Mereka bilang 'si tuan' akan datang jadi lebih baik kita pergi dan bersembunyi." jelas Rizki yang disetujui oleh Reza, "Rizki benar, kita harus pergi dari sini."
Ethan berdiri dan ia juga peka terhadap sekitar, "ya sudah jika begitu ayo kita pergi sekarang."
Mika juga bangkit berdiri dibantu oleh Ethan, iikuti oleh yang lain.
"Apa kota ini benar benar sudah dipenuhi oleh mereka?"
"Ya, dan sepertinya akan ada mahkluk aneh yang lain."
"Begitukah?"
"ya."
Mereka berenam pun segera pergi meninggalkan atap gedung itu, sampai mereka tidak terlihat, sosok itu keluar dari persembunyian dan memungut makanan yng sengaja di tinggalkan oleh Rizki.
"Lumayan untuk makan diperjalanan nanti jika lapar."
Kini mereka telah tiba di kota saudara II, yang sangat sunyi seperti tidak ada tanda tanda makhluk yang sama di kota mereka.
"Kita sekarang berada dimana?"
"밥 모고 !" (Ayo makan!)
"Saat ini kita berada di kota yang berisi restoran di berbagai dunia. Dan plang yang kita baca itu bahasa korea karena disamping kiri kita berbaris restoran ala korea."
"Dan kita disini, tugasnya mencari bahan makanan dan senjata."
"Baiklah aku dan ka lili mencari makanan yanh bisa kita olah, sementara ka Ethan dan ka Damar mencari bahan yang bisa kita pakai di tengah tengah jalan."
"Dan ka Reza dan ka Rizki mencari senjata ya?" pinta Mika yang langsung diangguki yang lain.
"Kalau begitu ayo, kita segerakan."
Mereka pun berpencar mencari dan melaksanakan tugas yang sudah di tentukan oleh adik kecil mereka.
Reza dan Rizki sudah masuk kedalam toko persenjataan dan Reza segera mengambil beberapa rompi pelindung untuk yang lain dan mengenakannya dibalik jaketnya.
Begitu pula dengan Rizki yang sudah mengambil beberapa senjata jangka panjang maupun pendek. Serta peluru dan bom jauh atau dekat.
"Rez, apa ini juga dibutuhkan?"
"Ambil saja jika menurutmu butuh."
"Apa kita butuh helm plindung?"
"Bawa saja jika menurutmu butuh." balasnya membuat Reza berdecak karena kalimatnya dibalas oleh manusia datar itu.
"Apa sudah?"
"Sudah, kau juga mengambil kacamata?"
Reza mengangguk, "bagus aku juga mengambil kacamata yang lengkap seperti bisa melihat sesuatu di suatu kegelapan."
"Good." ujar Reza.
Sedangkan para pencari makanan sudah siap dan tinggal meninggalkan tempat yang sedikit seram menurut mereka.
Sampai di tempat awal, Reza langung menyuruh mereka memakai rompi pelindung. Dan Rizki juga memberikan beberapa senjata yang sudah terisi dengan pelurunya.
"Kalian bisa kan?"
"Semoga bisa. Kita harus cepat karena aku melihat sesuatu yang bergerak dibelakang kita." ujar Damar setelah mengenakan rompi dan senjata dikantongnya.
"Ya aku juga merasakannya."
(Reza style *anggap saja dibalik jaket)
(Ethan style)
(Damar Style)
(Rizki Style)
Mika dan Dahlia terpana dengan gaya keren para pria dihadapan mereka. Jika saja mereka sedang santai mereka akan segera memotret mereka untuk di posting di Allingram.
Mereka lansung tersadar setelah mendengar suara bising dibelakang mereka dan Mika bisa mlihat ada satu gadis yang sedang di kejar oleh makhluk aneh, dengan segera mereka berlari menjauhi tempat ini.
Begitu pula dengan gadis itu yang tiba tiba bergabung dengan mereka.
Mereka semua bersembunyi di sebuah gedung kosong yang cukup jauh dari larian zombie tersebut.
Dengan nafas terengah - engah mereka terduduk di lantai karena kaki mereka lemas. "Mengapa mereka bisa mengejarmu?"
"Tidak sengaja aku menjatuhkan sesuatu."
"Mengapa kau mengikuti kami? ah bukan lebih tepatnya mengikuti teman kami?" tanya Ethan yang berdiri disamping Mika.
"Maaf, aku ingin bergabung dengan kalian. Aku juga tidak ingin menjadi tumbal dari keselamatan mereka."
"Tumbal?" Reza melirik kearah Rizki, karena keduanya memang dengar pembicaraan kedua manusia bodoh itu.
"Siapa namamu?" tanya Rizki.
"Aku... Casey. Casey Smith."
"Umur?"
"22."
"Wow.."
--
Bersambung.
Like.
Komen.
Vote.
Mohon dukungannya.
Love me.
🖤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments